Anda di halaman 1dari 16

ISLAM SEBAGAI RAHMATAN LIL’ALAMIN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

Oleh :
Kelompok 9

- Feni fitriyani (182121038)


- Dini laela sari (182121036)
- Risky indah lestari (182121023)
- Siti nabilah alya (182121019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Islam Sebagai
Rahmatan lil alamin”.

Dalam penyusunan makalah ini,kami menyadari masih banyak kekurangan baik


dalam segi kebahasaan ataupun dalam sistematika penyusunan.Untuk itu,kritik dan
saran pembaca kami terima dengan lapang dada.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca.

Tasikmalaya, 20 November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

Bab 2 Pembahasan

A. Pengertian Agama Islam

Bab 3 Penutup

Kesimpulan

Saran

Daftar
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam dunia islam di mulai dengan penurunan wahyu kepada nabi


Muhammad SAW pada 610 M, ketika beliau berusia 40 tahun. Nabi Muhammad
SAW pergi setiap tahun ke atas pegunungan di mekkah. Selama salah satu dari
tahap pengasingan diri ketika berusia 40 tahun, pada bulan Ramadhan, malaikat
jibril menjumpai beliau dan menyampaikan wahyu yang pertama dari allah. Nabi
Muhammad menjaga misinya dan tetap menerima wahyu serta memahami bahwa
wahyu-wahyu itu menjadi bagian dari kitab suci dan bahwa ia telah dipilih allah
sebagai nabi.
Sejak penyebaran islam yang paling awal keluar dari arab, islam telah menjadi
suatu agama dari berbagai suku, ras, dan kelompok masyarakat. Islam adalah
suatu agama yang datang dari allah SWT. Dengan demikian umumnya kita dapat
menemukan islam di sebagian besar tempat-tempat utama dan diantara
masyarakat yang ada di dunia. Islam merupakan suatu agama yang disebarkan.
Muslim di perintahkan untuk membawa pesan tuhan kepada semua orang di muka
bumi ini dan untuk membuat kondisi dunia menjadi lebih baik, tempat yang baik
secara moral.
Islam adalah jalan hidup yang benar, jalan yang membawa keselamatan dunia dan
akhirat dan islam merupakan jalan satu-satunya yang harus ditempuh. Islam
memiliki ciri-ciri robbaniyah yaitu bahwa islam bersumber dari allah. Islam
merupakan satu kesatuan yang padu yang terfokus pada ajaran yang dibawa nabi-
nabi terdahulu hingga mencakup seluruh aspek kehisupan, tak satu aspek pun
terlepas dari islam karena islam adalah ajaran yang bersifat lengkap dan islam
tidak terbatas dalam waktu tertentu. Dalam islam ditemui kaidah-kaidah umum
yang mudah dipahami, sederhana dan mudah dipraktekan yang menjadi
kemasalahan umat manusia karena
sumber ajaran islam adalah al-qur’an, hadist sehingga islam menjadi agama
rahmatan lil’alamin.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan agama islam?
2. Apa yang dimaksud dengan rahmatan lil’alamin?
3. Mengapa islam disebut-sebut sebagai agama rahmatan lil’alamin?
4. Bagaimana konsep rahmatan lil’alamin?
5. Apakah ada pengaruh islam rahmatan lil’alamin untuk orang-orang non
muslim?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui sebenarnya apa agama islam itu.
2. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan rahmatan lil’alamin.
3. Agar mengetahui bagaimana konsep rahmatan lil’alamin.
4. Agar mengetahui pengaruh islam rahmatan lil’alamin untuk non muslim.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama Islam


Secara umum agama adalah sebuah koleksi terorganisir dan kepercayaan,
sistem budaya dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan
tatanan/perintah dari kehidupan.
Dalam matan dan cita-cita Hidup Muhamadiyah disebutkan bahwa islam
adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para rasul-nya sejak nabi adam,
nuh, Ibrahim, isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad
SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang
masa dan menjamin kesejahtraan materil dan ukhrawi. Namun dalam
pengertian khususnya adalah seperti berikut ini:

‫ا‬ ‫ي( ِّلديْن‬ ْ ‫ وسلَّم عل ْي ِّه للا صلَّى مح َّمد ِّب ِّه جا ِّء الَّ ِّذ‬: ‫فِّي للا أ ْنزل ما هو‬
ْ ‫ي )اْإلسْال ِّمي ا ِّلديْن أ‬
‫آن‬ِّ ‫ت وما اْلق ْر‬ ْ ‫ص ِّحيْحة السنَّة ِّب ِّه جاء‬َّ ‫ت والنَّواهِّي اْألو ِّام ِّر ِّمن ال‬ ِّ ‫د ْنياه ْم اْل ِّعبا ِّد ِّلصالحِّ واْ ِّإل ْرشادا‬
‫ وأ ْخراه ْم‬.

Artinya: Agama, (yakni agama islam) yang dibawa oleh nabi Muhammad
SAW ialah apa yang di turunkan allah di dalam al-qur’an dan yang tersebut
dalam sunah sahihah berupa perintah-perintah, dan larangan-larangan serta
petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan di akhirat. (Himpunan Putusan
Tajrih).

a. Q.s at-taubah (9) ayat 33:


“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-
qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama,
walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai”.
b. Q.s al-anbiya (21) ayat 107:
“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam”.
c. Hadits shahih bukhari, surat Nabi Muhammad SAW. Kepada Hiraklius:
“Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, Dari
Muhammad, hamba allah dan rasul-nya kepada hiraklius, kaisar Romawi.
Kesejahtraan kiranya untuk orang-orang yang mengikuti petunjuk.
Kemudian sesungguhnya saya mengajak anda memenuhi panggilan Islam.
Masuklah islam! Pasti anda selamat, dan allah memberi pahala kepada
anda dua kali lipat. Tetapi jika anda enggan, niscaya anda akan memikul
dosa seluruh rakyat. Hai ahli kitab! Marilah kita bersatu dalam satu
kalimat yang sama antara kita, yaitu supaya kita tidak mempersatukan-
Nya dengan suatu apapun, dan janganlah sebagian kita menjadikan
sebagian yang lain menjadi Tuhan selain Allah. Apabila engkau enggan
menuruti ajakan ini, maka saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang
muslim”.

ISLAM ADALAH AGAMA RAHMATAN LIL’ALAMIN


Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahtraan bagi
seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumnuhan, dan jin, apalagi
manusia. Sesuai dengan firman Allah SWT , dalam Q.s al-anbiya ayat 107
yang disebutkan diatas. Islam melarang manusia berlaku sewenang-
wenang terhadap makhluk Allah, lihat saja sabda Rasulullah SAW
sebagaimana yang terdapat dalam hadits riwayat imam hakim yang
artinya: “Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung atau
hewan lainnya yang lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta
pertanggungjawaban kepadanya”. Burung tersebut mempunyai hak untuk
disembelih dan dimakan, bukan di bunuh dan dilempar. Begitu indah
agama islam, dengan hewan saja tidak boleh sewenang-wenang, apalagi
dengan manusia. Apabila manusia memahami dan mengamalkan ajaran-
ajaran islam, dunia ini akan damai dan indah.
Umat islam tentu meyakini misi rahmatan lil’alamin, sebab istilah tersebut
telah dinyatakan oleh Allah didalam didalam al-qur’an. Rahmatan
lil’alamin secara tegas dikaitkan dengan kerasulan nabi Muhammad SAW.
Artinya, allah tidak menjadikan nabi SAW. Sebagai rasul, kecuali karena
kerasulan beliau menjadi rahmat bagi semesta alam. Karena rahmat yang
diberikan allah kepada semesta alam ini dikaitkan dengan kerasulan Nabi
SAW, maka umat manusia dalam menerima bagian dari rahmat tersebut
berbeda-beda. Ada yang menerima rahmat tersebut dengan sempurna, ada
pula yang menerima rahmat tersebut dengan tidak sempurna. Ibnu Abbas
r.a, sahabat rasulullah SAW,pakar dalam ilmu tafsir menyatakan “Orang
yang beriman kepada nabi SAW, maka akan memperoleh rahmat allah
dengan sempurna di dunia dan akhirat. Sedangkan orang yang tidak
beriman kepada nabi SAW, makan akan tidak diselamatkan dari adzab
yang ditimpakan kepada umayt-umat terdahulu ketika masih di dunia
seperti di ubah menjadi hewan atau dilemparkan batu dari langit”.
Demikian penafsiran yang dinilai paling kuat oleh hafizh jalaludin al
syuthi dalam tafsirnya, al durr al mantsur. Penafsiran diatas diperkuat
dengan hadits shahih yang menegaskan bahwa rahmatan lil’alamin telah
menjadi karakteristik nabi SAW dalam dakwahnya. Ketika sebagian
sahabat mengusulkan kepada beliau, agar mendoakan keburukan bagi
orang-orang musyrik, Rasulullah SAW menjawab: “Aku diutus bukanlah
sebagai pembawa kutukan, tetapi aku diutus sebagai pembawa rahmat”.
(H.R. Muslim).
Dalam kitab-kitab tafsir, tidak ditemukan keterkaitan makna rahmatan
lil’alamin dengan sikap tpleransi yang berlebih-lebihan dengan komunitas
non-muslim. Ini berangkat dari kenyataan bahwa rahmatan lil’alamin
sangat erat kaitannya dengan kerasulan nabi Muhammad SAW, yakni
penyampaian agama islam kepada umatnya.
Maka seorang muslim dalam menghayati dan menerapkan pesan islam
rahmatan lil’alamin tidak boleh menghilangkan misi dakwah yang dibawa
oleh islam itu sendiri. Misalnya, memberikan khotbah dalam acara
kebaktian agama lain, atau doa bersama lintas agama dengan dalih “Islam
rahmatan lil’alamin”. Kegiatan-kegiatan semacam itu justru mengaburkan
makna rahmatan lil’alamin yang berkaitan erat dengan misi dakwah Islam.
Sebagaimana dimaklumi, selain sebagai rahmatan lil’alamin, rasulullah
SAW diutus juga sebagai basyiran wa nadziran lil’alamin yang artinya
pembawa kabar gwmbira dan pemberi peringatan kepada seluruh alam.
Seperti firman Allah dalam Q.s saba’ ayat 28 yang artinya “Dan kami
tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan
(basyiran wa nadziran), tetapi kebanyakan manusai tiada mengetahui”.
Sebagai pengejawantahan dari ayat-ayat tersebut, seorang Muslim dalam
interaksinya dengan orang lain, selain harus menerapkan watak rahmatan
lil’alamin, juga bertanggung jawab menyebarkan misi basyiran wa
nadziran lil’alamin. Islam tidaklah melarang umatnya berinteraksi dengan
komunitas agama lain. Rahmat Allah yang diberikan melalui islam, tidak
mungkin dapat disampaikan kepada umat lain, jika komunikasi dengan
mereka tidak berjalan baik. Karena itu, para ulama fuqaha dari berbagai
madzhab membolehkan seorang muslim memberikan sedekah sunah
kepada non-muslim yang bukan kafir harbi. Demikian pula sebaliknya,
seorang muslim diperbolehkan menerima bantuan dan hadiah yang
diberikan oleh non-muslim. Para ulama fuqaha juga mewajibkan seorang
muslim memberi nafkah kepada istri, danorang tua dan anak-anak yang
non-Muslim. Mayoritas ulama fuqaha tidak memperbolehkan seorang
muslim menjadi pekerja tempat ibadah agama lain, seperti menjadi tukang
kayu, pekerja bangunan dan lain sebagainya. Karena hal itu termasuk
menolong orang lain dalam hal kemaksiatan, ciri khas dan syiar agama
mereka yang salah dalam pandangan islam.
‫والعقدوان االم والتعاونواعلى البروالتقوى وتعاونواعلى‬. ‫شديدالعقاب للا إن واتقوللا‬

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan


takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dan bertawaklah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat
siksa-Nya”. (Q.s. al-maidah: 2).

PRILAKU MANUSIA SEBELUM ADANYA ISLAM.


Islam merupakan agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
yaitu pada saat Rasulullah SAW berumur 14 tahun. Keadaan bumi
sebelum masuknya islam merupakan keadaan yang amat buruk dan
menegaskan dimana sebagian dari manusia ada yang menyembah pohon,
batu, patung (berhala), matahari, bulan dan bintang,bahkan ada yang
menyembah sesama manusia yang mana kesemuanya itu adalah ciptaan
Allah SWT. Manusia yang hidup dimasa itu tidak lagi mempunyai rasa
kemanusiaan dan keadilan. Yang kuat akan semakin berdiri tegak dan
ditakuti, sedangkan yang lemah akan semakin terindas.

Kebiasaan-kebiasaan manusia pada saat itu tidak lagi mencerminkan


manusia yang mempunyai akal seperti yang telah diberikan Allah SWT
melainkan akal mereka telah ditundukkan oleh hawa nafsu. Kezaliman
terjadi dimana-mana, bahkan mereka tega untuk mengubur hidup-hidup
anak perempuan yang baru saja dilahirkan oleh ibunya. Karena mereka
menganggap anak perempuan itu adalah aib bagi mereka.
SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM

Hadirnya islam di dunia membuat perubahan besar dalam kehidupan


manusia, terutama dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Beberapa
tahun penyebaran agama islam di Arab, menjadikan peradaban dan
universitas berkembang dengan pesat sehingga timbulnya pemikiran baru
dengan yang lama menghasilkankemajuan dalam bidang medis,
matematika, fisika, astronomi, geografi, sastra, dan lain-lain. Banyak
sistem yang krusial seperti ilmu pengetahuan tentang aljabar, angka arab
dan konsep angka nol (0) yang disebabkan ke Eropa pada abad
pertengahan yang berasal dari dunia islam. Peralatan-peralatan yang
canggih memungkinkan orang-orang di Eropa melakukan perjalanan
untuk penemuan seperti astrolable, kuadran, kompas navigasi yang juga
dikembangkan oleh umat islam. Itulah sebabnya islam disebut agama yang
rahmatan lil’alamin karena islam lahir ke dunia membawa karunia yang
amat berarti bagi manusia bukan hanya untuk umat yang beragama islam.

ISLAM UNTUK SELURUH MANUSIA (RAHMATAN LIL’ALAMIN)

Kata islam mempunyai dua makna. Pertama nash (teks) wahyu yang
menjelaskan tentang din (agama). Kedua, islam merujuk pada amal
manusia, yaitu keimanan dan ketundukkan manusia kepada nash wahyu
yang berisi ajaran din Allah. Berdasarkan makna pertama, islam yang
dibawa rasul lainnya, dalam hal keluasan dan keuniversalannya. Islam
yang dibawa nabi Muhammad SAW lebih luas lagi daripada yang dibawa
oleh nabi-nabi sebelumnya. Apalagi nabi-nabi sebelumnya diutus hanya
untuk kaumnya sendiri. Nabi Muhammad diutus untuk seluruh umat
manusia. Oleh karena itu islam yang dibawanya lebih luas menyeluruh.
Tidak heran jika al-qur’an bisa menjelakan dan menunjukkan tentang
segala sesuatu kepada manusia. Firman allah dalam Q.s. an-nahl ayat 89
yang artinya: “(Dan ingatlah) akan hari (ketika) kami bangkitkan pada
tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan
kamidatangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat
manusia. Dan kami turunkankan kepadamu al-kitab (al-qur’an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira
bagi orang-orang yang berserah diri”.
KONSEP RAHMATAN LIL’ALAMIN

Pernyataan bahwa islam adalah agama yang rahmatan lil’alamin


sebenarnya adalah kesimpulan dari firman allah ta’ala, “kami tidak
mengutus engkau (wahai Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi
seluruh alam semesta “. Risalah islam ialah mendatangkan rahmat untuk
seluruh alam . lawan daripada rahmat ialah bencana dan malapetaka.
Dengan demikian kehadiran islam di alam ini bukan untuk bencana dan
malapetaka, tetapi untuk keselamatan, untuk kesejahtraan dan untuk
kebahagiaan manusia lahir ndan batin. Tugas islam memberikan dunia
hari depan yang cerah dan penuh harapan. Manusia akhirnya merasakan
nikmat dan bahagia karena islam. Kebenaran risalah islam sebagai rahmat
bagi manusia, terletak pada kesempurnaan islam itu sendiri. Islam adalah
dalam satu kesatuan ajran, ajaran yang satu dengan yang lainnya
mempunyai nisbat dan hubungan yang saling terkait. Maka islam dapat
kita lihat serempak dalam tiga segi yaitu aqidah, syari’ah, dan nizam.

PENGARUH RAHMATAN LIL’ALAMIN BAGI NON MUSLIM

Dalam memperlakukan non muslim (ahli dzimmah) mereka mendapatkan


hak seperti yang didapatkan oleh kaum muslimin, kecuali pada perkara-
perkara yang terbatas dan perkecualiaan. Ialah hak memperoleh
perlindungan yaitu melindungi mereka dari segala permusuhan eksternal.
Ijma ulama umat islam terjadi dalam hal ini seperti yang diriwayatkan abu
daud dan al balhaqi “siapa-siapa yang menzalimi kafir mu’ahad atau
mengurangi haknya, atau membebaninya diluar kesanggupannya, atau
mengambil sesuatu daripadanya tanpa kerelaanya, maka akulah yang
menjadi seterusnya pada hari kiamat”. Kemudian melindungi darah dan
badan mereka, melindungi harta mereka, menjaga kehormatan mereka,
memberikan jaminan sosial ketika dalam keadaan lemah, kebebasan
beragama, kebebasan bekerja, berusaha dan menjadi pejabat. Inilah
beberapa contoh dan saksi-saksi yang dicatat sejarah mengenai sikap
kaum muslimin dan pengaruhnya terhadap ahli dzimmah.
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan

Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem


budaya dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan
tatanan/perintah dari kehidupan. Agama, (yakni agama islam) yang
dibawa oleh nabi Muhammad SAW ialah apa yang diturunkan allah di
dalam al-qur’an dan yang tersebut dalam sunah sahihah berupa perintah-
perintah,dan larangan-larangan serta petumjuk untuk kebaikan manusia di
dunia dan akhirat. (himpunan putusan tajrih).
Rahmatan lil’alamin adalah istilah qurani dan istilah itu sudah terdapat
dalam al qur’an, yaitu sebagaimana firman allah dalam Q.S. al anbiya ayat
107. Ayat tersebut menegaskan bahwa islam dilakukan secara benar,
dengan sendirinya akan mendatangkan rahmat untuk seluruh makhluk.
Begitu halnya dalam tatarn ritual yang memang sudah ditentukan
opresionalnya dalam al qur’an dan hadits. Namun, dalam konteks sosial,
islam sesungguhnya hanya berbicara mengenai ketentuan-ketentuan dasar
atau pilar-pilarnya yang penerjemahan operasionalnya secara detail dan
komprehensif tergantung pada kesepakatan dan pemahaman masing-
masing komunitas, yang tentu memiliki keunikan berdasarkan
keberagaman lokalitas nilai dan sejarah yang dimilikinya.

Saran

Kita selaku civitas akademika, seharusnya mendalami materi islam


sebagai agama rahmatan lil’alamin ini, agar kita bisa langsung
mengaolikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan bisa menjadi contoh
untuk yang lainnya. Dimana dimata masyarakat kita telah dicap sebagai
orang yang berpendidikan, yang akan menjadi panutan. Dengan ilmu ini,
kita bisa memberikan contoh untuk lebih menghargai kepada makhluk-
makhluk allah yang lain, isalnya tidak berbuat kasar terhadap hewan, tidak
merusak alam, tidak menyakiti teman, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Agama

http://tuntunanislam.com/tuntunan-aqidah/

http://www.kabarmakkah.com/2015/07/islam-adalah-agama-rahmatan-lil-
alamin.html?m=1

http://www.academia.edu/6194297/
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan

Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem


budaya dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan
tatanan/perintah dari kehidupan. Agama, (yakni agama islam) yang
dibawa oleh nabi Muhammad SAW ialah apa yang diturunkan allah di
dalam al-qur’an dan yang tersebut dalam sunah sahihah berupa perintah-
perintah,dan larangan-larangan serta petumjuk untuk kebaikan manusia di
dunia dan akhirat. (himpunan putusan tajrih).
Rahmatan lil’alamin adalah istilah qurani dan istilah itu sudah terdapat
dalam al qur’an, yaitu sebagaimana firman allah dalam Q.S. al anbiya ayat
107. Ayat tersebut menegaskan bahwa islam dilakukan secara benar,
dengan sendirinya akan mendatangkan rahmat untuk seluruh makhluk.
Begitu halnya dalam tatarn ritual yang memang sudah ditentukan
opresionalnya dalam al qur’an dan hadits. Namun, dalam konteks sosial,
islam sesungguhnya hanya berbicara mengenai ketentuan-ketentuan dasar
atau pilar-pilarnya yang penerjemahan operasionalnya secara detail dan
komprehensif tergantung pada kesepakatan dan pemahaman masing-
masing komunitas, yang tentu memiliki keunikan berdasarkan
keberagaman lokalitas nilai dan sejarah yang dimilikinya.

Saran

Kita selaku civitas akademika, seharusnya mendalami materi islam


sebagai agama rahmatan lil’alamin ini, agar kita bisa langsung
mengaolikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan bisa menjadi contoh
untuk yang lainnya. Dimana dimata masyarakat kita telah dicap sebagai
orang yang berpendidikan, yang akan menjadi panutan. Dengan ilmu ini,
kita bisa memberikan contoh untuk lebih menghargai kepada makhluk-
makhluk allah yang lain, isalnya tidak berbuat kasar terhadap hewan, tidak
merusak alam, tidak menyakiti teman, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama

http://tuntunanislam.com/tuntunan-aqidah/

http://www.kabarmakkah.com/2015/07/islam-adalah-agama-rahmatan-lil-
alamin.html?m=1

http://www.academia.edu/6194297/

Anda mungkin juga menyukai