MENJAMIN KEBAHAGIAAN
Vioni Aulia 20041010
Arti bahagia yang
sebenarnya
Menurut Al-Alusi bahagia adalah perasaan senang dan gembira karena bisa mencapai
keinginan/cita-cita yang dituju dan diimpikan. Pendapat lain menyatakan bahwa bahagia
atau kebahagiaan adalah tetap dalam kebaikan, atau masuk ke dalam kesenangan dan
kesuksesan.
Kebahagiaan duniawi adalah kebahagiaan yang fana dan tidak abadi. Adapun kebahagiaan
ukhrawi adalah kebahagiaan abadi dan rohani.Di antara kebahagiaan duniawi adalah
memiliki harta, keluarga, kedudukan terhormat, dan keluarga yang mulia.
Menurut Al-Ghazali kebahagiaan harta bukan melekat pada dirinya,namun
pada manfaatnya. Orang yang ingin menggapai kesempurnaan hidup,tetapi
tidak memiliki harta bagaikan orang yang mau pergi berperang tanpa
membawa senjata, atau seperti orang mau menangkap ikan tanpa pancing
atau jaring.Itulah sebabnya,nabi Muhammad saw bersabda,”Harta yang
terbaik adalah harta yang ada pada seorang laki-laki yang baik pula
(saleh).”
Kunci beragama berada pada fitrah manusia. Fitrah itu sesuatu yang melekat dalam
diri manusia dan telah menjadi karakter (tabiat) manusia.Kata “fitrah”secara
kebahasaan memang asal maknanya adalah ‘’suci' yang dimaksud suci adalah suci
dari dosa dan suci secara genetis.
Manusia harus beragama karena manusia tidak memiliki standar moral sendiri, dan
untuk membuat keteraturan dalam hidup dan masyarakat serta agar mendapatkan
ketenangan hati dan kebahagian maka diperlukan standar moral objektif yang diatur
oleh kekuasaan yang lebih besar dan hakiki, yaitu ALLAH Subhanahu Wa Taala.
Dua pakar berikut akan menyampaikan mengapa manusia beragama, membutuhkan agama,
memakai agama dalam kehidupannya.
Prof. Dr. M. Quraish Shihab
Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat
hidup sendirian. Banyak kebutuhan yang tidak dapat dipenuhinya sendiri, karena berbagai
keterbatasan waktu, pengetahuan dan kemampuan yang lainnya. Hidup manusia bagaikan lalu
lintas, masing-masing ingin berjalan dengan selamat sekaligus cepat sampai tujuan.
Azhar Basyir.
untuk membimbing akal agar mampu berpihak pada panggilan hati nurani. Di dalam diri
manusia terdapat kekuatan yang senantiasa mengajak hidup baik, yaitu yang sering
dinamakan “hati nurani”. Tetapi di samping itu terdapat juga kekuatan yang menarik-narik
ke arah keburukan, kekuatan ini dinamakan “hawa nafsu”
Di sinilah diperlukan adanya hal yang dapat mengatasi itu semua. Hal itu harus datang dari
luar manusia, dan berupa ketentuan-ketentuan.yang pasti untuk menjadi pedoman hidup
manusia. Tidak lain hal itu adalah agama yang datangnya dari Tuhan, bukan buatan manusia
sendiri.
Menggali Sumber Historis, Filosofis, Psikologis dan Sosiologis tentang
Pemikiran Agama sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan
Sumber historis
Pada sepanjang sejarah hidup manusia, beragama itu merupakan kebutuhan
dasar manusia yang paling hakiki. Banyak buku membicarakan atau mengulas
kisah manusia mencari Tuhan.
sumber filosofis
agama akan menjamin keselamatan manusia karna filkosofinya agama ada untuk
mengatur kehidupan manusia agar damai dan sejahtera.
Seandainya agama tidak pernah ada maka pastilah manusia tidak akan ada
bedanya dengan hewan dimana mereka hidup hanya untuk makan dan bebas mau
melakukan apapun sesukanya tanpa ada aturan perintah dan larangan yang
mengikat dan membatasinya dalam hidupnya,tapi manusia tidak seperti itu
manusia diberkahi akal untuk berpikir
sumber psikologis
Sebagai makhluk rohani,manusia membutuhkan ketenangan jiwa, ketenteraman hati
dan kebahagiaan rohani. Kebahagiaan rohani hanya akan didapat jika manusia dekat
dengan pemilik kebahagiaan yang hakiki.
Sumber Sosiologis
Di antara karakter manusia, menurut Al-Quran, manusia adalah makhluk sosial.
Makhluk sosial artinya manusia tidak bisa hidup sendirian, dan tidak bisa mencapai
tujuan hidupnya tanpa keterlibatan orang lain.
PERTANYAAN :
1. Agama menjamin kebahagiaan tapi bagaimana dengan orang yang tidak beragama
tapi bahagia jelaskan
jawab : memang orang yang tidak beriman biasanya diberikan kenikmatan lebih oleh
Allah swa di dunia. tapi ingat kebahagiaan mereka itu tidak untuh selamanya karena
mereka akan meninggal dan azab kubur menanti mereka.bagi orang yang beriman dunia
adalah neraka mereka dan akhirat adalah surga mereka begutupun sebaliknya bagi
orang yg tidak beriman dunia surga mereka dan akhirat neraka mereka