Anda di halaman 1dari 9

HAKEKAT IBADAH DAN

URGENSINYA
• DEFINISI IBADAH

Ibadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa Arab ‘Ibadah
( .)‫عبادة‬Dalam terminologi bahasa Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ini memiliki arti:

1. Perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh
peraturan agama.
2. Segala usaha lahir dan batin yang sesuai perintah agama yang harus dituruti
pemeluknya.
3. Upacara yang berhubungan dengan agama.
Menurut bahasa ibadah adalah merendahkan diri, ketundukan dan kepatuhan akan
aturan-aturan agama. Sedangkan menurut istilah syar'i“Ibadah adalah suatu istilah
yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya', baik berupa
perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin) maupun yang tampak (lahir)
• MACAM – MACAM IBADAH
Terdapat berbagai macam ibadah yakni ibadah Lisan/ Badaniah Dan Ibadah Hati/ Perasaan, Adapun penjabaran dari
macam-macam ibadah tersebut yakni :
A. Macam-Macam Ibadah Lisan dan Badaniah
• Sholat
• Puasa
• Zakat
• Haji
• Berkata jujur
• Melaksanakan amanah
• Berbakti kepada orang tua ( Ayah&Ibu )
• Bersilatuhrahmi / Menyambung persaudaraan.
• Menepati janji
• Memerintahkan kepada yang ma’ruf,
• Melarang kemungkaran atau kejahatan.
• Berdoa
• Berdzikir
• Membaca Al-Qur’an.
• Berbuat baik terhadap orang miskin, tetangga, anak yatim, musafir, budak serta hewan.
B. Macam-Macam Ibadah Hati
• Cinta(Mahabbah) kepada Allah dan Rasul-Nya.
• Takut (Khauf) kepada Allah
• Inabah (taubat dan bergantung) kepada Allah
• Sabar & Ridho terhadap hukum dan ketetatapan-Nya.
• Mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya.
• Sabar & Ridho terhadap hukum dan ketetatapan-Nya.
• Bersyukur atas nikmat yang selalu diberi oleh Nya
• Tawakkal kepada-Nya
• Mengharapkan rahmat-Nya
Agar ibadah diterima di sisi Allah, haruslah terpenuhi dua syarat, yaitu:
1. Ikhlas karena Allah.
2. Mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (ittiba’).

Jika salah satu syarat saja yang terpenuhi, maka amalan ibadah menjadi tertolak.
Berikut kami sampaikan bukti-buktinya dari Al Qur’an.

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia


mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhannya“.” (QS. Al Kahfi: 110)
• KORELASI NIAT DENGAN PENGALAMAN IBADAH

Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Umar bin Khatab r.a
:”Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya, Dan sesungguhnya setiap orang
(akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan.”(HR. Bukhori Muslim). Terkait hadits
tersebut Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata bahwa pondasi islam itu terdiri
dari tiga hadits Rasulullah SAW, pertama hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin
khotob ra, hadits Aisyah RA dan hadits Nu’man bin Basyir. Imam
Syafii rahimahullah berkata bahwa hadits tersebut mengandung sepertiga ilmu.
Perkataan para Imam tersebut dan masih banyak perkataan para ulama lainnya
menjelaskan akan pentingnya niat dalam islam, esensi kandungan hadits tersebut
menjadikannya permulaan di kebanyakan kitab hadits.
Niat menurut ulama memiliki dua arti:

1. Niat sebagai pemisah suatu ibadah dengan ibadah yang lainnya, seperti niat sholat
dzuhur dengan maksud memisahkan shalat tersebut dengan shalat yang lainnya
atau pemisah antara ibadah dari adat(kebiasaan), seperti niat mandi junub untuk
membedakan dari mandi biasa.
2. Niat sebagai pemisah antar maksud dan pekerjaan, apakah pekerjaan tersebut
hanya untuk mendapatkan ridlo Allah SWT atau karena maksud yang lain?
Imam Al-ghozali menjelaskan bahwa niat secara etimologi memiliki arti yang sama
dengan kehendak dan maksud, yang bertempat di dalam hati yang disempurnakan
dengan pengetahuan akan ihwal suatu perkara dan diaplikasikan dengan amal
perbuatan. Dengan begitu guna mendapatkan tujuan hakiki dari semua amal
perbuatan didasari dengan niat yang mencakup:

1. Amal secara dzohir harus sesuai dengan sunnah


2. Amal secara bathin dengan maksud mengharapkan ridlo Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai