Anda di halaman 1dari 3

Nama : Raygalan Kalmas S.

(2010631140030) -IZIN (20-04-2021)-


Yudha Triansyah (2010631140035)
Agung Dwi Sutanto (2010631140038)
Kelompok: 6 (Enam)
Kelas : C Teknik Industri
Tugas : Agama (Tanya&Jawab Bab 3)

Tanya Jawab Agama Islam


1. Kita sering mendengar kata "syariah" dalam ekonomi. Nah apasih yang dimaksud
ekonomi syariah itu dan manfaatnya? -Farza Mahesta (20 019)-
Jawab :
Ekonomi Syariah adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk
memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan
ekonomi dengan cara-cara Islam, yaitu berdasarkan atas ajaran agama Islam, yaitu Al
Qur'an dan Sunnah Nabi.

Adapun Beberapa Manfaat Mengenai ekonomi Syariah, antara lain :

1. Mewujudkan integritas seorang muslim yang kaffah, sehingga islam-nya tidak lagi
setengah-setengah. Apabila ditemukan ada umat muslim yang masih bergelut dan
mengamalkan ekonomi konvensional, menunjukkan bahwa keislamannya belum
kaffah.
2. Menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan islam,
baik berupa bank, asuransi, pegadaian, maupun BMT (Baitul Maal wat Tamwil) akan
mendapatkan keuntungan dunia dan akhirat. Keuntungan di dunia diperoleh melalui
bagi hasil yang diperoleh, sedangkan keuntungan di akhirat adalah terbebas dari unsur
riba yang diharamkan oleh Allah.
3. Praktik ekonomi berdasarkan syariat islam mengandung nilai ibadah, karena telah
mengamalkan syariat Allah.
4. Mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan syariah, berarti
mendukung kemajuan lembaga ekonomi umat Islam.
5. Mengamalkan ekonomi syariah dengan membuka tabungan, deposito atau menjadi
nasabah asuransi syariah berarti mendukung upaya pemberdayaan ekonomi umat.
Sebab dana yang terkumpul akan dihimpun dan disalurkan melalui sektor
perdagangan riil.
6. Mengamalkan ekonomi syariah berarti ikut mendukung gerakan amar ma'ruf nahi
munkar. Sebab dana yang terkumpul pada lembaga keuangan syariah hanya boleh
disalurkan kepada usaha-usaha dan proyek yang halal.
2. Bagaimana hukum mengolok² (meledek) suatau agama dan pemeluknya? -Adel
Milatama P. (20 037)-
Jawab :
Kata “istihza’” (mengolok-olok) berarti juga “istikhfaf” (meremehkan) dan
“sukhriyyah” (menghina), dalam bab ini ada yang sampai mengarah pada kekufuran
yang besar sehingga sampai mengeluarkannya dari agama, namun ada juga yang
sampai derajat fasik, ada juga yang masih kemungkinan masuk pada dua hukum
tersebut.

Jika sudah masuk pada ranah mengolok-olok Allah, Al Qur’an, atau Rasulullah –
shallallahu ‘alaihi wa sallam-, maka dia termasuk kafir dan keluar dari agama, yang
mendasari hal itu adalah firman Allah:
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu),
tentulah mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan
bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-
Nya kamu selalu berolok-olok?". (QS. At Taubah: 65-66)
3. Apabila iman, aqidah akhlak kita tidak kuat, apa yg harus kita lakukan? -Ryan
Firmansyah (20 033)-
Jawab :
Yang dapat kita lakukan ketika iman kita melemah yaitu :
1.perbanyak sujud dan mohon ampun kepada Allah
2. Perbaiki sholat 5 waktu
3.perbanyak zikir
4.perbanyak baca alquran
5.dan bersihkan hati dari segala macam keburukan
4. Apa hukum memajang patung-patung ( gambar-gambar bernyawa ) dirumah-rumah
sekedar untuk hiasan dan bukan untuk disembah ? -Farass Septianto (20 018)-
Jawab :
Tidak boleh memajang gambar-gambar atau patung-patung manusia & hewan
(makhluq yang bernyawa) baik di rumah-rumah, di kantor-kantor, atau di tempat-
tempat majlis lainnya berdasarkan keumuman nash dari hadits-hadits Rasulullah
SAW yang menunjukkan atas larangan serta haramnya memajang gambar-gambar
dan patung-patung manusia maupun hewan (makhluq yang bernyawa) hal ini
dihawatirkan akan dijadikan sebagai sarana / wasilah untuk berbuat syirik kepada
Allah SWT, karena dalam hal itu berarti menandingi cinptaan Allah serta termasuk
bentuk penyerupaan dengan perbuatan musuh-musuh Allah .

Selain itu, perbuatan memajang patung-patung dan gambar-gambar (fotografi baik


dari manusia maupun hewan) dapat digolongkan kedalam perbuatan Isrof (sikap
menghambur-hamburkan uang), maka dengan dasar-dasar diatas-lah syari’at Islam
yang sempurna ini menutup pintu-pintu yang akan membuka seseorang berbuat
kesyrikan dan kemaksiatan .
5. Aqidah menurut bahasa adalah kepercayaan atau keyakinan yang kuat kepada Allah
Swt. Apa pendapat anda mengenai seseorang yang berbuat syirik? Dan bagaimana
pengamalan dalam diri kita supaya terjauhkan dari perbuatan syirik? -Althaf
Dientsany Fawwazdiq (20 006) –
Jawab :
Ketika seseorang berbuat syirik, berarti aqidah orang tersebut lemah. Syirik
merupakan hal yang sangat amat tidak disukai oleh Allah SWT. Syirik juga
merupakan dosa yang sangat besar. Pelakunya tidak akan pernah mencium bau syurga
sekalipun kecuali ia sempat bertaubat dengan benar sebelum wafat. Mereka yang
tidak bertaubat dan meminta ampun pada Allah SWT akan diganjar dengan neraka
Adapun beberapa cara agar kita terhindar dari sifat syirik yaitu :
1. Berusaha lebih dekat kepada Allah SWT.
2. Bisa dilakukan dengan membaca terjemahan Al Quran, bukan sekadar
membacanya. Al Quran banyak berbicara tentang kekuasaan Allah. Apabila kita
menghayatinya, kita akan semakin mengetahui betapa besar kekuasaan Allah.
3. Melaksanakan Perintah Allah, Memperbanyak Mengingat Allah, Menunaikan
Sholat, dan untuk menghindari perbuatan syirik, kita harus senantiasa dekat
dengan lingkungan yang baik.
4. Berkumpul dengan orang sholeh bisa membuat kita bisa saling mengingatkan
dalam amar ma’ruf nahi munkar

Anda mungkin juga menyukai