Anda di halaman 1dari 10

Nama: Sherly Nur Afni

KE-PMII-AN
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir pada tanggal 17 April
1960 di Taman Siti Khodijah Surabaya, dikarenakan tekad mahasiswa untuk
mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlussunah Wal Jamaah.
Dengan beberapa hal yang melatar belakangi berdirinya organisasi PMII:
 Tidak menentunya system pemerintahan dan perundang undangan yang
ada
 Pisahnya NU dari Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia)
 Ketidakpuasan mahasiswa NU yang bergabung dengan HMI (Himpunan
Mahasiswa Islam) karena pola geraknya
 Carut marut politik bangsa Indonesia pada tahun 1950-1959
PMII disebut juga dengan Moslem Student Movement ini merupakan anak cucu
NU yang terlahir dari kandungan Departemen Perguruan Tinggi Ikatan Pelajaran
Nadhatul Ulama (IPNU), yang merupakan wadah kaum pelajar Nadhatul Ulama.
Ada beberapa nilai-nilai ke-PMII-an:
1. Independent PMII merupakan manifetsi dari kesadaran organisasi terhadap
tuntutan kemndirian, kepeloporan, kebebasan berfikir, dan berkreasi serta
bertanggung jawab sebagai umat dan bangsa.
2. Interdependensi PMII merupakan suatu sikap yang tidak saling
mengintervensi secara structural dan kelembagaan, tetapi memiliki visi
dan tujuan yang sama.
3. Independensi PMII merupakan upaya merespon pembangunan dan
modernitas bangsa, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai etik dan moral
serta idealisme yang dijiwai oleh ajaran Islam Ahlussunah Wal Jama’ah.
Tujuan PMII
“Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT.
Berbudi luhur, berilmu, cakap, dan bertanggung jawab dalam mengamalkan
ilmunya serta dalam memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.”
VISI DASAR PMII
Dikembangkan dari landasan utama, yaitu visi keislaman dan kebangsaan. Visi
keislaman yang dibangun PMII adalah visi keislaman yang insklusif, toleran dan
moderat. Sedangkan visi kebangsaan yang diusung PMII adalah mengidealkan
satu kehidupan kebangsaan yang demokratis, toleran dan dibangun dengan
semangat bersama untuk mewujudkan keadilan bagi segenap elemen masyarakat.
MISI DASAR PMII
Dengan kesadaran ini, PMII sebagai salah satu eksponen pembaharu bangsa dan
pengembangan intelektual, berkewajiban dan bertanggung jawab mengemban
komitmen ke-Islaman dan kebangsaan demi meningkatkan harkat dan martabat
umat manusia dan membebaskan bangsa Indonesia dari kemiskinan, kebodohan,
dan keterbelakangan baik secara material maupun spiritual dalam berbagai
bidang.
ASWAJA
Ahlussunah wal jama’ah merupakan golongan yang diajarkan oleh Nabi
SAW, berupa perbuatan, ucapan, yang disepakati para sahabat Rasulullah SAW
pada masa Khulafaur Rasyidin. Menurut Bahasa Ahl “pengikut”, Sunnah
“perilaku”, Jama’ah “berkumpul”. Sejarah aswaja ini sudah ada sejak zaman nabi
dan para sahabatnya, namun setelah adanya perang siffin, umat islam mulai
terbagi menjadi beberapa kelompok. Syi’ah dan khowarij dipimpin oleh Ali Bin
Abi Thalib, jabariyah yang dipimpin oleh Mu’awiyah Bin Abi Sufyan, sedangkan
qadariyah dipimpin oleh Muhammad Bin Hanafiyah. Ahlussunah Wal Jama’ah
adalah madzab keislaman yang menjadi dasar jama’iyyah terbesar didunia
Nahdhatul Ulama’ (NU) sebagaimana dirumuskan oleh Hadratus Syaikh K.H M.
Hasyim Asy’ari, dalam ilmu aqidah atau teologi mengikuti salah satu dari Abu
Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi. Dalam syar’ah atau fiqih
mengikuti salah satu imam empat: Abu Hanifah, Malik Bin Anas, Muhammad
Bin Idris Al-Syaf’I, dan Ahmad bin Hambal. Dalam tasawuf atau akhlaq
mengikuti salah satu dua iamam: Junaidi Al-Bagdhadi dan Abu Hamid Al-
Ghazali.
PMII adalah anak kandung dari NU, organisasi yang didirikan oleh KH.
Hasyim Asy’ari. Sebagaimana NU, PMII juga menegaskan Aswaja sebagai nafas
pergerakannya. Di dalam PMII, Aswaja dijadikan sebagai Manhajul Fikr (Metode
Berfikir). artinya, Aswaja bukan sekedar cara dalam beragama melainkan juga
sebagai metode dalam berfikir dan bergerak. Aswaja sebagai Manhajul Fikr
pertama kali dirumuskan oleh KH. Said Aqil Siraj dalam sebuah forum di Jakarta
pada tahun 1991. Dalam perkembangannya, akhirnya rumusan baru kyai Said ini
menjadi konsep dasar Aswaja di PMII.
Rumusan Aswaja sebagai Manhajul Fikr tersebut memiliki prinsip-prinsip dasar
meliputi :
1. Tawasuth atau moderat dapat diartikan sebagai sikap tengah-tengah. Tidak
terjebak pada titik-titik ekstrim, tidak condong kanan atau kiri, tidak
memihak tetapi lebih kepada bersifat menengahi dan masih memiliki sikap
pendirian.
2. Tawazun dapat diartikan sebagai sikap seimbang dalam segala hal, baik
dalam ibadah yang berhubungan lagsung dengan Allah Swt maupun
dengan sesame makhluk Allah Swt.
3. Tasamuh dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan “Tenggang Rasa” atau
toleransi adalah istilah dalam konteks social, agama, dan budaya.
4. Ta’adul adalah sikap menegakkan keadilan dan bersikap proposional
dalam menjalani hidup sehingga memiliki komitmen dan konsistensi
dalam memegang prinsip kebenaran dan kebaikan di berbagai bidang
kehidupan.
Aswaja dalam PMII dimaknai sebagai Manhajul Fikr atau metode berfikir yang
telah digariskan oleh para sahabat Nabi, Tabi’in, dan Tabiut Tabi’in yang sangat
erat kaitannya dengan situasi politik dan social yang meliputi masyarakat saat itu.
Dari sini lsh kemudian lahir pemikiran-pemikiran keislaman baik dibidang
Aqidah, Syari’ah, maupun Akhlak/Tasawuf, yang walaupun beraneka ragam tetap
berada dalam satu ruh. PMII juga memaknai Aswaja sebagai Manhaj al-
Taghoyyar al-Ijtima’I yaitu pola perubahan social kemasyarakatan yang sesuai
dengan nafas perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
NDP (Nilai Dasar Pergerakan)
NDP adalah rumusan nilai-nilai yang diturunkan secara langsung dari ajaran
islam serta kenyataan masyarakat dan negeri Indonesia dengan kerangka
pendekatan Ahlussunah Wal Jama’ah atau bisa dikatakan sebagai wujud
perubahan dari Aswaja. NDP harus senantiasa menjiwai seluruh aturan organisasi
memberi arah mendorong gerak organisasi serta menjadi penggerak setiap
kegiatan organisasi dan setiap kegiatan masing-masing anggota.
Fungsi dari NDP antara lain :
1. Kerangka Refleksi (Landasan Berpijak)
NDP merupakan ruang untuk melihat dan merenungkan kembali secara
jernih setiap gerakan dan tindakan organisasi.
2. Kerangka Aksi (Motivasi)
NDP merupakan landasan etos gerak organisasi dan setiap anggota.
Sebagai kerangka aksi, etos akan muncul dari proses aksi refleksi yang
dilakukan secara terus menerus.
3. Kerangka Ideologi (Landasan Berfikir)
Menjadi peneguh tekad dan keyakinan anggota untuk bergerak dan
berjuang mewujudkan cita-cita dan tjuan organisasi.
Nilai-nilai dasar PMII berkedudukan sebagai :
1. NDP menjadi rujukan utama setiap produk hukum dan kegiatan organisasi
2. NDP menjadi sumber kekuatan ideal setiap kegiatan organisasi
3. NDP menjadi pijakan argumentasi dan pengikat kebebasan berfikir,
berbicara dan bertindak setiap anggota
Disusunlah rumusan Nilai-nilai Dasar PMII sebagai berikut :
a. Tauhid
Meng-Esakan Allah, merupakan nilai paling asasi didalam sejarah agama
samawi telah terkandung sejak awal keberadaan manusia. Allah adalah
Esa dalam segala totalitas, dzat, sifat-sifat, dan perbuatan-perbuatanny.
b. Hablun min Allah (Hubungan Manusia dengan Allah)
Allah SWT adalah pencipta segala sesuatu. Allah menciptakan manusia
dalam sebai-baik bentuk dan memberikan kedudukan terhormat kepadanya
di hadapan ciptaan-nya yang lain. Kedudukan seperti itu ditandai denga
pemberian daya cipta, rasa dan karsa.
c. Hablun min An-Nas (Hubungan Manusia dengan Sesama Manusia)
Pada hakikatnya manusia itu sama dan setara di hadapan Tuhan, tidak ada
perbedaan dan keutamaan di antara satu dengan yang lainnya. karena yang
membedakan hanya tingkat ketaqwaan. Maka kita sebagai manusia harus
tolong menolong kepada siapa pun.
d. Hablun min Al-Alam (Hubungan Manusia dengan Alam)
Manusia yang diberi anugerah cipta, rasa, dan karsa, yang merupakan
syarat sahnya sebagai khalifah diberi wewenang dan hak untuk
memanfaatkan alam bagi kebutuhan

ANALISIS DIRI

● Pengertian Analisis Diri


Analisis artinya intropeksi, meneliti, cara berfikir. Anlisis diri juga dapat
diartikan sebagai gerak reflektif manusia untuk memahami sebuah nilai dan
memaknai kehidupan dengan menggunakan beberapa dimensi-dimensi secara
manusiawi.
Pada hakikatnya Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk paling
sempurna dibandingkan yang lain. Manusiamemiliki cipta, rasa, karsa, serta karya
untuk berfikir secara mandiri agar dapat merubah pola pikir, sikap, dan tindakan.
Manusia memliki kebebasan penuh atas dirinya sendiri untuk memiliki apa yang
dia kehendaki.
Analisis diri menganggap bahwa manusia bukanlah makhluk yang kosong
yang diisi dan didoktrin untuk menjadi pengbdi bagi manusiayang lain, akan
tetapi manusia yang memiliki hati nurani yang harus diungkapkan dan harus
dikembangkan sebagai upaya untuk mempertahankan eksistesinya yang
mempunyai akal pikiran..
● Metode Dalam Analisi Diri

1. Strength (Kekuatan)
Strength artinya kekuatan, Kekuatan dalam hal ini diartikan dengan
kelebihan, setiap orang tentu memiliki keunikan masing-masing.
2. Weakness (Kelemahan)
Weakness artinya kelemahan –kekurangan. Selain potensi setiap
orang juga memiliki kekurangan yang harus dikenali dan dipahami.
3. Opportunities (Peluang)
Peluang menjadi perangkat pendi dalam mewujudkan realitas dari
proses analisis diri. Dengan mengenali kekurangan dan kelebihan
kita maka kita akan mampu menempatkan diri dalam setiap
keadaan dan memanfaatkan peluang sebaik mungkin.
4. Threats (Ancaman)
Perlu kiranya kita sebagai makhluk sosial harus memiliki situasi
dan kondisi yang akan mempengaruhi kehidupan diri kita, karena
interaksi sosial juga mempunyai dampak terhadap diri kita
pribadi, maka perlu kita ketaui ancaman apa yang akan terjadi
ketika melakukan analisi tersebut.
 Tujuan dari Analisis Diri:

a. Menjelaskan, klasifikasi, evaluasi,dan memperbaiki bagian yang kurang dalam


diri ketika merespon keadaan dan menyelesaikan masalah.

b. Subjek analisis diri mampu memimpin dirinya sendiri untuk bisa memimpin
sesuatu yang bergerak dinamis diluar dirinya

c. Melatih kepekaan terhadap diri sendiri maupun orang lain

d. Dipakai untuk perencanaan dan penentuan tindakan

e. Mampu memanfaatkan ancaman maupun peluang

f. Mampu memposisikan diri dalam segala keadaan

g. Mengembangkan diri dalam berbagai aspek kehidupan.

ANALISIS SOSIAL
Pengertian Analisis Sosial
Analisis sosial merupakan usaha untuk menganalisis suatu keadaan atau
masalah sosial secara objektif. Analisis sosial diarahkan untuk memperoleh
gambaran lengkap mengenai situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan historis,
struktur, dan konsekuensi masalh. Dalam analisis sosial mendalami fenomena-
fenomena sosial, struktur sosial,kaitan-kaitan aspek politik, ekonomi, budaya, dan
agama. Sehingga kita dapat mengetahui sejauh mana terjadi perubahan sosial, dan
dampak sosial yang muncul akibat masalah sosial.

Analisis sosial diperluakn untuk:

a. Identifikasi dan pemahaman masalah secara lebih seksama; melihat akar


masalah dan ranting masalah.

b. Memahami potensi (kekuatan-kelemahan-peluang-tantangan) yang ada dalam


komunitas.

c. Membangun ukuran dengan lebih baik untuk kelompok yang dirugikan.

d. Membangun prediksi berupa tindakan-tindakan sebagai upaya untuk mengubah.

Fungsi Analisis Sosial

a. Memahami persoalan pokok yang dialami masyarakat

b. Mengetahui kelompok-kelompok yang memiliki kepentinga dalam masyarakat

c. Keterkaitan dalam berbagai system dalam kehidupan sehari-hari

d. Potensi-potensi masyarakat

e. Kebutuhan dasar masyarakat

Secara umum objek sosial yang dapat dianalisis antara lain:

1. Masalah-masalah sosial: kemiskinan,pelacuran, pengangguran, kriminalitas

2. system sosial: tradisi, usaha kecil atau menengah, system pemerintahan, system
pertanian

3. Lembaga-lembaga sosial: sekolah, layanan rumah sakit, lembaga pedesaan

4. Kebijakan public: dampak kebijakan BBM, dampak perlakuan sebuah UU dan


lain sebagainya.

WAWASAN KEBANGSAAN
A. Pengertian Wawasan Kebangsaan
Kata wawasan sendiri berasal dari Bahasa jawa yaitu nashwa yang artinya
memandang atau melihat, jadi istilah wawasan sendiri bisa diartikan sebagai cara
pandang atau cara melihat suatu sudut pandang.

Negara kebangsaan adalah satu istilah politik yang berarti warga negar yang
tinggal di suatu negara juga merupakan salah satu bangsa yang sama. Sedangkan
Negara Kebangsaan modern adalah Negara yang dibentuknya berdasarkan
semangat kebangsaan atau nasionalisme guna membangun masyarakat yang
bersahaja, walaupun didalam nya terdiri dari berbagai ras, suku, bangsa, agama,
dan budaya.

Oleh karena itu wawasan kebangsaan Indonesia sendiri bisa di simpulkan adalah
cara pandang mengenai jati diri suatu bangsa khususnya dalam hal ini dalam
menjaga keutuhan NKRI. Wawasan kebangsaan Indonesia harus ssuai dan bisa
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan berbagai bentuk implementasinya.

B. Makna Wawasan Kebangsaan

1. Wawasan kebangsaan mengamanatkan kseluruh bangsa agar menempatkan


persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatan

2. Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat kepada partisisme yang licik

3. Wawasan kebangsaan mengembangakan persatuan Indonesia sedemikian rupa


sehingga asas bhineka tunggal ika di perintahkan

4. NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur bertekad untuk
mewujudkan bangsa maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin, sejajar dengan
banga lain

5. Dengan wawasan yang dilandasi oleh pandangan hidup Pancasila, banga


Indonesia telah berhasil merintis jalan menjalani misinya di tenga-tengah tata
kehidupan di dunia.

C. Nilai Dasar Wawasan Kebangsaan

Nilai kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa memiliki 6
dimensi yang bersifat mendasar dan fundamental, sbagi berikut:

1. Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan


tuhan yang maha Esa

2. Cinta atas tanah air dan bangsa

3. Demokrasi atas kedaulatan rakyat


4. Tekad bersama untuk kehidupan yang adil, bebas, merdeka, dan bersatu

5. Masyarakat adil dan makmur

6. Setia kawan dalam problem sosial.

D. Empat Pilar Kebangsaan

1. Pancasila

2. Undang-Undang Dasar

3. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

4. Bhineka Tunggal Ika

KELEMBAGAAN KOPRI
1. Landasan Normatif
Dalam Bab VII Anggaran Rumah Tangga (ART) PMII tentang Kuota
Kepengurusan, Pasal 20 dinyatakan, ayat (1) Kepengurusan di setiap tingkat harus
menempatkan anggota perempuan minimal 1/3 keseluruhan anggota pengurus;
dan ayat (2) Setiap kegiatan PMII harus menempatkan anggota perempuan
minimal 1/3 dari keseluruhan anggota.
Penjelasan soal pemberdayaan anggota perempuan PMII ada dalam bab VIII
Pasal 21 ayat (1) Pemberdayaan Perempuan PMII diwujudkan dengan
pembentukan wadah perempuan yaitu KOPRI (Korp PMII Putri), dan ayat (2)
Wadah Perempuan tersebut diatas selanjutnya diataur dalam Peraturan Organisasi
(PO).
2. VISI dan MISI KOPRI

Visi KOPRI adalah terciptanya masyarakat yang berkeadilan berlandasan


kesetaraan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Misi KOPRI adalah mengideologisasikan nilai keadilan gender dan


mengkonsolidasikan gerakan perempuan di PMII untuk membangun masyarakat
berkeadilan gander.

3. Perjalanan Sejarah KOPRI

Kopri berdiri pada kongres III PMII pada tanggal 7-11 Februari
1967 di Malang Jawa Timur dalam bentuk Departermen Keputusan dangan
berkedudukan di Surabaya Jawa Timur dan lahir bersamaan Mukernas II PMII di
Semarang Jawa Tengah pada tanggal 25 September 1976.
Lahirnya kopri bermula dari keinginan kaum perempuan untuk
memiliki ruang sendiri dalam beraktivitas , sehingga mereka dapat bebas
mengeluarkan pendapat atau apapun. Pada saat PMII di dirikan hanya ada revisis
keputrian, belum ada KOPRI, hal itu bukan lantaran perempuan sangat kecil,
melainkan hanya digunakan kepraktisan semata. KOPRI dari masa kemasa tidak
mengalami keharmonisan karena minimnya koordinasi, hanya pada saat Ali
Masykur Musa (1991-1994) yang memiliki keharmonisan dengan Ketua KOPRI-
nya dari Lampung (Jauharoh Haddad).

KOPRI mengalami keputusan yang pahit ketika status KOPRI


dibubarkan melalui voting beda suara pada Kongres KOPRI VII di Medan pada
tahun 2000. Merasa pengalaman pahit itu terasa, bahwa kader-kader perempuan
PMII pasca kongres di Medan mengalami stagnasi yang berkepanjangan dan tidak
menentu, oleh sebab itu kader-kader perempuan PMII mengaggap perlu
dibentuknya wadah kembali, kongres XII ke-16 21 April 2003 sebagai
momentum yang tepat untuk memprakasi adanya wadah.

Tujuan KOPRI

Meniadakan perbedaan gender

GENDER

Pengertian Gender

Menurut bahasa, kata gender diartikan sebagai “the grouping of words into
masculine, feminine, and neuter, according as they are regarded as male, female
or without sex” yang artinya gender adalah kelompok kata yang mempunyai sifat,
maskulin, feminin, atau tanpa keduanya (netral). Dapat dipahami bahwa gender
adalah perbedaan yang bukan biologis dan juga bukan kodrat Tuhan. Konsep
gender sendiri harus dibedakan antara kata gender dan kata seks (jenis kelamin).

Anda mungkin juga menyukai