Dosen Pengampu:
Melfa Nelodi
DISUSUN OLEH:
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
“HUBUNGAN AKHLAK DENGAN PSIKOLOGI” shalawat serta salam kami
panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh
pada Sunnah.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan tidak
lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah terdapat kesalahan
baik dalam kosa kata atau pun isi dari keseluruhan makalah ini.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2
A. Definisi Akhlak...........................................................................................................2
B. Definisi Ilmu Jiwa (Psikologi).....................................................................................3
C. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa (Psikologi)...............................................4
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................7
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini amatlah pesat. Tidak hanya
dalam pengetahuan keagamaan saja, dalam ilmu terapan lain juga banyak
mengalami eskalasi. Baik munculnya hal atau pendapat baru, maupun perpaduan
ilmu yang saling bersangkutan. Akhlak dengan psikologi misalnya, keduanya
dianggap sebagai pengetahuan yang sama – sama membahas manusia.
Karakteristik, potensi yang dimiliki dan pengembangan kemampuan tak lepas dari
kajian pembahasan.
Sebelum kita mencari dan menghubungkan antara akhlak dengan
psikologi, terlebih dahulu kita harus mengerti atau memberikan pengertian dari
keduanya. Apa itu akhlak? Juga, apa itu psikologi? Agar kita tidak terjebak dalam
pengintergrasian diantara keduanya.
Makalah ini mencoba menguraikan tentang hubungan Akhlak dengan
psikologi dan sebaliknya yaitu dengan melihat dari sudut pandang psikologi dan
sudut pandang Akhlak, bagaimana keduanya saling menginterpretasi satu sama
lain sehingga dari kedua unsur tersebut dapat ditemukan keterikatan dalam
"hubungan Akhlak dengan psikologi".
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi akhlak?
2. Apa definisi ilmu jiwa (psikologi)?
3. Seperti apa hubungan ilmu akhlak dengan ilmu jiwa (psikologi)?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi akhlak
2. Untuk mengetahui definisi ilmu jiwa (psikologi)
3. Untuk mengetahui hubungan ilmu akhlak dengan ilmu jiwa (psikologi)
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Akhlak
Perkataan akhlak berasal dari bahasa arab jama’ dari khuluqun, yang
menurut bahasa diartikan budi pekerti, perangai, tindak laku atau tabi’at, adab,
atau tingkah laku. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan
perkataan khalqun yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan khaliq
yang berarti pencipta dan makhluk, yang berarti yang diciptakan. Perumusan
pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan
baik antara khaliq dengan makhluk dan antara makhluk dengan makhluk.
Sedangkan pengertian akhlak menurut istilah, terdapat pengertian menurut
para ahli:
1. Menurut Ibnu Maskawih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui
pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Keadaan ini dibagi dua, ada yang
berasal dari tabiat aslinya, ada pula yang diperoleh dari kebiasaan yang
berulang-ulang. Boleh jadi, pada mulanya tindakan itu melalui pikiran dan
pertimbangan, kemudia dilakukan terus-menerus maka jadilah suatu bakat
dan akhlak.
2. Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyatakan bahwa akhlak adalah
daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang mendorong perbuatan-
perbuatan yang sontan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran. Jadi, akhlak
merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang dan secara spontan
diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan.
3. Menurut Prof Dr. Ahmad Amin dalam bukunya al akhlak merumuskan
pengertian akhlak ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada
lainnya menyetakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan
mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu akhlak adalah ilmu
yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan yang
tercela tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin.
Ilmu akhlak bisa juga diartikan sebagai ilmu yang menjelaskan tentang
baik dan buruk, mempelajari tentang sifat-sifat terpuji dan cara-cara untuk
memilikinya, serta mempelajari tentang sifat-sifat tercela dan cara-cara untuk
menghindarinya.
Dalam bahasa Indonesia selain menerima perkataan akhlak, etika dan
moral yang masing-masing berasal dari bahasa arab, yunani, dan latin, juga
dipergunakan beberapa perkataan yang makna dan tujuannya sama atau hampir
sama dengan perkataan akhlak ialah, susila, kesusilaan, tata susila, budi pekerti,
kesopanan, sopan santun, adab, perangai, tingkah laku, perilaku dan kelakuan.
1
tentang perikaku organisme, seperti perilaku kucing terhadap tikus, perilaku
manusia terhadap sesamanya, dan sebagainya.
Dalam wacana psikologi kontemporer, pengertian Jonh Watson inilah
yang lazim di pakai, karena teori ini memandang bahwa semua organisme
memiliki gejala kejiwaan. Manusia merupakan makhluk hidup yang memiliki
jiwa, namun secara empirik hakikat jiwa itu tidak dapat diketahui, yang dapat
diketahui hanya proses, fungsi dan kondisi kejiwaan.
Dalam kajian Psikologi Islam, sebagai induk dari cabang-cabang Ilmu
psikologi dalam Islam, psikologi diartikan sebagai “Studi tentang jiwa”.
Pengertian dianggap paling cocok dengan Psikologi Islam sebagai cabang ilmu
mandiri yang masih berada pada proses awal dan memandang jiwa manusia
sebagai jiwa yang khusus dan tidak sama dengan jiwa binatang.
Jadi, psikologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari perilaku manusia
secara umum dapat dilihat dari segi mental, baik yang bersifat perasaan ataupun
bukan, dengan tujuan untuk mencapai kaidah kaidah yang dapat dipakai guna
memahami berbagai motif perilaku, mengenali dan memastikan gejala-gejala
kejiwaan yang tampak dalam perilaku. Dalam percakapan sehari-hari, banyak
yang mengaitkan Akhlak dengan unsur kejiwaan dalam diri manusia. Dan hal ini
cukup beralasan mengingat substansi pembahasannya, yaitu berkisar pada jiwa
manusia. Dari sinilah akhlak kelihatan identik dengan unsur kejiwaan.
1
Dengan demikian ilmu jiwa mengarahkan pembahasannya pada aspek
batin manusia dengan cara penginterpretasikan perilakunya yang tampak. Melalui
bantuan informasi yang diberikan ilmu jiwa, atau potensi kejiwaan yang diberikan
al-Qur’an, maka secara teoritis ilmu Akhlak dapat dibangun dengan kokoh. Hal
ini lebih lanjut dapat kita jumpai dalam uraian mengenai akhlak yang diberikan
Quraish Shihab, dalam buku terbarunnya, Wawasan al-Qur’an. Ia mengatakan
bahwa: “Kita dapat berkata bahwa secara nyata terlihat dan sekaligus kita akui
bahwa terdapat manusia yang berkelakuan baik, dan juga sebaliknya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu jiwa dan ilmu akhlak bertemu karena
pada dasarnya sasaran keduanya adalah manusia. Ilmu akhlak melihat dari apa
yang sepatutnya dikerjakan manusia, sedangkan ilmu jiwa (psikologi) melihat
tentang apa yang menyebabkan terjadinya suatu perilaku.
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak dengan psikologi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena akhlak
memberikan kemudahan untuk manusia dalam mengembangkan potensi kepribadian dan
orientasi kehidupan. Setiap manusia mempunyai daya untuk melakukan hal yang baik atau
jahat sekalipun. Akhlak dan Psikologi sepakat mengenai hal tersebut. Sebagai contoh kasus
seseorang yang cenderung untuk berbuat keburukan, dalam akhlak berarti tipe orang ini
sudah terbawa oleh nafsu dan tidak lagi mengedepankan nilai akal sehat dan hati nurani.
Orang ini juga kan dicap sebagai orang yang buruk ahlaknya. Menurut pandangan psikologi
orang tersebut akan mengalami masalah batin baik dalam dirinya sendiri maupun dengan
oramg lain (masyarakat).
Jelas sudah bahwa psikologi dan akhlak mempunyai kesamaan dan keterkaitan. Selain
sama – sama bersifat antroposentris, objek pembahsannya juga sama, yakni mengenai
kejiwaan manusia.
B. Saran
Semoga sebagai muslim kita bisa mengamalkan apa yang kita sudah ketahui.
Sehingga Rahmat Allah selalu menyertai kita semua. Sekian makalah dari kami, kami
menyadari banyaknya kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga isi dari makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua khususnya untuk penulis. Amiin.
i
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata dkk., Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, ( Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2005), hlm. 32
Ibid., hlm. 3 dan 13
Abdul Mujib CS, Nuansa-nuansa Psikologi Islam,( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002)
hlm. 1-2.
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), ( Jakarta: PT Bulan Bintang, 1975), hlm. 8