Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Kelas Psikologi A
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai Emosi dan Motivasi Hubungannya dengan Perilaku Manusia. Tak lupa shalawat
serta salam selalu terlimpah curahkan kepada jungjunan kita Nabi Muhammad SAW.,
keluarga, sahabat, tabiin, dan kita semua sebagai umatnya.
Tujuan kami menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Pernyataan. Selama pembuatan makalah ini kami mendapatkan bantuan berupa bimbingan
ataupun petunjuk dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu
yang telah membantu kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Adapun, penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
kami menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Kami
pun berharap kepada pembaca makalah ini untuk dapat memberikan kritik dan sarannya
kepada kami agar di kemudian hari kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.
Semoga isi dari makalah ini dapat menambah pengetahuan, pemahaman dan pegalaman bagi
para pembaca dan khususnya bagi kami sebagai penulis, Aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam kegiatan sehari-sehari kita akan melakukan sesuatu dengan alasan tertentu,
dengan kata lain ada dorongan, baik yang berasal dari dalam diri sendiri maupun dorongan
dari luar, dorongan tersebut bisa saja muncul tanpa kita sadari. Dengan adanya motivasi
dorongan tersebut, kita akan melakukan kegiatan dengan lebih menggunakan perasaan.
Mungkin tanpa kita sadari hal tersebut dapat mebuat kita melakukan sesuatu dengan
melibatkan emosi dan perasaan. Setiap perilaku yang dihasilkan oleh masing-masing individu
tentu memiliki alasan yang berbeda, hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor yang
mendorong setiap individu melakukan hal tersebut dan bisa dikarenakan oleh adanya reaksi
kimia.
Oleh sebab itu, di dalam makalah ini penyusun berharap dapat menjelaskan kepada
seluruh pembaca dengan jelas mengenai hal di atas agar setiap individu dapat mengetahui
macam-macam emosi yang terdapat pada manusia dan yang dimaksud dengan dorongan di
atas. Dengan begitu kita dapat mengetahui bagaimana setiap individu mengekspresikan emosi
dan motivasi tersebut, walau mungkin dapat bersifat universal. Dengan kita mempelajari hal
tersebut, kita akan mengetahui apa saja dan bagaimana reaksi dari manusia jika dihadapkan
dalam suatu keadaan. Dengan kata lain kita sebagai makhluk sosial dapat lebih peka dengan
lingkungan sekitar jika dihadapkan dengan situasi dan waktu yang berbeda.
Penyusun telah menentukan beberapa masalah yang akan dibahas sebagai batasan
dalam pembahasan makalah ini. Berikut di antaranya :
1. Apakah emosian dan emosional merupakan hal yang sama dengan emosi?
2. Apakah emosi memiliki pengaruh terhadap keseharian manusia? Jika iya, jelaskan!
3. Apa emosi yang dimiliki setiap individu itu sama?
4. Bagaimana motivasi dapat berperan penting di kehidupan manusia dalam menentukan
keputusan?
5. Apakah ada keterkaitan antara emosi dengan motivasi?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui bahwa emosian dan emosional merupakan hal yang sama dengan
emosi atau tidak
3. Untuk mengetahui bahwa setiap emosi yang dimiliki setiap individu itu sama atau tidak
4. Untuk mengetahui peran penting motivasi dalam kehidupan manusia dalam menentukan
suatu keputusan
B. Manfaat
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan di atas, kita dapat
pembelajaran baru dalam menegtahui dan memahami apa itu emosi dan motivasi, peran
dan pengaruhnya dalam kehidupan manusia, serta bagaimana keterkaitan antara emosi dan
motivasi, dan emosi yang dimiliki setiap individu memiliki kesamaan atau tidak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Emosi
A. Pengertian Emosi
Dari segi etimologi, emosi berasal dari kata bahasa latin “movere” yang
berarti “menggerakkan, bergerak”. ini menunjukkan bahwa emosi itu punya andil dalam
mendorong manusia untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Jadi, emosi adalah pola reaksi
kita terhadap suatu kejadian yang spesifik. Jadi setiap ada kejadian tertentu yang cukup
spesifik, setiap manusia cenderung akan bereaksi sama. Contohnya, tiba-tiba mendengar
suara keras otomatis akan merasakan emosi kaget, atau ketika putus dengan pacar biasanya
akan merasakan emosi sedih. Meskipun semua orang cenderung punya emosi dan reaksi yang
cukup serupa bukan berarti perilaku yang di tampilkan ikut serupa juga. Karena emosi juga
dipengaruhi oleh pengalaman, latar belakang, dan budaya contohnya orang timur dan barat
sebenarnya berbeda dalam pengekspresian emosinya seperti dalam sebuah perayaan atau
selebrasi kemenangan. Orang barat mereka akan cenderung lebih individualis dalam
mengekspresikan emosinya mereka lebih merasa emosi bangga dengan pencapaian diri
sendiri, sedangkan orang timur sebaliknya.
● Menurut Chaplin (1989) dalam Dictionary of Psychology, emosi adalah sebagai suatu
keadaan yang terangsang dari organisme mancakup perubahan-perubahan yang disadari,
yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin (1989) membedakan emosi
dengan perasaan, perasaan (feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik
oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah.
● Sedangkan menurut Sudarsono (1993), emosi adalah suatu keadaan yang kompleks dari
organisme seperti tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan
dalam organ tubuh yang sifatnya luas, biasanya ditambahi dengan perasaan yang kuat
yang mengarah ke suatu bentuk tingkah laku atau perilaku tertentu. Erat hubungannya
dengan kondisi tubuh, denyut jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dapat diekspresikan
seperti tersenyum, tertawa, menangis, dapat merasakan sesuatu seperti merasa senang,
merasa kecewa.
● Dijelaskan lebih lanjut oleh Richard S. Lazarus (1991:37) dalam Darwis (2006:19) yang
mengutip definisi dari para pendahulunya seperti Hilman (1960) dan Drever (1952)
sebagai berikut:
"Emotion : Differently described and explained by different Psychologists, but all agree
that it is a complex state of the organism, involving bodily changes of a widespread
character-in breathing, pulse, gland secretion, etc.- and, on the mental side, a state of
excitement or perturbation, marked by strong feeling and ussualy an impulse towards a
definite form of behavior. If the emotion is intense there is some disturbance of the
intellectual functions, a measure of dissociation, and a tendency towards action of an
ungraded or protopatic character. Beyond this description anything else would mean an
entrance into the controversial field.”
“Emosi: Dilukiskan dan dijelaskan secara berbeda oleh psikolog yang berbeda, namun
semua sepakat bahwa emosi adalah bentuk yang kompleks dari organisme, yang
melibatkan perubahan fisik dari karakter yang luas dalam bernafas, denyut nadi, produksi
kelenjar dsb-dan, dari sudut mental, adalah suatu keadaan senang atau cemas, yang
ditandai dengan adanya perasaan yang kuat, dan biasanya dorongan menuju bentuk nyata
dari suatu tingkah laku. Jika emosi itu sangat kuat akan terjadi sejumlah gangguan
terhadap fungsi intelektual, tingkat disasosiasi dan kecenderungan terhadap tindakan
yang bersifat tidak terpuji. Di luar deskripsi ini, hal lain akan berarti masuk ke dalam
bidang yang kontroversial.”
● Menurut M. Ali dan M. Asrori (2008: 62-63), emosi termasuk ke dalam ranah afektif.
Emosi banyak berpengaruh pada fungsi-fungsi psikis lainnya, seperti pengamatan,
tanggapan, pemikiran,dan kehendak. Individu akan akan mampu melakukan pengamatan
yang baik jika disertai dengan emosi yang baik pula. Individu juga akan memberikan
tanggapan yang positif terhadap suatu objek manakala disertai dengan emosi yang positif
pula. Sebaliknya, individu akan melakukan pengamatan atatu tanggapan negatif terhadap
sesuatu objek, jika disertai oleh emosi yang negatif terhadap objek tersebut.
B. Bentuk-Bentuk Emosi
1. Amarah, di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati,
terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan, dan kebencian
patologis.
2. Kesedihan, di dalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani
diri, kesepian, ditolak, putus asa, depresi.
3. Rasa takut, di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut
sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panik, dan pobia.
4. Kenikmatan, di dalamnya meliputi kebahagiaan, gembira, ringan puas, riang, senang,
terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang,
senang sekali, dan mania.
5. Cinta, di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa
dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih sayang.
6. Terkejut, di dalamnya meliputi terkesiap, takjub, terpana.
7. Jengkel, di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, dan mau
muntah.
8. Malu, di dalamnya meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, aib, dan
hati hancur lebur.
C. Karakteristik Emosi
1. Lebih bersifat subjektif daripada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan
berfikir.
2. Bersifat fluktuatif (tidak tetap).
3. Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.
Emosi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi kejiwaan
(psikis).
1. Emosi sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh,
seperti : rasa dingin, manis, sakit lelah kenyang, dan lapar.
2. Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan.
● Perasaan Intelektual, yaitu yang mempunyai sangkut paut dengan ruang lingkup
kebenaran. Perasaan ini diwujudkan dalam bentuk:
(a) Rasa yakin dan tidak yakin terhadap suatu hasil karya ilmiah (b) Rasa gembira karena
mendapat suatu kebenaran (c) Rasa puas karena dapat menyelesaikan persoalan-
persoalan ilmiah yang harus dipecahkan.
● Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berhubungan dengan orang lain, baik bersifat
perorangan maupun kelompok. Wujud perasaan ini seperti (a) Rasa solidaritas
(b) Persaudaraan (c) Simpati (d) Kasih sayang.
● Perasaan Susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai- nilai baik dan buruk
atau etika (moral). Contohnya (a) Rasa tanggung jawab (Responsibility) (b) Rasa
bersalah apabila melanggar norma (c) Rasa tentram dalam menaati norma.
● Perasaan keindahan (estetis), yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan keindahan dari
sesuatu , baik bersifat kebendaan maupun kerohanian.
● Perasaan ketuhanan. Salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Tuhan, dianugrahi
fitrah (kemampuan atau perasaan) untuk mengenal Tuhannya. Dengan kata lain, manusia
dikaruniai insting religius (naluri beragama). Karena memiliki fitrah ini, kemudian
manusia dijuluki sebagai ‟Homo Divinans‟ dan ‟Homo Religius‟ , yaitu sebagai
makhluk yang berke-Tuhan-an atau makhluk beragama.
D. Fungsi Emosi
Berhubungan dengan fungsi emosi, Coleman dan Mammen (1974, dalam Rakhmat, 1994)
menyebutkan, setidaknya ada empat fungsi emosi :
1. Emosi adalah sebagai pembangkit energi (energizer). Tanpa emosi, kita tidak sadar atau
mati. Hidup berarti merasai, mengalami, bereaksi, dan bertindak. Emosi membangkitkan
dan memobilisai energi kita; marah menggerakkan kita untuk menyerang, takut
menggerakkan kita untuk lari, dan cinta mendorong kita untuk mendekat dan
bermesraan.
2. Emosi adalah pembawa informasi (messenger). Bagaimana keadaan diri kita dapat
diketahui dari emosi kita. Jika marah, kita mengetahui bahwa kita dihambat atau diserang
orang lain, sedih berarti kita kehilangan sesuatu yang kita senangi, bahagia berarti
memperoleh sesuatu yang kita senangi, atau menghindar dari hal yang dibenci.
3. Emosi bukan saja pembawa informasi dalam komunikasi intrapersonal, tetapi juga
membawa pesan dalam komunikasi interpersonal. Ungkapan emosi dapat diketahui
secara universal. Dalam retorika diketahui bahwa pembicaraan yang menyertakan
seluruh emosi dalam pidato dipandang lebih hidup, dinamis, dan lebih menyenangkan.
4. Emosi juga merupakan sumber informasi tentang keberhasilan kita. Kita mendambakan
kesehatan dan mengetahuinya ketika kita merasa sehat walafiat. Kita mencari keindahan
dan mengetahui bahwa kita memperolehnya ketika kita merasakan kenikmatan estetis
dalam diri kita.
2.2 Motivasi
Seringkali manusia merasa tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan dalam hidup
mereka, rasa tidak puas tersebutlah yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu hal
agar kebutuhannya terpenuhi. Motivasi dalam pandangan psikologi merupakan gejala yang
timbul dalam diri seseorang secara sadar dan menjadikannya hasrat untuk meraih tujuan.
Dalam hal ini tentu saja motivasi memiliki peranan yang penting serta keterkaitanya dengan
perilaku manusia.
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata lain Motive yang berarti dorongan atau bahasa Inggrisnya to move.
Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat
(driving force). Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor-faktor lain, baik
faktor eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum motivasi merupakan
dorongan, rangsangan ataupun tindakan yang dilakukan atas dasar adanya kebutuhan untuk
mencapai sebuah tujuan.
B. Jenis-jenis Motivasi
a) Motivasi yang didasarkan pada ketakutan (fear motivation) sebagai contoh seorang anak
belajar karena takut dimarahi oleh orang tua nya.
b) Motivasi karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation) sebagai contoh seorang
pelajar yang belajar karena ingin mendapatkan nilai yang bagus.
c) Motivasi yang didorong dalam diri (inner motivation) sebagai contoh seorang pelajar yang
memiliki rasa ingin tahu tinggi dalam menuntut ilmu.
C. Siklus Motivasi
D. Sumber-sumber motivasi
a) Motivasi intrinsik
Merupakan motif-motif yang timbul dari dalam diri seseorang tersebut atas dorongan
tertentu. Sebagai contoh keika kita minum saar merasa haus.
b) Motivasi ekstrinsik
Merupakan motif-motif yang timbul atas dorongan dari luar diri seseorang. Sebagai
contoh malam ini Rina belajar karena besok pagi akan diadakan ujian.
Dari pembahasan ini terdapat beberapa teori para ahli yang dapat mendukung pemaparan
diatas, diantaranya:
Jadi, emosi dan motivasi lah yang mendorong dan mendasari kita untuk melakukan suatu
tindakan tertentu sehingga perilaku kita pun terpengaruh oleh hal itu. Apabila emosi maupun
motivasi nya positif, maka perilaku kita pun akan menuju pada arah kebaikan. Jika
sebaliknya, emosi dan motivasi diri kita itu negatif, selalu memandang dan menganggap
semua hal pada sisi negatif, maka perilaku kita pun akan mengarah pada hal yang kurang
baik. Itulah mengapa motivasi dan emosi sangat berkaitan dan menjadi hal yang sangat
penting bagi kita dalam berperilaku.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan isi makalah yang telah kami uraikan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa emosi adalah reaksi yang dihasilkan oleh individu berupa penilaian baik
atau buruk terhadap suatu rangsangan, sedangkan emosian dan emosional adalah bentuk
contoh respon tersebut. Emosi tersebut menjadi reaksi yang timbul dalam keadaan tertentu,
oleh sebab itu bagaimana respon kita terhadap suatu hal dapat dilihat dari emosi. Walaupun
emosi bentuknya universal, dalam arti reaksi antara individu satu dan individu lain itu sama
dalam situasi yang sama, perilaku kedua individu tersebut akan berbeda. Dengan begitu,
emosi dan motivasi memiliki keterkaitan karena emosi sangat berpengaruh terhadap motivasi
kita melakukan sesuatu.
Perilaku pada manusia sebagian besar dipengaruhi oleh faktor pribadi manusia itu
sendiri. Kekuatan pada manusia juga akan semakin positif jika faktor-faktor yang ada di
dalam diri manusia itu dapat terpenuhi secara seimbang. Motivasi dan Emosi juga dapat
berkaitan karena jika emosi maupun motivasi nya positif, maka perilaku kita pun akan
menuju pada arah kebaikan akan. Jika sebaliknya, emosi dan motivasi diri kita itu negatif,
selalu memandang dan menganggap semua hal pada sisi negatif, maka perilaku kita pun akan
mengarah pada hal yang kurang baik. Itulah mengapa motivasi dan emosi sangat berkaitan
dan menjadi hal yang sangat penting bagi kita dalam berperilaku.
3.2 Saran
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari kesalahan dan kesempurnaan. Kedepannya kami
akan berusaha lebih baik lagi. Oleh karena itu, saran dari pembaca Bapak dan Ibu dosen
terkait sangat diharapkan demi membangun kesempurnaan makalah ini agar kedepannya
makalah ini bisa menjadi sumber referensi dalam pembuatan makalah lainnya.
Daftar Pustaka