Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Emosi dan Motivasi Hubungannya dengan Perilaku Manusia

Dosen Pengampu :

Oka Ivan Robiyanto, M.Psi., Psikolog.

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Adinda Utami Salsabiila (210207005)

Ananda N. Lestari (210207021)

Hanifah Nur Qomariah (210207057)

Nadianti Auliansya (210207085)

Nailah Nugraha Putri (210207089)

Rifda Fawwaz Noor Rizqiya (210207113)

Rosita Nadif Priyatna (210207117)

Kelas Psikologi A

Program Studi Psikologi

Fakultas Sosial dan Humaniora

Universitas Muhammadiyah Bandung

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai Emosi dan Motivasi Hubungannya dengan Perilaku Manusia. Tak lupa shalawat
serta salam selalu terlimpah curahkan kepada jungjunan kita Nabi Muhammad SAW.,
keluarga, sahabat, tabiin, dan kita semua sebagai umatnya.

Tujuan kami menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Pernyataan. Selama pembuatan makalah ini kami mendapatkan bantuan berupa bimbingan
ataupun petunjuk dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu
yang telah membantu kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Adapun, penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
kami menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Kami
pun berharap kepada pembaca makalah ini untuk dapat memberikan kritik dan sarannya
kepada kami agar di kemudian hari kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.
Semoga isi dari makalah ini dapat menambah pengetahuan, pemahaman dan pegalaman bagi
para pembaca dan khususnya bagi kami sebagai penulis, Aamiin.

Bandung, Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan sehari-sehari kita akan melakukan sesuatu dengan alasan tertentu,
dengan kata lain ada dorongan, baik yang berasal dari dalam diri sendiri maupun dorongan
dari luar, dorongan tersebut bisa saja muncul tanpa kita sadari. Dengan adanya motivasi
dorongan tersebut, kita akan melakukan kegiatan dengan lebih menggunakan perasaan.
Mungkin tanpa kita sadari hal tersebut dapat mebuat kita melakukan sesuatu dengan
melibatkan emosi dan perasaan. Setiap perilaku yang dihasilkan oleh masing-masing individu
tentu memiliki alasan yang berbeda, hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor yang
mendorong setiap individu melakukan hal tersebut dan bisa dikarenakan oleh adanya reaksi
kimia.

Oleh sebab itu, di dalam makalah ini penyusun berharap dapat menjelaskan kepada
seluruh pembaca dengan jelas mengenai hal di atas agar setiap individu dapat mengetahui
macam-macam emosi yang terdapat pada manusia dan yang dimaksud dengan dorongan di
atas. Dengan begitu kita dapat mengetahui bagaimana setiap individu mengekspresikan emosi
dan motivasi tersebut, walau mungkin dapat bersifat universal. Dengan kita mempelajari hal
tersebut, kita akan mengetahui apa saja dan bagaimana reaksi dari manusia jika dihadapkan
dalam suatu keadaan. Dengan kata lain kita sebagai makhluk sosial dapat lebih peka dengan
lingkungan sekitar jika dihadapkan dengan situasi dan waktu yang berbeda.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Penyusun telah menentukan beberapa masalah yang akan dibahas sebagai batasan
dalam pembahasan makalah ini. Berikut di antaranya :

1. Apakah emosian dan emosional merupakan hal yang sama dengan emosi?
2. Apakah emosi memiliki pengaruh terhadap keseharian manusia? Jika iya, jelaskan!
3. Apa emosi yang dimiliki setiap individu itu sama?
4. Bagaimana motivasi dapat berperan penting di kehidupan manusia dalam menentukan
keputusan?
5. Apakah ada keterkaitan antara emosi dengan motivasi?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
A. Tujuan

Adapun Tujuan dari rumusan masalah tersebut di atas yaitu :

1. Untuk mengetahui bahwa emosian dan emosional merupakan hal yang sama dengan
emosi atau tidak

2. Untuk mengetahui pengaruh emosi terhadap keseharian manusia

3. Untuk mengetahui bahwa setiap emosi yang dimiliki setiap individu itu sama atau tidak

4. Untuk mengetahui peran penting motivasi dalam kehidupan manusia dalam menentukan
suatu keputusan

5. Untuk menegtahui keterkaitan antara emosi dan motivasi

B. Manfaat

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan di atas, kita dapat
pembelajaran baru dalam menegtahui dan memahami apa itu emosi dan motivasi, peran
dan pengaruhnya dalam kehidupan manusia, serta bagaimana keterkaitan antara emosi dan
motivasi, dan emosi yang dimiliki setiap individu memiliki kesamaan atau tidak.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Emosi
A. Pengertian Emosi
Dari segi etimologi, emosi berasal dari kata bahasa latin “movere” yang
berarti “menggerakkan, bergerak”. ini menunjukkan bahwa emosi itu punya andil dalam
mendorong manusia untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Jadi, emosi adalah pola reaksi
kita terhadap suatu kejadian yang spesifik. Jadi setiap ada kejadian tertentu yang cukup
spesifik, setiap manusia cenderung akan bereaksi sama. Contohnya, tiba-tiba mendengar
suara keras otomatis akan merasakan emosi kaget, atau ketika putus dengan pacar biasanya
akan merasakan emosi sedih. Meskipun semua orang cenderung punya emosi dan reaksi yang
cukup serupa bukan berarti perilaku yang di tampilkan ikut serupa juga. Karena emosi juga
dipengaruhi oleh pengalaman, latar belakang, dan budaya contohnya orang timur dan barat
sebenarnya berbeda dalam pengekspresian emosinya seperti dalam sebuah perayaan atau
selebrasi kemenangan. Orang barat mereka akan cenderung lebih individualis dalam
mengekspresikan emosinya mereka lebih merasa emosi bangga dengan pencapaian diri
sendiri, sedangkan orang timur sebaliknya.

Dibawah ini dijelaskan beberapa definisi emosi menurut beberapa tokoh:

● Menurut Chaplin (1989) dalam Dictionary of Psychology, emosi adalah sebagai suatu
keadaan yang terangsang dari organisme mancakup perubahan-perubahan yang disadari,
yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin (1989) membedakan emosi
dengan perasaan, perasaan (feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik
oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah.

● Sedangkan menurut Sudarsono (1993), emosi adalah suatu keadaan yang kompleks dari
organisme seperti tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan
dalam organ tubuh yang sifatnya luas, biasanya ditambahi dengan perasaan yang kuat
yang mengarah ke suatu bentuk tingkah laku atau perilaku tertentu. Erat hubungannya
dengan kondisi tubuh, denyut jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dapat diekspresikan
seperti tersenyum, tertawa, menangis, dapat merasakan sesuatu seperti merasa senang,
merasa kecewa.
● Dijelaskan lebih lanjut oleh Richard S. Lazarus (1991:37) dalam Darwis (2006:19) yang
mengutip definisi dari para pendahulunya seperti Hilman (1960) dan Drever (1952)
sebagai berikut:
"Emotion : Differently described and explained by different Psychologists, but all agree
that it is a complex state of the organism, involving bodily changes of a widespread
character-in breathing, pulse, gland secretion, etc.- and, on the mental side, a state of
excitement or perturbation, marked by strong feeling and ussualy an impulse towards a
definite form of behavior. If the emotion is intense there is some disturbance of the
intellectual functions, a measure of dissociation, and a tendency towards action of an
ungraded or protopatic character. Beyond this description anything else would mean an
entrance into the controversial field.”

“Emosi: Dilukiskan dan dijelaskan secara berbeda oleh psikolog yang berbeda, namun
semua sepakat bahwa emosi adalah bentuk yang kompleks dari organisme, yang
melibatkan perubahan fisik dari karakter yang luas dalam bernafas, denyut nadi, produksi
kelenjar dsb-dan, dari sudut mental, adalah suatu keadaan senang atau cemas, yang
ditandai dengan adanya perasaan yang kuat, dan biasanya dorongan menuju bentuk nyata
dari suatu tingkah laku. Jika emosi itu sangat kuat akan terjadi sejumlah gangguan
terhadap fungsi intelektual, tingkat disasosiasi dan kecenderungan terhadap tindakan
yang bersifat tidak terpuji. Di luar deskripsi ini, hal lain akan berarti masuk ke dalam
bidang yang kontroversial.”

● Menurut Darwis (2006:18) mendefinisikan emosi sebagai suatu gejala psiko-fisiologis


yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap, dan tingkah laku, serta mengejawantah
dalam bentuk ekspresi tertentu. Emosi dirasakan secara psikofisik karena terkait
langsung dengan jiwa dan fisik. Ketika emosi bahagia meledak-ledak, ia secara psikis
memberi kepuasan, tapi secara fisiologis membuat jantung berdebar-debar atau langkah
kaki terasa ringan, juga tak terasa ketika berteriak puas kegirangan, Namun hal-hal yang
disebutkan ini tidak spesifik terjadi pada semua orang dalam seluruh kesempatan.
Kadangkala orang bahagia, tapi justru meneteskan air mata, atau kesedihan yang sama
tidak membawa kepedihan yang serupa.
● Morgan, King dan Robinson, (1984) dalam Desmita (2009:6) mendefinisikan emosi
sebagai:
‟A subjective feeling state, often accompanied by facial and bodily expressions, and
having arousing and motivating properties.”
Jadi emosi dapat diartikan sebagai perasaan atau afeksi yang melibatkan kombinasi
antara gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak.

● Menurut M. Ali dan M. Asrori (2008: 62-63), emosi termasuk ke dalam ranah afektif.
Emosi banyak berpengaruh pada fungsi-fungsi psikis lainnya, seperti pengamatan,
tanggapan, pemikiran,dan kehendak. Individu akan akan mampu melakukan pengamatan
yang baik jika disertai dengan emosi yang baik pula. Individu juga akan memberikan
tanggapan yang positif terhadap suatu objek manakala disertai dengan emosi yang positif
pula. Sebaliknya, individu akan melakukan pengamatan atatu tanggapan negatif terhadap
sesuatu objek, jika disertai oleh emosi yang negatif terhadap objek tersebut.

● Robert Plutchik (Santrock, 1988:399) dalam Darwis (2006) mengategorikan emosi ke


dalam beberapa segmen:
1. Bersifat positif dan negatif (they are positive or negatif)
2. Primer dan campuran (they are primary or mixed)
3. Banyak yang bergerak kekutub yang berlawanan (many are polar opposites)
4. Intensitasnya bervariasi (they vary in intensity)

B. Bentuk-Bentuk Emosi

Daniel Goleman (1995) Dalam M. Ali dan M. Asrori (2008:62-63) mengidentifikasi


sejumlah kelompok emosi , yaitu sebagai berikut:

1. Amarah, di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati,
terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan, dan kebencian
patologis.
2. Kesedihan, di dalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani
diri, kesepian, ditolak, putus asa, depresi.
3. Rasa takut, di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut
sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panik, dan pobia.
4. Kenikmatan, di dalamnya meliputi kebahagiaan, gembira, ringan puas, riang, senang,
terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang,
senang sekali, dan mania.
5. Cinta, di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa
dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih sayang.
6. Terkejut, di dalamnya meliputi terkesiap, takjub, terpana.
7. Jengkel, di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, dan mau
muntah.
8. Malu, di dalamnya meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, aib, dan
hati hancur lebur.

C. Karakteristik Emosi

Menurut Syamsu (2008:116-117), ciri-ciri emosi adalah :

1. Lebih bersifat subjektif daripada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan
berfikir.
2. Bersifat fluktuatif (tidak tetap).
3. Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.

Emosi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi kejiwaan
(psikis).
1. Emosi sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh,
seperti : rasa dingin, manis, sakit lelah kenyang, dan lapar.
2. Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan.

Yang termasuk emosi ini, diantaranya adalah:

● Perasaan Intelektual, yaitu yang mempunyai sangkut paut dengan ruang lingkup
kebenaran. Perasaan ini diwujudkan dalam bentuk:
(a) Rasa yakin dan tidak yakin terhadap suatu hasil karya ilmiah (b) Rasa gembira karena
mendapat suatu kebenaran (c) Rasa puas karena dapat menyelesaikan persoalan-
persoalan ilmiah yang harus dipecahkan.
● Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berhubungan dengan orang lain, baik bersifat
perorangan maupun kelompok. Wujud perasaan ini seperti (a) Rasa solidaritas
(b) Persaudaraan (c) Simpati (d) Kasih sayang.
● Perasaan Susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai- nilai baik dan buruk
atau etika (moral). Contohnya (a) Rasa tanggung jawab (Responsibility) (b) Rasa
bersalah apabila melanggar norma (c) Rasa tentram dalam menaati norma.
● Perasaan keindahan (estetis), yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan keindahan dari
sesuatu , baik bersifat kebendaan maupun kerohanian.
● Perasaan ketuhanan. Salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Tuhan, dianugrahi
fitrah (kemampuan atau perasaan) untuk mengenal Tuhannya. Dengan kata lain, manusia
dikaruniai insting religius (naluri beragama). Karena memiliki fitrah ini, kemudian
manusia dijuluki sebagai ‟Homo Divinans‟ dan ‟Homo Religius‟ , yaitu sebagai
makhluk yang berke-Tuhan-an atau makhluk beragama.

D. Fungsi Emosi

Berhubungan dengan fungsi emosi, Coleman dan Mammen (1974, dalam Rakhmat, 1994)
menyebutkan, setidaknya ada empat fungsi emosi :

1. Emosi adalah sebagai pembangkit energi (energizer). Tanpa emosi, kita tidak sadar atau
mati. Hidup berarti merasai, mengalami, bereaksi, dan bertindak. Emosi membangkitkan
dan memobilisai energi kita; marah menggerakkan kita untuk menyerang, takut
menggerakkan kita untuk lari, dan cinta mendorong kita untuk mendekat dan
bermesraan.
2. Emosi adalah pembawa informasi (messenger). Bagaimana keadaan diri kita dapat
diketahui dari emosi kita. Jika marah, kita mengetahui bahwa kita dihambat atau diserang
orang lain, sedih berarti kita kehilangan sesuatu yang kita senangi, bahagia berarti
memperoleh sesuatu yang kita senangi, atau menghindar dari hal yang dibenci.
3. Emosi bukan saja pembawa informasi dalam komunikasi intrapersonal, tetapi juga
membawa pesan dalam komunikasi interpersonal. Ungkapan emosi dapat diketahui
secara universal. Dalam retorika diketahui bahwa pembicaraan yang menyertakan
seluruh emosi dalam pidato dipandang lebih hidup, dinamis, dan lebih menyenangkan.
4. Emosi juga merupakan sumber informasi tentang keberhasilan kita. Kita mendambakan
kesehatan dan mengetahuinya ketika kita merasa sehat walafiat. Kita mencari keindahan
dan mengetahui bahwa kita memperolehnya ketika kita merasakan kenikmatan estetis
dalam diri kita.

2.2 Motivasi
Seringkali manusia merasa tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan dalam hidup
mereka, rasa tidak puas tersebutlah yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu hal
agar kebutuhannya terpenuhi. Motivasi dalam pandangan psikologi merupakan gejala yang
timbul dalam diri seseorang secara sadar dan menjadikannya hasrat untuk meraih tujuan.
Dalam hal ini tentu saja motivasi memiliki peranan yang penting serta keterkaitanya dengan
perilaku manusia.

A. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata lain Motive yang berarti dorongan atau bahasa Inggrisnya to move.
Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat
(driving force). Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor-faktor lain, baik
faktor eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi.

Beberapa ahli menafsirkan motivasi sebagai berikut:

⮚ Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al (2000), motivasi didefenisikan sebagai


kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai
tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.
⮚ Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal
dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan
kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum motivasi merupakan
dorongan, rangsangan ataupun tindakan yang dilakukan atas dasar adanya kebutuhan untuk
mencapai sebuah tujuan.

B. Jenis-jenis Motivasi

Ada 3 jenis tingkatan motivasi:

a) Motivasi yang didasarkan pada ketakutan (fear motivation) sebagai contoh seorang anak
belajar karena takut dimarahi oleh orang tua nya.
b) Motivasi karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation) sebagai contoh seorang
pelajar yang belajar karena ingin mendapatkan nilai yang bagus.
c) Motivasi yang didorong dalam diri (inner motivation) sebagai contoh seorang pelajar yang
memiliki rasa ingin tahu tinggi dalam menuntut ilmu.

C. Siklus Motivasi

Motivasi memiliki 3 komponen penting yang saling


berhubungan erat satu sama lain diantaranya:

a). Keadaan yang mendorong(kebutuhan), hal ini


muncul pada diri manusia ketika mereka merasa
memiliki ketidak seimbangan atas apa yang mereka
dapatkan dengan apa yang mereka butuhkan.
b). Tingkah laku, untuk memenuhi ketidak seimbangan
tersebut manusia akan memiliki dorongan dalam upaya
pemenuhan kebutuhan tersebut.
c). Tujuan, tingkah laku yang dilakukan seseorang mengarahkan pada pencapaian tujuan
itu sendiri.

D. Sumber-sumber motivasi

a) Motivasi intrinsik
Merupakan motif-motif yang timbul dari dalam diri seseorang tersebut atas dorongan
tertentu. Sebagai contoh keika kita minum saar merasa haus.
b) Motivasi ekstrinsik
Merupakan motif-motif yang timbul atas dorongan dari luar diri seseorang. Sebagai
contoh malam ini Rina belajar karena besok pagi akan diadakan ujian.
Dari pembahasan ini terdapat beberapa teori para ahli yang dapat mendukung pemaparan
diatas, diantaranya:

1. Teori Motivasi Herzberg (Teori dua faktor)


Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
a) Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk
didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya
(faktor ekstrinsik), b) Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai
kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat
kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

2. Teori kebutuhan Abraham Maslow


Menurut Abraham Maslow, yang merupakan seorang psikologi pada tahun 1943.
Mengungkapkan jika 5 kebutuhan manusia tersebut berdasarkan hirarkinya. Dimulai dari
kebutuhan yang sangat mendasar hingga mencapai kebutuhan yang paling tinggi. Hal-hal
ini dibahas dalam teori Hirarki Kebutuhan. Berikut ini 5 kebutuhan manusia yang
dibahas di dalamnya.
a. Kebutuhan Fisiologis, kebutuhan manusia yang berupa makanan, minuman, pakaian,
udara, tempat tinggal, dan kebutuhan kebutuhan lainnya yang digunakan untuk
bertahan hidup. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling dasar.
b. Kebutuhan Keamanan, merupakan kebutuhan dari rasa aman akan kekerasan fiisk
ataupun psikis. Misalnya saja seperti lingkungan yang bebas polusi, rasa aman dari
kekerasan dan ancaman, dan lainnya.
c. Kebutuhan Sosial, dalam hal ini kebutuhan untk mencintai dan dicintai. Manusia
adalah makhluk sosial, sehingga tentunya membutuhkan orang lain di dalam
kehidupan mereka.
d. Kebutuhan Penghargaan, kebutuhan ini biasanya ada setelah kebutuhan fisiologis,
sosial, dan keamanan sudah terpenuhi. Setiap orang tentunya ingin diakui dan dihargai
orang lain.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri, kebutuhan ini adalah kebutuhan yang tertinggi. Biasanya
kebutuhan ini merupakan kebutuhan seseorang yang ingin memenuhi ambisi pribadi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata perilaku berarti tanggapan atau reaksi
individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Dari sini sudah jelas, bahwa emosi dan
motivasi, keduanya memberikan dampak pada diri kita untuk bereaksi.

Jadi, emosi dan motivasi lah yang mendorong dan mendasari kita untuk melakukan suatu
tindakan tertentu sehingga perilaku kita pun terpengaruh oleh hal itu. Apabila emosi maupun
motivasi nya positif, maka perilaku kita pun akan menuju pada arah kebaikan. Jika
sebaliknya, emosi dan motivasi diri kita itu negatif, selalu memandang dan menganggap
semua hal pada sisi negatif, maka perilaku kita pun akan mengarah pada hal yang kurang
baik. Itulah mengapa motivasi dan emosi sangat berkaitan dan menjadi hal yang sangat
penting bagi kita dalam berperilaku.
BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan isi makalah yang telah kami uraikan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa emosi adalah reaksi yang dihasilkan oleh individu berupa penilaian baik
atau buruk terhadap suatu rangsangan, sedangkan emosian dan emosional adalah bentuk
contoh respon tersebut. Emosi tersebut menjadi reaksi yang timbul dalam keadaan tertentu,
oleh sebab itu bagaimana respon kita terhadap suatu hal dapat dilihat dari emosi. Walaupun
emosi bentuknya universal, dalam arti reaksi antara individu satu dan individu lain itu sama
dalam situasi yang sama, perilaku kedua individu tersebut akan berbeda. Dengan begitu,
emosi dan motivasi memiliki keterkaitan karena emosi sangat berpengaruh terhadap motivasi
kita melakukan sesuatu.
Perilaku pada manusia sebagian besar dipengaruhi oleh faktor pribadi manusia itu
sendiri. Kekuatan pada manusia juga akan semakin positif jika faktor-faktor yang ada di
dalam diri manusia itu dapat terpenuhi secara seimbang. Motivasi dan Emosi juga dapat
berkaitan karena jika emosi maupun motivasi nya positif, maka perilaku kita pun akan
menuju pada arah kebaikan akan. Jika sebaliknya, emosi dan motivasi diri kita itu negatif,
selalu memandang dan menganggap semua hal pada sisi negatif, maka perilaku kita pun akan
mengarah pada hal yang kurang baik. Itulah mengapa motivasi dan emosi sangat berkaitan
dan menjadi hal yang sangat penting bagi kita dalam berperilaku.

3.2 Saran

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari kesalahan dan kesempurnaan. Kedepannya kami
akan berusaha lebih baik lagi. Oleh karena itu, saran dari pembaca Bapak dan Ibu dosen
terkait sangat diharapkan demi membangun kesempurnaan makalah ini agar kedepannya
makalah ini bisa menjadi sumber referensi dalam pembuatan makalah lainnya.
Daftar Pustaka

1. Alim, Abdul. 2010 . “Peran Motivasi Dalam Mengukir Prestasi”. Makalah.


2. HM, Ely Manizar. 2016. Mengelola Kecerdasan Emosi. Jurnal Radenfatah.
3. Nadhiroh, Yahdinil Firda. 2015. Pengendalian Emosi : Kajian Religio-Psikologis
tentang Psikologi Manusia dalam Jurnal Saintifika Islamica Volume 2 No.1 (hlm. 54-
62).
4. Nasruddin, Iman. Emosi dan Aspek. Jurnal Emosi dan implikasinya.
5. P, Emmanuela Felicia. 2017. Emosi Psikologi Umum. Makalah.
6. Bandrus. Moh. Faktor-Faktor Pribadi Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia.

Anda mungkin juga menyukai