Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN NILAI UNTUK PENDIDIKAN

MANUSIA SEUTUHNYA

Disusun oleh :
Esty Dwi Agusria

Dosen Pembimbing :
Niko Zulni Pratama, M.Pd

PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
TEMBILAHAN
2019
PENGEMBANGAN NILAI UNTUK PENDIDIKAN MANUSIA
SEUTUHNYA

1. Definisi Nilai
Nilai memiliki banyak penafsiran oleh para ahli,
sebagaimana yang disampaikan oleh para ahli diantara
lainnya:

 Kimball Young, mengemukakan nilai adalah asumsi yang


abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang
dianggap penting dalam masyarakat.
 A. W. Green, menurutnya nilai adalah kesadaran yang
secara relative berlangsung disertai emosi terhadap objek.
 Woods, menyatakan nilai adalah petunjuk umum yang
telah berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku
dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
PENGEMBANGAN NILAI UNTUK PENDIDIKAN
MANUSIA SEUTUHNYA
 M. Z. Lawang, mengemukakan bahwa nilai merupakan gambaran
mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, berharga, dan dapat
memengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut.
 Hendropuspito, menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang
dihargai masyarakat, karena mempunyai daya guna fungsional
bagi perkembangan kehidupan manusia.
 Karel J. Veeger, menyatakan sosiologi memandang nilai-nilai
sebagau pengertian-pengertian (sesuatu di dalam kepala orang)
tentang baik tidaknya perbuatan-perbuatan. Dengan kata lain,
nilai adalah hasil penilaian atau pertimbangan moral.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat diambil pengertian
bahwa Nilai merupakan segala sesuatu yang dilakukan dengan atau
tanpa kesadaran, yang menjadi tolak ukur dalam menghargai suatu
perbuatan manusia.
PENGEMBANGAN NILAI UNTUK PENDIDIKAN
MANUSIA SEUTUHNYA
2. Definisi Manusia dan Hakikat Manusia

Manusia atau Orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis,


rohani, dan istilah kebudayaan. Secara biologis, manusia
diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti
“manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamalia
yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian,
mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi, dimana
dalam agama dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan
Ketuhanan dan makhluk hidup. Dalam mitos, mereka juga sering
dibandingkan dalam ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka
dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka
dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan
terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok,
dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
PENGEMBANGAN NILAI UNTUK PENDIDIKAN
MANUSIA SEUTUHNYA

Sementara itu, hakikat manusia diantaranya adalah :

 Manusia adalah ciptaan Allah yang berasal dari segumpal


darah sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat
Al-‘Alaq ayat 2. Yang artinya: “ Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah” (Q.S. Al-‘Alaq: 2)
 Manusia adalah perkembangannya dipengaruhi oleh
pembawaan dan lingkungan. Dalam teori pendidikan lama
perkembangan manusia dipengaruhi oleh pembawaan
(nativisme) dan juga lingkungan (empiris). Selain itu ada
teori bahwa manusia pada perkembangannya ditentukan
oleh pembawaan dan lingkungannya (konvergensi).
PENGEMBANGAN NILAI UNTUK PENDIDIKAN
MANUSIA SEUTUHNYA

Wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan) yang
dikemukakan oleh paham eksistensialisme, dengan maksud menjadi
masukan dalam membenahi konsep pendidikan , yaitu :
1. Kemampuan menyadari diri
2. Kemampuan bereksistensi
3. Kata hati (Consecience of Man)
4. Moral
5. Tanggung-jawab
6. Rasa kebebasan
7. Kewajiban dan hak
8. Kemampuan menghayati kebahagiaan
PENGEMBANGAN NILAI UNTUK PENDIDIKAN
MANUSIA SEUTUHNYA
3. Pengembangan Nilai untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya

Secara rasional-filosofis tentang pendidikan yang sudah berkembang semenjak


beberapa abad yang lalu, maka system pendidikan untuk membentuk manusia yang
seutuhnya harus diarahkan kepada dua dimensi, yakni:
 Dimensi Dialektikal Horizontal
Pada dimensi ini pendidikan hendaknya dapat mengembangkan pemahaman tentang
kehidupan yang konkret, yakni kehidupan manusia dalam hubungannya dengan alam
ataupun lingkungan sosialnya. Dalam dimensi inilah manusia dituntut untuk mampu
mengatasi berbagai tantangan dan kendala dunia konkretnya, melalui pengembangan
teknologi dan sains.
 Dimensi Ketundukan Vertikal
Sedangkan dimensi ini, yakni ketundukan vertical, pendidikan sains dan teknologi,
selain menjadi alat untuk memanfaatkan, dan melestarikan sumber daya alam juga
menjadijembatan untuk memahami fenomena dan misteri kehidupan dalam mencapai
hubungan yang hakiki juga abadi dengan sang khaliq. Berarti bagaimanapun pesatnya
perkembangann sains dan teknologi ia harus disertai dengan pendidikan hati.
PENGEMBANGAN NILAI UNTUK PENDIDIKAN
MANUSIA SEUTUHNYA

KESIMPULAN

Ketika seseorang meninggalkan dari nilai, terutama nilai


akademik, maka hidupnya akan terusik. Orang yang
menerjang nilai, dianggap tidak bijak. Maksudnya,
secara filsufi orang tersebut akan terganggu
kehidupannya dan tidak merasakan bahagia memiliki
ilmu. Padahal sesungguhnya, dengan nilai orang akan
semakin aman dan tentram. Oleh karena hidup mereka
telah di atur, tertata dan tidak banyak musuh. Jadi,
hidup memang harus mampu mengelola nilai, demi
terwujudnya kehidupan yang damai.

Anda mungkin juga menyukai