PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik. Pendidik dalam hal ini guru,
berposisi sebagai pengarah dan sumber pemberi pengetahuan yang akan disimak oleh peserta didik.
Dalam suatu kelas, terdiri atas beberapa individu peserta didik. Setiap individu memiliki karakter dan
sifat masing-masing yang tentunya berbeda satu sama lainnya. Perbedaan ini akan berdampak pada
proses pembelajaran, dimana seorang guru tidak bisa mengajar dengan model satu tipe saja. Karena,
dengan adanya perbedaan tadi akan menghasilkan ketidakmerataan kemampuan siswa dalam
memahami pelajaran yang telah diberikan.
Salah satu perbedaan nyata yang pasti dimiliki oleh setiap individu adalah perbedaan tingkatan Zona
Proximal Development (ZPD), yaitu tingkatan kemampuan setiap individu dalam menyerap pengetahuan.
Dengan adanya perbedaan ini, seyogyanya pendidik yang professional harus mampu memetakan setiap
tingkatan kemampuan peserta didiknya agar dapat membimbing mereka tanpa adanya kesenjangan.
Di zaman era modernisasi seperti sekarang ini dalam dunia pendidikan membutuhkan seorang pendidik
yang berkualitas yang tidak hanya memiliki kemampuan dalam mengajar namun mereka juga mampu
memberikan motivasi jika anak didik mengalami down misalnya nilainya jeblok. Sebagai seorang calon
pendidik yang bijak seyogyanya kita harus mengenal karakteristik anak didik kita. Karakteristik anak didik
sangatlah beraneka ragam dan memiliki potensi yang berbeda-beda maka seharusnya sebagai calon
pendidik, kita mampu mengarahkan dan memberikan motivasi kepada anak didik kita agar dapat
menemukan skill mereka. Jangan sampai kita sebagai calon pendidik, kita acuh tak acuh terhadap
kemampuan dan potensi mereka. Pemikiran ini tentunya sangatlah keliru karena ini akan menyebabkan
anak didik kita menjadi malas dan tidak bersemangat apalagi jika nilai-nilai dalam sekolah mereka jeblok.
Olehnya itu, melalui makalah ini akan penulis paparkan mengenai pembelajaran remedial.
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
Menambah pengetahuan penulis mengenai pembelajaran remedial, dari segi metode, prinsip dan
langkah-langkah pembelajarannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Webster’s New Twentieth Century Dictionary, kita menemukan keterangan sebagai berikut:
Remedi berasal dari bahasa latin, yang berarti menyembuhkan kembali;dari re- ‘kembali’ dari mederi
‘menyembuhkan’.
Sesuatu yang memperbaiki, menetralkan, atau memberhentikan suatu kejahatan atau kesalahan;
pertolongan, pembebasan; menebus, memperbaiki.
Sementara itu, remediasi dalam pendidikan berarti tindakan atau proses penyembuhan/peremedian
atau penanggulangan ketidakmampuan atau masalah-masalah pembelajaran” (1983:1528).
“remediasi adalah tindakan melakukan diagnosis dan perawatan” (MC Ginnis & Smith, 1982:355)
Dalan Random House Webster’s College Dictionary (1991), remedial diartikan sebagai intended to
improve poor skill in specified field. Remedial adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki
keterampilan yang kurang baik dalam suatu bidang tertentu. Kalau kita kaitkan dengan kegiatan
pembelajaran, kegiatan remedial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Kekurangberhasilan pembelajaran ini
biasanya ditunjukan oleh ketidakberhasilan siswa dalam menguasai materi yang dibahas dalam kegiatan
pembelajaran. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai
kegiatan remedial apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran atau dalam menguasai kompetensi yang telah
diterapkan. Kegiatan remedial adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa
yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.
Tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami materi pelajaran agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Secara umum, tujuan kegiatan
remedial adalah sama dengan pembelajaran biasa, yaitu membantu siswa mencapai kompetensi atau
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiatan
remedial bertujuan untuk membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran melalui kegiatan
pembelajaran tambahan.
Sebagai salah satu upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, kegiatan remedial memiliki
beberapa fungsi yang penting bagi keseluruhan proses pembelajaran.
Secara umum tujuan pengajaran remedial tidak berbeda dengan pengajaran pada umumnya, yaitu agar
siswa dapat mencapai prestasi belajar optimal sesuai dengan TIK yang telah dirumuskan. Bahkan harus
pula dapat memenuhi criteria penguasaan materi belajar atau daya serap. Adanya pengajaran remedial
diharapkan siswa agar dpat mencapai TIK selalui proses penyembuhan atau perbaikan baik dari segi
kepribadian maupun segi proses belajar mengajar.
Agar siswa memahami dan mengenali dirinya khususnya yang menyangkut prestasi belajar, misal: segi
kemampuannya segi kelemahannya dan jenis serta sifat kesulitannya.
Dapat mengubah dan memperbaiki strategi belajar siswa sesuai dengan kesulitan yang dialami.
Dapat mengatasi hambatan atau gangguan belajar yang menjadi penyebab dan latar belakang.
Mampu membangkitkan dan mengembangkan sikap-sikap serta kebiasaan baru yang merangsang
tercapainya hasil belajar.
Dapat menyelesaikan dan melakukan tugas belajar yang diberikan dengan benar dan baik.
Dengan demikian pengajaran remedial memiliki fungsi yang amat penting dalam kesulitan proses
pengajaran yaitu:
Fungsi korektif artinya dapat membetulkan dan memperbaiki kegiatan B-M, contoh : akibat sebagian
siswa belum mencapai TIK yang ditetapkan perlu perbaikan dalamperumusan tujuan, penggunaan
strategi atau metode mengajar, strtaegi atau metode belajar, materi dan alat pelajaran yang dipilih,
evaluasi dan juga kondisi siswa. Dengan kata lain denga perbaikan terhadap aspek atau faktor tersebut
akan berpengaruh meningkatkan prestasi belajar siswa.
Fungsi pemahaman. Adanya pemahaman terhadap siswa, diharapkan semua personel yang terlihat pada
proses pengajaran menyadari interaksi antar mereka dalam mencapai tujuan pengajaran yang
ditetapkan. Jadi guru, siswa dan pihak yang terlibat harus memahami kegiatan proses pengajaran yang
berlangsung.
Fungsi penyesuaian, artinya dalam pengajaran remedial agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan, dengan tuntutan proses belajar. Oleh sebab itu siswa harus diberikan kesempatan belajar
sesuai dengan kesempatan belajar sesuai dengan kemampuan pribadi agar memiliki peluang
memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Dengan tuntutan belajar yang sesuai dengan sifat, jenis dan
latar belakang kesulitannya diharapkan mendorong atau memotivasi belajar yang lebih baik.
Fungsi pengayaan, artinya pengajaan remedial akan memperkaya proses pengajaran. Dengan kata lain
pembahasan materi yang mungkin tidak disampaikan pada pengajaran regular terpaksa harus diberikan
untuk memperjelas pengajaran, metode dan teknik pengelolaan lebih khusus, lebih terperinci. Dengan
demikian dapat diharapkan prestasi belajar lebih dalam, lebih luas lebih banyak dan lebih kaya.
Funsi akselerasi (pencepatan), artinya dengan pengajaran remedial diharapkan dapat mempercepat
proses belajar siswa baik dalam arti waktu serta materi. Contoh: siswa yang tergolong lambat belajar,
maka dengan dibantu pengajaran remedial dipercepat proses belajarnya.
Fungsi teriperitik, artinya pengajaran remedial secara langsung atau tidak langsung dapat
menyembuhkan dan memperbaiki kondisi pribadi siswa yang mungkin cenderung adanya
penyimpangan. Penyembuhan terhadap kondisi kepribadian membantu siswa alam pencapaian prestasi
belajar secara optimal.
Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mengalami
hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan dan
keterampilan prasyarat atau lambat dalam mecapai kompetensi. Beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:
Adaptif
Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program pembelajaran remedial
hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya
belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan
individual peserta didik.
Interaktif
Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif berinteraksi
dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan
belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar
diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera
diberikan bantuan.
Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu
diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera
mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami
peserta didik.
Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan, dengan
demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan dan programnya
selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-
masing.
Program pengayaan. Program pengayaan dilakukan dengan memberikan kegiatan tambahan yang
biasanya tidak tersedia dalam program biasa. Program pengayaan dapat berbentuk memberikan tugas
tambahan.
Program penyembuhan atau pengajaran remedial yang disediakan bagi murid yang mengalami kesulitan
belajar. Pada umumnya program penyembuhan atau remedial tidak jauh berbeda dari metode yang
berlaku dalam kegiatan belajar mengajar biasa. Cuma tekanan dan pelaksanaanya yang berbeda sesuai
dengan masalah atau kesulitan yang ingin disembuhkan.
Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial mempunyai ciri – ciri yaitu :
Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial yaitu metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan
kegiatan bimbingan belajar mulai dari tingkat identifikasi kasus sampai dengan tindak lanjut. Metode
yang dapat digunakan , yaitu :
Tanya Jawab
Metode ini digunakan dalam rangka pengenalan kasus untuk mengetahui jenis dan sifat kesulitan siswa.
Tanya jawab dapat dilakukan secara individual maupun secara kelompok. Dalam rangka perbaikan
serangkaian tanya jawab dapat membantu siswa dalam memahami dirinya, mengetahui
kelebihan/kekurangannya, dan memperbaiki cara belajarnya. Kebaikan metode ini dalam rangka
pengajaran perbaikan yaitu :
Diskusi
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan interaksi antar-individu dalam kelompok untuk
memperbaiki kesulitan belajar yang dialami oleh sekelompok siswa. Kebaikan metode ini dalam rangka
pengajaran perbaikan yaitu
Setiapa individu dalam kelompok dapat mengenal diri dan kesulitannya dan menemukan jalan
pemecahannya.
Metode ini dapat digunakan dalam rangka mengenal kasus dan pemberian bantuan kepada siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Dengan metode ini, siswa diharapkan dapat lebih memahami dirinya, dapat
memperdalam materi yang telah dipelajari, dan dapat memperbaiki cara-cara belajar yang pernah
dialami.
Kerja Kelompok
Metode ini hampir bersamaan dengan pemberian tugas dan diskusi. Yang terpenting adalah interaksi di
antara anggota kelompok dengan harapan terjadi perbaikan pada diri siswa yang mengalami kesulitan
belajar karena :
Kehidupan kelompok dapat meningkatkan minat belajar. Kehidupan kelompok memupuk tanggung
jawab, saling memahami diri.
Tutor
Tutor adalah siswa sebaya yang ditugaskan untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan
belajar, karena hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan
siswa. Pemilihan tutor ini berdasarkan prestasi, hubungan sosial yang baik, dan cukup disenangi oleh
teman-temannya. Tutor berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru.
Pengajaran Individual
Pengajaran individual adalah interaksi antara guru dengan siswa secara individual dalam proses belajar
mengajar. Pendekatan dengan metode ini bersifat teraputik, artinya mempunyai sifat penyembuhan
dengan cara memperbaiki cara-cara belajar siswa. Hasil yang diharapkan dalam metode ini di samping
adanya perubahan prestasi belajar juga perubahan dalam pemahaman diri siswa.
Prosedur Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Remedial teaching yang merupakan salah satu bentuk bimbingan belajar dapat dilaksanakan melalui
prosedur sebagai berikut :
Tujuan penelitian kembali kasus ini adalah agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai kasus
tersebut, serta cara dan kemungkinan pemecahannya. Berdasarkan penelitian kasus, akan dapat
ditentukan siswa-siswa yang perlu mendapatkan remedial teaching. Kemudian ditentukan besarnya
kelemahan yang dialami dan dalam bidang studi apa saja mengalami kelemahan. Selanjutnya meneliti
dalam domain apa mengalami kesulitan apakah kognitifnya ataukah aplikasinya.
Dalam langkah ini, dilakukan usaha-usaha untuk menentukan karakteristik kasus yang ditangani tersebut.
Apakah kasus tersebut termasuk klasifikasi berat, cukup, atau ringan.
Setelah karakteristik ditentukan, maka tindakan pemecahannya harus dipikirkan, yaitu sebagai berikut :
Kalau kasusnya ringan, tindakan yang ditentukan adalah memberikan remedial teaching kepada siswa
tersebut.
Kalau kasusnya tergolong cukup dan berat, maka sebelum diberikan remedial teaching, harus diberikan
layanan konseling terlebih dahulu untuk mengatasi hambatan-hambatan emosional yang mempengaruhi
cara belajarnya.
Berdasarkan karakteristik kasus tersebut, maka pada tahap kedua ini adalah membuat keputusan
tentang cara mana yang harus dipilih. Untuk itu, beberapa pertimbangan yang dapat dipakai dalam
mengambil keputusan, yaitu :
Faktor efisiensi, yaitu sedikitnya tenaga, biaya, dan waktu yang dipergunakan, namun hasilnya dapat
seoptimal mungkin.
Faktor kesusilaan dengan jenis masalah, sifat individu, fasilitas, dan kesempatan yang tersedia.
Berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tersebut, dan dengan memperhatikan masalah etika dan
moral, maka langkah ke-2 dilakukan.
Tujuan dari layanan khusus bimbingan konseling ini adalah mengusahakan agar siswa yang terbatas dari
hambatan mental emosional (ketegangan batin), sehingga kemudian siap menghadapi kegiatan belajar
secara wajar. Bentuk konseling di sini bisa berupa psikoterapi yang dilakukan oleh psikolog / psikiater.
Tetapi ada kalanya kasus ini dapat dilakukan oleh guru sendiri bila masalah yang dihadapi adalah sebagai
berikut :
Kasus yang mempunyai latar belakang kurang motivasi dan minat belajar.
Memberikan dorongan agar lebih berhasil dalam belajar pada waktu berikut-berikutnya.
Menghindarkan anak dari pertanyaan-pertanyaan yang negative yang dapat melemahkan semangat
belajar.
Menciptakan hubungan yang hangat antara guru dengan murid dan murid dengan murid.
Kasus yang mempunyai latar belakang ketidakcocokan antara keadaan pribadi dengan lingkungannya dan
programnya.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Kegiatan remedial adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.
Tanya Jawab
Diskusi
Tugas
Kerja kelompok
Tutor
Pengajaran individual.
Saran
Makalah ini, baik dari segi isi maupun bentuknya masih memiliki banyak kekurangan. Olehnya itu, saran
dan kritik yang membangun sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan tulisan-tulisan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://munawwarahummumubarok.blogspot.sg/2012/06/makalah-remedial-untuk-sd.html.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/13/pembelajaran-remedial-dalam-ktsp/
http://nayapanda.blogspot.sg/2012/10/makalah-hakikat-pembelajaran-remedial_8.html