Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta
didik. Pendidik dalam hal ini guru, berposisi sebagai pengarah dan sumber
pemberi pengetahuan yang akan disimak oleh peserta didik. Dalam suatu
kelas, terdiri atas beberapa individu peserta didik. Setiap individu memiliki
karakter dan sifat masing-masing yang tentunya berbeda satu sama lainnya.
Perbedaan ini akan berdampak pada proses pembelajaran, dimana seorang
guru tidak bisa mengajar dengan model satu tipe saja. Karena, dengan adanya
perbedaan tadi akan menghasilkan ketidakmerataan kemampuan siswa dalam
memahami pelajaran yang telah diberikan.
Di zaman era modernisasi seperti sekarang ini dalam dunia
pendidikan membutuhkan seorang pendidik yang berkualitas yang tidak
hanya memiliki kemampuan dalam mengajar namun mereka juga mampu
memberikan motivasi jika anak didik mengalami down misalnya nilainya
jeblok. Sebagai seorang calon pendidik yang bijak seyogyanya kita harus
mengenal karakteristik anak didik kita. Karakteristik anak didik sangatlah
beraneka ragam dan memiliki potensi yang berbeda-beda maka seharusnya
sebagai calon pendidik, kita mampu mengarahkan dan memberikan motivasi
kepada anak didik kita agar dapat menemukan skill mereka. Jangan sampai
kita sebagai calon pendidik, kita acuh tak acuh terhadap kemampuan dan
potensi mereka. Pemikiran ini tentunya sangatlah keliru karena ini akan
menyebabkan anak didik kita menjadi malas dan tidak bersemangat apalagi
jika nilai-nilai dalam sekolah mereka jeblok. Olehnya itu, melalui makalah ini
akan penulis paparkan mengenai pembelajaran remedial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pembelajaran Remidial?
2. Apa Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Remedial?
3. Bagaimana Prinsip Pembelajaran Remedial?
4. Bagaimana Metode Dalam Pembelajaran Remedial?
5. Bagaimana Prosedur Dalam Pelaksanaan Pmbelajaran Remedial?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Remedial
Dalam Webster’s New Twentieth Century Dictionary, kita
menemukan keterangan sebagai berikut: Remedi berasal dari bahasa latin,
yang berarti menyembuhkan kembali;dari re- ‘kembali’ dari mederi
‘menyembuhkan’.
Sementara itu, remediasi dalam pendidikan berarti tindakan atau
proses penyembuhan/peremedian atau penanggulangan ketidakmampuan atau
masalah-masalah pembelajaran.
Dalam sumber lain dijelaskan bahwa remediasi adalah tindakan
melakukan diagnosis dan perawatan. Jadi dapat kita simpulkan remedial
adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki keterampilan yang
kurang baik dalam suatu bidang tertentu. Kalau kita kaitkan dengan kegiatan
pembelajaran, kegiatan remedial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang
berhasil. Kekurangberhasilan pembelajaran ini biasanya ditunjukan oleh
ketidakberhasilan siswa dalam menguasai materi yang dibahas dalam
kegiatan pembelajaran.
Dari pengertian tersebut diketahui bahwa suatu kegiatan
pembelajaran dianggap sebagai kegiatan remedial apabila kegiatan
pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi pelajaran atau dalam menguasai
kompetensi yang telah diterapkan. Kegiatan remedial adalah kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.
B. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Remedial
Tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu
siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran agar
mencapai hasil belajar yang lebih baik. Secara umum, tujuan kegiatan
remedial adalah sama dengan pembelajaran biasa, yaitu membantu siswa
mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

2
berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiatan remedial
bertujuan untuk membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran
melalui kegiatan pembelajaran tambahan.
Sebagai salah satu upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar, kegiatan remedial memiliki beberapa fungsi yang penting bagi
keseluruhan proses pembelajaran.
Secara umum tujuan pengajaran remedial tidak berbeda dengan
pengajaran pada umumnya, yaitu agar siswa dapat mencapai prestasi belajar
optimal sesuai dengan TIK yang telah dirumuskan. Bahkan harus pula dapat
memenuhi criteria penguasaan materi belajar atau daya serap. Adanya
pengajaran remedial diharapkan siswa agar dpat mencapai TIK selalui proses
penyembuhan atau perbaikan baik dari segi kepribadian maupun segi proses
belajar mengajar.
Secara terinci tujuan pengajaran ialah:
1. Agar siswa memahami dan mengenali dirinya khususnya yang
menyangkut prestasi belajar, misal: segi kemampuannya segi
kelemahannya dan jenis serta sifat kesulitannya.
2. Dapat mengubah dan memperbaiki strategi belajar siswa sesuai dengan
kesulitan yang dialami.
3. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
4. Dapat mengatasi hambatan atau gangguan belajar yang menjadi
penyebab dan latar belakang.
5. Mampu membangkitkan dan mengembangkan sikap-sikap serta
kebiasaan baru yang merangsang tercapainya hasil belajar.
6. Dapat menyelesaikan dan melakukan tugas belajar yang diberikan
dengan benar dan baik.
Dengan demikian pengajaran remedial memiliki fungsi yang amat
penting dalam kesulitan proses pengajaran yaitu:
1. Fungsi korektif artinya dapat membetulkan dan memperbaiki kegiatan B-
M, contoh : akibat sebagian siswa belum mencapai TIK yang ditetapkan
perlu perbaikan dalam perumusan tujuan, penggunaan strategi atau
metode mengajar, strtaegi atau metode belajar, materi dan alat pelajaran

3
yang dipilih, evaluasi dan juga kondisi siswa. Dengan kata lain dengan
perbaikan terhadap aspek atau faktor tersebut akan berpengaruh
meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Fungsi pemahaman. Adanya pemahaman terhadap siswa, diharapkan
semua personel yang terlihat pada proses pengajaran menyadari interaksi
antar mereka dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Jadi
guru, siswa dan pihak yang terlibat harus memahami kegiatan proses
pengajaran yang berlangsung.
3. Fungsi penyesuaian, artinya dalam pengajaran remedial agar siswa
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, dengan tuntutan proses
belajar. Oleh sebab itu siswa harus diberikan kesempatan belajar sesuai
dengan kesempatan belajar sesuai dengan kemampuan pribadi agar
memiliki peluang memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Dengan
tuntutan belajar yang sesuai dengan sifat, jenis dan latar belakang
kesulitannya diharapkan mendorong atau memotivasi belajar yang lebih
baik.
4. Fungsi pengayaan, artinya pengajaan remedial akan memperkaya proses
pengajaran. Dengan kata lain pembahasan materi yang mungkin tidak
disampaikan pada pengajaran regular terpaksa harus diberikan untuk
memperjelas pengajaran, metode dan teknik pengelolaan lebih khusus,
lebih terperinci. Dengan demikian dapat diharapkan prestasi belajar lebih
dalam, lebih luas lebih banyak dan lebih kaya.
5. Funsi akselerasi (pencepatan), artinya dengan pengajaran remedial
diharapkan dapat mempercepat proses belajar siswa baik dalam arti
waktu serta materi. Contoh: siswa yang tergolong lambat belajar, maka
dengan dibantu pengajaran remedial dipercepat proses belajarnya.
6. Fungsi teriperitik, artinya pengajaran remedial secara langsung atau tidak
langsung dapat menyembuhkan dan memperbaiki kondisi pribadi siswa
yang mungkin cenderung adanya penyimpangan. Penyembuhan terhadap
kondisi kepribadian membantu siswa alam pencapaian prestasi belajar
secara optimal.

4
C. Prinsip Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus
terhadap peserta didik yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya.
Hambatan yang terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan dan
keterampilan prasyarat atau lambat dalam mecapai kompetensi. Beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan
sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:
1. Adaptif
Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh
karena itu program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan
peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan
gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial
harus mengakomodasi perbedaan individual peserta didik.
2. Interaktif
Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik
untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar
yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan
belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan
monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika
dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera
diberikan bantuan.
3. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian
Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik
yang berbeda-beda, maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan
berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik.
4. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin
Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta
didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin.
Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan
sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan
belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik.

5
5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan
Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial
merupakan satu kesatuan, dengan demikian program pembelajaran
reguler dengan remedial harus berkesinambungan dan programnya selalu
tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan
kesempatan masing-masing.
D. Metode Dalam Pembelajaran Remedial
Pada umumnya, terdapat 2 jenis program perbaikan belajar
mengajar, yaitu :
1. Program pengayaan. Program pengayaan dilakukan dengan memberikan
kegiatan tambahan yang biasanya tidak tersedia dalam program biasa.
Program pengayaan dapat berbentuk memberikan tugas tambahan.
2. Program penyembuhan atau pengajaran remedial yang disediakan bagi
murid yang mengalami kesulitan belajar. Pada umumnya program
penyembuhan atau remedial tidak jauh berbeda dari metode yang berlaku
dalam kegiatan belajar mengajar biasa. Cuma tekanan dan pelaksanaanya
yang berbeda sesuai dengan masalah atau kesulitan yang ingin
disembuhkan.
Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial mempunyai ciri –
ciri yaitu :
1. Memanfaatkan latihan khusus.
2. Menekankan pada pemanfaatan segi-segi kemampuan yang kuat.
3. Menekankan pada penggunaan multi-sensor.
4. Memanfaatkan permainan sebagai alat belajar.
Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial yaitu metode
yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan belajar mulai dari
tingkat identifikasi kasus sampai dengan tindak lanjut. Metode yang dapat
digunakan , yaitu :
1. Tanya Jawab
Metode ini digunakan dalam rangka pengenalan kasus untuk
mengetahui jenis dan sifat kesulitan siswa. Tanya jawab dapat dilakukan
secara individual maupun secara kelompok. Dalam rangka perbaikan

6
serangkaian tanya jawab dapat membantu siswa dalam memahami
dirinya, mengetahui kelebihan/kekurangannya, dan memperbaiki cara
belajarnya. Kebaikan metode ini dalam rangka pengajaran perbaikan
yaitu :
a. Memungkinkan terbinanya hubungan baik antara guru dan siswa
b. Meningkatkan motivasi belajar siswa
c. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa
2. Diskusi
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan interaksi antar-
individu dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar yang
dialami oleh sekelompok siswa. Kebaikan metode ini dalam rangka
pengajaran perbaikan yaitu
a. Setiapa individu dalam kelompok dapat mengenal diri dan
kesulitannya dan menemukan jalan pemecahannya.
b. Interaksi dalam kelompok menumbuhkan sikap percaya
mempercayai.
c. Mengembangkan kerja sama antar pribadi.
d. Menumbuhkan kepercayaan diri.
e. Menumbuhkan rasa bertanggung jawab.
3. Tugas
Metode ini dapat digunakan dalam rangka mengenal kasus dan
pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Dengan metode ini, siswa diharapkan dapat lebih memahami dirinya,
dapat memperdalam materi yang telah dipelajari, dan dapat memperbaiki
cara-cara belajar yang pernah dialami.
4. Kerja Kelompok
Metode ini hampir bersamaan dengan pemberian tugas dan
diskusi. Yang terpenting adalah interaksi di antara anggota kelompok
dengan harapan terjadi perbaikan pada diri siswa yang mengalami
kesulitan belajar karena :
a. Adanya pengaruh anggota kelompok yang cakap dan
berpengalaman.

7
b. Kehidupan kelompok dapat meningkatkan minat belajar. Kehidupan
kelompok memupuk tanggung jawab, saling memahami diri.
5. Tutor
Tutor adalah siswa sebaya yang ditugaskan untuk membantu
temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antara
teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan siswa.
Pemilihan tutor ini berdasarkan prestasi, hubungan sosial yang baik, dan
cukup disenangi oleh teman-temannya. Tutor berperan sebagai pemimpin
dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru.
Kebaikan metode ini dalam rangka pengajaran perbaikan yaitu :
a. Adanya hubungan yang lebih dekat dan akrab.
b. Tutor sendiri kegiatannya merupakan pengayaan dan menambah
motivasi belajar.
c. Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.
6. Pengajaran Individual
Pengajaran individual adalah interaksi antara guru dengan siswa
secara individual dalam proses belajar mengajar. Pendekatan dengan
metode ini bersifat teraputik, artinya mempunyai sifat penyembuhan
dengan cara memperbaiki cara-cara belajar siswa. Hasil yang diharapkan
dalam metode ini di samping adanya perubahan prestasi belajar juga
perubahan dalam pemahaman diri siswa.
E. Prosedur Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Remedial teaching yang merupakan salah satu bentuk bimbingan
belajar dapat dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut :
1. Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak
kegiatan-kegiatan berikutnya.
Tujuan penelitian kembali kasus ini adalah agar memperoleh
gambaran yang jelas mengenai kasus tersebut, serta cara dan
kemungkinan pemecahannya. Berdasarkan penelitian kasus, akan dapat
ditentukan siswa-siswa yang perlu mendapatkan remedial teaching.
Kemudian ditentukan besarnya kelemahan yang dialami dan dalam
bidang studi apa saja mengalami kelemahan. Selanjutnya meneliti dalam

8
domain apa mengalami kesulitan apakah kognitifnya ataukah
aplikasinya.
2. Menentukan tindakan yang harus dilakukan
Dalam langkah ini, dilakukan usaha-usaha untuk menentukan
karakteristik kasus yang ditangani tersebut. Apakah kasus tersebut
termasuk klasifikasi berat, cukup, atau ringan.
Setelah karakteristik ditentukan, maka tindakan pemecahannya
harus dipikirkan, yaitu sebagai berikut :
a. Kalau kasusnya ringan, tindakan yang ditentukan adalah
memberikan remedial teaching kepada siswa tersebut.
b. Kalau kasusnya tergolong cukup dan berat, maka sebelum diberikan
remedial teaching, harus diberikan layanan konseling terlebih dahulu
untuk mengatasi hambatan-hambatan emosional yang mempengaruhi
cara belajarnya.
Berdasarkan karakteristik kasus tersebut, maka pada tahap
kedua ini adalah membuat keputusan tentang cara mana yang harus
dipilih. Untuk itu, beberapa pertimbangan yang dapat dipakai dalam
mengambil keputusan, yaitu :
a. Faktor efektivitas, yaitu ketepatan tercapainya tujuan remedial
teaching.
b. Faktor efisiensi, yaitu sedikitnya tenaga, biaya, dan waktu yang
dipergunakan, namun hasilnya dapat seoptimal mungkin.
c. Faktor kesusilaan dengan jenis masalah, sifat individu, fasilitas, dan
kesempatan yang tersedia.
3. Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling.
Tujuan dari layanan khusus bimbingan konseling ini adalah
mengusahakan agar siswa yang terbatas dari hambatan mental emosional
(ketegangan batin), sehingga kemudian siap menghadapi kegiatan belajar
secara wajar. Bentuk konseling di sini bisa berupa psikoterapi yang
dilakukan oleh psikolog/psikiater. Tetapi ada kalanya kasus ini dapat
dilakukan oleh guru sendiri bila masalah yang dihadapi adalah sebagai
berikut :

9
1. Kasus yang mempunyai latar belakang kurang motivasi dan minat
belajar.
Dalam hal ini cara yang ditempuh adalah :
a. Memberikan dorongan agar lebih berhasil dalam belajar pada
waktu berikut-berikutnya.
b. Menciptakan suasana kompetitif yang sehat.
c. Menghindarkan anak dari pertanyaan-pertanyaan yang negative
yang dapat melemahkan semangat belajar.
2. Kasus yang mempunyai latar belakang sikap negatif terhadap guru
Langkah yang dapat dilakukan adalah :
a. Menciptakan hubungan yang hangat antara guru dengan murid
dan murid dengan murid.
b. Menciptakan iklim sosial yang sehat dalam kelas.
c. Memberikan pengalaman yang menyenangkan.
3. Kasus yang mempunyai latar belakang kebiasaan belajar yang salah.
Cara yang dapat dilakukan adalah :
a. Menunjukkan akibat dari kebiasaan belajar yang salah.
b. Memberikan kesempatan berlatih dengan pola-pola belajar yang
baru.
4. Kasus yang mempunyai latar belakang ketidakcocokan antara
keadaan pribadi dengan lingkungannya dan programnya.
Untuk ini dapat diberikan saran :
a. Memberikan bimbingan informasi dalam memilih program dan
cara belajar.
b. Pengenalan dengan memberikan wawasan tentang program yang
ditempuh.

10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pengajaran perbaikan (remidial teching) pada dasarnya adalah upaya
guru (baik dengan kerjasama dengan pihak lain atau tidak) untuk
menciptakan suatu situasi yang memungkinkan individu atau kelompok siswa
supaya dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan.
Beberapa prinsip dalam program pengajaran remedial adalah
:Adaptif, Interaktif, Fleksibilitas, Pemberian Umpan Balik Sesegera mungkin
dan Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan.
Beberapa fungsi dari program pengajaran remedial adalah : Fungsi
Korektif, Fungsi Pemahaman, Fungsi Penyesuaian, Fungsi Pengayaan, Fungsi
Akselerasi dan Fungsi Tarapeutik.
Berbagai pendekatan juga dipakai oleh guru atau tenaga
kependidikan dalam rangka melkasanakan program remedial.
Dalam program pengajaran remedial juga terdapat alur yang harus
dipakai oleh seorang pendidik

11
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu danWidodoSupriyono. 2008. PsikologiBelajar. Jakarta
hmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Anonim. 2010. Bahan Ajar Bimbingan dan Konseling Belajar. UNNES PRESS :
Semarang.
Depdiknas. 2008. System Penilaian KTSP : Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran Perbaikan.
Mukhtar dan Rusmini, 2005. Pengajaran Remedial. Jakarta: Nimas Multima.

12

Anda mungkin juga menyukai