Anda di halaman 1dari 9

TAHAPAN KONSELING

A. TAHAP AWAL KONSELING


1. Rapport
Tekhnik Rapport dalam konseling merupakan suatu kondisi saling memahami dan
mengenal tujuan bersama. Tujuan utama rapport adalah untuk menjembatani
hubungan konselor dan klien, sikap penerimaan dan minat yang mendalam terhadap
klien dan masalahnya.

Contoh kalimat :
1) “hai, bagaimana kabarmu?”
2) “murung sekali kelihatannya, ada yang bisa kubantu?”

2. Attending
Attending adalah keterampilan/tekhnik yang digunakan konselor untuk memusatkan
perhatian kepada klien agar klien merasa dihargai dan merasa dibimbing dengan
suasana yang kondusif sehingga klien bebas mengekspresikan/mengungkapkan
pikiran, perasaan ataupun tingkah lakunya.

Contoh kalimat :
1) “siang mbak devi, silahkan duduk!” (sambil berjabat tangan dan
mempersilahkan duduk)
2) “bagaimana kabarnya mbak?” (dengan tersenyum dan memulai percakapan)

3. Empati Primer dan Advance


Empati Primer yaitu bentuk empati yang hanya berusaha memahami perasaan, pikiran
dan keinginan klien, dengan tujuan agar klien dapat terlibat dan terbuka.

Contoh kalimat :
1) “sekarang saya bisa merasakan betapa sedih anda pada waktu itu”
2) “saya dapat merasakan apa yang anda rasakan”

Sedangkan Advance atau empati lanjutan adalah memberi respon dan pemahaman
terhadap hal yang tidak langsung dikatakan klien. Dimana konselor memberikan lebih
dari dirinya dan seringkali membutuhkan upaya langsung untuk mempengaruhi klien.

Contoh kalimat :
1) “dari apa yang anda katakan………”
2) “sepertinya hal ini………..”
4. Refleksi Perasaan
Refleksi perasaan adalah keterampilan konselor untuk dapat memantulkan
(merefleksikan) perasaan konseli sebagai hasil pengamatan perilaku verbal dan non-
verbal.

Contoh kalimat :
1) “nampaknya yang anda katakan adalah…..”
2) “barangkali anda merasa…….”

5. Ekplorasi perasaan, Eksplorasi ide, dan Eksplorasi pengalaman


Eksplorasi perasaan, yaitu keterampilan konselor untuk menggali perasaan klien yang
tersimpan.
Contoh kalimat :
1) “dapatkah anda menjelaskan apa perasaan bingung yang dimaksudkan?”
2) “saya kira rasa sedih anda begitu mendalam dalam peristiwa tersebut, dapatlah
anda kemukakan perasaan anda lebih jauh”

Ekplorasi ide, yaitu keterampilan konselor untuk menggali ide, pikiran dan pendapat
klien.
Contoh kalimat :
1) “mungkin anda dapat menjelaskan lebih jauh ide anda tentang sekolah sambil
bekerja”
2) “saya kira, pendapat anda mengenai hal itu sangat baik sekali, dapatkah anda
menguraikannya lebih lanjut?

Eksplorasi pengalaman, yaitu keterampilan atau kemampuan konselor untuk


menggali pengalaman – pengalaman klien yang telah dilaluinya
Contoh kalimat :
1) “saya terkesan dengan pengalaman yang anda lalui. Namun saya ingin
memahami lebih jauh tentang pengalaman tersebut”
2) “seberapa besar pengaruh pengalaman anda terhadap pendidikan anda saat
ini?”

6. Menangkap ide-ide/pesan-pesan utama


Menangkap pesan adalah tekhnik untuk menyatakan kembali esensi atau inti
ungkapan klien dengan teliti mendengarkan pesan utama klien, mengungkapkan
kalimat yang mudah dan sederhana.
Contoh kalimat :
1) “tampaknya anda masih ragu”
2) “mungkin anda berfikir kalau segala sesuatu itu harus sempurna tanpa ada
kesalahan sedikitpun”.

7. Bertanya Terbuka
Pertanyaan terbuka yaitu tekhnik untuk memancing siswa agar mau berbicara
mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pemikirannya dapat digunakan tekhnik
pertanyaan terbuka (opened question).

Contoh kalimat :
1) “apakah anda merasa ada sesuatu yang ingin kita bicarakan?”
2) “apa yang sedang anda pikirkan?”

8. Mendefinisikan masalah bersama klien


Mendefinisikan masalah adalah cara yang digunakan konselor untuk menggambarkan
masalah yang terjadi pada klien.

Contoh kalimat :
1) “kalau begitu masalahmu tentang bagaimana anda bisa presentasi dan
menjawab pertanyaan guru supaya tidak gugup”
2) “masalah yang terjadi pada anda adalah anda tidak percaya diri saat tampil
didepan kelas”

9. Dorongan minimal
Dorongan minimal adalah dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah
dikatakan klien dan memberikan dorongan singkat. Tujuannya untuk membuat klien
terus berbicara dan dapat mengarahkan agar pembicaraan mencapai tujuan.

Contoh kalimat :
1) “Mmhh… teruskan”.
2) “lalu?”

B. TAHAP PERTENGAHAN KONSELING


1. Memimpin (leading)
Agar pembicaraan dalam wawancara konseling tidak melantur atau menyimpang,
seorang konselor harus mampu memimpin arah pembicaraan sehingga nantinya
mencapai tujuan.
Contoh kalimat :
1) “sampai saat ini kepedulian saudara tertuju kepada kuliah sambil bekerja.
Mungkin anda tinggal merinci kepedulian itu. Mengenai pacaran apakah
termasuk dalam kerangka kepedulian anda juga?”
2) “saya amat memahami perasaan anda, namun pembicaraan ini saya lihat
hampir tuntas kalau saja saudara tidak terlaly emosional dan sedikit berfikir
rasional. Pembicaraan kita sudah berada pada titik terang, yaitu dalam hal
tugas pokok anda. Bagaimana pendapat anda?”

2. Memfokuskan (focusing)
Seorang konselor yang efektif harus mampu membuat focus melalui perhatiannya
yang terseleksi terhadap pembicaraan dengan klien. Focus membantu klien untuk
memusatkan perhatian pada pokok pembicaraan.

Contoh kalimat :
1) “roni telah membuat kamu menderita, terangkanlah tentang dia dan apa yang
telah dia lakukan”
2) “pengguguran kandungan? Kamu memikirkan aborsi? Sebaiknya pikirkan
masak – masak dengan berbagai pertimbangan”

3. Paraphrase (mengulang kembali)


Paraphrase merupakan tekhnik yang digunakan konselor untuk mengulang atau
menyatakan kembali dengan kalimat, baik berupa kata – kata atau sebagian kalimat
yang dianggap penting baik oleh konselor maupun konseli.

Contoh kalimat :
1) “jadi anda beranggapan bahwa…….”
2) “dari pembicaraan kita tadi saya menangkap bahwa…….”

4. Konfrontasi (confrontation)
Konfrontasi adalah keterampilan/tekhnik yang digunakan oleh konselor untuk
menunjukkan adanya kesenjangan atau ingkongruensi dalam diri klien dan kemudian
konselor mengumpanbalikkan kepada klien.

Contoh kalimat :
1) “anda mengatakan bahwa anda senang bersekolah disekolahmu, tetapi anda
sering membolos”
2) “tadi anda katakan bahwa anda tidak mencintainya tetapi baru saja anda juga
mengatakan bahwa anda tidak bisa hidup tanpa dia”
5. Mendorong (supporting)
Mengarahkan (supporting) yaitu tekhnik untuk mengajak dan mendorong serta
mengarahkan klien melakukan sesuatu. Misalnya mendorong klien untuk bermain
peran dengan konselor atau menghayalkan sesuatu.

Contoh kalimat :
1) “bisakah anda mempraktikkan dihadapan saya bagaimana sikap dan kata –
kata ayah anda jika sedang marah”
2) “bagaimana kalau anda meminta maaf kepada ayah anda atas kejadian ini”

6. Menginformasikan (informing) hanya jika diminta klien


Seperti halnya nasehat, pemberian informasi diberikan jika klien tidak
mengetahuinya. Sebaiknya dengan jujur katakan hal itu kepada klien. Kalaupun
konselor mengetahui mengenai informasi yang hendak diberikan, sebaiknya tetap
diupayakan agar klien mengusahakan untuk mencari informasi tersebut secara
mandiri.

Contoh kalimat :
1) “mengenai berapa biaya masuk ke universitas Halu Oleo, saya sarankan anda
bisa langsung bertanya kepada pihak UHO, atau anda dapat mengunjungi ke
situs www.uho.ac.id diinternet”.

7. Memberi nasehat (advising) hanya jika diminta klien


Pemberian nasihat sebaiknya dilakukan jika klien memintanya. Walaupun demikian,
konselor tetap harus mempertimbangkan apakah pantas untuk memberi nasehat atau
tidak. Sebab dalam memberi nasehat, tetap dijaga agar tujuan konseling yakni
kemandirian diri klien harus tetap tercapai.

Contoh kalimat :
1) “akan lebih baik jika kamu menjadi dirimu sendiri, ekspresikan dirimu sendiri,
dan yakinlah pada dirimu sendiri”.

8. Menyimpulkan sementara (summarizing)


Summarizing adalah tekhnik untuk menyimpulkan sementara pembicaraan sehingga
arah pembicaraan semakin jelas.

Contoh kalimat :
1) “Setelah kita berdiskusi beberapa waktu, alangkah baiknya jika disimpulkan
dulu agar semakin jelas hasil pembicaraan kita. Dari materi-materi
pembicaraan yang kita diskusikan, kita sudah sampai pada dua hal. Pertama,
tekad Anda untuk bekerja sambil kuliah semakin jelas. Kedua, namun Anda
masih ada hambatan yang akan dihadapi, yaitu sikap orang tua Anda yang
menginginkan Anda segera menyelesaikan studi dan waktu bekerja yang
penuh sebagaimana tuntutan dari perusahaan yang akan Anda masuki”.

9. Bertanya terbuka (opened question)


Bertanya terbuka (opened question), yaitu teknik untuk memancing klien agar mau
berbicara, mengungkapkan perasaan, pengalaman, dan pemikirannya. Pertanyaan
yang diajukan sebaiknya tidak menggunakan kata Tanya “mengapa” atau “apa
sebabnya”. Pertanyaan semacam ini akan menyulitkan klien jika ia tidak tahu alasan
atau sebab-sebabnya. Oleh karenanya, lebih baik gunakan kata Tanya “apakah”,
“bagaimana”, “adakah”.

Contoh kalimat :
1) “apakah ada yang ingin anda sampaikan?”
2) “apakah anda merasa ada sesuatu yang ingin kita bicarakan?”

10. Empati
Empati ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa
dan berfikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati dilakukan
sejalan dengan perilaku attending. Tanpa perilaku attending, mustahil terbentuk
empati.

Contoh kalimat :
1) “saya turut bersedih mendengar kecelakaan yang menimpa keluarga kamu”
2) “saya mengerti keinginan kamu”

11. Attending
Esensi kemampuan konselor dalam menunjukkan perhatian secara penuh kepada
klien sehingga klien dapat terlibat dalam proses konseling. Tujuannya agar klien
merasa dihargai, nyaman, dan tercipta suasana yang kondusif dalam mengungkapkan
pikiran atau perasaam yang dialaminya.

Contoh kalimat :
1) “ada yang bias ibu bantu? (senyum, ramah, penuh perhatian, ekspresi penuh
ketertarikan, duduk condong kearah klien)
2) “nampaknya mba susi ini sangat kecewa dengan perlakuan mba ita (dengan
posisi badan menghadap ke klien dan condong kedepan dan melihat konseli
saat konseli berbicara begitu juga sebaliknya).
12. Refleksi
Pada dasarnya refleksi itu adalah suatu jenis tekhnik konseling yang sangat penting
dalam hubungan konseling. Sebab hal itu dapat digunakan dalam menangkap
perasaan, pikiran dan pengalaman klien kemudian merefleksikannya kepada klien
kembali. Hal ini harus dilakukan konselor sebab klien sering tidak menyadari akan
perasaan, pikiran, dan pengalaman yang mungkin menguntungkan atau merugikan
bagi diri klien sendiri.

Contoh kalimat :
1) “tampaknya yang anda katakana adalah…….”
2) “barangkali anda merasa……..”

C. TAHAP AKHIR KONSELING


1. Menyimpulkan
Teknik ini digunakan untuk menyimpulkan hasil pembicaraan yang menyangkut :
(1) Bagaimana keadaan perasaan klien saat ini, terutama mengenai kecemasan
(2) Memantapkan rencana klien
(3) Pemahaman baru klien
(4) Pokok-pokok yang akan dibicarakan pada sesi berikutnya, jika pandangan masih
perlu dilakukan konseling lanjutan.

Contoh kalimat :

1) “Dari pembicaraan yang telah kita lakukan bagaiamana perasaan Anda saat
ini?”
2) “Apakah ada pemahaman baru yang anda dapatkan dari pembicaraan yang
telah kita lakukan?”

2. Memimpin

Memimpin (leading), yaitu teknik untuk mengarahkan pembicaraan dalam


wawancara konseling , sehingga tujuan konseling tercapai.
Contoh dialog :
Klien : “Saya mungkin berpikir juga tentang masalah hubungan dengan kekasih saya.
Tapi bagaimana, ya?”

Konselor : “Sampai sini, kepedulian Anda tertuju pada kuliah sambil bekerja, mungkin
Anda tinggal merinci kepedulian itu. Mengenai pacaran, apakah termasuk dalam
kerangka kepedulian Anda juga?”
3. Merencanakan

Teknik ini dilakukan menjelang akhir sesi konseling untuk membantu klien agar dapat
membuat rencana tindakan (action), perbuatan yang produktif untuk kemajuan diri
klien.
Contoh kalimat :
1) “Nah, apakah tidak lebih baik jika Anda mulai menyusun rencana yang baik
dengan berpedoman pada hasil pembicaraan kita sejak tadi?”.

4. Mengevaluasi

Merupakan teknik yang dilakukan di akhir kegiatan dimana konselor bersama


klien membuat kesimpulan serta melakukan evaluasi mengenaii hasil proses
konseling. Evaluasi dilakukan dengan memberikan pelayana atau tindakan berikutnya
yang dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling
yang telah terjadi.
Contoh kalimat :
1) “Dari kegiatan yang telah kita lakukan, bagaimana jika Anda mulai membuat
rencana hidup untuk masa yang akan datang”
2) “Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat memberi pemahaman baru bagi diri
Anda agar dapat memperbaiki diri”
TUGAS INDIVIDU

MIKRO KONSELING

“PENILAIAN PRAKTEK KONSELING MIKRO”

OLEH :

SRI ASRIKA

A1Q1 17 064

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019

Anda mungkin juga menyukai