Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENELITIAN

PRAKTIKUM BIMBINGAN KONSELING INDIVIDU


“KONSELING INDIVIDU DALAM MENGATASI KESULITAN
MEMBAGI WAKTU ANTARA KULIAH DENGAN ORGANISASI”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Praktikum Konseling II”
Dosen Pengampu: Dr. Abdurrahman, M.Pd.

Disusun Oleh:

Dea Septi Pratiwi


NIM: 0102181037

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manajemen ketika belajar bisa diimplementasikan dalam berbagai bidang,
termasuk pendidikan. Dalam kaitannya dengan global pendidikan, manajemen
waktu belajar individu dapat dikembangkan semenjak usia dini, supaya setiap
individu bisa terbiasa mengatur seluruh kegiatannya dalam kehidupan sehari-
hari supaya lebih tertata. Manajemen waktu belajar yang kurang baik ditandai
menggunakan kegagalan pada belajar, sedangkan manajemen ketika belajar
baik ditandai menggunakan peningkatan peserta didik dalam
menuntaskan/memecahkan pertarungan belajar. Umumnya klien/siswa yang
cerdas mempunyai manajemen ketika belajar yang tinggi sebab seringkali
dipupuk dan memiliki jadwal kegiatan sehari-hari. Diantara usaha yang
dilakukan oleh konselor/pendidik untuk mengatasi persooalan manajemen
ketika belajar ialah klien/peserta didik dapat mengatur waktunya antara belajar
dan aktivitas organisasi.
Veithzal mengatakan organisasi ialah wadah yang memungkinkan
seseorang dapat meraih yang akan terjadi yang sebelumnya tidak bisa dicapai
oleh indivisu secara sendiri. Organisasi artinya suatu unit terkoordinasi yang
terdiri dari lebih dari dua orang, yang berfungsi mencapai sasaran tertentu.
Lingkungan pendidikan di luar pembelajaran adalah organisasi-organisasi
sekolah atau kuliah. Lingkungan ini pun bisa mempengaruhi manajemen
ketika belajar. Organisasi artinya wadah bagi peserta didik buat
mengekspresikan diri sinkron menggunakan bakat dan minat yang
dimilikinya. Partisipasi aktif siswa/klien dalam berorganisasi dikhawatirkan
akan mengganggu manajemen ketika belajar. Seperti yang terjadi di SMA 02
Kudus, terdapat beberapa siswa yang aktif berorganisasi dan acapkali
meninggalkan aktivitas belajar mengajar, sebagai akibatnya siswa merasa
kesulitan membagi waktu dan mengejar ketertinggalan pelajaran. Karena
keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi seberapa besar siswa pada
manajemen waktu belajar, semangat belajar, serta pencerahan dalam belajar.
Kurangnya manajemen waktu belajar tadi dapat ditunjukkan dengan adanya
peserta didik yang aktif dalam organisasi namun tidak mampu membagi
waktunya antara organisasi dan belajar, karena itu terdapat beberapa
siswa/mahasiswa yang aktif dalam oragnisasi tetapi ketinggalan pada
pelajaran. 1
Dalam penelitian ini terdapat klien yang memiliki kasus atau masalah
kesulitan dalam membagi waktu antara kuliah dengan organisasi dan
membutuhkan konseling atau bantuan secara pribadi. Selanjutnya berdasarkan
permasalahan klien tersebut, maka laporan ini disusun untuk mengetahui
masalah yang terjadi pada klien, pendekatan yang akan diberikan kepada
klien, serta bantuan yang akan diberikan pada klien untuk mengentaskan atau
memecahkan permasalahan klien tersebut.

1
Ida Afitiya Sari, „Mengatasi Kesulitan Membagi Waktu Antara Belajar Dengan
Organisasi Melalui Konseling Behavioristik Teknik Self Management Di SMA 02 Kudus‟, 2019.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bimbingan Konseling Individu
Secara etimologis kata bimbingan meruupakan terjemahan dari kata
“guidance” berasal dari kata “to guide” yang mempunyai arti menunjukkan,
membimbing, menuntun ataupun membantu. Menurut Rahman Natawijaya,
bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya,sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat
bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan
sekolah, keluarga, dan masyarakat, serta kehidupan umumnya. 2
Konseling ini terlihat sebagai inti dari proses penyediaan bantuan yang
penting untuk layanan-layanan bimbingan kepada seorang klien ketika mereka
mencoba untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Namun,
seharusnya diperhatikan bahwa dalam prakteknya konsleing harus dilakukan
oleh seseorang yang telah terlatih/profesional. 3
Menurut Prayitno, bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan
untuk peserta didik, baik secara perorangan maunpun kelompok agar mandiri
dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar,
maupun karir melalui berbagai jenis leyanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku. Oleh karena itu, bimbingan dan
konseling merupakan layanan ahli oleh konselor (guru bimbingan dan
konseling). 4
Pendapat Sofyan Willis, bimbingan konseling individu adalah pertemuan
konselor dengan konseli secara individual, dimana terjadi hubungan konseling
yang bernuansa rapport dan konselor berupaya memberikan bantuan untuk
pengembangan pribadi konseli dan konseli dapat mengantisipasi masalah-

2
Afiatin Nisa, „Analisis Kenakalan Siswa Dan Implikasinya Terhadap Layanan
Bimbingan Dan Konseling‟, Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 4.2 (2018), 114–15.
3
Abdurrahman, „The Function of Islamic Counseling in Education‟, PGSD UNIMED:
Jurnal Handayani, 11.1 (2020), 43.
4
Kamaluddin, „Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah‟, Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 17.4 (2011), 448.
masalah yang dihadapinya. Masalah yang bersifat pribadi dan rahasia.
Diperkuat oleh tohirin konseling individu bisa diartikan proses membantu dari
konselor kepada (klien) mendapat apa yang menjadi tujuan masalah dan upaya
mengembangkan pribadi klien dalam menjadikan diri klien yang bisa
beradaptasi dan dapat melakukan penyesuaian dengan lingkungan sosial
dengan normal. 5
B. Tujuan Konseling Individu
Terciptanya pribadi indivdu yang dapat menjalankan kehidupan sehari-
harinya dengan baik serta menghadapi dan mampu untuk mengentaskan
masalah yang mengganggu kehidupannya baik lingkungan keluarga maupun
sosial. Dengan kata lain, konseling perorangan bertujuan untuk mengentaskan
masalah yang dialami klien.
Fasilitas yang digunakan untuk membantu klien dalam tujuan konsleing
yaituumtuk memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya dan dapat diterima
dilingkungannya, mengetahui potensi dirinya, mengetahui banyak hal,
meningkatkan semangat klien, mengurangi tekanan emosionalnya, dan
menambah kapasitas diri klien, serta memperkuat hubungan interpersonal. 6
C. Kesulitan Membagi Waktu Antara Kuliah Dengan Organisasi
Membagi waktu atau manajemen waktu merupakan pendorong bagi
individu untuk belajar. Sejalan dengan hal tersebut, mahaiswa tidak
menggunakan strategi manajemen waktu dalam belajar, mahasiswa memiliki
prestasi akademik signifikan lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang
menggunakan strategi manajemen waktu secara signifikan prestasi akademik
lebih tinggi. Manajemen waktu dan administrasi yang tepat adalah faktor
efektif dalam keberhasilan akademis. Kesimpulannya bahwa mahasiswa yang
manajemen waktunya rendah secara signifikan skor lebih rendah dalam
prestasi akademik. Didukung pendapat Izawa menyatakan bahwa dalam
belajar bahan teks, ketrampilan manajemen waktu adalah penting.Kesulitan

5
Zulamri and Ahmad Juki, „Pengaruh Layanan Konseling Individual Terhadap
Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Remaja Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II B
Pekanbaru‟, Jurnal At-Taujih: Bimbingan Dan Konseling Islam, 2.2 (2019), 22–23.
6
Zulamri and Juki.
yang dihadapi aktivis mahasiswa adalah dalam kontrol waktunya. Beberapa
aktivis merasa seakan-akan kehabisan waktu sebelum semua kegiatannya
selesai. Masalah yang timbul disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang
mendadak, tidak terorganisasi, kurang efektif dan tidak ada tujuan yang jelas.
Salah satu cara untuk mengatur waktu adalah dengan membuat jadwal
kegiatan sehari-hari. Dengan jadwal tersebut aktivis mahasiswa akan belajar
hidup disiplin. Seperti yang dikemukakan oleh Forsyth bahwa manajemen
waktu adalah membuat waktu jadi terkendali sehingga menjamin terciptanya
sebuah efektifitas dan efisiensi juga produktivitas.
Dalam membagi waktu antara dua tugas yang sedang dikerjakan aktivis
mahasiswa mengerjakan tugas dalam urutan deadline atau prioritasnya. Dalam
mengelola waktu aktivis mahasiswa menggunakan cara merencanakannya
terlebih dahulu baik ditulis dalam catatan maupun tidak. Hambatan dalan
melaksanakan rencana yang telah disusun sebelumnya apabila terdapat hal
mendesak atau prioritas lain yang sifatnya mendadak. Waktu luang telah
digunakan aktivis mahasiswa seacara efektif dan efisien. Misalnya membuat
tugas, berorganisasi, mengembangkan hobby ataupun membaca buku untuk
menambah wawasan. Salah satu aktivis mahasiswa mengungkapkan bahwa
awalnya terlibat dalam organisasi dikarenakan mengisi waktu luang, kemudian
di dalam organisasi menemukan hal yang lebih menarik dari pada kuliah.
Dalam organisasi dapat menjadi bekal untuk investasi masa depan,
membentuk karakter dan kepribadian, kedewasaan dan cara berpikir.
Manfaatnya memiliki kepekaan sosial, intelektual dan muatan spiritual yang
baik sehinga lebih siap untuk kehidupan dimasa yang akan datang. Sejalan
dengan pendapat Betie bahwa organisasi merupakan wadah yang tepat untuk
mengembangkan softskill yang nantinya akan berguna dalam dunia kerja
maupun masyarakat. Mahasiswa aktivis diharapkan dapat mengatur waktu
dengan baik antara akademik dan organisasi sehingga keduanya berjalan
dengan baik.
Menurut sebagian besar aktivis mahasiswa belum puas dalam penggunaan
waktunya yang sekarang dan masih belajar untuk memperbaiki cara mengelola
waktu mereka. Pada penelitian yang dilakukan Hamim, faktor yang
mempengaruhi aktivitas belajar antara lain diri sendiri. Faktor ini merupakan
faktor yang dominan dalam menentukan prestasi belajar. Dalam hal ini, faktor
diri sendiri adalah kesehatan, minat, dan tingkat kecerdasan. Pendapat diatas
didukung Chaplin yang mengartikan bahwa prestasi akademik merupakan satu
tingkat khusus dari kesuksesan karena mempelajari tugas-tugas atau tingkat
tertentu dari kecakapan / keahlian dalam tugas-tugas akademik.
Berdasarkan wawancara, aktivis mahasiswa menemukan kebahagian lain
dalam mengikuti organisasi. Mendapatkan manfaat dari mengikuti organisasi
yaitu kepekaan sosial, kedewasaan berpikir, muatan spiritual dan intelektual.
Mengikuti organisasi sebagai penbentukan karakter dan investasi masa depan.
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kouzes, dalam organisasi setiap
individu terlatih untuk memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif
dengan komponen lainnya dalam organisasi. Hal ini membutuhkan pemimpin
untuk menghasilkan “guidance, encouragement, and motivation”.
Sejalan dengan teori Ahmadi dan Supriyono, dimana indeks prestasi
dipengaruhi faktor eksternal berupa faktor sosial dalam hal ini adalah
lingkungan kelompok/organisasi. Manajemen waktu merupakan pendorong
bagi individu untuk belajar. Sejalan dengan hal tersebut, Prevatt dkk,
menyimpulkan bahwa siswa tidak menggunakan strategi manajemen waktu
dalam belajar, mahasiswa memiliki prstasi akademik signifikan lebih rendah
dibandingkan dengan siswa yang menggunakan strategi manajemen waktu
secara signifikan prestasi akademik lebih tinggi.
Manajemen waktu dan administrasi yang tepat adalah faktor efektif dalam
keberhasilan akademis. Kesimpulannya bahwa siswa yang manajemen
waktunya rendah secara signifikan skor lebih rendah dalam prestasi akademik.
Didukung pendapat Izawa menyatakan bahwa dalam belajar bahan teks,
ketrampilan manajemen waktu adalah penting.Kontrol waktu terlaksana,
namun terdapat aktivis mahasiswa kesulitan dalam mengontrol waktu
sehingga seakan-akan kehabisan waktu. Evaluasi terhadap kontrol waktu telah
dilakukan, waktu luang telah digunakan dengan efisien dan efektif, namun
sebagian besar aktivis mahasiswa akan memilih tawaran teman untuk
berkumpul apabila kegiatannya mengasyikan dan kurang menahan diri
terhadap gangguan telepon atau sosial media. 7

7
Farah Dzil Barr and Idris Harta, „Analisis Manajemen Waktu Organisasi Dan Kuliah
Aktivis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah
Surakarta‟, Journal Unnes, 280–86.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif merupakan salah
satu dari jenis jenis metode penelitian.
Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi
aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi masalah
atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat
perbandingan atau evaluasi dan menetukan apa yang dilakukan orang lain
dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka
untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. 8
B. Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian: Di rumah konselor tepatnya Jl. Megawati No. 25, Kota
Medan, Sumatera Utara
Waktu Penelitian: 18 Desember 2021
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dapat dibagi kepada dua kelompok,
yaitu:
1. Data primer adalah data yang peneliti dapatkan dari observasi dan
wawancara mendalam dengan informan yang terkait dengan tujuan
penelitian. Dalam sumber data primer yaitu dengan melakukan
observasi serta wawancara langsung kepada klien yang mengalami
kesulitan membagi waktu antara kuliah dengan organisasi.
2. Sumber data sekunder, yaitu sumber data pelengkap dalam penulisan
proposal penelitian ini yang dalam bentuk tertulis dan diperoleh
melalui buku, jurnal, dan sebagainya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka mengumpulkan data sebagaiman yang diharapkan, maka
8
Mega Linarwati, „Studi Deskriptif Pelatihan Dan Pengembangan Sumberdaya Manusia
Serta Penggunaan Metode Bevavioral Event Interview Dalam Merekrut Karyawan Baru Di Bank
Mega Cabang Kudus‟, Journal Of Management, 2.2 (2016).
penulis melakukan pengumpulan data dengan tiga cara:
1. Observasi
Observasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara bahwa
sipeneliti langsung terjun kelapangan/lokasi penelitian untuk melakukan
pengamatan langsung bagiamana keadaan yang sebenarnya. Maka peneliti
secara langsung ke lokasi penelitian dengan adanya perlengkapan
observasi seperti alat rekam/kamera, buku catatan beserta alat tulisnya, dan
lain sebagainya.
2. Wawancara
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara terstruktur yaitu
wawancara yang dipertanyakan dan telah disiapkan terlebih dahulu oleh
peneliti kepada objek yang ingin diwawancarai. Wawancara yang
dilakukan dengan mengemukakan topik yang berhubungan dengan
penelitian dan pertanyaan yang disampaikan tidak menimbulkan jawaban
yang terlalu susah atau berbelit-belit sehingga lebih dapat dan terfokus dan
bisa mendapatkan informasi sebanyak-banyakanya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. Didalam dalam melaksanakan metode dokementasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan-
peraturan jurnal, koran, tabel, seperti gambaran umum wilayah.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan pada saat penelitian berlangsung, dan setelah
selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan teknik analisa data yang dikemukakan oleh Miles
dan Huberman bahwa aktivitas dalam analisa data dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah
jenuh. Miles dan Huberman. Langkah- langkah penelitian dalam model
interaktif ini yaitu: 9

9
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2008).
1. Reduksi Data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian,
pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis dilapangan.
2. Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan informasi tersusun yang
berkemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
3. Menarik kesimpulan/verifikasi, keabsahan data yang diperoleh
dilapangan diperiksa dengan menggunakan teknik-teknik sebagai
berikut:
a. Pertanyaan yang sama diajukan kepada Informan yang berbeda
melalui wawancara terstruktur dan tidak berstruktur. Wawancara
berstruktur diajukan saat pertama kali wawancara, berikutnya
kepada informan yang sama diajukan wawancara tidak berstruktur
dengan materi pertanyaan yang sama.
b. Mengkonfirmasikan hasil temuan dengan responden penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Klien
Nama Klien : Ririn Dzuhfany
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Mahasiswa
Kasus/Masalah : Kesulitan membagi waktu antara kuliah dengan
organisasi
B. Teks Wawancara
Attending
Konselor : Apa kabar Mbak Ririn? (bersalaman dengan klien)
Konseli : Baik Mbak Dea..
Konselor : Emm.. Alhamdulillah ya..
Gimana perjalanan Mbak Ririn tadi menuju kesini?
Konseli : Perjalanan saya menuju kesini Alhamdulillah, saya sampai
dengan selamat..
Konselor : Alhamdulillah ya Mbak ya..
Penstrukturan
Konselor : Apakah sebelumnya Mbak Ririn sudah pernah melakukan
proses konseling?
Konseli : Sudah Mbak..
Konselor : Baiklah Mbak..
Jadi disini kita akan melakukan proses konseling dengan peraturan yang
ada saat berjalannya konseling ini, dan yang telah kita sepakati bersama,
bagaimana Mbak?
Konseli : Oke Mbak Dea siap!!
Konselor : Kelihatannya muka Mbak Ririn sangat murung sekali,
apakah Mbak Ririn sedang mengalami masalah? Boleh diceritakan kepada
saya?
Konseli : Hmm.. beginilah Mbak namanya juga lagi kuliah kan..
Dibalik jadwal kuliah dan organisasi saya, saya kesulittan untuk membagi
waktu saya Mbak agar bisa menjalani keduanya..
Keruntutan
Konselor : Kalau boleh tahu Mbak Ririn kuliah dimana sekarang?
Konseli : Saya kuliah di ITB Mbak Dea..
Konselor : Jurusan apa kalau boleh tahu Mbak?
Konseli : Jurusan teknik Mbak..
Konselor : Wahh.. keren sekali ya Mbak Ririn ya..
Lalu, kalau boleh tahu Mbak sekarang semester berapa kuliahnya?
Konseli : Semester enam Mbak..
Konselor : Hm.. sudah mau lulus ya Mbak ya..
Konseli : Hehe iya Mbak..
Dorongan Minimal
Konselor : Organisasi apa saja yang sedang Mbak Ririn ikuti
sekarang?
Konseli : Ya.. seperti Mapala, seperti Dema..
Seperti itulah Mbak, dan banyak lagi selebihnya gitu..
Refleksi
Konselor : Hm.. apalagi di Mapala ya Mbak ya, kebanyakan keluar,
berpetualang, iya kan?
Konseli : Iyaa.. banyak kegiatan di luar, kadang kalau lagi kuliah
pun banyak kegiatan yang dilakukan, dan organisasi lain yang dilakukan
juga dalam satu waktu gitu Mbak..
Penafsiran
Konselor : Ohh iya begitu ya Mbak..
Konseli : Iya Mbak Dea, karena itulah saya jadi merasa agak
kesulitan untuk membagi waktu saya antara kuliah dan organisasi..
Konfrontasi
Konseli : Saya juga lagi ada banyaknya tugas-tugas, sedangkan saya
juga lagi banyak mengikuti organisasi, gitukan Mbak! Jadi waktu saya itu
terbentrok sama jadwal organisasi saya, sama tugas-tugas saya. Seperti itu
Mbak..
Konselor : Iya ya Mbak.. saya mengerti..
Mengenali Perasaan
Konseli : Jadi saya bingung Mbak, saya tidak bisa memilih salah
satunya. Karena organisasi dan kuliah sangat penting buat saya..
Konselor : Keduanya sama-sama memiliki peran penting buat Mbak
ya..
Konseli : Iya Mbak, benar..
Pemberian Informasi
Konselor : Jadi Mbak Ririn sekarang ini sedang mengalami masalah
kan ya, apakah Mbak Ririn pernah menceritakan masalah ini kepada
teman-teman Mbak Ririn?
Konseli : Ya gimana ya Mbak.. mereka pun udah sibuk dengan
kegiatan mereka masing-masing. Jadi ya saya gak sempat gitu untuk cerita
kepada mereka.
Konselor : Jadi Mbak Ririn pernah juga gak menceritakan masalah
ini kepada seseorang atau siapapun selain teman Mbak?
Konseli : Tidak ada Mbak..
Pemberian Nasehat
Konseli : Saya dilema Mbak jadinya sekarang harus gimana..
Konselor : Ya sebaiknya itu ya, Mbak Ririn harus usahakan
sebisanya untuk menceritakan masalah ini kepada orang terdekat Mbak,
seperti teman-teman organisasi Mbak Ririn, atau teman-teman kampus
Mbak Ririn yang sudah seperti sahabat Mbak gitu, saya yakin pasti mereka
mau mendengarkan keluh kesah Mbak selama ini. Agar mereka juga
mengerti apa yang sedang Mbak Ririn alami atau hadapi, agar juga mereka
mungkin bisa membantu kesulitan yang sedang Mbak Ririn alami.
Pemberian Contoh
Konselor : Saya juga pernah berada di posisi Mbak seperti ini, saya
bingung harus memilih organisasi atau kuliah. Sampai pada akhirnya saya
berpikir bahwasanya prioritas utama saya ada kuliah, jadi saya akan
mengutamakan kuliah saya daripada organisasi yang sedang saya jalani
pada saat itu..
Konseli : Hmm.. iya bener sih Mbak..
Empati
Konselor : Saya sangat mengerti dengan keadaan Mbak Ririn
sekarang, dengan masalah yang Mbak Ririn hadapi sekarang ini. Saya
turut prihatin yaa..
Konseli : Iya Mbak..
Merumuskan Tujuan, Pemberian Penguatan, Dan Peneguhan Hasrat
Konselor : Terus sekarang kamu maunya gimana?
Konseli : Ya saya ingin waktu saya itu bisa terbagi untuk kuliah
maupun organisasi Mbak. Saya ingin keduanya bisa berjalan dengan baik..
Konselor : Jadi menurut Mbak Ririn, Mbak Ririn ingin bisa membagi
waktu Mbak antara kuliah dengan organisasi agar semuanya dapat berjalan
dengan lancar?
Konseli : Iya Mbak Dea, begitu..
Konselor : Baiklah Mbak Ririn..
Saya sangat mengerti dengan permasalahan yang sedang Mbak hadapi
sekarang ini, karena saya juga dulu pernah merasakannya. Pada intinya
Mbak Ririn harus tetap terus semangat ya dan jangan lupa untuk menjaga
kesehatan dibalik jadwal keseharian Mbak yang sangat padat hehe..
Nah jadi sebaiknya ya, disini Mbak Ririn harus bisa mengatur jadwal
tentang kegiatan keseharian Mbak, di kos itukan Mbak ada waktu luang
mungkin, nah disitu Mbak bisa membuat schedule atau jadwal untuk
kegiatan sehari-hari Mbak.. Jadi kegiatan sehari-hari Mbak itu bisa
berjalan secara lancar dan teratur. Memang disini tujuan Mbak kan ingin
kuliah dan untuk sebisanya Mbak itu harus mengutamakan kuliah Mbak
daripada organisasi. Jangan sampai kuliah Mbak terbengkalai karena
organisasi-organisasi yang Mbak sedang jalani sekarang. Disini kuliah itu
memang penting namun organisasi juga perlu, akan tetapi disini tujuan
Mbak itu ingin cepat-cepat segera lulus dan mendapatkan pekerjaan
secepatnya.
Mengakhiri Proses Konseling
Konselor : Ya mungkin itu saja solusi yang bisa saya bicarakan dan
berikan kepada Mbak. Baiklah, sepertinya konseling ini akan segera
selesai Mbak Ririn.. Apakah ada yang mau ingin Mbak tanyakan lagi
kepada saya?
Konseli : Iya Mbak Dea, saya rasa cukup Mbak, terimakasih banyak
ya Mbak Dea..
Konselor : Jadi bagaimana perasaan Mbak setelah menceritakan
semua masalah Mbak kepada saya?
Konseli : Ya Alhamdulillah Mbak Dea..
Perasaan saya sudah lega.. Saya bisa menceritakan masalah-masalah saya
di perkuliahan ini kepada Mbak Dea. Jadi pikiran saya lebih terbuka dan
apa yang harus saya lakukan, saya juga sudah tahu berkat solusi dari Mbak
Dea..
Konselor : Baiklah..
Terimakasih Mbak Ririn sudah mau bersilaturahmi dan terbuka untuk
konsultasi masalah Mbak kepada saya kemari…
Kalau misal kedepannya Mbak ririn juga mau kesini lagi untuk
bersilaturahmi atau apapun itu, saya akan membuka lebar pintu saya sekali
untuk Mbak Ririn buat kedepannya..!
Konseli : Terimakasih Mbak Dea..
Konselor : Iya terimakasih kembali Mbak Ririn..!
Konseli : Assalamu‟alaikum.. (bersalaman dengan klien)
Konselor : Wa‟alaikum salam..
Konseli : Saya pamit pulang dulu ya Mbak.. (mengantar klien
sampai depan pintu)
Konselor : Iya iya saya antar kedepan ya Mbak!
C. Pembahasan
Ririn adalah mahasiswa Universitas ITB (Institut Teknologi Bnadung).
Dia bisa dikatakan mahasiswa yang cukup aktif dalam kuliahnya. Di balik
jadwal atau kesehariannya yang sangat padat dan sibuk karena organisasi,
lantas mengakibatkan perjalanan kuliahnya hampir saja terbengkalai. Dia
menjadi kesulitan untuk membagi waktu antara kuliah dengan organisasi,
waktu jam masuk kuliah nya terkadang sering bertabrakan dengan jadwal
organisasi nya. Perkara jadwal keseharian Ririn yang padat karena organisasi
nya, ia menjadi sering ketinggalan pelajaran mata kuliah dan hampir tidak ada
waktu untuk mengerjakan tugas kuliahnya.
Dilihat dari permasalahan yang dihadapi oleh Ririn tersebut, maka hasil
dari proses bimbingan konseling individu yang dilakukan adalah Ririn akan
mengatur jadwal tentang kegiatan keseharianya dengan membuat schedule
atau jadwal untuk masing-masing kegiatannya baik itu jadwal kuliah maupun
organisasinya, agar bisa berjalan secara lancar dan teratur.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen waktu merupakan pendorong bagi individu untuk belajar.
Sejalan dengan hal tersebut, mahaiswa tidak menggunakan strategi
manajemen waktu dalam belajar, mahasiswa memiliki prestasi akademik
signifikan lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang menggunakan
strategi manajemen waktu secara signifikan prestasi akademik lebih tinggi.
Berdasarkan hasil dari proses penelitian praktikum bimbingan konseling
individu mengenai kesulitan untuk membagi waktu antara kuliah dengan
organisasi yang dihadapi oleh klien adalah Ririn akan mengatur jadwal
tentang kegiatan keseharianya dengan membuat schedule atau jadwal untuk
masing-masing kegiatannya, agar bisa berjalan secara lancar dan teratur dan
supaya klien dapat mengelola dirinya sendiri dengan permasalahan yang
dihadapi serta dapat meningkatkan manajemen waktu belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, „The Function of Islamic Counseling in Education‟, PGSD
UNIMED: Jurnal Handayani, 11.1 (2020), 43
Barr, Farah Dzil, and Idris Harta, „Analisis Manajemen Waktu Organisasi Dan
Kuliah Aktivis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Surakarta‟, Journal Unnes, 280–86
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2008)
Kamaluddin, „Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah‟, Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 17.4 (2011), 448
Mega Linarwati, „Studi Deskriptif Pelatihan Dan Pengembangan Sumberdaya
Manusia Serta Penggunaan Metode Bevavioral Event Interview Dalam
Merekrut Karyawan Baru Di Bank Mega Cabang Kudus‟, Journal Of
Management, 2.2 (2016)
Nisa, Afiatin, „Analisis Kenakalan Siswa Dan Implikasinya Terhadap Layanan
Bimbingan Dan Konseling‟, Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling,
4.2 (2018), 114–15
Sari, Ida Afitiya, „Mengatasi Kesulitan Membagi Waktu Antara Belajar Dengan
Organisasi Melalui Konseling Behavioristik Teknik Self Management Di
SMA 02 Kudus‟, 2019
Zulamri, and Ahmad Juki, „Pengaruh Layanan Konseling Individual Terhadap
Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Remaja Di Lembaga Pembinaan Khusus
Anak Kelas II B Pekanbaru‟, Jurnal At-Taujih: Bimbingan Dan Konseling
Islam, 2.2 (2019), 22–23
LAMPIRAN
1. Dokumentasi

2. Video
Link:
https://drive.google.com/file/d/1EgtlKzl411RUMTk87tpSqSmKFIIAo2Ih/
view?usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai