Anda di halaman 1dari 4

INTEGRITAS PRIBADI DAN STABILITAS KEPRIBADIAN

KONSELOR
Resume
disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Pribadi dan Profesi
Konselor
Dosen Pengampu : Dr. Awalya, M. Pd., Kons.
Carti, S. Pd.

oleh :
Angga Nurlitasari H.
1301413073/ Rombel 3

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
A. Integritas

Kata intergritas berasal dari kata sifat latin intregrer atau lengkap. Intergritas
(Integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan
organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk
melakukan ini. Keterampilan integrasi mengacu pada kemampuan-kemampuan
konselor untuk menerapkan strategi-strategi pada situasi-situasi khusus, sambil
mengingat konteks budaya dan sosio-ekonomi konseli. Keterampilan ini
diperlukan agar konseling dapat berjalan dengan lancar meskipun menghadapi
berbagai rintangan, baik fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya
antara konselor dengan konseli.
Faktor-faktor pendorong integritas adalah :
1. Faktor Internal
a. Kesadaran diri konselor sebagai makhluk sosial, konselor dan konseli
sama-sama makhluk sosial, sehingga apabila ada konseli yang datang
meminta bantuan kepada konselor, maka konselor akan merasakan
bahwa konseli datang membutuhkan bantuannya, kemudian konselor
akan melayani konseli dengan baik.
b. Tuntutan kebutuhan, tuntutan kebutuhan konselor adalah konseli. Tanpa
adanya konseli yang datang kepada konselor untuk menerima bantuan
(konseling) maka diri konselor merasa tidak dibutuhkan sebagai
konselor.
c. Jiwa dan semangat membantu, karena tanpa adanya kedua hal ini
konselor seolah tidak mempunyai perasaan ingin membantu konseli.
2. Faktor Eksternal
a. Persamaan kebudayaan, persamaan kebudayaan mendorong konselor
untuk membantu dengan baik.
b. Persamaan visi, misi, dan tujuan. Mempunyai visi, misi, dan tujuan
hidup yang sama akan mengupayakan konselor untuk membantu konseli
dengan baik.
c. Sikap toleransi. Sikap ini dapat mendorong konselor agar dapat
membantu konseli untuk memecahkan masalah masalahnya dengan baik
dan untuk mencapai kehidupan efektif sehari-hari konseli tanpa
membedakan status sosio ekonomi konseli.
d. Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama.
B. Stabilitas
Stabilitas kepribadian merupakan kemantapan atau kekokohan pribadi yang
positif dimana pribadi tersebut dapat mengendalikan emosi, percaya pada
kemampuan diri, mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan baik serta
mampu memecahkan konflik dengan bijak dan bersikap fleksibel.
Adapun karakteristik kepribadian yang stabil adalah:

1. Mampu mengendalikan
emosi
2. Mampu memupuk
kepercayaan diri

3. Mampu bersosialisasi dan


beradaptasi
4. Mampu mengatasi masalah
atau konflik
5. Mampu bersifat fleksibel
6. Kontrol diri
C. Bentuk-Bentuk Integritas dan Stabilitas Pribadi Konselor
D.
Bentuk-bentuk integritas dan stabilitas pribadi konselor meliputi :
1. Kualitas pribadi konselor, kualitas pribadi konselor ditandai dengan:
Pemahaman diri
Hangat
Kompeten
Responsif
Memiliki kesehatan
Sabar
Sensitif
psikologis
Memiliki kesadaran
Dapat dipercaya
Jujur
yang holistik
Kuat

2. Karakteristik konselor

Menurut Munro (dalam Awalya, 2013: 41) untuk menunjukkan sifatsifat kepribadian konselor yang diinginkan dalam diri konselor adalah:
a. Konselor sebagai model. Konselor sebaiknya selalu menyadari dan
menerima dirinya, nilai-nilainya, dan berbagai tingkah lakunya,
sehingga penampilannya merupakan model yang mantap dan berguna
bagi hubungan dan pemecahan masalah secara efektif.
b. Hubungan konseling, konselor yang efektif adalah mereka yang dapat
menciptakan hubungan yang bersifat membantu dan tanpa tekanan
dengan kliennya.
c. Keberanian melakukan konseling, konselor harus menerima tanggung
jawab dan ketidakpastian serta berani menempatkan dirinya sendiri
dalam suasana yang mengandung resiko secara pribadi, resiko
menyangkut perasaan, menyangkut hubungan orang lain.
d. Karakteristik konselor meliputi: sikap, ras jenis kelamin dan umur,
pengalaman, keterbukaan, dan persepsi.

3. Konsep diri

Konsep diri yang baik meliputi: memahami dirinya, serius, sabar,


bicaranya lunak, sadar akan kepribadiannya, lebih kekeluargaan, dan
semangat tidak mudah kondor.
4. Komunikasi

Tingkah laku yang dapat menunjang komunikasi adalah hangat,


empati, dan keaslian.

DAFTAR PUSTAKA

Awalya. 2013. Pengembangan Pribadi Konselori. Yogyakarta:


Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai