Upaya Pengembangannya
Disusun untuk Memenuhi TugasMata Kuliah
“Konseling Kelompok”
Dosen Pembimbing: Shophia Terry Kurniawati, M. Pd.
PSIKOLOGI ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2020
KATA PENGANTAR
ii
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada makalah ini kita akan membahas mengenai unsur
utama susasana kelompok, anggota kelompok, dan pemimpin
kelompok. Disamping itu, dibahs pula tahap-tahap
perkembangan kehidupan ataupun dinamika dalam proses
layanan Bimbingan dan Konseling.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Unsur Utama Suasana Kelompok?
2. Apa yang dimaksud Anggota Kelompok?
3. Apa yang dimaksud Pemimpin Kelompok?
3. Tujuan Penulisan
1
1. Memahami Unsur Utama Suasana Kelompok.
2. Memahami Anggota Kelompok.
3. Memahami Pemimpin Kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
2
anggota yang berdasarkan keterlibatan dalam saling
hubungan mereka dalam kelompok.
2. Tujuan Bersama
Tujuan bersama adalah pusat dari
kegiatan/kehidupan kelompok. Dalam “kelompok tugas”
tujuan bersama kelompok jelas, yaitu menjalankan tugas
yang dibebankan pada kelompok itu, kelompok
memusatkan dirinya untuk tujuan itu. Dalam “kelompok
bebas”, tujuan bersama mulanya kabur, dan justru
kelompok itu sendirilah yang harus menetapkan tujuan
yang akan mereka capai. Tujuan dalam “kelompok bebas”
pada umumnya yakni pengembangan masing-masing
anggota kelompok. Tujuan ini pun masuh kabur; yang lebih
jelas (konkret), berbunyi “agar masing-masing anggota
dapat mengemukakan apa yang dipikirkan dan dirasakan
serta memperoleh tanggapan dan reaksi dari anggota
kelompok lainnya”. Tujuan yang nyata, baik dalam
“kelompok tugas” maupun “kelompok bebas” hendaknya
dimengerti dan diterima, maka kelompok itu akan kacau,
bahkan para anggota di dalam kelompok itu akan tidak
merasa mantab dan suasana mencekam pun dapat terjadi.
3. Hubungan Langsung antara Besarnya Kelompok
dengan Sifat Kehidupan Kelompok
Ada beberapa jenis kelompok menurut jumlah
anggotanya, misalnya Kelompok 2, Kelompok 3, Kelompok
4-8, Kelompok 8-30. Kelompok 2, yaitu kelompok yang
anggotanya hanya dua orang. Kelompok ini adalah
kelompok yang paling ideal untuk terciptanya keakraban
yang paling tinggi, tetapi kemungkinan timbulnya
pertentangan/pertengkaran di antara mereka berdua.
3
Suasana negatif paling besar kemungkinannya untuk
timbul pada kelompok ini dibandingkan dengan pada jenis
kelompok lain.
Kelompok 3, yaitu kelompok yang terdiri atas tiga
orang. Dinamika saling hubungan segitiga mungkin dapat
tumbuh dengan baik, tetapi bahaya terbesar ialah, salah
seorang anggota menjadi terasing jika dua anggota yang
lain membuat “persekutuan”. Sikap dan rasa iri, cemburu,
dan sebagainya dapat timbul akibat persekutuan dan
pengasingan itu. Untuk “kelompok tugas” biasanya
kelompok yang beranggotakan tiga orang itu akan lebih
dapat bekerja secara efektif dibandingkan dengan
“kelompok bebas”.
Kelompok 4-8 adalah kelompok adalah kelompok
yang besarnya sedang yang dapat diselenggarakan dalam
rangka bimbingan dan konseling. Jika pun kelompok ini
tidak dipimpin oleh pembimbing kelompok (ahli), kelompok
sedang ini dapat memilih pemimpinnya sendiri atau
setidak-tidaknya dapat menentukan aturan-aturan tertentu
sebagai pegangan bagi kegiatan seluruh anggota.
Kelompok sedang itu dapat mudah dikendalikan. Dan dapat
dimunculkan keragaman di antara anggota-anggotanya
sehingga suasana dinamika kehidupan kelompok dapat
“hangat”.
Kelompok 8-30 orang merupakan kelompok yang
baik untuk tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Namun,
kelompok itu kurang efektif untuk menciptakan keakraban
sosial dalam waktu yang singkat. Untuk tujuan tertentu,
misalnya latihan kepemimpinan, latihan menghilangkan
4
rasa malu berbicara di muka orang banyak, dan
sebagainya.
4. Itikad dan Sikap Para Anggota Kelompok
Itikad dan sikap para anggota kelompok sangat menentukan
kehidupan kelompok. Itikad baik, dalam arti tidak menang sendiri
merupakan setiap anggota dapat memberikan waktu dan kesempatan
kepada anggota lain untuk mengemukakan pendapatnya secara leluasa.
Dalam hal ini, justru menjadi tugas utama pemimpin kelompok membawa
anggota menjadi yang benar-benar siap ikut serta dalam kegiatan
kelompok dengan itikad dan sikap yang baik.
5. Kemandiriran dan Pengendalian Diri
Kemandirian merupakan unsur yang amat penting yang
menyangkut anggota kelompok. Dalam dinamika kelompok yang dinamis
setiap anggota kelompok diharapkan mengembangkan dan mewujudkan
kemandiriannya masing-masing. Tentu saja pengembangan perwujudan
diri ini tidak boleh melanggar “itikad dan sikap”.
Di samping kemandirian pada diri para anggota kelompok perlu
dibina kemampuan pengendalian diri. Sikap menghargai orang lain,
bertenggang rasa dan kebersamaan, disertai pertimbangan mana yang baik
dan dapat diterima oleh orang lain. Arah nuansa permusyawaratan didasari
oleh kedua penampilan positif, yaitu kemandirian dan pengendalian diri.
5
B. Anggota Kelompok
a. Ciri Kelompok
Dalam suatu kelompok untuk mencapai suatu tujuan
tertentu diperlukan pembentukan kelompok dengan jumlah
anggota yang seimbang antara laki-laki dan perempuan.
Misalnya, pada anak sampai usia SMP pada umumnya akan
menguntungkan bila dibentuk kelompok dengan anggota
yang jenis kelaminnya sama. Namun, untuk anak SMA dan
perguruan tinggi serta orang dewasa akan memberikan
keuntungan apabila anggota kelompok berasal dari anggota
yang campuran (laki-laki dan perempuan. Namun, demikian
pertimbangan tentang keragaman-keragaman atau
keseragaman jenis kelamin anggota kelompok pada
umumnya didasarkan pada tujuan tertentu yang akan dicapai
dengan kegiatan kelompok tersebut.
b. Umur
Tentang umur, pada umumnya dinamika kelompok
lebih baik dikembangkan dalam kelompok-kelompok dengan
anggota seumuran.
c. Kepribadian
Keragaman dan keserasian dalam anggota kelompok
dapat membawa keuntungan atau kerugian tertentu. Jika
perbedaan antara anggota kelompok terlalu banyak maka
akan komunikasi akan mengalami masalah begitu sebaliknya
jika dalam anggota kelompok banyak terdapat persamaan
6
yang lebih besar maka hasilnya pun dapat merugikan, yaitu
dinamika kelompok akan “kurang hangat”. Misalnya,
kelompok yang seluruh anggotanya termasuk anak-anak
yang kurang pandai bergaul akan tidak mampu
meningkatkan keterampilan anggota kelompoknya dalam
bergaul. Sedangkan kelompok dengan anggota kelompok
campuran yaitu yang pandai bergaul dan kurang pandai
bergaul, akan secara nyata mampu meningkatkan
kemampuan anggota yang kurang pandai bergaul menjadi
bisa bergaul.
d. Hubungan Awal
Sebelum membentuk kelompok dalam keragaman dan
keseragaman perlu menjalin hubungan awal. Keakraban
dapat mewarnai hubungan antar anngota kelompok yang
sudah saling bergaul sebelumnya, sebaliknya suasana
keasingan akan dirasakan oleh anggota yang belum saling
mengenal. Namun demikian, jenis kelompok mana yang akan
dipilih, seragam atau beragam dalam hal hubungan awal ini,
amat tergantung pada tujuan dari kegiatan kelompok
tersebut.
2. Peran Anggota Kelompok
a. Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota
kelompok.
b. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan
kelompok.
c. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan
Bersama.
d. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya
dengan baik.
e. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan
kelompok.
7
f. Mampu berkomunikasi secara terbuka.
g. Berusaha membantu anggota lain.
h. Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk juga menjalankan
peranannya.
i. Menyadari pentingnya kegiatan kelompok ini.
3. Usaha Mempersiapkan Anggota Kelompok
Di awal kegiatan kelompok pemimpin perlu mengasih penjelasan
tentang kelompok yaitu:
a. Tentang apa-apa yang diharapkan dari para anggota, suasana khusus
yang dapat terjadi dalam kelompok, dan peranan serta cara-cara yang
akan dilakukan oleh pemimpin kleompok.
b. Bahwa keikutsertaan dalam kelompok itu adalah serba sukarela.
c. Bahwa anggota kelompok bebas menanggapi hal-hal yang disampaikan
ataupun menolak saran-saran yang diberikan anggota lain.
d. Bahwa hasil kegiatan kelompok itu tidak mengikat para anggota
kelompok itu dalam kehidupan merekan diluar kelompok.
e. Bahwa segala yang terjadi dan menjadi isi dari kegiatan kelompok itu
sifatnya rahasia. Dalam hal ini, semua anggota kelompok dan juga
pemimpin kelompok perlu memegang teguh kerahasiaan itu.
f. Penghargaan pemimpin kelompok tentang kesukarelaan dan keberanian
para anggota mengikuyti kegiatan kelompok itu.
8
d. Mendiskusikan tingkah-tingkah laku yang secara social tidak bias
dibenarkan.
C. Pemimpin Kelompok
1. Keterampilan dan Sikap serta Peranan Pemimpin
Kelompok
a. Keterampilan dan Sikap Pemimpin Kelompok
Meski peranan bisa berbeda-beda namun jelas bahwa
setiap pemimpin kelompok harus menguasai dan
mengembangkan kemampuan dan sikap yang memadai
untuk terselenggaranya proses kegiatan kelompok secara
efektif. Keterampilan dan sikap ini meliputi :
1) Usaha untuk mengenal dan mempelajari dinamika,
fungsi, serta saling hubungan antar kelompok.
2) Kesediaan untuk menerima orang lain sebagai
anggota kelompok tanpa ada pamrih.
3) Kehendak untuk membantu tumbuhnya saling
hubungan antar kelompok.
4) Menerima berbagai sudut pandang, pendapat
maupun sikap yang berbeda antar anggota
kelompok maupun pemimpin kelompok.
5) Pemusatan perhatian terhadap suasana, perasaan,
dan sikap seluruh anggota kelompok maupun
pemimpin kelompok sendiri.
6) Upaya untuk menimbulkan dan memelihara
hubungan antar anggota kelompok.
7) Mengarahkan untuk mencapai tujuan bersama.
8) Yakin terhadap proses dinamika kelompok sebagai
alat untuk membantu para anggota.
9) Rasa humor, bahagia, dan puas baik yang dialami
oleh pemimpin kelompok sendiri maupun para
anggota kelompok.
9
b. Peranan Pemimpin Kelompok
1) Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan,
arahan, ataupun campur tangan langsung terhadap
kegiatan kelompok.
2) Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada
suasana perasaan yang berkembang dalam kelompok.
3) Memberikan arahan jika kelompok tampaknya kurang
menjurus kea rah yang dimaksudkan.
4) Memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang
terjadi dalam kelompok.
5) Pemimpin kelompok diharapkan dapat mengatur,
menjaga, maupun dapat menjadi pendorong kerja
sama serta suasana kebersamaan dalam kelompok.
6) Bertanggung jawab terhadap segala isi dan kejadian
yang terjadi dalam kelompok.
c. Tuntutan terhadap Pemimpin Kelompok
Pemimpin kelompok harus terus menerus mengikuti
perkembangan kelompoknya dan mengetahui tingkat
kesiapan setiap anggota kelompoknya. Pemimpin
kelompok harus sanggup memberikan stimulus saat
diawalinya kegiatan-kegiatan kelompok, membantu
terselenggaranya kegiatan kelompok dengan baik, dan
menilai proses dinamika dalam kelompok itu sendiri.
Dinamika kelompok yang ditumbuhkan ialah
memungkinkan setiap anggota kelompok bertanggung
jawab atas dirinya sendiri dengan bertenggang rasa
terhadap orang lain. Pemimpin kelompok dituntut untuk
pandai dalam memperhatikan setiap tingkah laku yang
ditunjukkan setiap anggota kelompok, dan
10
memperhatikan keikutsertaan para anggota kelompok
dalam memecahkan masalah-masalah yang timbul.
2. Ciri-Ciri Kepemimpinan Kelompok:
a. Tutwuri Handayani
11
kepentingannya masing-masing. Dengan wibawa, kebijaksanaan,
ketrampilan dan kecermatannya, pemimpin kelompok mampu
menjembatani dan mewadahi kepentingan-kepentingan tadi sehingga
tidak saling berbenturan dan mewujud dari kepentingan pribadi menjadi
kepentingan yang memasyarakat.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapatlah dikatakan bahwa pemimpin kelompok amatlah penting dan
berpengaruh terhadap proses, kegiatan, suasana, dan keberhasilan kelompok itu.
Secara singkat pemimpin kelompok adalah orang yang mampu menciptakan
suasana sehingga para anggota kelompok dapat belajar bagaimana mengatasi
masalah-masalah sendiri. Orang yang menjadi pemimpin kelompok itu ialah
orang yang menghargai orang lain, dipercaya oleh anggota kelompok, mampu
menimbulkan suasana percaya pada diri sendiri dan slaing percaya
mempercayai diantara anggota kelompok.
13
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno, dkk. 2017. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok. Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia.
14