Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN KONSELING TRAUMATIK

Dosen Pengampu : RINA SURYANI, S.pd., M.pd

Disusun Oleh (Kelompok 4) :

1. Renata Theresya Br Purba (1213351033


2.
3.
4.

BK REGULER-E

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Etika Menjadi
Pendamping Konseling Traumatik ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
pada mata kuliah Konseling Traumatik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan pengetahuan dalam pembelajaran konseling traumatik bagi pembaca
penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 9 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................1

BAB I ......................................................................................................................................................2

PENDAHULUAN...................................................................................................................................2

A. Latar Belakang ...........................................................................................................................2


B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................................3

BAB II...................................................................................................................................................4

PEMBAHASAN...................................................................................................................................4

A. Etika Menjadi Pendamping dalam Pelaksanaan Konseling Traumatik......................................4

B. Persiapan Pendamping dalam Pelaksanaan Konseling Traumatik.............................................5

C. Media yang Dibutuhkan Untuk Pendampingan Konseling Traumatik.......................................7

BAB III................................................................................................................................................14

PENUTUP...........................................................................................................................................14

BAB IV...............................................................................................................................................15

CASE METHOD

DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang diatas, maka dapat di simpulkan rumusan masalah
sebagai berikut :

1.
C. Tujuan Penulisan
1. .

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. ETIKA MENJADI PENDAMPING DALAM PELAKSANAAN KONSELING


TRAUMATIK

1. Pengertian Etika

Berdasarkan etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “ethicus” dan dalam
Bahasa Yunani disebut “ethicos” yang berarti kebiasaan (Purwadhi,2018;Tanyid,2014).
Sedangkan menurut Masruri tahun 2016, dari segi terminologi mengatakan etika adalah suatu
ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia. Mana yang dinilai
baik mana yang tidak baik.

2. Etika Mendamping Dalam Pendampingan Konseling Traumatik

B. PERSIAPAN PENDAMPING DALAM PELAKSANAAN KONSELING


TRAUMATIK

1. Konsep Persiapan Pendampingan

Persiapan pendampingan sangat diperlukan dan harus mempersiapkan sebelum


melakukan pendampingann seperti kesiapan konselor dalam menyediakan waktu dan materi,
lalu bilik yang akan digunakan untuk melakukam proses pendampingan. Konselor harus
menyiapkan pertanyaan dan menyiapkan bahan untuk menggambar dasar (tes grafis) saat
melakukam persiapan pendampingan, fungsi gambar tersebut supaya mengetahui kondisi
psikologis klien.

Persiapan ini sangat di butuhkan konselor supaya saat melakukan konseling traumatik
tidak mengalami keesulitan atau hambatan yang dapat mengganggu jalannya keiatan
pendampingan konseling traumatik. Maka dari itu setiap detail persiapan harus tersusun
matan dan sempurna sebelum kegiatan dilakukan.

3
2. Persiapan Pendampingan Konseling Traumatik

WHO pada tahun 2009 mengatakan, PFA (Psychological First Aid) merupakan layanan
yang dimana sebuah serangkaian tindakan yang diberikan untuk membantu menguatkan
mental seseorang yang mengalami krisis, seperti trauma akibat suatu kejadian yang
menimpanya. Layanan PFA memberikan langkah persiapan pendampingan yaitu:

3. Fasilitasi Rasa Aman


Melakukan segala cara agar bisa membuat orang merasa aman terhadap kita.
Seperti membawa dia bercerita di tempat yang nyaman, sepi jauh dari keramaian,
menawarkan air putih agar dia tenang, dll.
Sediakan informasi tentang kegiatan yang informasinya dapat terpercaya bukan
informasi yang hoax yang membuat orang takut dan merasa sedih berlebihan.
Informasi ini mengenai permasalahan orang tersebut dan bertujuan supaya mereka
mendapat dukungan dan tidak merasa sendirian di situasi yang sulit.
Mencari informasi mengenai cara-cara untuk mengatasi permasalahannya. Hindari
kalimat berikut :
a) Saya tahu bagaimana perasaan mu
b) Mungkin ini adalah yang terbaik untuk anda semua
c) Kamu menjadi lebih baik sekarang
d) Inilah cara terbaik untuk dia (istri/suami/anak) untuk pergi
e) Kamu harus bisa bangkit dengan cepat
f) Kamu tidak perlu bersedih lagi
4. Fasilitasi Keberfungsian
Dorongan untuk berfungsi kembali, artinya memberikan kata-kata motivasi untuk
membangkitkan semangat dan bisa berpikir jernih dan memahami situasi yang
terjadi dan mendapatkan solusi untuk memecahkan masalah yang ada.
Cara yang dapat dilakukan yaitu :
a) Memberikan perhatian dan kata-kata dan perbuatan yang tidak menyakiti atau
menyinggung perasaannya.
b) Jaga keluarga mereka agar tetap Bersama dan berhubungan satu sama lain.
c) Tanyakan apakah ada pihak lain yang harus diberitahu sehubung dengan
bencana yang baru saja terjadi.
5. Fasilitasi Proses Pemulihan dan Rencana Tindakan Lanjut

4
Setelah bencana terjadi, hal yang dilakukan adalah kembali normal dengan arti
bukan sekedar kembali ke kondisi yang sama seperti sebelumnya, namun lebih dari
itu dan semakin menjadi pribadi yang luar biasa. Ada beberapa hal yang dapat
dilakukan dalam proses ini yaitu :
a) Mendorong orang yang memerlukan dukungan untuk kembalu pada
rutinitasnya
b) Libatkan orang yang memerlukan dukungan secara aktif dalam tugas-tugas
pemulihan.

Perlu diketahui bahwa PFA adalah layanan awal dimana tidak semua masalah bisa
diselesaikan oleh seorang penyedia layanan. Karena itu penting untuk menghubungkannya
dengan layanan yang lebih kolaboratif, seperti layanan medis dan layanan Kesehatan mental.

5
C. MEDIA YANG DIBUTUHKAN UNTUK PENDAMPINGAN KONSELING
TRAUMATIK

1. Konsep Media
2. Media Dalam Melakukan Pendampingan Konseling Traumatik

6
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

B. SARAN

7
BAB IV

CASE METHOD

A.Kasus:

B.Identifikasi Masalah :

C. Perumusan Solusi :

8
DAFTAR PUSTAKA

Perkembangan merupakan perubahan progresif dan berkesinambungan yang dialami


individu dari lahir sampai akhir hayatnya. Perkembangan di pengaruhi oleh hubungan antara
proses biologis, kognitif dan sosial-emosi. Perkembangan secara umum dibagi
menjadi
periode yang dimulai dari permbuahan hingga masa remaja, perkelahiran, masa bayi,
masa
kanak-kanak awal, masa kanak-kanak tengah dan akhir, dan masa remaja. Dalam menjalani
perkembangannya setiap individu dibatasi oleh prinsip-prinsip perkembangan, yaitu:
(a)
perkembangan berlangsung sepanjang hayat (b) perkembangan bersifat
multidimensional
atau multidireksional (c) perubahan mengacu pada perolehan dan kehilangan (d)
perkembangan itu bersifat lentur (e) perkembangan berada dalam latar tertentu dan
historik
(f) perkembangan itu berproses dari bagian kepala menuju kaki (g) perkembangan berproses
dari tubuh bagian dalam menuju tubuh bagian luar (h) perkembangan tergantung pada
kematangan dan belajar (i) perkembangan berproses dari sederhana (konkrit) menuju kepada
yang lebih kompleks (j) pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang
berkesinambungan (k) pertumbuhan dan perkembangan berproses dari kecakapan umum
ke
kecakapan spesifik (l) tingkat pertumbuhan dan perkembangan bersifat individual.
Perkembangan merupakan perubahan progresif dan berkesinambungan yang dialami
individu dari lahir sampai akhir hayatnya. Perkembangan di pengaruhi oleh hubungan antara
proses biologis, kognitif dan sosial-emosi. Perkembangan secara umum dibagi
menjadi
periode yang dimulai dari permbuahan hingga masa remaja, perkelahiran, masa bayi,
masa
kanak-kanak awal, masa kanak-kanak tengah dan akhir, dan masa remaja. Dalam menjalani
perkembangannya setiap individu dibatasi oleh prinsip-prinsip perkembangan, yaitu:
(a)
perkembangan berlangsung sepanjang hayat (b) perkembangan bersifat
multidimensional
atau multidireksional (c) perubahan mengacu pada perolehan dan kehilangan (d)
perkembangan itu bersifat lentur (e) perkembangan berada dalam latar tertentu dan
historik
(f) perkembangan itu berproses dari bagian kepala menuju kaki (g) perkembangan berproses
dari tubuh bagian dalam menuju tubuh bagian luar (h) perkembangan tergantung pada
kematangan dan belajar (i) perkembangan berproses dari sederhana (konkrit) menuju kepada
yang lebih kompleks (j) pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang
berkesinambungan (k) pertumbuhan dan perkembangan berproses dari kecakapan umum
ke
kecakapan spesifik (l) tingkat pertumbuhan dan perkembangan bersifat individual.

Anda mungkin juga menyukai