MAKALAH
Disajikan sebagai tugas mata kuliah Bimbingan Kelompok
Dosen Pengampu
1. Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M. Pd., Kons.
2. Kusnarto Kurniawan, S. Pd., M. Pd., Kons.
Disusun oleh:
Lala Suci Ayu Kinasih 1301419006
Muchammad Aqsho 1301419011
Iin Dwi Astuti 1301419030
Eta Fatasya 1301419074
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya
yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga bisa menyelesaikan makalah dengan
judul “PEMIMPIN KELOMPOK DAN ANGGOTA KELOMPOK” sebagai tugas mata
kuliah Bimbingan Kelompok.
Makalah ini disajikan di samping guna memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan
Kelompok, juga untuk memberikan pemahaman terkait unsur utama suasana kelompok,
anggota kelompok, dan pemimpin kelompok. Penulis berharap dengan disusunnya makalah
ini dapat memberi pengetahuan kepada pembaca secara luas.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mengetahui apa yang dimaksud dengan suasana kelompok dan unsur utama
didalamnya.
Mengetahui pengertian, peran, serta usaha mempersiapkan anggota kelompok.
Mengetahui pengertian, keterampilan, peran, sikap, serta ciri pemimpin kelompok.
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
f. Katarsis (mengemukakan uneg - unegnya, ide - idenya atau gagasan ).
menyatakan emosi yang lebih mengarah pada pengungkapan permasalahan
yang dipendam.
g. Empati (suasana yang saling memahami tentang apa yang dipikirkan dan
dirasakan sehingga dapat menyesuaikan sikapnya dengan tepat).
4
dalam kelompok yang anggota- anggotanya sejenis, sedangkan masalah-
masalah keterampilan bergaul, seperti rasa malu, kurang pandai berkawan,
dan sebagainya akan lebih baik digarap dalam kegiatan kelompok dengan
anggota campuran.
b. Umur
Tentang umur, pada umumnya dinamika kelompok lebih baik
dikembangkan dalam kelompok-kelompok dengan anggota seumur.
c. Kepribadian
Keragaman atau keseragaman dalam kepribadian anggota kelompok
dapat membawa keuntungan ataupun kerugian tertentu. Jika perbedaan di
antara para anggota itu amat besar, maka komunikasi antaranggota itu akan
banyak mengalami masalah, dan sebaliknya, jika kesamaan di antara
anggota itu sangat besar, hasilnya pun dapat merugikan, yaitu dinamika
kelompok akan "kurang hangat". Misalnya, kelompok yang seluruh
anggotanya termasuk anak- anak yang kurang pandai bergaul akan tidak
mampu meningkatkan keterampilan anggota-anggotanya itu dalam
pergaulan. Sedangkan kelompok dengan anggota campuran, yaitu ada yang
pandai dan tidak pandai bergaul, akan secara nyata mampu meningkatkan
kemampuan anggota-anggota yang kurang/tidak pandai itu. Tampaknya
anggota- anggota yang pandai bergaul itu menjadi contoh bagi kawan-
kawannya yang kurang pandai.
d. Hubungan Awal
Keragaman dan keseragaman anggota kelompok juga menyangkut
hubungan awal para anggota kelompok itu sebelum kegiatan kelompok
dimulai, Keakraban dapat mewarnai hubungan antaranggota kelompok
vang sudah saling bergaul sebelumnya, dan sebaliknya suasana keasingan
akan dirasakan oleh para anggota yang belum saling mengenal. Namun
demikian, jenis kelompok mana yang akan dipilih, seragam atau beragam
dalam hal hubungan awal ini, amat tergantung pada tujuan dari kegiatan
kelompok itu. Untuk “kelompok tugas" mungkin anggota-anggota yang
seragam akan dapat menyelesaikan tugas dengan lebih baik. Sebaliknya,
untuk "kelompok bebas", khususnya dengan tujuan kemampuan hubungan
sosial dengan orang-orang baru, anggota-anggota kelompok yang beragam
akan lebih dapat memenuhi sasaran.
5
2.2.2 Peran Anggota Kelompok
Sebelumnya telah disinggung perlunya terselenggara dinamika
kelompok yang benar-benar hidup, mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai,
dan membuahkan manfaat bagi masing-masing anggota kelompok. Untuk ini,
peranan anggota kelompok amat menentukan. Peranan yang hendaknya
dimainkan oleh anggota kelompok agar dinamika kelompok itu benar-benar
seperti yang diharapkan ialah sebagai berikut:
a. Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar- anggota
kelompok.
b. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan
kelompok.
c. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan
bersama.
d. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya
dengan baik.
e. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan
kelompok.
f. Mampu berkomunikasi secara terbuka.
g. Berusaha membantu anggota lain.
h. Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk juga menjalankan
peranannya.
i. Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.
2.2.3 Usaha Mempersiapkan Anggota Kelompok
Dalam dinamika kelompok semua anggota kelompok diharapkan dapat
melaksanakan semua peranan tersebut di atas. Namun demikian, tentulah dapat
dimengerti bahwa anggota-anggota tersebut pada umumnya tidak serta-merta
sejak awal dimulainya pertemuan sudah mampu berperan seperti itu. Di sinilah
letak pentingnya peranan pemimpin kelompok dalam mempersiapkan anggota
kelompok untuk peranan yang harus dimainkan itu. Dalam hal ini, pemimpin
kelompok perlu memberitahukan hal berikut:
a. Tentang apa-apa yang diharapkan dari para anggota, suasana khusus yang
dapat terjadi dalam kelompok itu, dan peranan serta cara-cara yang akan
dilakukan oleh pemimpin kelompok.
b. Bahwa keikutsertaan dalam kelompok itu adalah serba sukarela.
6
c. Bahwa anggota kclompok bebas menanggapi hal-hal yang disampaikan
ataupun meñolak saran-saran yang diberikan anggota lain.
d. Bahwa hasil kegiatan kelompok itu tidak mengikat para anggota kelompok
itu dalam kehidupan mereka di luar kelompok.
e. Bahwa scgala yang terjadi dan menjadi isi dari kegiatan kelompok itu
sifatnya rahasia. Dalam hal ini, semua anggota kelompok (dan juga
pemimpin kelompok) perlu memegang teguh kerahasiaan itu.
f. Penghargaan pemimpin kelompok tentang kesukarelaan dan keberanian
para anggota mengikuti kegiatan kelompok itu.
Di awal kegiatan kelompok, pemimpin kelompok perlu menjelaskan
semua hal tersebut di atas. Setelah penjelasan ini, pada umumnya kehidupan
kelompok yang sebenarnya dimulai. Tugas pemimpin kelompok adalah
memperhatikan tingkat kesiapan anggota-anggota kelompok dalam menjalani
kegiatan kelompok itu, yang meliputi kesiapan masing-masing anggota untuk:
a. Mengemukakan pendapat dan/atau isi hatinya.
b. Kesiapan para anggota untuk membebaskan diri dari rasa enggan dan sikap
mempertahankan diri.
c. Dapat menerima tanggapan yang mendalam dan lebih “menyentuh" tentang
tingkah lakunya.
d. Mendiskusikan tingkah-tingkah laku yang secara sosial tidak bisa
dibenarkan.
Dalam "kelompok bebas" dengan anggota-anggota yang asing satu sama
lain, tugas menyiapkan dan mengikuti tingkat kesiapan anggota seperti itu
sering kali tidaklah ringan. Pilihan yang jitu terhadap tahap kesiapan anggota itu
dan kebijaksanaan yang diambil oleh pemimpin kelompok sesuai dengan
tanggapannya terhadap tingkat kesiapan para anggota akan sangat menentukan
keberhasilan kelompok. Perlu dicatat bahwa suatu kelompok yang anggota-
anggotanya disiapkan dengan baik akan benar-benar mampu mencapai tujuan
yang dimaksudkan melalui kegiatan kelompok itu. Dalam keadaan tertentu,
pemimpin kelompok boleh menetapkan ketidakikutan seseorang bila diyakini
bahwa keikutsertaan orang itu akan dapat mengacaukan kehidupan kelompok
dan menggagalkan pencapaian tujuan yang dimaksud.
7
2.3 Pemimpin kelompok
2.3.1 Pengertian Pemimpin
Pemimpin merupakan orang yang memimpin, orang, yang memegang
tangan sambil berjalan untuk menuntun, menunjukan jalan orang yang dibimbing,
orang yang menunjukan jalan dalam antikiasan yaitu orang yang melatih,
mendidik, mengajari supaya akhirnya dapat mengerjakan sendiri.
Ada beberapa definisi tentang pemimpin antara lain :
a. Pemimpin adalah orang-orang perintah kepercayaan dan loyalitas pengikut
orang-orang besar yang menangkap imajinasi dan adminiration dari orang-
orang dengan siapa mereka berurusan. (Don helhiegel, 1982).
b. pemimpin dalam arti bahwa dia juga mampu mengotorisasi ide-ide kepada
orang lain dalam hal itu untuk mempengaruhi perilaku mereka untuk
mencapai beberapa tujuan.
c. Para pemimpin dalam orang yang menciptakan perubahan paling efektif
dalam kinerja kelompok (cattell, 1951).
d. Pemimpin adalah orang yang berhasil membuat orang lain mengikutinya"
(Cowley, 1928)
2.3.2 Ketrampilan dan Sikap serta Peranan Pemimpin Kelompok.
a. Ketrampilan dan Sikap Pemimpin Kelompok.
1) Kehendak dan usaha untuk mengenal dan mempelajari dinamika
kelompok fungsi fungsi pemimpin kelompok dan saling hubungan antar
orang di dalam suatu kelompok.
2) Kesediaan menerima orang lain yaitu orang-orang yang menjadi anggota
kelompok tanpa pamrih pribadi.
3) Kehendak untuk dapat didekati dan membantu tumbuhnya saling
hubungan antar anggota kelompok .
4) Kesediaan menerima berbagai pandangan dan sikap yang berbeda yang
barangkali amat berlawanan terhadap pandangan pemimpin kelompok.
5) Pemusatan perhatian terhadap sekaligus suasana, perasaan dan sikap
seluruh anggota kelompok dan pemimpin anggota kelompok sendiri.
6) Penimbulan dan pemeliharaan saling hubungan antar anggota kelompok.
7) Pengarahan yang teguh demi tercapainya tujuan bersama yang telah
ditetapkan.
8
8) Keyakinan akan kemanfaatan proses dinamika kelompok sebagai
wahana untuk membantu para anggota.
9) Rasa humor, rasa bahagia, dan rasa puas baik yang dialami oleh
pemimpin kelompok sendiri maupun para anggota kelompok.
b. Peranan Pemimpin Kelompok.
Peranan pemimpin kelompok dalam bimbingan dan konseling
Kelompok dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan pengarahan ataupun
campur tangan berlangsung terhadap kegiatan kelompok.
2) Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang
berkembang dalam kelompok itu baik perasaan anggota-anggota tertentu
maupun keseluruhan kelompok.
3) Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus ke arah yang dimasukkan
maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan.
4) Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan atau umpan
balik tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok baik bersifat isi
maupun proses kegiatan kelompok.
5) Lebih jauh lagi pemimpin kelompok juga diharapkan mampu mengatur
lalu lintas kegiatan kelompok pemegang aturan permainan pendamai dan
pendorong kerjasama serta suasana kebersamaan di samping itu
pemimpin kelompok diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun
yang terjadi di dalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti
satu orang atau lebih anggota kelompok sehingga mereka itu menderita
karenanya
6) Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan
kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya juga menjadi tanggung
jawab pemimpin kelompok.
c. Tuntutan terhadap Pemimpin Kelompok
Pemimpin kelompok berkewajiban mendengarkan secara aktif
segenap apa yang diutarakan oleh anggota kelompok dan menangkap dengan
baik bagaimana anggota itu memandang dirinya. Hal ini semua dapat
menjadi bahan yang amat penting bagi pemimpin kelompok dalam
menjalankan fungsi dan perannya sebagai pemimpin dari kelompok itu.
9
Seorang pemimpin kelompok harus mengetahui secara benar apa
yang terjadi pada. Perlu diperhatikan bahwa suasana yang hidup di dalam
kelompok itu sangatlah menentukan jalannya dan suatu keberhasilan kegiatan
kelompok Karena semua ini merupakan tanggung jawab pemimpin kelompok
dalam mengatur sebuah kelompok.
Sesuai dengan pengertian dasar dari pendekatan kelompok dalam
bimbingan dan konseling maka tujuan pokok dari proses dan dinamika
kelompok yang ditumbuhkan itu ialah memungkinkan setiap anggota
kelompok menteri bertanggung jawab atas tingkah lakunya sendiri atau
produknya sendiri dengan tenggang rasa terhadap orang lain. Pemimpin
kelompok di untuk pandai memperhatikan setiap tingkah laku baik itu ucapan
tindakan maupun isyarat yang ditampilkan oleh setiap anggota kelompok dan
memperhatikan keikutsertaan anggota-anggota kelompok dalam
memecahkan masalah-masalah yang timbul di suatu kelompok tersebut.
Dapat dikatakan bahwa tuntutan terhadap pemimpin kelompok
kegiatan kesanggupan merangsang diawalinya kegiatan kegiatan kelompok
membantu terselenggaranya kegiatan kelompok secara baik dan menilai
proses dinamika kelompok itu sendiri.
2.3.3 Ciri ciri kepemimpinan kelompok
Pemimpin kelompok dapat bersifat dan bersikap "Tut Wuri Handayani"
yaitu mengayomi dan mengawasi, dan menjadi tokoh bagi para anggota
kelompok ciri kepemimpinan ini akan mempunyai pengaruh besar terhadap
keberlangsungan suatu kelompok tersebut.
a. Tut Wuri Handayani
Pemimpin yang memiliki sikap dan Wuri Handayani yaitu pemimpin
yang mengikuti kegiatan kelompok itu secara cermat dan ikut serta di dalam
timbul dan tenggelam nya suasana perasaan yang mewarnai kelompok itu
dan memberikan bantuan secara tepat jika bantuan itu memang diperlukan
merupakan tipe kepemimpinan yang lebih. Tipe kepemimpinan Tut Wuri
Handayani ini rasa keakraban dan kesegaran hubungan antar anggota akan
sangat terasa karena itu suasana yang seperti ini tentu saja lebih
memungkinkan tercapainya suatu tujuan kelompok yang berhasil dan.
b. Mengayomi dan mengawasi
10
Dalam sikap ini akan bisa mengimbas kepada anggota-anggota
kelompok yaitu dalam bentuk saling berhubungan dan rasa kebersamaan
yang positif. Pemeran prahatian dan pengayoman itu tidaklah berarti bahwa
pemimpin berada di atas anggota kelompok. Pemimpin kelompok justru
sanggup memasuki hubungan antar anggota kelompok itu dan bahkan
pemimpin kelompok harus mampu menjadi bagian dari kelompok yang
senasib dengan seluruh anggota kelompok. dalam hal ini menaruh perhatian
dalam kelompok berarti benar-benar mengutamakan kepentingan para
anggota dan mengayomi berarti mengutamakan keselamatan para anggota itu
sendiri dengan segenap kepentingannya masing-masing. Dengan wibawa
kebijaksanaan keterampilan dan kecermatannya pemimpin kelompok mampu
menjembatani dan mewadahi kepentingan-kepentingan sehingga tidak saling
berbenturan dan mewujudkan dari kepentingan pribadi menjadi kepentingan
yang bersama. Dalam ciri kepemimpinan ini tidak bersifat menerima segala
apa yang diutarakan oleh anggota kelompok namun pemimpin kelompok
cenderung melihat kesalahan yang diperbuat anggota kelompok dan
berdasarkan kesalahan-kesalahan itu pemimpin akan mengambil tindakan.
Dalam layanan kelompok untuk bimbingan dan konseling tipe kepemimpinan
yang bersifat mengawasi tidak.
c. Pemimpin Kelompok Sebagai Tokoh
Pemimpin kelompok amat penting dan berpengaruh terhadap proses
kegiatan suasana dan keberhasilan suatu. Dapat dikatakan pemimpin
kelompok adalah orang yang mampu menciptakan suasana sehingga para
anggota kelompok dapat belajar bagaimana mengatasi. Orang yang menjadi
pemimpin kelompok itu adalah orang yang menghargai orang lain dipercaya
oleh anggota kelompok mampu menimbulkan suasana percaya pada diri
sendiri dan saling mempercayai di antara anggota kelompok dan mampu
mengembangkan tipe kepemimpinan yang tertulis Handayani. Dalam hal ini
anggota kelompok tentunya akan memberikan tanggapan terkait kesertaan
yang baik terhadap pemimpin yang menyukai mereka yang mencintai mereka
serta menaruh perhatian dan mengayomi mereka bahkan memimpin
kelompok dapat menjadi tokoh yang akan mereka tiru karena sikap dan
perilaku mereka di dalam sebuah kelompok.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suasana kelompok yaitu antarhubungan dari semua orang yang terlibat dalam
kelompok, dapat merupakan wahana dimana masing - masing anggota kelompok itu
(secara perorangan) dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan, dan berbagai
reaksi dari anggota kelompok lainnya untuk kepentingan dirinya yang bersangkut paut
dengan pengembangan diri anggota kelompok yang bersangkutan.
Keanggotaan merupakan salah satu unsur pokok dalam proses kehidupan
kelompok. Tanpa anggota tidaklah mungkin ada kelompok. Kegiatan ataupun kehidupan
kelompok itu sebagian besar didasarkan atas peranan para anggotanya. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam anggota kelompok, antara lain keragaman dan
keseragaman, peran anggota kelompok, dan usaha mempersiapkan anggota kelompok.
Pemimpin merupakan orang yang memimpin, orang, yang memegang tangan
sambil berjalan untuk menuntun, menunjukan jalan orang yang dibimbing, orang yang
menunjukan jalan dalam antikiasan yaitu orang yang melatih, mendidik, mengajari
supaya akhirnya dapat mengerjakan sendiri. Terdapat beberapa sikap dan peran yang
harus dimiliki pemimpin kelompok.
12
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno,dkk. 2017. Layanan Bimbingan Kelompok & Konseling Kelompok Yang Berhasil
(Dasar dan Teori). Bogor: Ghalia Indonesia.
Deliana, S. M., dkk. 2018. Manajemen Sekolah. Semarang: Unnes Press.
Tinan. (2020). Unsur Utama Suasana Kelompok. Universitas Lampung.
13