Anda di halaman 1dari 11

KONSELI DALAM KELOMPOK

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah BK Kelompok

Dosen Pengampu: Dr.Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd.

Disusun oleh:

1. Tresya Dela Adelia (2114010039)


2. Salma Rachellia Putri Pratama (2114010043)
3. Vima Arlani Iftirosy (2114010049)
4. Dhea Febrianti (2114010059)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat-Nya menuju jalan yang terang benderang sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah BK Kelompok pada program
studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Nusantara PGRI Kediri. Semua ini tidak lepas dari bantuan dan keterlibatan dari berbagai
pihak yang telah mendukung dan memberikan bantuan, baik ide, pikiran, tenaga, maupun
materi. Kami semua mengucapkan terimakasih, khususnya kepada anggota kelompok 1 yang
sangat berperan penting dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kedepannya dan bisa menjadi
makalah penelitian. Untuk selanjutnya kami berharap adanya masukan, baik berupa kritik
maupun saran untuk menyempurnakan makalah ini, terimakasih.

Kediri, 21 September 2022

Kelompok
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Konseling kelompok merupakan suatu proses hubungan interpersonal antara
seorang konselor atau beberapa konselor dengan sekelompok konseli. Dalam proses
tersebut konselor berupaya membantu menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan
konseli untuk menghadapi dan mengatasi persoalan atau hal-hal yang menjadi
kepedulian masing-masing konseli melalui; pengembangan pemahaman, sikap,
keyakinan, dan perilaku konseli yang tepat dengan cara memanfaatkan suasana
kelompok (Sugiyanto). Menurut Corey (2006) dalam Budi Astuti (2012) menjelaskan
bahwa konseling kelompok lebih memberikan perhatian secara umum pada
permasalahan-permasalahan jangka pendek dan tidak terlalu memberikan perhatian
pada treatment gangguan perilaku dan psikologis. Konseling kelompok memfokuskan
diri pada proses interpersonal dan strategi penyelesaian masalah yang berkaitan
dengan pemikiran, perasaan, dan perilaku yang disadari. Metode yang digunakan
adalah dukungan dan umpan balik (feedback) interaktif dalam sebuah kerangka
berpikir saat itu juga. Dilengkapi oleh pendapat Gazda (1978) bahwa konseling
kelompok adalah suatu proses antara pribadi yang dinamis, yang terpusat pada
pemikiran dan perilaku yang disadari. Proses itu mengandung ciri-ciri teraupetik
seperti pengungkapan pikiran dan perasaan secara leluasa, orientasi pada kenyataan,
keterbukaan diri mengenai seluruh perasaan mendalam yang dialami, saling percaya,
saling perhatian, saling pengertian dan saling mendukung. Para konseli dapat
memanfaatkan suasana komunikasi antar-pribadi dalam kelompok untuk
meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala
tujuan hidup, serta untuk belajar dan atau menghilangkan suatu sikap dan perilaku
tertentu.
Konseli adalah seorang individu yang sedang mengalami masalah, atau
setidaknya sedang mengalami sesuatu yang ingin disampaikan kepada orang lain.
Konseli menanggung semacam beban, uneg-uneg, atau mengalami suatu kekurangan
yang ia ingin isi, atau mengalami suatu ia ingin dan/atau perlu dikembangkan pada
dirinya. Melalui konseling, konseli menginginkan agar ia mendapatkan suasana
berpikir yang jernih dan/atau perasaan yang lebih nyaman, memperoleh nilai tambah,
hidup yang lebih berarti, dan hal-hal positif lainnya dalam menjalani hidup sehari-
hari.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang kalian ketahui tentang peran konseli dalam BK Kelompok?
2. Apa yang kalian ketahui tentang fungsi konseli dalam BK Kelompok?
3. Apa yang kalian ketahui tentang tugas konseli dalam BK Kelompok?
4. Apa yang kalian ketahui tentang kepemimpinan dalam Kelompok?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dan manfaat dari penyusunan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan pembaca tentang peran, fungsi, dan tugas konseli dalam BK Kelompok serta
kepemimpinan dalam kelompok
BAB 2
PEMBAHASAN

A. DEFINISI KONSELI
Konseli adalah seorang individu yang sedang mengalami masalah, atau
setidaknya sedang mengalami sesuatu yang ingin disampaikan kepada orang lain.
Konseli menanggung semacam beban, uneg-uneg, atau mengalami suatu kekurangan
yang ia ingin isi, atau mengalami suatu ia ingin dan/atau perlu dikembangkan pada
dirinya. Melalui konseling, konseli menginginkan agar ia mendapatkan suasana
berpikir yang jernih dan/atau perasaan yang lebih nyaman, memperoleh nilai tambah,
hidup yang lebih berarti, dan hal-hal positif lainnya dalam menjalani hidup sehari-
hari.
B. PERAN KONSELI
Konseli adalah anggota kelompok. Anggota kelompok pada dasarnya sebagai
agen penolong bagi anggota yang lain. Peran anggota kelompok adalah sebagai
berikut:
1. Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota
kelompok
2. Mencurahkan segenap perasaan dan melibatkan diri dalam kegiatan kelompok
3. Berusaha agar apa yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan
bersama
4. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya
5. Berusaha secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok
6. Berkomunikasi secara terbuka
7. Berusaha membantu anggota lain
8. Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk menjalankan perannya

C. FUNGSI KONSELI
Konseli atau anggota kelompok dalam BK kelompok memiliki beberapa fungsi yaitu:
1. Unsur Pokok
Konseli merupakan unsur pokok di dalam proses konseling. Apabila tidak ada
konseli maka proses konseling tidak bisa berjalan
2. Menambah wawasan dan pengalaman konselor
Konseli dapat datang dengan masalah dan pengalaman yang berbeda. Setiap
konseli akan membawa hal-hal baru yang akan memperkaya pengetahuan dan
pengalaman dari konselor sehingga kredibilitas konselor pun semakin baik.

D. TUGAS KONSELI
Ketika sedang berlangsungnya proses konseling , yang berperan penting adalah tugas
konselor. Dan konseli hanya memiliki tugas diantaranya sebagai berikut :
1. Terbuka mengenai permasalahan yang dihadapinya agar konselor mudah
memahami serta mudah memberi arahan kepada konseli.
2. Menjaga etika ketika sedang berlangsungnya konseling.
3. Mendengarkan arahan yang disampaikan oleh konselor.
4. Melaksanakan arahan yang disampaikan oleh konselor.
5. Menjaga hubungan baik dengan konselor meskipun arahan yang diberikan
sesuai atau tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh konseli.

E. KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK


Menurut Johnson dan Johnson (1978) pemimpin adalah seorang anggota
kelompok yang menunjukkan lebih dapat mempengaruhi anggota kelompok lainnya
daripada dipengaruhi mereka. Kepemimpinan pada dasarnya merupakan pelaksanaan
peranan tertentu dalam suatu kelompok yang terorganisasi, peranan ini terutama
diartikan sebagai kekuatan atau kemampuan untuk mempengaruhi orang lain(Napier
dan Gershenfeld,1989).

1. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Kurt Lewin (dalam Hansen,Warner, dan Smith, 1976) mengemukakan tiga
macam tipe kepemimpinan yaitu: otoriter, demokratis, bebas atau laissez-faire.
Tipe-tipe kepemimpinan ini dikenal dengan tipe-tipe kepemimpinan klasik.
a. Kepemimpinan Otoriter
Menganggap bahwa para anggota kelompoknya tanpa bantuannya
tidak mampu melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan
kelompok atau untuk mengadakan perubahan perubahan. Pemimpin
mengarahkan proses kelompok dan perilaku anggota kelompok,
membantu integrasi kelompok dengan memberikan penjelasan-
penjelasan, dan berpendapat ia satu satunya orang dalam kelompok
yang dapat memahami masalah yang dibicarakan, serta hanya dapat
memahami masalah yang sedang dibicarakan, serta hanya melalui
balikannya para anggota kelompok dapat mengembangkan dan
memahami tingkah lakunya.
b. Kepemimpinan Demokratis
Pemimpin yang demokratis menolak tanggung jawab tunggal untuk
mengarahkan kelompok, atau untuk mengarahkan kelompok, atau
untuk mengambil keputusan akhir. Ia memberi kepercayaan para
anggotanya, dan menciptakan situasi yang menunjang sehingga
anggota dapat mencapai pengertian terhadap dirinya sendiri dan dapat
menggembangkan potensinya. Pemimpin yang demokratis menggunak
beberapa teknik utama seperti klarifikasi, sintesis, balikan, penilaian
proses selama selama kegiatan berlangsung, dengan tujuan untuk
mengikutsertakan para anggota sedemikian rupa sehingga setiap
anggota memberikan sumbangan terhadap kesejahteraan anggota
lainnya dalam kelompok.
c. Kepemimpinan Laissez-Faire
Dalam hal ini pemimpin sama saja dengan anggota kelompok yang
lainnya.Tidak ada pelaksanaan atau prosedur tertentu
semuanya,terserah pada anggota kelompok yang lain. Dengan kata lain
pemimpin sama sekali tidak ikut mengambil bagian bagian dalam
pembuatan keputusan- keputusan kelompok.Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Mahler (1969) cara seperti itu tidak membawa
hasil karena anggota kelompok tidak belajar apa-apa dari tipe
kepemimpinan itu.

2. PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK


Stanford, menemukan empat macam fungsi pokok kepemimpinan:
a. Memberi dorongan emosional (emotional stimulation).
b. Mempedulikan (caring).
c. Memberikan pengertian (meaning attribution).
d. Fungsi eksekutif (executive function).

Johnson dan Johnson secara umum mengkategorikan peranan


pemimpin kelompok dalam dua fungsi yaitu; peranan yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas-tugas kelompok (task function), dan peranan yang berkaitan
dengan pemeliharaan (maintenance function).
Task Function adalah peranan pemimpin kelompok untuk membantu
kelompok memilih dan merumuskan tujuan tujuan bersama kelompok, dan
melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan tujuan itu.
Maintenance Function adalah peranan pemimpin kelompok untuk
memelihara suasana kelompok dengan memelihara hubungan-hubungan
pribadi para anggota kelompok.

3. KUALIFIKASI PEMIMPIN KELOMPOK YANG EFEKTIF


a. Ciri-ciri Kepribadian Pemimpin Kelompok yang Efektif
1. Keberanian
2. Dapat dijadikan contoh
3. Kehadiran
4. Menghargai dan memperdulikan
5. Percaya terhadap kegunaan proses kelompok
6. Keterbukaan
7. Tidak mempertahankan diri dalam menghadapi serangan
8. Kekuatan pribadi
9. Stamina
10. Kemauan untuk mencari pengalaman-pengalaman baru
11. Kesadaran diri
12. Rasa humor
13. Kemampuan menemukan sesuatu yang baru

b. Keterampilan- keterampilan Pemimpin Kelompok


1. Kemampuan mendengarkan secara aktif
2. Kemampuan untuk merefleksi
3. Kemampuan mengklasifikasi
4. Kemampuan merangkum
5. Kemampuan untuk menjadi fasilitator
6. Kemampuan untuk ikut merasakan apa yang dirasakan anggota
7. Kemampuan menafsirkan
8. Kemampuan bertanya
9. Kemampuan menarik hubungan
10. Kemampuan untuk mengkonfrontasikan sesuatu
11. Kemampuan memberi dukungan
12. Kemampuan untuk menghalangi
13. Kemampuan untuk mendiagnosis
14. Kemampuan menguji kenyataan
15. Kemampuan untuk menilai
16. Kemampuan untuk mengakhiri kelompok

4. MASALAH PEMBANTU PIMPINAN KELOMPOK (CO-


LEADERSHIP)
Dasar utama pemilihan co-leader adalah adanya saling menghargai,
dapat bekerjasama dengan baik, serta dapat menyediakan waktu yang cukup
untuk mendiskusikan hal-hal yang perlu sebelum proses kelompok dan
mengevaluasi kegiatan setelah kelompok berakhir.
a. Keuntungan-keuntungan penggunaan model co-leadership
1. Dengan adanya pembantu pemimpin kelelahan dan kekusutan
pemimpin kelompok dapat dikurangi dengan cara
mendiskusikannya dengan pembantu pemimpin.
2. Apabila pembantu pemimpin kelompok merupakan team yang
baik ia dapat membantu pemimpin kelompok untuk melakukan
pekerjaan yang biasa di pikul sang pemimpin sendiri
3. Apabila pemimpin kelompok berhalangan hadir karena suatu
alasan, kelompok akan tetap bisa berjalan di bawah pimpinan
pembantu kelompok.
4. Apabila pemimpin berpengaruh ia pada hasil pertemuan ia
dapat mengungkapkan perasaannya kepada pembantu
pemimpin kelompok.

b. Kelemahan-kelemahan model co-leadership


1. Apabila antara pemimpin dan pembantu pemimpin jarang
bertemu maka pencapaian tujuan akan sulit untuk dicapai.
2. Apabila antara pemimpin dan pembantu pemimpin terjadi
persaingan akan memberikan kesan negatif terhadap kelompok.
3. Apabila antara pemimpin dan pembantu pemimpin tidak saling
percaya akan menghambat proses kelompok.
4. Apabila salah seorang pemimpin kelompok sepakat dengan
anggota kelompok menyerang pemimpin lainnya maka proses
kelompok akan rusak.
5.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Konseli adalah seorang individu yang sedang mengalami masalah, atau
setidaknya sedang mengalami sesuatu yang ingin disampaikan kepada orang lain.
Konseli merupakan anggota kelompok Anggota kelompok pada dasarnya sebagai
agen penolong bagi anggota yang lain. Peran anggota kelompok salah satunya
membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok.
Konseli atau anggota kelompok dalam BK kelompok memiliki fungsi sebagai unsur
pokok di dalam proses konseling dan sebagai penambah wawasan dan pengalaman
konselor.
DAFTAR PUSTAKA

Febriani, E. R. (2013). Makalah Konseli dan Konselor Dalam Konseling Kelompok.

Romlah, T. (2006). Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok.

Anda mungkin juga menyukai