Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Layanan konseling kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Layanan konseling kelompok secara terpadu dalam pelaksanaan layanan bimbigan dan
konseling disekolah. Sebagai kegiatan. layanan konseling kelompok merupakan upaya bantuan
untuk dapat memecahkan masalah siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok..
Setiap sekolah harus membuat perencanaan program yang merupakan acuan dasar untuk
pelaksanaan kegiatan satuan layanan bimbingan dan konseling. Perencanaan tersebut berisi
bidang-bidang layanan, jenis layanan yang dialokasikan menurut waktu, pembagian tugas para
pelaksana dan sarana/prasarana untuk mendukung kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.
Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan
pelayanan bimbingan terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Pelayanan bimbingan dan
konseling kepada peserta didik ada bermacam-macam jenis layanan, yaitu layanan orientasi,
informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, bimbingan kelompok, konseling
perorangan dan konseling kelompok.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang layanan konseling kelompok dan manfaatnya.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apa pengertian Konseling kelompok ?


Apa tujuan konseling kelompok
Apa saja asas konseling kelompok ?
Apa unsur konseling kelompok ?
Bagaimana tipe pendekatan konseling kelompok ?
Apa saja materi yang disajikan dalam konseling kelompok?
Apa kelemahan dan kelebihan konseling kelompok ?

C. Tujuan Penulisan
Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui pengertian, tujuan, asas, unsur, materi, tipe
pendekatan, tahap-tahap, prosedur, serta kelemahan dan kelebihan konseling kelompok.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konseling Kelompok
Layanan konseling

kelompok

yaitu

layanan

bimbingan dan konseling

yang

memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan


permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah suasana
yang hidup, yang berdenyut, yang bergerak, yang berkembang, yang ditandai dengan adanya
interaksi antara sesama anggota kelompok. Layanan konseling kelompok merupakan layanan
konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok.[1]
Gazda (1984), Shertzer & Stone (1980) (dalam Mungin Edi Wibowo, 2005) mengemukakan
pengertian konseling kelompok yaitu : konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi
yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari. Proses itu mengandung ciri-ciri
terapeutik seperti pengungkapan pikiran dan perasaan secara leluasa, orientasi pada kenyataan,
pembukaan diri mengenai perasaan-perasaan mendalam yang dialami, saling percaya, saling
perhatian, saling pengertian, dan saling mendukung.[2]
B. Tujuan Konseling Kelompok
Menurut Mungin Eddy Wibowo, (2005:20). Tujuan yang ingin dicapai dalam konseling
kelompok, yaitu pengembangan pribadi, pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang
dialami oleh masing-masing anggota kelompok, agar terhindar dari masalah dan masalah
terselesaikan dengan cepat melalui bantuan anggota kelompok yang lain.
Menurut Dewa Ketut Sukardi, (2002:49).Tujuan konseling kelompok meliputi:
1.
2.
3.
4.

Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.


Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya.
Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok.
Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok.
Menurut Prayitno (2004), tujuan umum konseling kelompok adalah mengembangkan

kepribadian siswa untuk mengembangkan kemampuan sosial, komunikasi, kepercayaan diri,


kepribadian, dan mampu memecahkan masalah yang berlandaskan ilmu dan agama. Sedangkan
tujuan khusus konseling kelompok, yaitu:

1. Membahas topik yang mengandung masalah aktual, hangat, dan menarik perhatian
anggota kelompok.
2. Terkembangnya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap terarah kepada
tingkah laku dalam bersosialisasi/komunikasi.
3. Terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan
pemecahan masalah bagi individu peserta konseling kelompok yang lain.
4. Individu dapat mengatasi masalahnya dengan cepat dan tidak menimbulkan emosi.
C. Asas Konseling Kelompok
Dalam kegiatan konseling kelompok terdapat sejumlah aturan ataupun asas-asas yang
harus diperhatikan oleh para anggota, asas-asas tersebut yaitu:
1. Asas kerahasiaan
Asas kerahasiaan ini memegang peranan penting dalam konseling kelompok karena
masalah yang dibahas dalam konseling kelompok bersifat pribadi, maka setiap anggota
kelompok diharapkan bersedia menjaga semua (pembicaraan ataupun tindakan) yang ada dalam
kegiatan konseling kelompok dan tidak layak diketahui oleh orang lain selain orang-orang yang
mengikuti kegiatan konseling kelompok.
2. Asas Kesukarelaan
Kehadiran, pendapat, usulan, ataupun tanggapan dari anggota kelompok harus bersifat
sukarela, tanpa paksaan.
3. Asas keterbukaan
Keterbukaan dari anggota kelompok sangat diperlukan sekali. Karena jika ketrbukaan ini
tidak muncul maka akan terdapat keragu-raguan atau kekhawatiran dari anggota.
4. Asas kegiatan
Hasil layanan konseling kelompok tidak akan berarti bila klien yang dibimbing tidak
melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan tujuan bimbingan. Pemimpin kelompok hendaknya
menimbulkan suasana agar klien yang dibimbing mampu menyelenggarakan kegiatan yang
dimaksud dalam penyelesaian masalah.
5. Asas kenormatifan
Dalam kegiatan konseling kelompok, setiap anggota harus dapat menghargai pendapat
orang lain, jika ada yang ingin mengeluarkan pendapat maka anggota yang lain harus
mempersilahkannya terlebih dahulu atau dengan kata lain tidak ada yang berebut.

6.

Asas kekinian
Masalah yag dibahas dalam kegiatan konseling kelompok harus bersifat sekarang.
Maksudnya, masalah yang dibahas adalah masalah yang saat ini sedang dialami yang mendesak,
yang mengganggu keefektifan kehidupan sehari-hari, yang membutuhkan penyelesaian segera,
bukan masalah dua tahun yang lalu ataupun masalah waktu kecil.[4]

D. Unsur Konseling Kelompok


Dalam kegiatan konseling kelompok, terdapat beberapa unsur sehingga kegiatan tersebut
disebut konseling kelompok. Adapun unsur-unsur yang ada dalam konseling kelompok yaitu:
1.

Anggota kelompok, adalah individu normal yang mempunyai masalah dalam rentangan
penyesuaian yang masih dapat diatasi oleh peimpin kelompok maupun anggota kelompok yang
lainnya.

2.

Pemimpin kelompok, adalah seseorang ahli yang memimpin jalannya kegiatan konseling
kelompok. Konseling kelompok dipimpin oleh seorang konselor atau psikolog yang profesional
dengan latihan khusus bekerja dengan kelompok.

3.

Permasalahan yang dihadapi antar anggota konseling kelomppok adalah sama.

4.

Metode yang dilaksanakan dalam konseling kelompok berpusat pada proses kelompok dan
perasaan kelompok.

5.

Interaksi antar anggota kelompok sangat penting dan tidak bisa dinomor duakan.

6.

Kegiatan konseling kelompok dilaksanakan berdasar pada alam kesadaran masing-masing


anggota kelompok dan juga pemimpin kelompok.

7.

Menekankan pada perasaan dan kebutuhan anggota.

8.

Adanya dinamika kelompok antar anggota kelompok dalam kegiatan konseling kelompok.

9.

Ada unsur bantuan yang dilakukan oleh pemimpin kelompok.

E.
1.

Tipe Pendekatan Konseling Kelompok


Konseling/terapi dalam kelompok
Bentuk ini adalah pendekatan individual yang dilakukan di dalam kelompok. Selama
proses konseling/terapi, anggota lain hanya menjadi pengamat.

2.

Konseling/terapi dengan kelompok

Biasanya ditemui dalam kelompok temu ataupun kelompok-T. Aktivitas di dalam


kelompok ditentukan oleh anggota. Konselor hanya bertindak sebagai expert participant.
3.

Konseling/terapi mengenai kelompok


Bentuk ini lebih menekankan pada interaksi antar anggota. Fokus pada di-sini-dan-saat
ini.Bentuk kelompok ini lebih menekankan pada saling membantu, memberikan dukungan dan
menunjukkan model perilaku yang sehat. Konselor selaku pemimpin bertindak sebagai pengamat
luar / outside observer, dan sebagai peserta pakar.[5]

F.

Materi Layanan Konseling Kelompok


Menurut Mugiarso dkk (2004:66) materi layanan bimbingan kelompok dapat dibahas
berbagai hal yang amat beragam yang berguna bagi siswa.
Materi layanan bimbingan kelompok secara umum meliputi :
1) Pemahaman dan pemantapan kehidupan beragama dan hidup sehat.
2) Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya (termasuk
perbedaan individu, sosial, budaya serta permasalahannya).
3) Pemahaman tentang emosi, prasangka, konflik, dan peristiwa yang terjadi di masyarakat
serta pengendalian/pemecahannya.
4) Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif untuk belajar, kegiatan sehari-hari, dan
waktu senggang.
5) Pemahaman tentang adanya berbagai alternatif pengambilan keputusan dan berbagai
konsekuensinya.
6) Pengembangan sikap kebiasaan belajar, pemahaman hasil belajar, timbulnya kegagalan
belajar, dan cara penanggulangannya.
7) Pengembangan hubungan sosial yang efektif dan produktif.
8) Pemahaman tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan karier serta perencanaan
masa depan.
Materi-materi tersebut sifatnya masih umum dan dapat dikembangkan lagi kedalam beberapa tema
yang berhubungan dengan masalah atau topik yang akan dibahas dalam kegiatan bimbingan
kelompok yang akan dilaksanakan.
Menurut Romlah (2001:152-153) untuk dapat meningkatkan hubungan interpersonal dengan
orang lain, ada beberapa keterampilan-keterampilan dasar yang harus dipelajari. Keterampilanketerampilan itusecara umum adalah :
a) Mengenal dan mempercayai satu dengan yang lain. Keterampilan ini mencakup
keterbukaan diri, kesadaran diri,penerimaan diri, dan kepercayaan.

b) Memahami dengan tepat satu sama lain. Keterampilan ini berarti memusatkan pada
kemampuan untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan dengan tepat dan
tidak merugikan orang lain. Suatu hubungan interpersonal tidak akan dapat berkembang
dengan baik apabila kedua belah pihak tidak saling menyukai.
c) Saling mempengaruhi dan saling membantu. Keterampilan ini berarti saling
memperhatikan, memberikan bantuan, memberikan dorongan dan memberikan penguat.
d) Memecahkan masalah-masalah dan konflik-konflik secara konstruktif. Keterampilan ini
merupakan keterampilan yang perlu dikuasaiuntuk meningkatkan hubungan antarpribadi.
Apabila

suatu

masalahdapat

diatasi

secara

konstruktif

maka

hasilnya

akan

meningkatkankeakraban dan kualitas hubungan interpersonal.


Materi umum layanan bimbingan kelompok. Melalui dinamika dalam bimbingan kelompok
dpat dibahas berbagai hal yang amat beragam (dan tidak terbatas) yang berguna bagi siswa
(dalam segenap bidang bimbingan) materi tersebut meliputi:
1. Pemehaman dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup sehat.
2. Pemahaman tentang berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar dan
masyarakat.
3. Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif (untuk belajar dan kegiatan sehari-hari,
4.
5.
6.
7.

G.

serta waktu senggang)


Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar.
Pengembangan hubungan sosial yang efektif dan produktif.
Pemahaman tentang dunia kerja dan pilihan jabatan serta perencanaan masa depan.
Pemahaman tentang pendidikan lanjutan.

Kelebihan Konseling Kelompok

1.

Anggota belajar berlatih perilakunya yang baru

2.

Kelompok dapat dipakai untuk belajar mengekspresikan perasaan, perhatian dan pengalaman

3.

Anggota belajar ketrampilan sosial, belajar berhubungan pribadi lebih mendalam

4.

Kesempatan dan menerima di dalam kelompok

5.

Efisiensi dan ekonomis bagi konselor, karea dalam satu waktu tertentu dapat memberikan
konseling bagi lebih dari seorang siswa.

6.

Kebanyakan masalah berkaitan dengan hubungan antar pribadi dalam lingkungan sosial.
Konseling kelompok memberikan lingkungan sosial yang dapat dipakai sebagai sarana
memecahkan masalah ini.

7.

Kebersamaan dalam kelompok lebih memberika kesempatan untuk mempraktekkan prilaku


baru daripada keberduaan pada konseling individual. Dalam kelompok, klien-klien mendapatkan
dukungan dan umpan balik yang jujur mengenai perilaku yang dicobanya dari teman-teman
sebayanya bukan dari konselor.

8.

Konseling kelompok memungkinkan klien-klien memaparkan masalahnya kepada siswa-siswa


lain, dan menjajaki penyelesaiannya dengan bantuan perasaan, perhatiaan dan pengalaman
siswa-siswa lain.

9.

Dalam memecahkan masalah pribadi maupun atara pribadi dalam konsleing kelompok, klien
tidak hanya meningkatkan kemampuan memecahkan masalah bersama, tetapi juga belajar
keterampilan sosial dalam pemecahan ini.

10. Dalam konseling kelompok klien-klien tidak hanya memecahkan masalah masing-masing tetapi
juga masalah orang lain. Memberikan tanggapan terhadap masalah orang lain, dapat
mengalihkan pusat perhatian dari masalahnya sendiri.
11. Di dalam kelompok, anggota akan saling menolong, menerima, berempati dengan tulus.
Keadaan ini, membutuhkan suasana yang positif antara anggota, sehingga mereka akan merasa
diterima, dimengerti, dan menambah rasa positif dalam diri mereka. Semua itu dapat terwujud
apabila dinamika kelompok tumbuh dengan baik, karena dinamika kelompok mencerminkan
suasana kehidupan nyata yang terjadi dan di jumpai dan merupakan kekuatan yang mendorong
kehidupan kelompok.
H.

Kelemahan Konseling Kelompok

1.

Tidak semua orang cocok dalam kelompok.

2.

Perhatian konselor lebih menyebar.

3.

Sulit dibina kepercayaan.

4.

Klien mengharapkan terlalu banyak dari kelompok.

5.

Kelompok bukan dijadikan sarana berlatih melakukan perubahan, tetapi sebagai tujuan.[7]

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan
pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok; masalah yang dibahas
itu adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
Adapun materinya adalah membahas masalah-masalah baik perseorangan maupun kelompok
yang meliputi masalah pribadi, sosial, belajar dan karir. Manfaat dari layanan ini adalah
membantu mengentaskan masalah yang dialami klien (siswa) melalui dinamika kelompok.
B.

Saran
Kita sebagai calon pendidik yang langsung bersinggungan ataupun berinteraksi dengan
peserta didik, diharuskan untuk menguasai dan memahami ilmu tentangbimbingan dan konseling
meskipun bukan bertindak sebagai guru BK. Dan untuk calon/guru BK harus sebisa mungkin
menjadi teman curhat dan tempat berkonsultasi peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA
Hallen A. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching.
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.
Winkel. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

[1] Drs. Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Hal 49
[2] Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia. hal
36
[3] Drs. Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Hal 50
[4] Winkel. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Gramedia Widia Sarana
Indonesia hal 30-36
[5] Prayitno, 2001, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
Jakarta: Rineka Cipta. Hal 58-64
[6] Drs. Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Hal 51
[7] Hallen A, 2005, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Quantum Teaching. Hal 57-59

Anda mungkin juga menyukai