Disusun Oleh
Kelompok V
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam, karena
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penyusunan makalah kami yang berjudul “Alih Tangan
Kasus” selesai dengan tepat waktu. Taklupa juga sholawat serta salam kita hadiahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW semoga kelak kita mendapat syafa’at di yaumul
akhir nanti.
Pada kesempatan ini kami ingin berterimakasih yang kepada seluruh pihakyang
terlibat dalam penyusunan makalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Akhir kata, kami berharap dengan adanya makalah ini dapat membantu para
pembaca menambah wawasan tentang Islam serta dijadikan sebagai sumber penilaian
terhadap sesuatu hal. Akhirulkalam wabillahitaufiq walhidayah,
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
3
MAPPING
4
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Asas alih tangan kasus merupakan asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan
bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan klien
mengalih tangankan permasalahannya itu kepada pihak yang lebih ahli. Alih Tangan
Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik ke
pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II
Pembahasan
Konselor atau guru BK merupakan manusia biasa lainnya memiliki kelebihan dan
juga memiliki kelemahan. Tidak semua masalah siswa berada dalam pengetahuan konselor
atau guru BK untuk memecahkannya. Demikian juga tidak semua kasus atau masalah siswa
berada dalam kewenangan konselor atau pembimbing untuk pemecahannya baik secara
keilmuan maupun profesi. Adakalanya kasus-kasus keilmuan psikologi penangananya
merupakan kewenangan psikolog atau psikiater.
Asas Alih Tangan Kasus yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling
secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangan-kan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih
tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain; dan demikian pula guru
pembimbing dapat mengalih tangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-
lain. Alih tangan merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang
lebih cepat, tepat dan tuntas masalah yang dihadapi siswa dengan memindahkan penanganan
kasus dari satu pihak kepihak lainnya. Dalam permendikbud nomor 81A menyebutkan
bahwa alih tangan kasus yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta
didik kepihak lain sesuai keahlian dan kewenangan ahli yang dimaksud. 2
1
Ananda Syafitri, R, MODUL KEGIATAN PENDUKUNG BK DISEKOLAH, 2022, hlm 178-179.
2
Kamaluddin, BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH, Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 2011, Vol. 17, hlm 451.
6
Di sekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran/praktik, wali
kelas, dan/atau staf sekolah lainnya, atau orang tua mengalih tangankan siswa bermasalah
kepada guru pembimbing dan guru kelas. Sebaliknya, bila guru pembimbing atau guru kelas
menemukan siswa bermasalah dalam bidang pemahaman/penguasaan materi
pelajaran/latihan secara khusus dapat mengalih tangankan siswa tersebut kepada guru mata
pelajaran/praktik untuk mendapatkan pengajaran/latihan perbaikan dan/atau program
pengayaan. Guru pembimbing atau guru kelas juga dapat mengalih tangankan permasalahan
siswa kepada ahli-ahli yang relevan, seperti dokter, psikiater, ahli agama dan lain
sebagainya.
Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan penanganan lebih yang tepat dan
tuntas atas masalah yang dialami siswa, dengan jalan memindahkan penanganan kasus dari
satu pihak kepada pihak yang lebih ahli. Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh
kegiatan ahli tangan kasus ialah fungsi pengentasan. Sedangkan materi pokok yang dialih
tangankan pada dasarnya sama dengan keseluruhan kasus yang dialami oleh siswa yang
bersangkutan. Secara khusus materi yang dialih tangankan adalah bagian permasalahan yang
belum tuntas ditangani oleh Guru Pembimbing atau Guru Kelas. Materi khusus itu perlu
dialih tangankan karena guru pembimbing atau guru kelas tidak secara khusus membidangi
materi itu atau dengan kata lain materi diluar bidang keahliannya ataupun kewenangan guru
pembimbing atau guru kelas.3
Secara umum alih tangan kasus atau layanan rujukan bertujuan untuk memperoleh
pelayanan yang optimal dan pemecahan masalah klien secara lebih tuntas. Sedangkan secara
khusus, alih tangan kasus terkait dengan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling. Apabila
merujuk kepada fungsi pengentasan, alih tangan kasus bertujuan untuk memperoleh
pelayanan yang lebih spesifik dan menuntaskan masalah siswa. Apabila merujuk kepada
pencegahan tujuan alih tangan kasus adalah tercegahnya siswa dari masalah-masalah lain
yang lebih parah. Apabila tujuan-tujuan sesuai fungsi dia atas tercapai, maka pencapaian
tujuan berdasarkan fungsi-fungsi lain akan mengiringinya.
3
Haryanto Djehaut, S, BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH, 2010, hlm 116-117.
7
C. Komponen Ahli Tangan Kasus
Ada tiga komponen pokok dalam alih tangan kasus, yaitu klien dengan masalahnya,
konselor dan ahli lain.
Dalam rangka alih tangan kasus, harus dikenali masalah-masalah apa yang
merupakan kewenangan konselor untuk memecahkannya dan masalah-masalah apa
saja yang bukan kewenangan konselor atau guru BK untuk memecahkannya. Bebrapa
masalah yang bukan wewenang konselor untuk memecahkannya adalah (1) penyakit
baik fisik maupun kejiwaan yang merupakan kewenangan dokter dan psikiater, (2)
kriminalisasi dalam berbagai bentuk yang merupakan kewenangan polisi, (3)
psikotropika yang didalamnya dapat terkait dengan masalah kriminalitas dan
psikotropika merupakan wewenang psikiater, dokter serta polisi, (4) guna-guna dalam
segala bentuknya dan merupakan kondisi yang berada diluar akal sehat sehingga
merupakan wewenang paranormal, dan tokoh-tokoh keagamaan lainnya, (5)
keabnormalan akut, yakni kondisi fisik dan mental yang bersifat luar biasa yang
biasanya kewenangan psikiater.
2. Konselor
3. Ahli Lain
Konselor atau guru BK bekerja juga atas prinsip kerja sama baik dengan sesama
kolega. Dengan prinsip kerja tersebut, pemecahan masalah klien dapat dilakukan secara
tuntas. Untuk itu, konselor atau guru BK harus mengenali ahli-ahli lain seperti: (1)
dokter (ahli yang menangani masalah-masalah penyakit jasmani). (2) psikiater (ahli
8
dalam mendeskripsikan masalah-masalah psikis), (3) psikolog (ahli dalam
mendeskripsikan masalah-masalah psikis). (4) guru (ahli dalam mata pelajaran tertentu
atau bidang keilmuan tertentu). (5) ahli bidang tertentu (yaitu mereka yang menguasai
bidang-bidang tertentu seperti adat, agama, budaya tertentu. dan hukum, serta ahli
pengembangan pribadi tertentu yang memerlukan kekhususan).4
1. Alih tangan kasus harus disertai dengan data yang lengkap berkaitan dengan masalah
yang dihadapi peserta didik bersangkutan.
2. Alih tangan kasus harus diberikan surat pengantar atau rekomendasi yang menjelaskan
tujuan alih tangan kasus itu.
3. Alih tangan kasus harus disetujui oleh peserta didik yang bersangkutan.
4. Pelayanan alih tangan kasus itu harus tetap menjadi tanggungjawab sekolah.
1. Alih tangan kasus dapat dimulai dengan inisiatif pihak tertentu yang menemukan
peserta didik yang memiliki kesulitan dan tidak dapat dipecahkan oleh petugas itu
sendiri.
2. Wali kelas ini memperkirakan kesulitan macam apa yang dihadapi siswa.
3. Wali kelas mengajukan alih tangan atau rujukan ini kepada kepala sekolah sebagai
penanggungjawab puncak dalam program bimbingan dna konseling.
4
Ananda Syafitri, R, MODUL KEGIATAN PENDUKUNG BK DISEKOLAH, 2022, hlm 179-182.
9
6. Apabila konselor tidak dapat menangani sendiri, peserta didik dirujuk kepada ahli
psikologi/psikolog untuk diperiks, apakah peserta didik tersebut memerlukan
penanganan dalam suatu pembahasan kasus atau pelayanan testing dan dalam hal apa.
8. Apabila hasil pemeriksaan itu ternyata peserta didik tersebut tidak memerlukan
pembahasan kasus, tetapi membutuhkan pelayanan testing, maka siswa tersebut dialih
tangankan kepada lembaga penyelenggara tes untuk dilengkapi dengan data dari
wawancara dengan orang tua dan pihak lain yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil testing
dan hasil wawancara itu disusunlah rekomendasi untuk dikembalikan kepada sekolah.
9. Apabila hasil pemeriksaan psikolog ternyata bahwa peserta didik itu memerlukan
pembahasan yang lebih luas dengan berbagai pihak, maka diselenggarakan
pembahasan kasus yang melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.
10. Dari hasil pembahasan kasus diberikan rekomendasi sesuai dengan status peserta didik
tersebut.5
Beberapa hal yang terkait dengan teknik alih tangan kasus adalah: pertimbangan,
kontak, waktu dan tempat, dan evalusi.
1. Pertimbangan
5
Kurnia, Febri, KEGIATAN PENDUKUNG BK, OSF Preprints, 2021, hlm 5-6.
10
2. Kontak
Kontak guru BK atau Konselor dengan ahli-ahli yang terkait yang dilakukan melalui
surat, telepon atau SMS atau dengan cara tertentu lainnya. Apabila guru BK atau
konselor telah dapat melakukan kontak dengan ahli dimana alih tangan kasus itu
dilakukan untuk kelancaran pelayanan secara umum. apabila memperoleh kepastian
(kontak positif) dengan ahli tertentu. Selanjutnya konselor atau guru BK boleh
meminta siswa bertemu dengan ahli tersebut. Untuk menemui ahli tertentu, siswa harus
dibekali surat pengantar atau catatan-catatan terentu seperti layaknya dokter puskesmas
memberikan rujukan pasiennya kepada dokter spesialis tertentu. Selanjutnya guru BK
atau Konselor dapat melakukan kontak dengan ahli dimana alih tangan kasus itu
dilakukan untuk kelancaran pelayanan secara umum. Apabila memungkinkan dan
dikehendaki oleh kedua pihak yang terkait, konselor atau guru BK dapat melakukan
kerjasama dengan ahli-ahli terkait untuk kesuksesan pelayanan terhadap siswa.
Alih tangan kasus diselenggarakan setelah siswa memutuskan untuk alih tangan
kasus dan ahli lain yang terkait dengan alih tangan kasus merespon secara positif untuk
diselenggarakannya alih tangan kasus. Alih tangan kasus dapat diselenggarakan pada
awal pelayanan terdahulu atau setelah proses pelayanan berlangsung berapa lama.
Selain itu, alih tangan kasus juga dapat sebagai tindak lanjut (follow up) dari layanan
terdahulu, yaitu untuk melengkapi dan memantapkan substansi pelayanan terdahulu.
Alih tangan kasus pun dapat diselenggarakan di tengah- tengah penyelenggaraan
pelayanan oleh konselor atau guru BK yang sedang berlangsung beberapa sesi layanan.
Alh tangan kasus dapat diselenggarakan di tempat konselor dan ahli lain bekerja. Atau
ahli lain boleh menentukan tempat dimana alih tangan kasus diselenggarakan.
4. Evaluasi
Evaluasi atau penilaian dilakukan terhadap alih tangan kasus, apabila telah
terlaksana secara lancar dan produktif. Guru BK atau konselor dapat melakukan
penilaian jangka menengah atau jangka panjang untuk mengetahui keberhasilan
pelayanan secara menyeluruh yang mengintegrasikan pelayanan terdahulu dan
pelayanan melalui alih tangan kasus.
11
Pelaksanaan alih tangan kasus menempuh beberapa langkah, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi, dan tindak lanjut serta penyusunan laporan.
1. Perencanaan, yang dilakukan pada tahap ini adalah (1) menetapkan kasus atau
siswa yang memerlukan alih tangan kasus, (2) menyakinkan siswa tentang penting
alih tangan kasus, (3) menghubungi ahli lain yang terkait dengan kasus yang
sedang dipecahkan, (4) menyiapkan materi yang akan disertakan dalam alih tangan
kasus, (5) menyiapkan kelengkapan administrasi.
2. Pelaksanaan, yang dilakukan pada tahap ini adalah: (1) mengomunikasikan rencana
alih tangan kasus kepada pihak yang terkait, dan (2) mengalihtangankan klien
kepada ahli lain terkait dengan kasus yang sedang dipecahkan.
3. Evaluasi, yang dilakukan pada tahap ini adalah: (1) membahas hasil alih tangan
kasus melalui klien yang bersangkutan. laporan ahli yang terkait dengan kasus yang
dialihtangankan, dan analisis alih tangan kasus, (2) mengkaji hasil alih tangan
kasus terhadap pengentasan masalah siswa.
4. Analisis Hasil Evaluasi, yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan analisis
terhadap efektivitas alih tangan kasus berkenaan dengan pengentasan masalah klien
secara menyeluruh.
5. Tindak Lanjut, pada tahap ini, yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan
lanjutan (apabila diperlukan) oleh pemberi layanan terdahulu dan atau alih tangan
kasus lanjutan.
6. Menyusun Laporan, yang dilakukan adalah (1) menyususn laporan kegiatan alih
tangan kasus, (2) menyampaikan hasil laporan terhadap pihak-pihak yang terkait,
(3) mendokumentasikan laporan.6
6
Ananda Syafitri, R, MODUL KEGIATAN PENDUKUNG BK DISEKOLAH, 2022, hlm 182-185.
12
MATRIKS
14
DOKUMENTASI
15
DAFTAR PUSTAKA
16