Anda di halaman 1dari 16

ALIH TANGAN KASUS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kegiatan Pendukung


Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu: Rizky Ananda Syafitri, M.Pd

Disusun Oleh

Kelompok V

• Adliya Salsabila (0303213065)


• Dwi Agustia Kurnianingsih (0303213070)
• Hafizah Wichayani Rawi (0303213084)
• Jamilah Harahap (0303212045)
• Murni Dahlena Nst. (0303213068)

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam, karena
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penyusunan makalah kami yang berjudul “Alih Tangan
Kasus” selesai dengan tepat waktu. Taklupa juga sholawat serta salam kita hadiahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW semoga kelak kita mendapat syafa’at di yaumul
akhir nanti.
Pada kesempatan ini kami ingin berterimakasih yang kepada seluruh pihakyang
terlibat dalam penyusunan makalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Akhir kata, kami berharap dengan adanya makalah ini dapat membantu para
pembaca menambah wawasan tentang Islam serta dijadikan sebagai sumber penilaian
terhadap sesuatu hal. Akhirulkalam wabillahitaufiq walhidayah,
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, 26 November 2022

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3
MAPPING ..................................................................................................................... 4
BAB I, Pendahulan ....................................................................................................... 5
A. Latar Belakang................................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 5
BAB II, Pembahasan .................................................................................................... 6
A. Konsep Alih Tangan Kasus............................................................................... 6
B. Tujuan Alih Tangan Kasus ............................................................................... 7
C. Komponen Alih Tangan Kasus......................................................................... 8
D. Syarat-syarat Dan Langkah-langkah Alih Tangan Kasus............................. 9
E. Operasional Kegiatan Alih Tangan Kasus ...................................................... 10
MATRIKS ..................................................................................................................... 13
DOKUMENTASI ......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 16

3
MAPPING

4
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Asas alih tangan kasus merupakan asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan
bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan klien
mengalih tangankan permasalahannya itu kepada pihak yang lebih ahli. Alih Tangan
Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik ke
pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

B. Rumusan Masalah

• Apa konsep dari alih tangan kasus?

• Apa tujuan dari alih tangan kasus?

• Bagaimana komponen alih tangan kasus?

• Apa saja syarat-syarat dan langkah-langkah alih tangan kasus?

• Apa saja operasional kegiatan alih tangan kasus?

C. Tujuan Penulisan

• Mengetahui konsep dari alih tangan kasus.

• Mengetahui tujuan dari alih tangan kasus.

• Memahami komponen alih tangan kasus.

• Mengetahui syarat-syarat dan langkah-langkah alih tangan kasus.

• Mengetahui operasional kegiatan alih tangan kasus.

5
BAB II

Pembahasan

A. Konsep Alih Tangan Kasus

Konselor atau guru BK merupakan manusia biasa lainnya memiliki kelebihan dan
juga memiliki kelemahan. Tidak semua masalah siswa berada dalam pengetahuan konselor
atau guru BK untuk memecahkannya. Demikian juga tidak semua kasus atau masalah siswa
berada dalam kewenangan konselor atau pembimbing untuk pemecahannya baik secara
keilmuan maupun profesi. Adakalanya kasus-kasus keilmuan psikologi penangananya
merupakan kewenangan psikolog atau psikiater.

Untuk kasus-kasus tertentuyang penanganannya merupakan kewenangan psikolog


atau psikiater, konselor atau guru BK untuktidak boleh melaksanakan memecahkannya.
Konselor atau guru BK harus menyerahkan atau tanggung jawab pemecahannya kepada
mengalihkan psikolog atau psikiater. Prinsip seperti inilah yang disebut dengan alih tangan
kasus. Dengan mengalihkan dan memindahkan tanggung jawab memecahkan masalah atau
kasus-kasus tertentu yang dialami siswa kepada orang lain yang lebih mengetahui dan
berwenang. Alih tangan kasus sering juga disebut layanan rujukan.1

Asas Alih Tangan Kasus yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling
secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangan-kan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih
tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain; dan demikian pula guru
pembimbing dapat mengalih tangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-
lain. Alih tangan merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang
lebih cepat, tepat dan tuntas masalah yang dihadapi siswa dengan memindahkan penanganan
kasus dari satu pihak kepihak lainnya. Dalam permendikbud nomor 81A menyebutkan
bahwa alih tangan kasus yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta
didik kepihak lain sesuai keahlian dan kewenangan ahli yang dimaksud. 2

1
Ananda Syafitri, R, MODUL KEGIATAN PENDUKUNG BK DISEKOLAH, 2022, hlm 178-179.
2
Kamaluddin, BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH, Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 2011, Vol. 17, hlm 451.
6
Di sekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran/praktik, wali
kelas, dan/atau staf sekolah lainnya, atau orang tua mengalih tangankan siswa bermasalah
kepada guru pembimbing dan guru kelas. Sebaliknya, bila guru pembimbing atau guru kelas
menemukan siswa bermasalah dalam bidang pemahaman/penguasaan materi
pelajaran/latihan secara khusus dapat mengalih tangankan siswa tersebut kepada guru mata
pelajaran/praktik untuk mendapatkan pengajaran/latihan perbaikan dan/atau program
pengayaan. Guru pembimbing atau guru kelas juga dapat mengalih tangankan permasalahan
siswa kepada ahli-ahli yang relevan, seperti dokter, psikiater, ahli agama dan lain
sebagainya.

B. Tujuan Alih Tangan Kasus

Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan penanganan lebih yang tepat dan
tuntas atas masalah yang dialami siswa, dengan jalan memindahkan penanganan kasus dari
satu pihak kepada pihak yang lebih ahli. Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh
kegiatan ahli tangan kasus ialah fungsi pengentasan. Sedangkan materi pokok yang dialih
tangankan pada dasarnya sama dengan keseluruhan kasus yang dialami oleh siswa yang
bersangkutan. Secara khusus materi yang dialih tangankan adalah bagian permasalahan yang
belum tuntas ditangani oleh Guru Pembimbing atau Guru Kelas. Materi khusus itu perlu
dialih tangankan karena guru pembimbing atau guru kelas tidak secara khusus membidangi
materi itu atau dengan kata lain materi diluar bidang keahliannya ataupun kewenangan guru
pembimbing atau guru kelas.3

Secara umum alih tangan kasus atau layanan rujukan bertujuan untuk memperoleh
pelayanan yang optimal dan pemecahan masalah klien secara lebih tuntas. Sedangkan secara
khusus, alih tangan kasus terkait dengan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling. Apabila
merujuk kepada fungsi pengentasan, alih tangan kasus bertujuan untuk memperoleh
pelayanan yang lebih spesifik dan menuntaskan masalah siswa. Apabila merujuk kepada
pencegahan tujuan alih tangan kasus adalah tercegahnya siswa dari masalah-masalah lain
yang lebih parah. Apabila tujuan-tujuan sesuai fungsi dia atas tercapai, maka pencapaian
tujuan berdasarkan fungsi-fungsi lain akan mengiringinya.

3
Haryanto Djehaut, S, BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH, 2010, hlm 116-117.
7
C. Komponen Ahli Tangan Kasus

Ada tiga komponen pokok dalam alih tangan kasus, yaitu klien dengan masalahnya,
konselor dan ahli lain.

1. Klien (siswa) dan masalahnya

Dalam rangka alih tangan kasus, harus dikenali masalah-masalah apa yang
merupakan kewenangan konselor untuk memecahkannya dan masalah-masalah apa
saja yang bukan kewenangan konselor atau guru BK untuk memecahkannya. Bebrapa
masalah yang bukan wewenang konselor untuk memecahkannya adalah (1) penyakit
baik fisik maupun kejiwaan yang merupakan kewenangan dokter dan psikiater, (2)
kriminalisasi dalam berbagai bentuk yang merupakan kewenangan polisi, (3)
psikotropika yang didalamnya dapat terkait dengan masalah kriminalitas dan
psikotropika merupakan wewenang psikiater, dokter serta polisi, (4) guna-guna dalam
segala bentuknya dan merupakan kondisi yang berada diluar akal sehat sehingga
merupakan wewenang paranormal, dan tokoh-tokoh keagamaan lainnya, (5)
keabnormalan akut, yakni kondisi fisik dan mental yang bersifat luar biasa yang
biasanya kewenangan psikiater.

2. Konselor

Konselor sangat dituntut untuk mampu mengenali secara langsung keadaan


keabnormalan siswa dan substansi masalah siswa. Konselor bekerja dengan orang-
orang yang sehat, oleh sebab itu hanya siswa-siswa yang normal saja yang ditangani
konselor. Mereka yang tidak normal baik secara fisik, mental, dan keabnormalan akut
harus dialihtangankan kepada ahlinya. Sebelum melakukan alih tangan kasus, konselor
harus mengetahui dan mengidentifikasi ahli-ahli lain yang terkait, misalnya nama,
keahlian atau spesifikasi alamat, dan lain-lain yang terkait dengan ahli tersebut.

3. Ahli Lain

Konselor atau guru BK bekerja juga atas prinsip kerja sama baik dengan sesama
kolega. Dengan prinsip kerja tersebut, pemecahan masalah klien dapat dilakukan secara
tuntas. Untuk itu, konselor atau guru BK harus mengenali ahli-ahli lain seperti: (1)
dokter (ahli yang menangani masalah-masalah penyakit jasmani). (2) psikiater (ahli

8
dalam mendeskripsikan masalah-masalah psikis), (3) psikolog (ahli dalam
mendeskripsikan masalah-masalah psikis). (4) guru (ahli dalam mata pelajaran tertentu
atau bidang keilmuan tertentu). (5) ahli bidang tertentu (yaitu mereka yang menguasai
bidang-bidang tertentu seperti adat, agama, budaya tertentu. dan hukum, serta ahli
pengembangan pribadi tertentu yang memerlukan kekhususan).4

D. Syarat-Syarat Dan Langkah-Langkah Alih Tangan Kasus

Syarat – syarat pelayanan alih tangan kasus:

1. Alih tangan kasus harus disertai dengan data yang lengkap berkaitan dengan masalah
yang dihadapi peserta didik bersangkutan.

2. Alih tangan kasus harus diberikan surat pengantar atau rekomendasi yang menjelaskan
tujuan alih tangan kasus itu.

3. Alih tangan kasus harus disetujui oleh peserta didik yang bersangkutan.

4. Pelayanan alih tangan kasus itu harus tetap menjadi tanggungjawab sekolah.

5. Pihak yang dialihtangankan harus diminta untuk menyampaikan laporan terinci


mengenai hasil upaya alih tangan itu kepada sekolah.

Langkah – langkah alih tangan kasus:

1. Alih tangan kasus dapat dimulai dengan inisiatif pihak tertentu yang menemukan
peserta didik yang memiliki kesulitan dan tidak dapat dipecahkan oleh petugas itu
sendiri.

2. Wali kelas ini memperkirakan kesulitan macam apa yang dihadapi siswa.

3. Wali kelas mengajukan alih tangan atau rujukan ini kepada kepala sekolah sebagai
penanggungjawab puncak dalam program bimbingan dna konseling.

4. Kepala sekolah menunjuk terlebih dahulu diadakan pemeriksaan kesehatan fisik.

5. Peserta didik beserta hasil pemeriksaan ditujukan kepada konselor.

4
Ananda Syafitri, R, MODUL KEGIATAN PENDUKUNG BK DISEKOLAH, 2022, hlm 179-182.
9
6. Apabila konselor tidak dapat menangani sendiri, peserta didik dirujuk kepada ahli
psikologi/psikolog untuk diperiks, apakah peserta didik tersebut memerlukan
penanganan dalam suatu pembahasan kasus atau pelayanan testing dan dalam hal apa.

7. Apabila hasil pemeriksaan psikolog menunjukkan bahwa sebenarnya peserta didik


tersebut tidak memerlukan pembahasan kasus dan tidak memerlukan layanan testing,
maka psikolog tersebut memberikan rekomendasi tentang status siswa tersebut sebagai
balikan kepada sekolah.

8. Apabila hasil pemeriksaan itu ternyata peserta didik tersebut tidak memerlukan
pembahasan kasus, tetapi membutuhkan pelayanan testing, maka siswa tersebut dialih
tangankan kepada lembaga penyelenggara tes untuk dilengkapi dengan data dari
wawancara dengan orang tua dan pihak lain yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil testing
dan hasil wawancara itu disusunlah rekomendasi untuk dikembalikan kepada sekolah.

9. Apabila hasil pemeriksaan psikolog ternyata bahwa peserta didik itu memerlukan
pembahasan yang lebih luas dengan berbagai pihak, maka diselenggarakan
pembahasan kasus yang melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.

10. Dari hasil pembahasan kasus diberikan rekomendasi sesuai dengan status peserta didik
tersebut.5

E. Operasional Kegiatan Ahli Tangan Kasus

Beberapa hal yang terkait dengan teknik alih tangan kasus adalah: pertimbangan,
kontak, waktu dan tempat, dan evalusi.

1. Pertimbangan

Sebelum dilakukan alih tangan kasus, terlebih dahulu dipertimbangkan perlunya


kegiatan ini dilakukan. Pertimbangan-pertimbangan itu diperoleh melalui diskusi
mendalam. Pertimbangan-pertimbangan itu anatara lain mencakup kenormalan dan
ketidaknormalan siswa, substansi masalah dan ahli yang dikaitan. Pertimbangan siswa
sendiri, selanjutnya guru BK atau Konselor menfasilitasi penyelenggaraannya.

5
Kurnia, Febri, KEGIATAN PENDUKUNG BK, OSF Preprints, 2021, hlm 5-6.
10
2. Kontak

Kontak guru BK atau Konselor dengan ahli-ahli yang terkait yang dilakukan melalui
surat, telepon atau SMS atau dengan cara tertentu lainnya. Apabila guru BK atau
konselor telah dapat melakukan kontak dengan ahli dimana alih tangan kasus itu
dilakukan untuk kelancaran pelayanan secara umum. apabila memperoleh kepastian
(kontak positif) dengan ahli tertentu. Selanjutnya konselor atau guru BK boleh
meminta siswa bertemu dengan ahli tersebut. Untuk menemui ahli tertentu, siswa harus
dibekali surat pengantar atau catatan-catatan terentu seperti layaknya dokter puskesmas
memberikan rujukan pasiennya kepada dokter spesialis tertentu. Selanjutnya guru BK
atau Konselor dapat melakukan kontak dengan ahli dimana alih tangan kasus itu
dilakukan untuk kelancaran pelayanan secara umum. Apabila memungkinkan dan
dikehendaki oleh kedua pihak yang terkait, konselor atau guru BK dapat melakukan
kerjasama dengan ahli-ahli terkait untuk kesuksesan pelayanan terhadap siswa.

3. Waktu dan tempat

Alih tangan kasus diselenggarakan setelah siswa memutuskan untuk alih tangan
kasus dan ahli lain yang terkait dengan alih tangan kasus merespon secara positif untuk
diselenggarakannya alih tangan kasus. Alih tangan kasus dapat diselenggarakan pada
awal pelayanan terdahulu atau setelah proses pelayanan berlangsung berapa lama.
Selain itu, alih tangan kasus juga dapat sebagai tindak lanjut (follow up) dari layanan
terdahulu, yaitu untuk melengkapi dan memantapkan substansi pelayanan terdahulu.
Alih tangan kasus pun dapat diselenggarakan di tengah- tengah penyelenggaraan
pelayanan oleh konselor atau guru BK yang sedang berlangsung beberapa sesi layanan.
Alh tangan kasus dapat diselenggarakan di tempat konselor dan ahli lain bekerja. Atau
ahli lain boleh menentukan tempat dimana alih tangan kasus diselenggarakan.

4. Evaluasi

Evaluasi atau penilaian dilakukan terhadap alih tangan kasus, apabila telah
terlaksana secara lancar dan produktif. Guru BK atau konselor dapat melakukan
penilaian jangka menengah atau jangka panjang untuk mengetahui keberhasilan
pelayanan secara menyeluruh yang mengintegrasikan pelayanan terdahulu dan
pelayanan melalui alih tangan kasus.

11
Pelaksanaan alih tangan kasus menempuh beberapa langkah, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi, dan tindak lanjut serta penyusunan laporan.

1. Perencanaan, yang dilakukan pada tahap ini adalah (1) menetapkan kasus atau
siswa yang memerlukan alih tangan kasus, (2) menyakinkan siswa tentang penting
alih tangan kasus, (3) menghubungi ahli lain yang terkait dengan kasus yang
sedang dipecahkan, (4) menyiapkan materi yang akan disertakan dalam alih tangan
kasus, (5) menyiapkan kelengkapan administrasi.

2. Pelaksanaan, yang dilakukan pada tahap ini adalah: (1) mengomunikasikan rencana
alih tangan kasus kepada pihak yang terkait, dan (2) mengalihtangankan klien
kepada ahli lain terkait dengan kasus yang sedang dipecahkan.

3. Evaluasi, yang dilakukan pada tahap ini adalah: (1) membahas hasil alih tangan
kasus melalui klien yang bersangkutan. laporan ahli yang terkait dengan kasus yang
dialihtangankan, dan analisis alih tangan kasus, (2) mengkaji hasil alih tangan
kasus terhadap pengentasan masalah siswa.

4. Analisis Hasil Evaluasi, yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan analisis
terhadap efektivitas alih tangan kasus berkenaan dengan pengentasan masalah klien
secara menyeluruh.

5. Tindak Lanjut, pada tahap ini, yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan
lanjutan (apabila diperlukan) oleh pemberi layanan terdahulu dan atau alih tangan
kasus lanjutan.

6. Menyusun Laporan, yang dilakukan adalah (1) menyususn laporan kegiatan alih
tangan kasus, (2) menyampaikan hasil laporan terhadap pihak-pihak yang terkait,
(3) mendokumentasikan laporan.6

6
Ananda Syafitri, R, MODUL KEGIATAN PENDUKUNG BK DISEKOLAH, 2022, hlm 182-185.
12
MATRIKS

NO MATERI KONDISI KONDISI FAKTOR UPAYA


IDEAL DI PENYEBAB PENANGANAN
SEKOLAH
1 Alih Alih tangan Guru BK Alih tangan Sebaikanya
Tangan kasus harus telah kasus di memang guru BK
Kasus dilakukan melaksanaka sekolah mengadakan alih
jika guru n alih tangan dilakukan tangan kasus
BK tidak kasus hanya karena adanya pada pihak-pihak
bisa pada bidang kesehatan yang
menangani kesehatan. siswa yang bersangkutan.
masalah Seperti jika terganggu. Namun pada
siswa yang siswa sekolah yang
bukan mengalami kami observasi
kewenang- cedera, sesak tidak adanya
annya. napas masalah yang
Layanan ataupun terlalu berat
rujukan ini mengalami sehingga tidak
bertujuan gangguan memerlukan
untuk pada penanganan dari
menuntaska pencernaan, polisi, psikiater,
n masalah guru BK psikolog, dsb.
yang membawa Mereka hanya
dialami siswa ke memakai bidang
siswa. tempat kesehatan.
penanganan
kesehatan
terdekat.
2 Teknik Dalam Guru BK di Karena guru Setiap guru bk di
alih melakukan sekolah BK berupaya sekolah pasti
tangan alih tangan melakukan untuk memiliki
kasus kasus guru alih tangan membantu berbagai teknik
BK perlu kasus jika siswa yang alih tangan kasus,
mempertim kesehatan mengalami namun pada
bangkan siswa masalah sekolah ini lebih
masalah terganggu kesehatan banyak
yang dan yang menggunakan
dialami membutuhka membutuhkan tekni kalih tangan
siswa, n penanganan kasus pada
melakukan penanganan ahli (bidan) bidang kesehatan
kontak khusus pada untuk dari pada bidang
dengan kesehatannya memberikan yang lainnya.
ahli, pengobatan
memutuska lebih lanjut
n waktu pada siswa
13
dan tempat, agar
serta terentaskanny
mengevalu a masalah
asi kesehatan
penilaian pada siswa
keberhasila
n layanan.

14
DOKUMENTASI

15
DAFTAR PUSTAKA

Ananda Syahfitri, R. 2022. MODUL KEGIATAN PENDUKUNG BK DI SEKOLAH. Medan:


UINSU.

Kamaluddin. 2011. BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH. Jurnal Pendidikan Dan


Kebudayaan. Vol.17(4). Jakarta: Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

Haryanto Djehaut, S. 2010. BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH. Yogyakarta: Absolute


Media.

Kurnia, F. 2021. KEGIATAN PENDUKUNG BK. OSF Preprints. Padang: UNP.

16

Anda mungkin juga menyukai