NIM : 1174010164
Kelas : BKI 3D
Tugas : Mata Kuliah Esensi Al-Qur’an (Surat Ali Imran ayat 160)
1. Pendahuluan
Kenapa saya mengambil Surat Ali Imran ayat 160 di tugas ini? Karena
merupakan salah satu ayat dalam Al – Qur’an yang dijadikan dasar dalam
pelaksanaan bimbingan konseling Islam. Inti dari surat Ali Imran ayat 160
adalah Allah menegaskan bahwa dia adalah satu-satunya tempat bertawakal
(berserah diri) bagi orang-orang mukmin, dan dia sangat menyenangi sikap
tawakal.
Dilihat dari inti suratnya saja sudah jelas jika ini sangat berhubungan
dengan ke BKI-an, karena kita sebagai konselor membantu para konseli
yang dilanda bimbang atau keresahan dalam hidupnya, dan untuk
selanjutnya si konseli yang menyerahkan segala hasilnya kepada Allah
SWT. Karena Allah lah yang tau yang mana baik dan yang mana yang buruk
bagi kita manusia, terutama konselor dan konseli.
A. Kaitan dengan ayat sebelumnya
QS Ali Imran ayat 159 – 160 berisi tentang firman Allah yang
menyebutkan perilaku lemah lembut Nabi Saw adalah berkat rahmat yang
diberikan oleh Allah Swt. Kemudian larangan untuk nabi berlaku kasar dan
berhati keras dalam menghadapi umatnya agar tidak ada yang menjauh
darinya. Hal itu terjadi ketika umatnya melakukan pelanggaran pada saat
perang Uhud. Pokok dari ayat tersebut adalah perintah untuk
bermusyawarah dalam segala urusan, baik itu urusan kepemimpinan,
kemasyarakatan, maupun urusan lainnya yang tidak ada di dalam wahyu.
Karena jika sudah tetera dalam wahyu, maka itu adalah perintah mutlak.
Tetapi jika tidak, nabi selalu melakukan musyawarah dengan para
sahabatnya.
Perintah untuk bertawakal juga menjadi pokok penting dalam ayat ini.
Setelah semua usaha yang dilakukan, Allah memerintahkan umat muslim
untuk menyerahkan segala hasilnya kepada Allah. Karena Allah yang maha
mengetahui baik atau buruk sesuatu bagi kita, sehingga Allah pasti akan
menyiapkan skenario terbaik bagi hidup kita maupun bagi permasalahan
yang kita hadapi
B. Keterkaitannya dengan ke BKI-an yaitu
1) Tujuan bimbingan konseling Islam
Tujuan Bimbingan Konseling Islam salah satunya yaitu
membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana
adanya dari segi baik buruknya, atau dengan kata lain membantu
individu tawakkal kepada Allah swt.
Dalam hal ada relevansi dengan QS Ali Imran ayat 159 dan
ayat 160. Yaitu pada bagian ujung ayat 159 yang berbunyi yang
artinya : “kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka
bertawakkallah kepada Allah.” Dan pada ujung ayat 160 yang
berbunyi yang artinya : “Karena itu hendaklah kepada Allah saja
orang-orang mukmin bertawakkal.”
Ayat ini memiliki makna bahwa setelah kita mengambil
suatu keputusan dan memperhitungkan segala hal, kita harus
senantiasa bertawakkal kepada Allah. Karena dengan tawakkal kita
akan ingat bahwa tidak semua hal harus berjalan dengan apa yang
kita inginkan. Terkadang ada kuasa Allah yang terletak di luar
perhitungan kita.
Tujuan dari bimbingan konseling Islam adalah membantu
individu bertawakkal kepada Allah, artinya bimbingan konseling
Islam membantu individu menerima potensi yang ada pada dirinya.
Baik itu hal baik maupun hal buruk, semua sudah ditentukan oleh
Allah dan sudah dicukupkan kadarnya untuk kita. Setelah segala
usaha dilakukan, setelah konselor dan klien mendiskusikan
alternatif pemecahan dari suatu masalah melalui bimbingan, maka
langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu tawakkal dan
memasrahkan semua hasilnya kepada Allah swt
2) Kriteria kepribadian konselor muslim
Kriteria kepribadian konselor salah satunya adalah
Tawakkal. Sifat ini sesuai dengan QS Ali Imran ayat 160 yang
artinya : “karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang
mukmin bertawakkal.”
Ayat ini berisi perintah Allah yang menyeru kepada umat
Islam untuk selalu bertawakkal kepada Allah. Tawakal artinya
adalah pengakuan seorang hamba terhadap Allah atas keterbatasan
yang dimiliki. Karenanya orang yang bertawakkal selalu
mengaharap bantuan, arahan,serta hasil dari Allah atas usaha yang
telah ia lakukan.
Tawakal disini sesuai dengan konsep tawakal dalam
bimbingan konseling Islam. Konselor dan klien harus memahami
konsep tawakal dalam setiap penyelesaian masalah. Setelah
berdiskusi tentang masalah yang dihadapi hingga menemukan
alternatif penyelesaian, langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu
bertawakkal kepada Allah, menyerahkan semua hasil akhir kepada
Allah, berharap Allah memberikan jalan terbaik bagi permasalahan
yang dihadapi setelah semua usaha yang dilakukan.
B. Tafsir Misbah
Oleh Muhammad Quraish Shihab:
Bila Allah mendukung kalian dengan pertolongan-Nya, seperti yang
terjadi dalam perang Badar, tidak akan ada yang dapat mengalahkan
kalian.
Dan apabila Dia menarik pertolongan-Nya dari kamu semua, karena
tidak menyiapkan syarat-syarat kemenangan, seperti yang terjadi pada
perang Uhud, maka tidak akan ada penolong bagi kamu semua. Hanya
kepada Allahlah orang-orang Mukmin boleh bersandar dan
menyerahkan urusan.
C. Tafsir Al-Jalalain
Oleh Jalaluddin al-Mahalli & Jalaluddin as-Suyuthi:
(Jika Allah menolong kamu) terhadap musuhmu seperti di perang
Badar (maka tak ada orang yang akan mengalahkan kamu, sebaliknya
jika Dia membiarkan kamu) tanpa memberikan pertolongan seperti
waktu perang Uhud (maka siapakah lagi yang dapat menolongmu
setelah itu) artinya setelah kekalahan itu, maksudnya tak ada lagi.
(Hanya kepada Allahlah) bukan kepada lain-Nya (orang-orang beriman
itu harus bertawakal).
Ayat berikut ini diturunkan ketika hilangnya sehelai permadani merah
di waktu perang Uhud lalu sebagian orang mengatakan barangkali
Nabilah yang mengambilnya:
D. Tafsir Al Muyassar
Oleh tim Mujamma’ Raja Fahd arahan Syaikh al-Allamah Dr. Shalih
bin Muhammad Alu asy-Syaikh:
Bila Allah memayungi kalian dengan kemenangan dan pertolongan-
Nya, maka tidak ada seorang pun yang mampu mengalahkan kalian.
Namun bila Allah tidak menolong kalian, maka siapa gerangan yang
akan menolong kalian setelah Allah tidak berkenan untuk menolong
kalian?Hendaknya hanya kepada Allah semata orang-orang mukmin
bertawakal
http://ayoindonesiamengkonseling.blogspot.com/2015/11/landasan-
al-quran-dalam-bimbingan-dan.html?m=1
https://risalahmuslim.id/quran/ali-imran/3-160/
http://eprints.ums.ac.id/64205/13/Naskah%20Publikasi.pdf