i
menyemangati saya dalam menyelesaikan buku ini. Saya
menyadari masih terdapat kekurangan dalam buku ini
terlebih ini adalah buku yang pertama kali saya buat.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
1. Komunikasi .................................................................. 1
2. Budaya ......................................................................... 9
iii
D. Fungsi-Fungsi Komunikasi Antarbudaya .............. 21
A. Mobilitas ................................................................ 64
iv
D. Teknologi komunikasi ........................................... 67
F. Hubungan-hubungan .............................................. 75
v
B. Sistem pendidikan .................................................. 78
F. Tradisi .................................................................... 80
A. Globalisasi.............................................................. 81
vi
B. Perpindahan Penduduk........................................... 87
vii
BAB 1 MEMAHAMI KOMUNIKASI
ANTAR BUDAYA
1. Komunikasi
A. Pengertian Komunikasi
1
Sc.) (Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar ,
2005, hal 62, Dedy Mulyana)
2) Raymond S. Ross, Komunikasi adalah suatu
proses menyortir, memilih dan mengirimkan
simbol-simbol sedemikian rupa sehingga
membantu pendengar membangkitkan
makna atau respons dari pikirannya yang
serupa dengan yang dimaksudkan
komunikator. (Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar , 2005, hal 62, Dedy Mulyana)
3) Harorl D. Lasswell, 1960. Komunikasi pada
dasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan
saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat
apa atau hasil apa? (Who? Says what? In
which channel? To whom? With what
effect?) (pengantar Ilmu komunikasi, 1998,
hal 19, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)
(Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005,
hal 69, Dedy Mulyana)
2
Kita mulai dari suatu dasar asumsi bahwa
komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan
kepuasan terpenuhinya kebutuhan beriringan dengan
manusia-manusia lainnya. Hampir setiap orang
membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang
lainnya dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran
pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk
mempersatukan manusia-manusia yang tanpa komunikasi
akan terisolasi, Porter&Samovar (Mulyana dan
Rahmat,2006:12)
3
pesan. Kedua, perilaku mungkin disadari ataupun tidak
disadari (terutama perilaku nonverbal seperti
membungkuk di kursi, membetulkan kacamata,
tersenyum). Perilau yang tidak disengaja ini menjadi
pesan bila seseorang melihatnya dan menangkap suatu
makna dari perilaku itu. Porter&Samovar dalam (Mulyana
dan Rahmat,2006)
4
C. Unsur-unsur komunikasi
5
mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang
atau kelompok
2) Kedua peyandian (encoding), kegiatan
internal seseorang untuk memilih dan
merangsang perilaku verbal dan non verbal
yang sesuai dengan aturan-aturan tata bahasa
dan sintaksis guna menciptakan suatu pesan.
3) Hasil dari perilaku menyandi adalah pesan
(message) baik pesan verbal maupun
nonverbal.
4) Unsur keempat saluran (channel),yang
menjadi penghubung antara sumber dan
penerima.
5) Unsur kelima, penerima (receiver), orang
yang menerima pesai sebagai akibatnya
menjadi terhubungkan dengan sumber pesan.
Penerima bisa yang dikehendaki atau
mungkin yang tidak dikehendaki sumber.
6) Unsur keenam penyandian balik (decoding),
proses internal penerima dan pemberian
makna kepada perilaku sumber yang
mewakili perasaan dan pikiran sumber
6
7) Unsur ketujuh, respon penerima (receiver
respons), menyangkut apa yang penerima
lakukan setelah ia menerima pesan. Respon
bisa beranekaragaman bisa minimum hingga
maksimum. Respon minimum keputusan
penerima mengabaikan pesan, sebaliknya
yang maksimum tindakan penerima yang
segera, terbuka dan mungkin mengandung
kekerasan. Komunikasi dianggap berhasil
bila respons penerima mendekati apa yang
dikehendaki oleh sumber.
8) Unsur kedelapan, umpan balik (feedback),
informasi yang tersedia bagi sumber yang
memungkinkannya menilai keefektifan
komunikasi yang dilakukannya.
Proter&Samovar dalam (Mulyana dan
Rahmat, 2006)
D. Proses berlangsungnya komunikasi
7
beberapa karakteristik lainnya yang membantu kita untuk
memahami bagaimana sebenarnya komunikasi
berlangsung.
8
4) Keempat, komunikasi berlangsung dalam
konteks fisik dan konteks sosial. Ketika kita
berinteraksi dengan seseorang, interaksi
tidaklah terisolasi, tetapi ada dalam
lingkungan fisik tertentu dan dinamika sosial
tertentu. Lingkungan fisik meliputi objek
fisik tertentu seperti mebel, karpet, cahaya,
keheningan atau kebisingan, dan sebagainya.
Artinya symbol yang bersifat fisik juga
mempengaruhi komunikasi
2. Budaya
A. Pengertian Budaya
9
B. Pengertian budaya menurut para ahli
1) Selo Soemardjan, menurut Selo Soemardjan,
budaya adalah sebuah hasil karya, rasa dan
juga cipta masyarakat.
2) Koentjaraningrat mengemukakan
pendapatnya mengenai budaya, menurutnya
budaya yaitu suatu gagasan dan rasa, suatu
tindakan dan juga karya yang merupakan
sebuah hasil yang dihasilkan oleh manusia
didalam kehidupan masyarakat yang
nantinya dijadikan kepunyaannya dengan
belajar. (baca juga: Proses Interaksi Sosial)
3) E.B. Taylor, sedangkan menurut E.B. Taylor
budaya yaitu suatu keseluruhan yang bersifat
kompleks. Keseluruhan tersebut meliputi
kepercayaan, kesusilaan, adat istiadat,
hukum, seni, kesanggupan dan juga semua
kebiasaan yang dipelajari oleh manusia yang
merupakan bagian dari suatu masyarakat.
10
mengusahakan apa yang patut menurut budayanya.
Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktik
komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan ekonomi,
politik dan teknologi, semua itu berdasarkan pola-pola
budaya. Ada yang berbicara bahasa Sunda, memakan ular,
menghindari minuman keras terbuat dari anggur,
menguburkan orang mati, berbicara melalui telepon atau
meluncurkan roket ke bulan. Ini semua karena mereka
telah dilahirkan atau sekurang-kurangnya dibesarkan
dalam suatu budaya yang mengandung unsur-unsur
tersebut. Apa yang mereka lakukan, bagaimana mereka
bertindak, merupakan respons terhadap fungsi-fungsi
budayanya. Porter&Samover dalam (Mulyana dan
Rahmat, 2006)
11
berkomunikasi; objek materi, seperti rumah, alat dan
mesin yang digunakan dalam industri dan pertanian, jenis
transportasi, dan alat-alat perang.
12
budaya merupakan landasan komunikasi. Bila budaya
beraneka ragam, maka beragam pula praktik-praktik
komunikasi
3. Komunikasi Antarbudaya
A. Pengertian Komunikasi Antarbudaya
13
dua orang yang saling berbeda latar belakang
budaya
2) Komunikasi antarbudaya merupakan
pertukaran pesan-pesan yang disampaikan
secara lisan, tertulis, bahkan secara imajiner
antara dua orang yang berbeda latar
belakang budaya
3) Komunikasi antarbudaya merupakan
pembagian pesan yang berbentuk informasi
atau hiburan yang disampaika secara lisan
atau tertulis atau metode lainnya yang
dilakuka oleh dua orang yang berbeda latar
balakang budayanya.
4) Komunikasi antarbudaya adalah pengalihan
informasi dari seseorang yang
berkebudayaan tertentu kepada seseorang
yang berkebudayaan lain.
5) Komunikasi antarbudaya adalah pertukaran
makna yang berbentuk simbol yang
dilakukan oleh orang yang berbeda latar
belakang budayanya.
14
6) Komunikasi atarbudaya adalah proses
pengalihan pesan yang dilakukan seseorang
melalui saluran tertentu kepad orang lain
yang keduanya berasal dari latar belakang
budaya yang berbeda dan mengahasilkan
efek tertentu.
7) Komunikasi antarbudaya adalah setiap
proses pembagian informasi, gagasan atau
perasaan diantara mereka yang berbeda latar
belakang budayanya. Proses pembagian
informasi itu dilakukan secara lisan dan
tertulis, juga melalui bahasa tubuh, gaya atau
penampilan pribadi, atau bantuan hal lain di
sekitarnya yang memperjelas pesan.
B. Pengertian Komunikasi Antarbudaya menurut
para ahli
15
disebuah oase. Oleh karena itu sebagian besar pemahaman
tentang komunikasi antarbudaya bersumber dari ilmu-
ilmu tersebut sebagaimana terlihat dalam beberapa
definisi berikut ini :
16
antarpribadi, dan kelompok, dengan tekanan
pada perbedaan latar belakang kebudayaan
yang mempengaruhi perilaku komunikasi
para peserta. (Dood, 1991 : 5).
4) Komunikasi antarbudaya adalah suatu
proses komunikasi simbolik, interpretative,
transaksional, kontektual yang dilakukan
oleh sejumlah orang – yang karena memiliki
perbedaan derajat kepentingan tertentu –
memberikan interprestasi dan harapan secara
berbeda terhadap apa yang disampaikan
dalam bentuk perilaku tertentu sebagai
makna yang dipertukarkan. (Lustig dan
Koester Intercultural Communication
Competence, 1993).
5) Intercultural communication yang disingkat
“ICC”, mengartikan komunikasi
antarbudaya merupakan interaksi
antarpribadi antara seorang anggota dengan
kelompok yang berbeda kebudayaan.
6) Guo-Ming Chen dan William J. Starosta
mengatakan bahwa komunikasi
17
antarbudaya adalah proses negosiasi atau
pertukaran system simbolik yang
membimbing perilaku manusia dan
membatasi mereka dalam menjalankan
fungsinya sebagai kelompok. Selanjutnya
komunikasi antarbudaya itu dilakukan :
a) dengan negosiasi untuk melibatkan
manusia di dalam pertemuan
antarbudaya yang membahas satu
tema (penyampaian tema melalui
symbol) yang sedang dipertentangkan.
Symbol tidak sendirinya mempunyai
makna tetatpi dia dapat berarti ke
dalam satu konteks, dan makna-makna
itu dinegosiasikan atau diperjuangkan;
b) melalui pertukaran system symbol
yang tergantung dari persetujuan
antarsubjek yang terlibat dalam
komuniksi, sebuah keputusan dibuat
untuk berpartisipasi dalam proses
pemberian makna yang sama;
18
c) sebagai pembimbing perilaku budaya
yang tidak terprogram namun
bermanfaat karena mempunyai
pengaruh terhadap perilaku kita;
d) menunjukkan fungsi sebuah kelompok
sehingga kita dapat membedakan diri
dari kelompok lain dan
mengidentifikasinya dengan berbagai
cara
C. Hakikat Komunikasi Antarbudaya
1) Enkulturasi
19
Kultur ditransmisikan melalui proses belajar,
bukan melalui gen. Orang tua, kelompok,
teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan
lembaga pemerintahan merupakan guru-
guru utama dibidang kultur. Enkulturasi
terjadi melalui mereka
2) Akulturasi
20
cara berperilaku, serta kepercayaan dari
kultur tuan rumah akan menjadi bagian
dari kultur kelompok imigran itu. Pada
waktu yang sama, kultur tuan rumah pun
ikut berubah
21
perilaku komunikasi yang bersumber dari
seorang individu.
a) Menyatakan Identitas Sosial
Dalam proses komunikasi antarbudaya
terdapat beberapa perilakun
komunikasi individu yang digunakan
untuk menyatakan identitas diri
maupun identitas social. Perilaku itu
dinyatakan melalui tindakan berbahasa
baik secara verbal dan non verbal. Dari
perilaku berbahasa itulah dapat
diketahui identitas diri maupun social,
misalnya dapat diketahui asal-usul
suku bangsa, agama, maupun tingkat
pendidikan seseorang.
b) Menyatakan Integrasi Sosial
Inti konsep integrasisosial adalah
menerima kesatuan dan persatuan
antarpribadi, antarkelompok namun
tetap mengakui perbedaan-perbedaan
yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu
dipahami bahwa salah satu tujuan
22
komunikasi adalah memberikan
makna yang sama atas pesan yang
dibagi antara komunikator dengan
komunikan. Dalam kasus komunikasi
antarbudaya yang melibatkan
perbedaan budaya antara komunikator
dengan komunikan makan integrase
social merupakan tujuan utama
komunikasi. Dan prinsip utama dalam
proses pertukaran pesan komunikasi
antarbudaya adalah: saya
memperlakukan anda dan bukan
sebagaimana yang saya kehendaki.
Dengan demikian komunikasi dan
komunikan dapat meningkatkan
integrase social atas relasi mereka.
c) Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarpribadi
maupun antarbudaya menambah
pengetahuan bersama, saling
mempelajari kebudayaan.
23
d) Melepaskan Diri/Jalan Keluar
24
komplementer dan hubungan yang
simetris.
2) Sosial
a) Pengawasan
25
b) Menjembatani
c) Sosialisasi Nilai
d) Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil
dalam proses komunikasi antarbudaya.
American Fun yang sering
ditampilkan TVRI memberikan
gambaran tentang bagaimana orang-
26
orang sibuk memanfaatkan waktu
luang untuk mengunjungi teater dan
menikmati suatu pertunjukan humor.
E. Tujuan Komunikasi Antarbudaya
Secara umum sebenarnya tujuan komunikasi
antarbudaya antara lain untuk menyatakan identitas sosial
dan menjembati perbedaan antarbudaya melalui perolehan
informasi baru, mempelajari sesuatu yang baru yang tidak
pernah ada dalam kebudayaan, serta sekedar menapatkan
hiburan atau melepaskan diri. Komunikasi antarbudaya
yang intensif dapat mengubah persepsi dan sikap orang
lain, bahkan dapat meningkatkan kreativitas manusia.
Berbagai pengalaman atas kekeliruan dalam komunikasi
antarbudaya sering membuat manusia makin berusaha
mengubah kebiasaan berkomunikasi, paling tidak melalui
pemahaman terhadap latar belakang budaya orang lain.
Banyak masalah komunikasi antarbudaya sering kali
timbul hanya karena orang kurang menyadari dan tidak
mampu mengusahakan cara efektif dalam berkomunikasi
antarbudaya (Liliweri, 2004:254).
27
Menurut William Howel (1982, dalam
Liliweri,2004:225), setiap individu mempunyai tingkat
kesadaran dan kemampuan yang berbeda-beda dalam
berkomunikasi antarbudaya. Tingkat kesadaran dan
kemampuan itu terdiri atas empat kemungkinan, yaitu:
28
dihadapi manakala orang tidak sadar bahwa
dia sebenarnya mampu berbuat untuk
memahami perilaku orang lain, mungkin
orang lain menyadari perilaku komunikasi
dia.
4) Dia tidak sadar bahwa dia tidak mampu
mengahadapi perbedaan anatarbudaya,
keadaan ini terjadi manakala seseorang sama
sekali tidak menyadari bahwa sebenarnya
dia tidak mampu menghadapi perilaku
budaya orang lain
29
mempengaruhi secara langsung baik pengaruh yang
bersifat kognitif maupun yang bersifat afektif yaitu:
30
dipelajari secara sistematis, dapat
dibandingkan an dipahami.
31
2) Bahasa Sebagai Cermin Budaya
Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar
perbedaan budaya, makin perbedaan
komunikasi baik dalam bahasa maupun
dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin
besar perbedaan antara budaya (dan,
karenanya, makin besar perbedaan
komunikasi), makin sulit komunikasi
dilakukan.Kesulitan ini dapat
mengakibatkan, misalnya, lebih banyak
kesalahan komunikasi, lebih banyak
kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan
salah paham, makin banyak salah persepsi,
dan makin banyak potong kompas
(bypassing).
3) Mengurangi Ketidak-pastian
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin
besarlah ketidak-pastian dam ambiguitas
dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi
kita berusaha mengurangi ketidak-pastian ini
sehingga kita dapat lebih baik menguraikan,
memprediksi, dan menjelaskan perilaku
32
orang lain. Karena letidak-pasrtian dan
ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan
lebih banyak waktu dan upaya untuk
mengurangi ketidak-pastian dan untuk
berkomunikasi secara lebih bermakna.
4) Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin
besar kesadaran diri (mindfulness) para
partisipan selama komunikasi. Ini
mempunyai konsekuensi positif dan negatif.
Positifnya, kesadaran diri ini barangkali
membuat kita lebih waspada. ini mencegah
kita mengatakan hal-hal yang mungkin
terasa tidak peka atau tidak patut. Negatifnya,
ini membuat kita terlalu berhati-hati, tidak
spontan, dan kurang percaya diri.
5) Interaksi Awal dan Perbedaan Antarbudaya
Perbedaan antarbudaya terutama penting
dalam interaksi awal dan secara berangsur
berkurang tingkat kepentingannya ketika
hubungan menjadi lebih akrab. Walaupun
kita selalu menghadapi kemungkinan salah
33
persepsi dan salah menilai orang lain,
kemungkinan ini khususnya besar dalam
situasi komunikasi antarbudaya.
6) Memaksimalkan Hasil Interaksi
Dalam komunikasi antarbudaya - seperti
dalam semua komunikasi - kita berusaha
memaksimalkan hasil interaksi. Tiga
konsekuensi yang dibahas oleh Sunnafrank
(1989) mengisyaratkan implikasi yang
penting bagi komunikasi antarbudaya.
Sebagai contoh, orang akan berintraksi
dengan orang lain yang mereka perkirakan
akan memberikan hasil positif. Karena
komunikasi antarbudaya itu sulit, anda
mungkin menghindarinya. Dengan demikian,
misalnya anda akan memilih berbicara
dengan rekan sekelas yang banyak
kemiripannya dengan anda ketimbang orang
yang sangat berbeda.
Kedua, bila kita mendapatkan hasil yang
positif, kita terus melibatkan diri dan
meningkatkan komunikasi kita. Bila kita
34
memperoleh hasil negatif, kita mulai
menarik diri dan mengurangi komunikasi
Ketiga, kita mebuat prediksi tentang mana
perilaku kita yang akan menghasilkan hasil
positif. dalam komunikasi, anda mencoba
memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan
topik, posisisi yang anda ambil, perilaku
nonverbal yang anda tunjukkan, dan
sebagainya. Anda kemudian melakukan apa
yang menurut anda akan memberikan hasil
positif dan berusaha tidak melakkan apa
yang menurut anda akan memberikan hasil
negatif.
G. Dimensi-dimensi komunikasi antarbudaya
1) Mobilitas masyarakat
Mobilitas masyarakat di seluruh dunia
sedang mencapai puncaknya. Perjalanan
dari satu negara ke negara lain dan dari satu
benua ke benua lain banyak dilakukan.
Menggali peluang-peluang ekonomi dan
bisnis. Hubungan antarpribadi kita
semakin menjadi hubungan antarbudaya.
35
Masa kini, kebanyakan negara secara
ekonomis tergantung pada negara lain.
Meningkat pesatnya teknologi telah
membawa kultur luar yang adakalanya
asing masuk kerumah kita. Melalui telepon
kita dapat berhubungan langsung ke setiap
pelosok dunia. Teknologi telah membuat
komunikasi antarbudaya lebih mudah,
praktis dan tidak terhindarkan. Menurut
Sihabudin (1998:54) cepat atau lambat
akan terjadi pertukaran secara besar-
besaran di dalam kelompok yang
dinamakan masyarakat yang diakibatkan
oleh revolusi ilmu pengetahuan dan
teknologi. Era teknologi tinggi dalam hal
ini menjadi percepatan dalam hal informasi
2) Interaksi antarbudaya
Dari literatur yang telah diterbitkan dapat
kita ketahui bahwa studi komunikasi
antarbudaya baru menarik minat banyak
ilmuan sejak permulaan dasawarsa tujuh
puluhan. Michael H. Prosser, telah turut
36
memperkaya kepustakaan bidang
komunikasi antarbudaya dengan beberapa
publikasinya. Diantara banyak memuat
konsep-konsep pemikiran tentang objek
dan tujuan studi komunikasi antarbudaya
itu ialah Culture dialogue yang menjadi
pokok pembahasan tulisan ini,
Komunikasi antarbudaya menurut Prosser
dalam bukunya Cultural Dialogue: An
Introduction Communication, ialah
komunikasi antar persona pada tingkat
individu antar anggota-anggota kelompok
budaya yang berbeda. Pengertian ini
dibedakannya dengan pengertian
komunikasi lintas budaya (crosscultural
communication) yang diberi batasan
sebagai komunikasi secara kolektif antara
kelompok-kelompok orang yang menjadi
pendukung kebudayaan yang berbeda
(Syahra, 1983:2)
Tujuan culture dialogue ini, hanya sekedar
memberikan suatu aspek pandangan
37
humanistis terhadap teori dan praktik
komunikasi sebagai aspek penting dari
kemanusiaan kita.
3) Dimensi komunikasi
Implikasi kata, perilaku menunjukkan
kepada kita, baik perilaku verbal maupun
nonverbal dapat berfungsi sebagai pesan,
sementara pesan non verbal adalah seluruh
pembendaharaan perilaku lainnya. Kedua
perilaku mungkin disadari ataupun tidak
disadari dan implikasi ketiga dari pesan
perilaku ini adalah kita sering berperilaku
tanpa sengaja. Misalnya, bila kita malu
mungkin menampilkan muka merah, tetapi
toh kita berperilaku demikian. Perilaku ini
menjadi pesan bila seorang melihatnya dan
menangkap suatu makna dari perilaku itu.
Suatu proses komunikasi berlangung
dalam berbagai dimensi yang didasarkan
pada jumlah partisipan ataupun ruang
lingkupnya serta ragam sifat komunikasi.
Effendy (1992:7) membagi empat dimensi
38
komunikasi, yaitu komunikasi personal,
komunikasi kelompok, komunikasi massa
dan komunikasi media. Sementara Posser
dan Syahra (1983:4) mengklasifikasi
dimensi atau bentuk komunikasi
berdasarkan aspek yang sama sebagaimana
yang dilakukan Effendy. Hanya proser
membagi dimensi komunikasi terjadi:
intrapersona, antar persona , kultural,
kolektif, dan global
a) Sarana dan Bentuk Komunikasi
Antarbudaya
Sejak Gutenberg menemukan mesin
cetak dan kemudian bersama sistem
pendidikan umum, revolusi industri
dan perdagangan menggelindingkan
dialektika budaya modern,
perkembanagan media massa tidak
terbendung lagi. Buku, koran, dan
majalah dicetak dalam jumlah jutaan
merembes masuk rumah-rumah,
keluarga-keluarga, sekolah-sekolah,
39
dan sebagainya. Berbagai informasi
dalam berbagai bahasa dan bidang
serta disiplin memasuki berjuta-juta
kepala menanamkan serta membentuk
opini serta berbagai keyakinan.
Kemudian masih berkembang lagi
dengan kedatangan mesin elektronik,
lahirnya radio, televisi, film dan
perkembangan yang akhir-akhir ini
muncul media informatika dalam
berbagai generasi komputer.
Pemahaman bahwa dunia yang
berkesatuan atau terbentuknya
kelompok-kelompok dengan ciri-ciri
khas tertentu hanya bisa terbentuk
karena mereka bisa menerima dan
mentransfer pesan-pesan. Artinya,
globalisasi dan hilangnya batas-batas
geografis hanya bisa terbentuk pada
saat ia menyadari hal itu terjadi karena
keinginan interaksi antar mereka.
40
Menurut Devito (1997:480) proses
komunikasi antarbudaya dapat
digambarkan lewat sebuah model yang
mencakup semua hal sebagai berikut:
Lingkaran kecil menggambarkan
budaya yang dianut individu,
lingkaran besar menggambarkan
budaya masyarakat atau lingkungan
dimana individu berada. Demikian
halnya kotak kecil dan besar
menggambarkan budaya individu dan
lingkungannya yang lebih dominan
A A
S/P P/S
41
• Komunikasi antar-ras yang
berbeda, misalnya orang kulit
hitam dan kulit putih
• Komunikasi antarkelompok etnis
yang berbeda, misalnya antara
orang Indonesia keturunan India
dengan orang Indonesia keturunan
pribumi
• Komunikasi antarkelompok
agama yang berbeda, misalnya
antara orang katolik dengan
Protestan atau Islam dengan
Yahudi
• Komunikasi antarabangsa yang
berbeda, misalnya antara
indonesia dan malaysia
• Komunikasi antarsubkultur yang
berbeda, misalnya antara seniman
dengan birokrat atau antara
mahasiswa dengan aparat negara
42
• Komunikasi antara suatu
subkultur dan kultur dominan,
misalnya antara kaum homoseks
dan kaum heteroseks atau kaum
militan fundamentalis dan
moderat
• Komunikasi antara jenis kelamin
yang berbeda antara pria dan
wanita
43
memperhatikan, dan menafsirkan
pesan. Sebenarnya, seluruh
perbendaharaan perilaku kita sangat
tergantung pada budaya kita
dibesarkan.
44
untuk berhubungan dengan orang lain ,
sehingga kita akan mendapat penghargaan
bagi kebutuhan, aspirasi, perasaan dan
masalah manusia.
2) pemahaman akan orang lain secara lintas
budaya dan antarpribadi adalah suatu usaha
yang dilakukan yang sangat membutuhkan
keberanian dan kepekaan.
3) pengalaman yang diperoleh dari komunikasi
antar budaya dapat menyenangkan dan
menumbuhkan kepribadian.
4) keterampilan komunikasi yang diperoleh
memudahkan perpindahan seseorang dari
pandangan yang monokultural
terhadapinteraksimanusia yang pandangan
multikultural.
5) perbedaan-perbedaan individu itu penting,
namun ada asumsi-asumsi dan pola-pola
budaya mendasar yang berlaku.
6) perbedaan-perbedaan budaya menandakan
kebutuhan akan penerimaan dalam
komunikasi, namun perbedaan-perbedaan
45
tersebut secara arbitrer tidaklah
menyusahkan atau memudahkan.
I. Asumsi-Asumsi dalam Komunikasi Antarbudaya
46
2) Dalam komunikasi antarbudaya terkandung
isi dan relasi antarpribadi.
3) Gaya personal mempengaruhi komunikasi
antarpribadi.
4) Komunikasi antarbudaya bertujuan
mengurangi tingkat ketidakpastian.
5) Komunikas berpusat pada kebudayaan.
6) Efektivitas antarbudaya merupakan tujuan
komunikasi antarbudaya (Liliweri, 2003:15).
J. Ruang Lingkup Komunikasi Anatarbudaya
47
pada gilirannya menghasilkan sifat-sifat komunikasi
antarbudaya.
48
kebudayaan namun menggunakan media,
seperti komunikasi internasional.
4) Mempelajari perbandingan komunikasi
massa, misalnya membandingkan sistem
media massa antarbudaya, perbandingan
komunikasi massa, dampak media massa,
tatanan informasi dunia baru.
49
K. Hambatan Komunikasi Antarbudaya
50
cenderung menganggap rendah orang-orang
yang dianggap asing dan memandang
budaya-budaya asing dengan budayanya
sendiri karena etnosentrisme biasanya
dipelajari pada tingkat ketidaksadaran dan
diwujudkan pada tingkat kesadaran,
sehingga sulit untuk melacak asal usulnya.
3) Tidak adanya kepercayaan karena sifatnya
yang khusus, komunikasi antarbudaya
merupakan peristiwa pertukaran informasi
yang peka terhadap kemungkinan
terdapatnya ketidak percayaan antara pihak-
pihak yang terlibat.
4) Penarikan diri komunikasi tidak mungkin
terjadi bila salah satu pihak secara psikologis
menarik diri dari pertemuan yang
seharusnya terjadi. Ada dugaan bahwa
macam-macam perkembangan saat ini
antara lain meningkatnya urbanisasi,
perasaan-perasaan orang untuk menarik diri
dan apatis semakin banyak pula.
51
5) Tidak adanya empati, beberapa hal yang
menghambat empati antara lain:
a) Fokus terhadap diri sendiri secara terus
menerus, sulit untuk memusatkan
perhatian pada orang lain kalau kita
berpikir tentang diri kita secara terus
menerus dan bagaimana orang
menyukai kita.
b) Pandangan-pandangan stereotype
mengenai ras dan kebudayaan
c) Kurangnya pengetahuan terhadap
kelompok, kelas atau orang tertentu
d) Tingkah laku yang menjauhkan orang
mengungkapakan informasi
e) Tindakan atau ucapan yang seolah-
olah menilai orang lain
f) Sikap tidak tertarik yang dapat
mengakibatkan orang tidak mau
mengungkapkan diri
g) Sikap superior
h) Sikap yang menunjukkan kepastian
jika seseorang bersikap sok tahu atau
52
bersikap seolah-olah serba tahu maka
kemungkinan orang akan bersikap
defensif terhadapnya
i) Kekuasaan-kekuasaan digunakan
untuk mengontrol atau menentukan
tindakan orang lain
j) Hambatan derajat kesamaan atau
ketidaksamaan (homofily atau
heterofily), hambatan komunikasi
antarbudaya dapat ditimbulkan oleh
masalah prinsip-prinsip komunikasi
yang ditetapkan pada konteks
kebudayaan yaitu tidak memahami,
menyadari atau memanfaatkan derajat
kesamaan atau perbedaan kepercayaan,
nilai-nilai, sikap, pendidikan, status
sosial anatara komunikator dan
komunikan.
k) Hambatan pembentukan dan
pemrograman budaya, hambatan ini
terjadi dalam suatu proses akulturasi
yang berlangsung antara imigran
53
dengan masyarakat pribumi. Masalah
umum yang sering timbul adalah
hambatan stereotype dan prasangka
yang biasanya berkembang sejak
semula pada saat kita melalui
komunikasi antarpribadi ataupun
komunikasi massa.
54
L. Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi Antarbudaya
55
1) Fisik (Physical). Hambatan komunikasi
semacam ini berasal dari hambatan waktu,
lingkungan, kebutuhan diri dan media fisik
2) Budaya (Cultural). Hambatan ini berasal dari
etnik yang berbeda, agama dan juga
perbedaan sosial yang ada antara budaya
satu dengan yang lainnya
3) Persepsi (Perceptual). Jenis hambatan ini
muncul dikarenakan setiap orang memiliki
persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu
hal, sehingga untuk mengartikan sesuatu
setiap budaya akan mempunyai pemikiran
yang berbeda-beda
4) Motivasi (Motivational). Hambatan
semacam ini berkaitan dengan tingkat
motivasi dari pendengar, maksudnya adalah
apakah pendengar yang menerima pesan
ingin menerima pesan tersebut atau malas
dan tidak punya motivasi sehingga dapat
menjadi hambatan komunikasi
5) Pengalaman (Experiantial). Experiental
adalah jenis hambatan yang terjadi karena
56
setiap individu tidak memiliki pengalaman
hidup yang sama sehingga setiap individu
mempunyai persepsi dan juga konsep yang
berbeda-beda dalam melihat sesuatu
6) Emosi (Emotional). Hal ini berkaitan dengan
emosi atau perasaan pribadi dari pendengar,
apabila emosi pendengar sedang buruk maka
hambatan komunikasi yang terjadi akan
semakin besar dan sulit untuk dilalui
7) Bahasa (Linguistic). Hambatan komunikasi
yang berikut ini terjadi apabila pengirim
pesan (sender) dan penerima pesan (receiver)
menggunakan bahasa yang berbeda atau
penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti
oleh penerima pesan
8) Nonverbal. Hambatan nonverbal adalah
hambatan komunikasi yang tidak berbentuk
kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan
komunikasi, contohnya adalah wajah marah
yang dibuat oleh penerima pesan ketika
pengirim pesan melakukan komunikasi.
Wajah marah yang dibuat tersebut dapat
57
menjadi penghambat komunikasi karena
mungkin saja pengirim pesan akan merasa
tidak maksimal atau takut untuk
mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
9) Kompetisi (Competition). Hambatan
semacam ini muncul apabila penerima pesan
sedang melakukan kegiatan lain sambil
mendengarkan, contohnya adalah menerima
telepon selular sambil menyetir, karena
melakukan dua kegiatan sekaligus maka
penerima pesan tidak akan mendengarkan
pesan yang disampaikan melalui telepon
secara maksimal.
M. Cara menghadapi Hambatan dalam Komunikasi
Antarbudaya
58
1) Social Competence : Kemampuan untuk
membuat jaringan sosial, pandai bergaul dan
banyak temannya
2) Openness to other ways of thinking :
keterbukaan untuk menerima pikiran yang
berbeda dari dirinya
3) Cultural Adaptation : Kemampuan
seseorang menerima budaya baru
4) Professional Excellence : Mempunyai
kemampuan yang handal dalam bidang
tertentu
5) Language Skill : Kemampuan mempelajari
bahasa asing dengan tepat
6) Flexibility : Kemampuan dalam penyesuaian
diri sesuai dengan tuntutan keadaan
7) Ability to work in team : Kemampuan dalam
mengelola dan bekerjasama dalam satu tim
8) Self Reliance or independence : Percaya diri
dan mandiri
9) Mobility : Lincah dan wawasannya luas
10) Ability to deal with stress : Mempunyai
kemampuan untuk mengatasi stress
59
4. Model Komunikasi Antarbudaya
Budaya C
60
1) Budaya A dan B relatif serupa; diwakili oleh
segi empat dan segi delapan tidak beraturan
yang menyerupai segi empat
2) Budaya C sangat berbeda dari Budaya A dan
B. Perbedaannya tampak pada bentuk
melingkar dan jarak fisiknya dari budaya A
dan B
61
Panah-panah pesan menunjukkan:
62
Contoh perbedaan yang maksimum antara
budaya asia dan barat. Percakapan antara dua orang petani;
seorang dari pinggiran Garut dan seorang dari suatu
ladang yang luas dekat kota Des Moines, Lowa.
63
BAB 2 PENTINGNYA KOMUNIKASI
ANTARBUDAYA
A. Mobilitas
64
orang-orang yang berbeda serta untuk menggali peluang-
peluang bisnis. Hubungan antarpribadi kita semakin
menjadi hubungan antarbudaya
B. Pola imigrasi
Selain itu pola imigrasi pada setiap tempat itu
hadir dengan segala konsekuensinya. Di hampir setiap
kota besar di dunia, kita dapat menjumpai orang-orang
dari bangsa lain, termasuk di Jakarta. Kita bergaul, bekerja
atau bersekolah dengan orang-orang yang sangat berbeda
65
dari kita. Pengalaman sehari-hari kita telah menjadi
hubungan antarbudaya
C. Saling ketergantungan ekonomi
Masa kini, kebanyakan negara secara ekonomi
bergantung pada negara lain. Beberapa waktu yang lalu,
belum lama berselang sebagai contoh kehidupan ekonomi
Amerika bergantung pada Eropa (Barat) yang kulturnya
memiliki banyak kemiripan dengan kultur Amerika. Akan
tetapi, sekarang banyak kegiatan perdagangan dilakukan
oleh orang Amerika, khususnya di bidang pertanian
teknologi berorientasi ke Asia Timur-Jepang, Korea, dan
Taiwan, yang kulturnya sangat berbeda. Kehidupan
ekonomi bangsa Amerika bergantung kepada kemampuan
bangsa ini untuk berkomunikasi secara efektif dengan
kultur-kultur yang berbeda itu
66
semua berada dalam satu perahu yang sama. Kita harus
berbicara satu sama lain. Bila dulu jembatan itu dipandang
perlu, sekarang jembatan itu esensial.
D. Teknologi komunikasi
67
Newsweek, Paris Herald Tribune, Associated Press, dan
UPI, seperti digambarkan Georgi Arbatov, sebagai
“propaganda asing yang terorganisasi”. Banyak pemimpin
dunia ketiga memandangnya ancaman pada budaya dan
ketahanan politik
E. Stabilitas politik
Sekarang ini stabilitas politik kita sangat
tergantung pada stabilitas politik kultur atau negara lain.
Kekacauan politik di belahan dunia lain, misalnya
Vietnam, Polandia, Timur Tengah mempengaruhi
keamanan kita. Komunikasi dan saling pengertian
Antarbudaya saat ini terasa penting ketimbang
sebelumnya.
2. Pentingnya mempelajari komunikasi antarbudaya
1) Dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk
memahami keanekaragaman budaya sangat
diperlukan.
2) Semua budaya berfungsi dan penting bagi
pengalaman anggota-anggota budaya
tersebut meskipun nilai-nilai berbeda.
68
3) Nilai-nilai setiap masyarakat se”baik” nilai-
nilai masyarakat lainnya.
4) Setiap individu dan/atau budaya berhak
menggunakan nilai-nilanya sndiri.
5) Perbedaan-perbedaan individu itu penting,
namun ada asumsi-asumsi dan pola-pola
budaya mendasar yang berlaku.
6) Pemahaman atas nilai-nilai budaya sendiri
merupakan prasyarat untuk mengidentifikasi
dan memahami nilai-nilai budaya lain.
7) Dengan mengatasi hambatan-hambatan
budaya untuk berhubungan dengan orang
lain kita memperoleh pemahaman dan
penghargaan bagi kebutuhan, aspirasi,
perasaan dan masalah manusia.
8) Pemahaman atas orang lain secara lintas
budaya dan antarpribadi adalah suatu usaha
yang memerluka kebranian dan kepekaan.
Semakin mengancam pandangan dunia
orang itu bagi pandangan dunia kita,
semakin banyak yang harus kita pelajari dari
69
dia, tetapi semain berbahaya untuk
memahaminya.
9) Pengalaman-pengalaman antarbudaya dapat
menyenangkan dan menumbuhkan
kepribadian.
10) Keterampilan-keterampilan komunikasi
yang diperoleh memudahkan perpindahan
seseorang dari pandangan yang
monokultural terhadap interaksi manusia ke
pandangan multikultural.
11) Perbedaan-perbedaan budaya menandakan
kebutuhan akan penerimaan dalam
komunikasi, namun perbedaan-perbedaan
tersebut secara arbitrer tidaklah menyusahan
atau memudahkan.
12) Situasi-situasi komunikasi antarbudaya
tidaklah static an bukan pula stereotip.
Karena itu, seorang komunikator tidak dapat
dilatih untuk mengatasi situasi. Ia harus
disiapkan untuk menghadapi suatu situasi
eksistensial. Dalam konteks ini kepekaan,
pengetahuan dan keterampilannya bisa
70
membuatnya siap untuk berperan serta
dalam menciptakan lingkungan yang efektif
dan saling memuaskan (Mulyana, ed.,
2001:xi).
71
BAB 3 MEMAHAMI PERBEDAAN-
PERBEDAAN BUDAYA
72
Individu-individu sangat cenderung menerima
dan mempercayai apa yang dikatakan budaya mereka.
Kita dipengaruhi oleh adat dan pengetahuan masyarakat
dimana kita dibesarkan dan tinggal, terlepas dari
bagaimana validitas objektif masukan dan penanaman
budaya ini pada diri kita. Kita cenderung mengabaikan
atau menolak apa yang bertentangan dengan “kebenaran”
kultural atau bertentangan dengan kepercayaan-
kepercayaan kita. Ini sering kali merupakan landasan bagi
prasangka yang tumbuh di antara anggota-anggota
kelompok lain, bagi penolakan untuk berubah ketika
gagasan-gagasan yang sudah mapan menghadapi
tantangan. Masalah akan muncul bila suatu budaya dan
cara berpikirnya tertinggal di belakang penemuan-
penemuan dan realitas-realitas baru. Kemajuan-kemajuan
ilmu dan teknologi, misalnya, telah jauh mendahului
ajaran-ajaran kultural masyarakat. Ini merupakan salah
satu efek sampingan akselerasi perubahan, yang
menimbulkan jurang budaya (cultural gap)
1. Karakteristik-karakteristik budaya
73
Oleh karena budaya memberi identitas kepada
sekelompok orang, bagaimana kita dapat mengidentifikasi
aspek-aspek budaya yang menjadikan sekelompok orang
sangat berbeda?salah satu caranya adalah dengan
menelaah kelompok dan aspek-aspeknya
A. Komunikasi dan bahasa
Sistem komunikasi, verbal dan nonverbal,
membedakan suatu kelompok dari kelompok lainnya.
Terdapat banyak “bahasa asing” di dunia. Sejumlah
bahasa memiliki lima belas atau lebih bahasa utama
(dalam suatu kelompok bahasa terdapat dialek, aksen,
logat, jargon, dan ragam lainnya)
B. Pakaian dan komunikasi
Ini meliputi pakaian dan dandanan (perhiasan)
luar, juga dekorasi tubuh yang cenderung berbeda secara
kultural. Kita ketahui adanya kimono Jepang, penutup
kepala (Afrika), payung Inggris, sarung Polynesia dan ikat
kepala Indian Amerika
C. Makanan dan kebiasaan makan
Cara memilih, menyiapkan, menyajikan dan
memakan makanan sering berbeda antara budaya yang
satu dengan budaya yang lainnya. Orang-orang Amerika
74
menyenangi daging sapi, tapi daging sapi terlarang bagi
orang hindu. Cara makan juga berbeda-beda. Ada orang
yang memakai dengan tangan, sumpit, atau seperangkat
makan yang lengkap
D. Waktu dan kesadaran akan waktu
F. Hubungan-hubungan
75
Budaya juga mengatur hubungan-hubungan
manusia dan hubungan-hubungan organisasi berdasarkan
usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan,
kekuasaan, dan kebijaksanaan.
G. Nilai dan Norma
Nilai yang ada dalam sebuah budaya berbeda
dengan nilai yang dianut budaya lainnya. Berdasarkan
sistem nilai, suatu budaya menetapkan norma-norma
perilaku masyarakat yang bersangkutan
H. Rasa diri dan ruang
76
menetapkan pahala dan hukum untuk mempelajari dan
tidak mempelajari informasi tertentu
77
B. Sistem pendidikan
Ini berkenaan dengan cara bagaimana anggota-
anggota muda atau anggota-anggota baru
masyarakat memperoleh informasi, keterampilan,
pengetahuan, dan nilai-nilai
C. Sistem ekonomi
Ini menyangkut cara masyarakat menghasilkan
dan menyalurkan barang-barang dan jasa-jasa
pelayanannya.
D. Sistem politik
Ini merupakan alat utama pemerintah untuk
memelihara keteraturan dan melaksanakan
kekuasaan atau wewenang. Sebagian budaya
masih primitif dimana para kepala suku
memerintah
E. Sistem agama
Sistem agama berkenaan dengan cara memberi
makna dan motivasi pada kehidupan selain
aspek-aspek kehidupan material, yaitu aspek
kehidupan spiritual atau pendekatannya terhadap
hal-hal gaib
F. Sistem asosiasi
78
Ini menyangkut jaringan pengelompokkan sosial
yang dibentuk orang-orang. Kelompok-
kelompok masyarakat ini bisa merupakan
kelompok persaudaraan, kelompok-kelompok
rahasia, dan asosiasi profesional/dagang
G. Sistem kesehatan
Berkenaan dengan cara suatu budaya
menghindari dan mengobati penyakit, atau
merawat para korban bencana alam atau
kecelakaan.
H. Sistem rekreasi
Ini menyangkut cara-cara suatu bangsa bergaul,
atau menggunakan saat santai mereka
3. Istilah-istilah Budaya yang penting
A. Pola dan Tema
79
Dalam sebuah budaya yang memiliki budaya
dominan, mungkin terdapat subbudaya yang memiliki
ciri-ciri tertentu
F. Tradisi
G. Keunikan Budaya
80
BAB 4 MENJADI MANUSIA
ANTARBUDAYA
A. Globalisasi
Globalisasi diartikan dengan beragam,
tergantung dari cara pandang dan tujuan si pengguna.
Cameron memandang globalisasi sebagai “integrasi
berkelanjutan dari dunia ekonomi. Bagi Gannon,
81
Globalisasi merujuk pada meningkatnya ketergantungan
antara pemerintah, perusahaan bisnis, organisasi nirlab
dan penduduk secara individu.
82
orang dari berbagai budaya. Apalagi, bisnis
global akan membawa lebih banyak orang
lain dari budaya lain. Dalam beberapa kasus,
hubungan ini dapat melalui interaksi tatap
muka atau melalui hubungan maya lewt alat-
alat elektronik. Tanpa menghiraukan
medianya, interaksinya yang berhasil akan
membutuhkan kemampuan komunikasi
antarbudaya yang terlatih.
83
signifikan meningkatkan persaingan sumber
daya alam yang dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan perdagangan.
84
memiliki “pemahaman dasar tentang budaya,
baik budaya Amerika maupun budaya asing,
pelatihan terhadap budaya tertentu dapat terjadi
jika fondasi dasar ini telah dibangun.”
5) Tantangan Lingkungan
85
Lembaga pemulihan dari seluruh dunia dengan
cepat mengirimkan orang dan bahan makanan
untuk menolong korban.
86
diperluas melintasi berbagai macam budaya
supaya usaha ini dapat berhasil.
B. Perpindahan Penduduk
1) Imigrasi
87
juga membayar pajak, sehingga menopang
sistem jaminan sosial.
C. Masyarakat Multikultural
88
amerika Serikat, sebagian juga didorong oleh
semakin tingginya rasa penerimaan sosial.
Pasangan ini menghadirkan masalah budaya dan
bahasa, baik antara suami istri maupun anak-
anak.
89
orang Amerika, namum ketika bertemu dengan
seorang profesor dari Jepang Mori bisa menjadi
sebagai orang Jepang bahkan bisa berbahasa
Jepang dan membungkukkan badan saat
memberi salam.
90
terbatas, tetapi terus berkembang
melewati parameter – parameter
psikologis suatu budaya.
b) Sementara itu, Adler (1982: 389-391)
mengatakan bahwa,
Manusia multi budaya adalah orang
yang identitas dan loyalitasnya
melewati batas – batas kebangsaan dan
yang komitmennya bertaut dengan
suatu pandangan bahwa dunia ini
adalah komunitas global; ia adalah
orang yang secara intelektual dan
emosional terikat kepada kesatuan
fundamental semua manusia yang
pada saat yang sama mengakui,
menerima, dan menghargai perbedaan
mendasar antara orang – orang yang
berbeda budaya.
c) Senada dengan pendapat Adler, Walsh
(1973) mengemukakan,
“ Menjadi manusia universal tidaklah
berarti seberapa banyak manusia itu
91
tahu tapi seberapa dalam dan luas
intelektualitas yang ia miliki dan
bagaimana ia menghubungkannya
dengan masalah-masalah penting yang
universal ... ia tidak menghilangkan
perbedaan-perbedaan budaya, alih-alih,
ia berusaha memelihara apapun yang
bersifat valid dan bernilai dalam setiap
budaya.”
2) Ciri-ciri Manusia Antarbudaya
Menurut Walsh dalam buku komunikasi
antar budaya, ciri - ciri manusia universal itu
adalah
a) Mengetahui budaya lain selain
budayanya sendiri.
b) Mampu beradaptasi dengan budaya
yang lain tanpa harus meninggalkan
budayanya.
c) Menghormati semua budaya.
d) Memahami apa yang orang – orang
dari budaya lain pikirkan, rasakan, dan
percaya.
92
e) Menghargai perbedaan – perbedaan
budaya.
B. Peranan – Peranan Manusia Antar Budaya
93
6) Selain itu juga, menurut Wilbur Schramm
dalam buku Komunikasi Antarbudaya (1976)
menyatakan bahwa peran manusia antar
budaya adalah membangun jembatan budaya.
C. Konflik Antarbangsa dan Kesalahpahaman
Antarbudaya
94
D. Cara-Cara Untuk Mengatasi Konflik
Antarbangsa dan Kesalahpahaman Antarbudaya
Konflik antarbudaya dewasa ini disebabkan
antara lain tidak adanya atau kurangnya pemahaman dan
penghargaan atas budaya bangsa lain, maka usaha untuk
menanggulangi konflik tersebut antara lain:
1) Melalui Pendidikan
Pendidikan yang dimaksud di sini bisa
formal dan juga bisa informal. Pendidikan
formal yang dapat dilakukan antara lain
melalui sekolah dan perguruan tinggi
maupun instansi lainnya. Pelajaran bahasa
asing, studi etnik dan komunikasi antar
budaya merupakan pelajaran yang sering
diajarkan di sekolah maupun perguruan
tinggi. Sedangkan pendidikan informal
dapat diperoleh melalui media massa, berita,
pandangan mata dan lain- lain.
Melalui pendidikan ini kita bisa
menciptakan manusia- manusia antarbudaya
tingkat nasional. Untuk mewujudkannya
perlu dilakukan usaha- usaha sebagai berikut:
95
a) Penggunaan bahasa nasional di forum-
forum resmi maupun tidak resmi.
b) Penyajian kebudayaan (kesenian) yang
adil melalui media elektronik nasional,
khususnya televisi.
c) Sosialisasi yang merata di lembaga-
lembaga pendidikan dan kantor-
kantor pemerintah dan swasta, dengan
menerima(maha)-siswa dan pegawai
yang cakap tanpa mempedulikan apa
suku mereka.
d) Kontak antar suku melalui pertukaran
pemuda, pelajar, mahasiswa, pegawai
(termasuk guru dan dosen)
antarpropinsi, paling tidak untuk suatu
periode tertentu.
e) Perkawinan antarsuku, sepanjang
orang- orang yang berbeda suku
tersebut mempunyai kecocokan dalam
segi- segi yang penting, misalnya
agama.
96
f) Pembangunan daerah yang rata oleh
pemerintah.
2) Melalui Demokrasi
Menurut Mariane Farine dosen di Howard
University dalam sebuah acara Seminar
Internasional dengan tema Building
Understanding With Intercultural
Communication (Religious Life and Studies
in America and Indonesia) yang
dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (UMY) Senin (07/01/2008),
mengatakan:
“Salah satu jalan untuk mencapai sebuah
kesepahaman antar budaya saat ini yaitu
demokrasi.”
Perbedaan budaya yang sering menjadi
penghalang hubungan antarbangsa di dunia
bukanlah sebuah permasalahan yang harus
terjadi. Dimana kesepahaman budaya yang
telah ada sejak dulu tidak pernah
diperhatikan lagi oleh kita sendiri. Saat ini,
perbedaan tersebut telah menjadi
97
permasalahan yang kompleks antarbudaya
yang ada di dunia. Salah satu solusi yang
berperan sebagai pemersatu tanpa harus
bertentangan dengan kebudayaan adalah
demokrasi.
Mariane Farine yang merupakan dosen di
Howard University, Washington DC,
mengatakan bahwa:
Ada tiga unsur yang harus diperhatikan di
dalam penggunakan system demokrasi.
Pertama yaitu Human Dignity (martabat
manusia), menghargai setiap hak dan
martabat manusia tanpa harus memasukkan
unsur-unsur yang dapat menimbulkan
perbandingan bahkan perbedaan. Kedua,
collaboration (kerja sama), dengan lebih
menonjolkan sifat kerja sama/kebersamaan
antar budaya. Kemudian unsur yang ketiga,
empowerment (wewenang), meniadakan
kekuasaan yang dapat mempengaruhi
kewenangan dalam sistem demokrasi. Dari
ketiga hal tersebut, menurutnya pencapaian
98
demokrasi yang menjadi alat pemersatu
budaya akan dapat terlaksana dengan baik
tanpa harus mempermasalahkan budaya dan
agama. Yang terpenting dalam hal ini yaitu
jangan pernah mendahulukan keegoisan.
Berperilaku dengan cara-cara yang dapat
diterima budaya orang lain tapi juga diterima
budaya kita sendiri.
3. Komunikasi Antarbudaya Sebagai Alat Pemersatu
Bangsa
A. Kenapa Komunikasi Antar Budaya Dapat
menjadi Alat Pemersatu Bangsa?
Bila di telaah lebih lanjut, kebanyakan konflik-
konflik antar suku bangsa yang terjadi di berbagai daerah
di Indonesia disebabkan karena adanya salah pemahaman
atau persepsi yang berbeda terhadap suatu objek
permasalahan atau kepercayan yang dimiliki suatu dearah
dengan daerah lainnya. Suatu budaya biasanya akan sulit
menerima adanya budaya yang menurut mereka
menyimpang, terjadi dalam ranah budaya mereka.Namun
hal itu tidak akan terjadi apabila masing-masing budaya
dapat mengerti bahwa komunikasi suatu budaya tidak
99
akan melulu sama dengan budayanya, atau dapat
dikatakan bahwa itu komunikasi antar budaya. Selain itu,
komunikasi antar budaya juga memiliki misi untuk
mempersatu bangsa Indonesia.
100
dimensi waktu, atau bahkan jenis kelamin
sekalipun menjadi hal yang harus dietrima
dan ditolerir.
5) Komunikasi antar budaya akan lebih dapat
dipahami sebagai perbedaan budaya dalam
mempersepsi objek-objek sosial dan
kejadian-kejadian.
B. Lalu Bagaimana Komunikasi Antarbudaya dapat
dijadikan Alat dalam Misi Pemersatu Bangsa?
101
makna yang berbeda pula untuk menafsirkan
tindakan sosial.
2) Adanya pemahaman intelektual (intellectual
learning), merupakan pengembangan suatu
peta kognitif untuk menetapkan perbedaan-
perbedaan kunci.
3) Adanya keterampilan antarbudaya
(intercultural skills), merupakan
pengembangan kemampuan untuk
memasuki budaya-budaya lain dan melihat
dunia seperti yang dilihat orang-orang lain.
102
berkenaan dengan antarbudaya hingga kesatuan suatu
bangsa dapat tetap terjaga.
103
DAFTAR PUSTAKA
https://www.satujam.com/pengertian-komunikasi/
https://materiips.com/pengertian-budaya
https://mranugrahdwicahyo.wordpress.com/2011/10/12/d
efinisi-komunikasi-menurut-para-ahli/
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-
komunikasi-antar-budaya.html
https://www.kompasiana.com/vaniapriliak/pengertian-
dan-fungsi-komunikasi-
antarbudaya_56b41bc6547a615e052a35b4
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-
komunikasi-antar-budaya.html
104
http://harissupiandi.blogspot.co.id/2013/07/hambatan-
dalam-komunikasi-antar-budaya.html
http://jandikaputra.blogspot.co.id/2015/10/lengkap-
manfaat-dan-tujuan-mempelajari.html
https://dadananugrah.wordpress.com/category/komunika
si-antarbudaya/
http://lembahbanyu.blogspot.co.id/2013/05/pentingnya-
mempelajari-komunikasi.html
https://rika13tayan.wordpress.com/2012/03/04/komunika
si-antar-budaya-yang-akan-datang/
http://ibumirah.blogspot.co.id/p/komunikasi-antar-
budaya.html
http://blackfishboy.blogspot.co.id/2009/01/menjadi-
manusia-antar-budaya.html
http://inespratiwi.blogspot.co.id/2013/05/komunikasi-
antarbudaya-sebagai-alat.html
105
PROFIL PENULIS
106
Jalancagak aktif dalam kegiatan pramuka, dan osis saat
kelas 2. Kemudian di semasa SMA 3 Subang aktif dalam
kegiatan English Club dan Paduan Suara. Dan sekarang di
UIN Sunan Gunung Djati Bandung aktif dalam kegiatan
ke paduan suaraan di PSM UIN Bandung.
107
108