Anda di halaman 1dari 116

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT


atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga buku
yang berjudul “Mari Menjadi Manusia yang
Antarbudaya” dapat diselesaikan. Buku ini merupakan
tugas akhir semester satu, mata kuliah Dasar-dasar Ilmu
Komunikasi. Shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Buku ini berisi penjelasan tentang Komunikasi


Antarbudaya. Di zaman sekarang ini, konflik antar
bangsa sangat mendunia disebabkan karena
kesalahpahaman dan persepsi salah sangka diantara kita
semua. Komunikasi antar budaya dapat dijadikan solusi
utama atau senjata andalan dalam misi pemersatu
bangsa . Oleh karena itulah, saya memilih materi ini
untuk dibahas

Dan saya mengucapkan terimakasih kepada


semua pihak yang telah membantu saya terutama kepada
orang tua, teman-teman saya yang mendukung dan

i
menyemangati saya dalam menyelesaikan buku ini. Saya
menyadari masih terdapat kekurangan dalam buku ini
terlebih ini adalah buku yang pertama kali saya buat.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, Desember 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................... iii

BAB 1 MEMAHAMI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA .. 1

1. Komunikasi .................................................................. 1

A. Pengertian Komunikasi ............................................ 1

B. Pengertian komunikasi menurut beberapa ahli ........ 1

C. Unsur-unsur komunikasi .......................................... 5

D. Proses berlangsungnya komunikasi ......................... 7

2. Budaya ......................................................................... 9

A. Pengertian Budaya ................................................... 9

B. Pengertian budaya menurut para ahli ..................... 10

3. Komunikasi Antarbudaya .......................................... 13

A. Pengertian Komunikasi Antarbudaya .................... 13

B. Pengertian Komunikasi Antarbudaya menurut para


ahli.................................................................................15

C. Hakikat Komunikasi Antarbudaya ......................... 19

iii
D. Fungsi-Fungsi Komunikasi Antarbudaya .............. 21

E. Tujuan Komunikasi Antarbudaya .......................... 27

F. Prinsip-Prinsip Komunikasi Antarbudaya.............. 31

G. Dimensi-dimensi komunikasi antarbudaya ............ 35

H. Manfaat mempelajari komunikasi antar budaya .... 44

I. Asumsi-Asumsi dalam Komunikasi Antarbudaya . 46

J. Ruang Lingkup Komunikasi Anatarbudaya ........... 47

K. Hambatan Komunikasi Antarbudaya ..................... 50

L. Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi Antarbudaya ... 55

M. Cara menghadapi Hambatan dalam Komunikasi


Antarbudaya ................................................................... 58

4. Model Komunikasi Antarbudaya ............................... 60

BAB 2 PENTINGNYA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA


............................................................................................... 64

1. Pentingnya Komunikasi Antarbudaya menurut


Devito................................................................................. 64

A. Mobilitas ................................................................ 64

B. Pola imigrasi .......................................................... 65

C. Saling ketergantungan ekonomi ............................. 66

iv
D. Teknologi komunikasi ........................................... 67

E. Stabilitas politik ..................................................... 68

2. Pentingnya mempelajari komunikasi antarbudaya..... 68

BAB 3 MEMAHAMI PERBEDAAN-PERBEDAAN


BUDAYA .............................................................................. 72

1. Karakteristik-karakteristik budaya ............................. 73

A. Komunikasi dan bahasa ......................................... 74

B. Pakaian dan komunikasi......................................... 74

C. Makanan dan kebiasaan makan.............................. 74

D. Waktu dan kesadaran akan waktu .......................... 75

E. Penghargaan dan pengakuan .................................. 75

F. Hubungan-hubungan .............................................. 75

G. Nilai dan Norma ..................................................... 76

H. Rasa diri dan ruang ................................................ 76

I. Proses mental dan belajar ....................................... 76

J. Kepercayaan dan Sikap .......................................... 77

2. Pendekatan sistem terhadap budaya ........................... 77

A. Sistem kekeluargaan .............................................. 77

v
B. Sistem pendidikan .................................................. 78

C. Sistem ekonomi ...................................................... 78

D. Sistem politik ......................................................... 78

E. Sistem agama ......................................................... 78

F. Sistem asosiasi ....................................................... 78

G. Sistem kesehatan .................................................... 79

H. Sistem rekreasi ....................................................... 79

3. Istilah-istilah Budaya yang penting............................ 79

A. Pola dan Tema........................................................ 79

B. Eksplisit dan Implisit ............................................. 79

C. Subkultur dan Mikrokultur..................................... 79

D. Unsur-unsur Universal dan Keanekaragaman ........ 80

E. Perilaku Rasional/Irasional/ Nonrasional............... 80

F. Tradisi .................................................................... 80

G. Keunikan Budaya ................................................... 80

BAB 4 MENJADI MANUSIA ANTARBUDAYA .............. 81

1. Komunikasi Antarbudaya akan datang ...................... 81

A. Globalisasi.............................................................. 81

vi
B. Perpindahan Penduduk........................................... 87

C. Masyarakat Multikultural ....................................... 88

2. Menjadi Manusia Antarbudaya .................................. 89

A. Pengertian Manusia Antarbudaya .......................... 89

B. Peranan – Peranan Manusia Antar Budaya ............ 93

C. Konflik Antarbangsa dan Kesalahpahaman


Antarbudaya ................................................................... 94

D. Cara-Cara Untuk Mengatasi Konflik Antarbangsa


dan Kesalahpahaman Antarbudaya ................................ 95

3. Komunikasi Antarbudaya Sebagai Alat Pemersatu


Bangsa ................................................................................ 99

A. Kenapa Komunikasi Antar Budaya Dapat menjadi


Alat Pemersatu Bangsa?................................................. 99

B. Lalu Bagaimana Komunikasi Antarbudaya dapat


dijadikan Alat dalam Misi Pemersatu Bangsa? ........... 101

DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 104

PROFIL PENULIS .............................................................. 106

vii
BAB 1 MEMAHAMI KOMUNIKASI
ANTAR BUDAYA

1. Komunikasi
A. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah proses pengiriman dan


penerimaan informasi atau pesan antara dua individu atau
lebih dengan efektif sehingga bisa dipahami dengan
mudah. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan
berita atau pesan dari dua orang atau lebih supaya pesan
yang dimaksud bisa dipahami.

B. Pengertian komunikasi menurut beberapa ahli


1) Everett M. Rogers, Komunikasi adalah
proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada suatu penerima atau lebih,
dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku mereka. (pengantar Ilmu komunikasi,
1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M.

1
Sc.) (Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar ,
2005, hal 62, Dedy Mulyana)
2) Raymond S. Ross, Komunikasi adalah suatu
proses menyortir, memilih dan mengirimkan
simbol-simbol sedemikian rupa sehingga
membantu pendengar membangkitkan
makna atau respons dari pikirannya yang
serupa dengan yang dimaksudkan
komunikator. (Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar , 2005, hal 62, Dedy Mulyana)
3) Harorl D. Lasswell, 1960. Komunikasi pada
dasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan
saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat
apa atau hasil apa? (Who? Says what? In
which channel? To whom? With what
effect?) (pengantar Ilmu komunikasi, 1998,
hal 19, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)
(Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005,
hal 69, Dedy Mulyana)

2
Kita mulai dari suatu dasar asumsi bahwa
komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan
kepuasan terpenuhinya kebutuhan beriringan dengan
manusia-manusia lainnya. Hampir setiap orang
membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang
lainnya dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran
pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk
mempersatukan manusia-manusia yang tanpa komunikasi
akan terisolasi, Porter&Samovar (Mulyana dan
Rahmat,2006:12)

Pesan-pesan itu muncul lewat perilaku manusia.


Ketika kita melambai tangan, senyum, bermuka masam,
mengangukan kepala atau memberikan suatu isyarat, kita
juga sedang berperilaku. Perilaku ini merupakan pesan;
pesan-pesan itu digunakan untuk mengomunikasikan
kepada seseorang.

Sebelum perilaku disebut pesan, perilaku harus


memenuhi dua syarat. Pertama perilaku harus diobservasi
oleh seseorang, dan kedua perilaku harus mengandung
makna. Artinya setiap perilaku yang dapat diartikan atau
mempunyai arti adalah suatu pesan. Perilaku kita adalah

3
pesan. Kedua, perilaku mungkin disadari ataupun tidak
disadari (terutama perilaku nonverbal seperti
membungkuk di kursi, membetulkan kacamata,
tersenyum). Perilau yang tidak disengaja ini menjadi
pesan bila seseorang melihatnya dan menangkap suatu
makna dari perilaku itu. Porter&Samovar dalam (Mulyana
dan Rahmat,2006)

Dengan konsep hubungan perilaku sadar-tidak


sadar dan sengaja tidak sengaja. Komunikasi dapat
didefinisikan sebagai apa yang yang terjadi bila makna
diberikan kepada suatu perilaku. Bila seseorang
memperhatikan perilaku ketika dan memberinya makna,
komunikasi telah terjadi terlepas dari apakah kita
menyadari perilaku kita atau tidak dan sengaja atau tidak.
Bila kita memperhatikan hal ini, kita harus menyadari
bahwa tidaklah mungkin bagi kita untuk tidak berperilaku.
Setiap perilaku memiliki potensi komunikasi. Dengan
kata lain, kita tidak dapat untuk tidak berkomunikasi,
komunikasi pasti terjadi. Saat tidur pun sesungguhnya kita
berkomunikasi, tidur kita bisa berarti pesan letih atau
istirahat.

4
C. Unsur-unsur komunikasi

Komunikasi sekarang didefinisikan sebagai


proses dinamik transaksional yang mempengaruhi
perilaku sumber dan penerimanya dengan sengaja
menyadari (to code) perilaku mereka untuk menghasilkan
pesan yang mereka salurkan lewat suatu saluran (channel)
guna merangsang atau memperoleh sikap atau perilaku
tertentu. Dalam interaksi harus dimasukkan semua stimuli
sadar tak sadar,sengaja tidak sengaja, verbal dan
nonverbal dan konstektual yang berperan sebagai isyarat-
isyarat kepada sumber dan penerima tentang kualitas dan
kredibilitas pesan

Dari definisi tersebut dapat diidentifikasikan ada


8 unsur khusus komunikasi dalam konteks sengaja.

1) Pertama adalah sumber (source), orang yang


memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi.
Kebutuhan ini berkisar dari kebutuhan sosial
untuk diakui sebagai individu, hingga
kebutuhan berbagai informasi atau untuk

5
mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang
atau kelompok
2) Kedua peyandian (encoding), kegiatan
internal seseorang untuk memilih dan
merangsang perilaku verbal dan non verbal
yang sesuai dengan aturan-aturan tata bahasa
dan sintaksis guna menciptakan suatu pesan.
3) Hasil dari perilaku menyandi adalah pesan
(message) baik pesan verbal maupun
nonverbal.
4) Unsur keempat saluran (channel),yang
menjadi penghubung antara sumber dan
penerima.
5) Unsur kelima, penerima (receiver), orang
yang menerima pesai sebagai akibatnya
menjadi terhubungkan dengan sumber pesan.
Penerima bisa yang dikehendaki atau
mungkin yang tidak dikehendaki sumber.
6) Unsur keenam penyandian balik (decoding),
proses internal penerima dan pemberian
makna kepada perilaku sumber yang
mewakili perasaan dan pikiran sumber

6
7) Unsur ketujuh, respon penerima (receiver
respons), menyangkut apa yang penerima
lakukan setelah ia menerima pesan. Respon
bisa beranekaragaman bisa minimum hingga
maksimum. Respon minimum keputusan
penerima mengabaikan pesan, sebaliknya
yang maksimum tindakan penerima yang
segera, terbuka dan mungkin mengandung
kekerasan. Komunikasi dianggap berhasil
bila respons penerima mendekati apa yang
dikehendaki oleh sumber.
8) Unsur kedelapan, umpan balik (feedback),
informasi yang tersedia bagi sumber yang
memungkinkannya menilai keefektifan
komunikasi yang dilakukannya.
Proter&Samovar dalam (Mulyana dan
Rahmat, 2006)
D. Proses berlangsungnya komunikasi

Kedelapan unsur tersebut, hanyalah sebagian dari


factor yang berperan selama suatu peristiwa komunikasi.
Bila kita memikirkan komunikasisuatu proses, ada

7
beberapa karakteristik lainnya yang membantu kita untuk
memahami bagaimana sebenarnya komunikasi
berlangsung.

1) Pertama, komunikasi itu dinamik.


Komunikasi adalah suatu aktivitas yang
terus berlangsung dan selalu berubah dan
selalu berubah.
2) Kedua, komunikasi itu interaktif.
Komunikasi yang terjadi antarsumber dan
penerima. Ini meng-implikasikan dua orang
atau lebih yang membawa latar belakang dan
pengalaman unik mereka masing-masing ke
peristiwa komunikasi, ini mempengaruhi
interaksi mereka.
3) Ketiga, komunikasi tidak dapat dibalik
(irreversible), artinya sekali telah
mengatakan sesuatu dan seseorang telah
menerima dan men-decode pesan, kita tidak
dapat menarik kembali pesan itu dan sama
sekali meniadakan pengaruhnya

8
4) Keempat, komunikasi berlangsung dalam
konteks fisik dan konteks sosial. Ketika kita
berinteraksi dengan seseorang, interaksi
tidaklah terisolasi, tetapi ada dalam
lingkungan fisik tertentu dan dinamika sosial
tertentu. Lingkungan fisik meliputi objek
fisik tertentu seperti mebel, karpet, cahaya,
keheningan atau kebisingan, dan sebagainya.
Artinya symbol yang bersifat fisik juga
mempengaruhi komunikasi
2. Budaya
A. Pengertian Budaya

Secara umum budaya berasal dari bahasa


Sanskerta yaitu Budhayah yang berakar dari kata budhi
yang mempunyai arti akal ataupun budi. Budaya adalah
cara atau pola hidup yang menyeluruh dan juga bersifat
berkembang. Suatu budaya dimiliki oleh sekelompok
orang yang hidup di suatu daerah yang merupakan warisan
dari nenek moyang, yang nantinya akan di wariskan dari
generasi ke generasi. Adapun budaya memiliki sifat yang
kompleks, selain itu budaya juga bersifat abstrak dan luas

9
B. Pengertian budaya menurut para ahli
1) Selo Soemardjan, menurut Selo Soemardjan,
budaya adalah sebuah hasil karya, rasa dan
juga cipta masyarakat.
2) Koentjaraningrat mengemukakan
pendapatnya mengenai budaya, menurutnya
budaya yaitu suatu gagasan dan rasa, suatu
tindakan dan juga karya yang merupakan
sebuah hasil yang dihasilkan oleh manusia
didalam kehidupan masyarakat yang
nantinya dijadikan kepunyaannya dengan
belajar. (baca juga: Proses Interaksi Sosial)
3) E.B. Taylor, sedangkan menurut E.B. Taylor
budaya yaitu suatu keseluruhan yang bersifat
kompleks. Keseluruhan tersebut meliputi
kepercayaan, kesusilaan, adat istiadat,
hukum, seni, kesanggupan dan juga semua
kebiasaan yang dipelajari oleh manusia yang
merupakan bagian dari suatu masyarakat.

Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup.


Manusia belajar berpikir, merasa, mempercayai, dan

10
mengusahakan apa yang patut menurut budayanya.
Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktik
komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan ekonomi,
politik dan teknologi, semua itu berdasarkan pola-pola
budaya. Ada yang berbicara bahasa Sunda, memakan ular,
menghindari minuman keras terbuat dari anggur,
menguburkan orang mati, berbicara melalui telepon atau
meluncurkan roket ke bulan. Ini semua karena mereka
telah dilahirkan atau sekurang-kurangnya dibesarkan
dalam suatu budaya yang mengandung unsur-unsur
tersebut. Apa yang mereka lakukan, bagaimana mereka
bertindak, merupakan respons terhadap fungsi-fungsi
budayanya. Porter&Samover dalam (Mulyana dan
Rahmat, 2006)

Budaya adalah suatu konsep yang


membangkitkan minat. Secara formal budaya
didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman,
kepercayaan, nilai, sikap, makna dan diwariskan dari
generasi ke generasi, melalui usaha individu dan
kelompok. Budaya menampakkan diri, dalam pola-pola
bahasa dan bentuk-bentuk kegiatan dan perilaku; gaya

11
berkomunikasi; objek materi, seperti rumah, alat dan
mesin yang digunakan dalam industri dan pertanian, jenis
transportasi, dan alat-alat perang.

Budaya berkesinambungan dan hadir dimana-


mana; budaya juga berkenaan denan bentuk fisik serta
lingkungan sosial yang mempengaruhi hidup kita. Budaya
kita, secara pasti mempengaruhi kita sejak dalam
kandungan hingga mati dan bahkan setelah mati, kita
dikuburkan dengan cara-cara yang sesuai dengan budaya
kita. Budaya yang dipelajari tidak diwariskan secara
genetis, budaya juga berubah ketika orang-orang
berhubungan antara yang satu dengan lainnya.

Artinya budaya dan komunikasi tidak dapat


dipisahkan, oleh karena budaya tidak hanya menentukan
siapa bicara siapa, tentang apa, dan bagaimana
komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga turut
menentu-kan orang yang menyandi pesan, makna yang ia
miliki untuk pesan dan kondisi-kondisinya untuk
mengirim, memperhatikan, dan menafsirkan pesan.
Sebenarnya, seluruh pebendaharaan perilaku kita sangat
tergantung pada budaya kita dibesarkan. Konsekuensinya,

12
budaya merupakan landasan komunikasi. Bila budaya
beraneka ragam, maka beragam pula praktik-praktik
komunikasi

3. Komunikasi Antarbudaya
A. Pengertian Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi antarbudaya, terjadi apabila


pengirim pesan adalah anggota dari suatu budaya dan
penerimanya pesannya adalah anggota dari budaya lain.
Komunikasi antarbudaya, komunikasi antar orang-orang
yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik maupun
perbedaan sosioekonomi) Tubbs dan Moss (1996:236)

Pembicaraan tentang komunikasi antarbudaya


tidak apat dielakkan dari pengetian kebudayaan (budaya).
Komunikasi dan kebudayaan tidak sekedar dua kata tetapi
dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Komunikasi
antarbudaya dapat diartikan melalui beberapa pernyataan
sebagai berikut (Liliweri,2004:9):

1) Komunikasi antarbudaya adalah pernyataan


diri antarpribadi yang paling efektif antara

13
dua orang yang saling berbeda latar belakang
budaya
2) Komunikasi antarbudaya merupakan
pertukaran pesan-pesan yang disampaikan
secara lisan, tertulis, bahkan secara imajiner
antara dua orang yang berbeda latar
belakang budaya
3) Komunikasi antarbudaya merupakan
pembagian pesan yang berbentuk informasi
atau hiburan yang disampaika secara lisan
atau tertulis atau metode lainnya yang
dilakuka oleh dua orang yang berbeda latar
balakang budayanya.
4) Komunikasi antarbudaya adalah pengalihan
informasi dari seseorang yang
berkebudayaan tertentu kepada seseorang
yang berkebudayaan lain.
5) Komunikasi antarbudaya adalah pertukaran
makna yang berbentuk simbol yang
dilakukan oleh orang yang berbeda latar
belakang budayanya.

14
6) Komunikasi atarbudaya adalah proses
pengalihan pesan yang dilakukan seseorang
melalui saluran tertentu kepad orang lain
yang keduanya berasal dari latar belakang
budaya yang berbeda dan mengahasilkan
efek tertentu.
7) Komunikasi antarbudaya adalah setiap
proses pembagian informasi, gagasan atau
perasaan diantara mereka yang berbeda latar
belakang budayanya. Proses pembagian
informasi itu dilakukan secara lisan dan
tertulis, juga melalui bahasa tubuh, gaya atau
penampilan pribadi, atau bantuan hal lain di
sekitarnya yang memperjelas pesan.
B. Pengertian Komunikasi Antarbudaya menurut
para ahli

Hammer (1989) – mengutip perumpamaan


Wilbur Schramm (1982) – menggambarkan bahwa
lapangan studi komunikasi itu ibarat oasis, dan studi
komunikasi antarbudaya itu dibentuk oleh ilmi-ilmu
tentang kemanusiaan yang seolah nomadic lalu bertemu

15
disebuah oase. Oleh karena itu sebagian besar pemahaman
tentang komunikasi antarbudaya bersumber dari ilmu-
ilmu tersebut sebagaimana terlihat dalam beberapa
definisi berikut ini :

1) Andrea L. Rich dan Dennis M. Ogawa dalam


buku Larry A. Samovar dan Richard E.
Porter Intelcultural Communication, A
Reader – komunikasi antarbudaya adalah
komunikasi antara orang-orang yang
berbeda kebudayaan, misalnya antar suku
bangsa, antar etnik dan ras, antar kelas social.
(Samovar dan Porter, 1976: 25).
2) Samovar dan Porter juga mengatakan bahwa
komunikasi antarbudaya terjadi di antara
produser pesan dan penerima pesan yang
latar belakang kebudayaannya berbeda.
(Samovar dan Porter, 1976: 4)
3) Charley H. Dood mengatakan bahwa
komunikasi antarbudaya meliputi
komunikasi yang melibatkan peserta
komunikasi yang mewakili pribadi,

16
antarpribadi, dan kelompok, dengan tekanan
pada perbedaan latar belakang kebudayaan
yang mempengaruhi perilaku komunikasi
para peserta. (Dood, 1991 : 5).
4) Komunikasi antarbudaya adalah suatu
proses komunikasi simbolik, interpretative,
transaksional, kontektual yang dilakukan
oleh sejumlah orang – yang karena memiliki
perbedaan derajat kepentingan tertentu –
memberikan interprestasi dan harapan secara
berbeda terhadap apa yang disampaikan
dalam bentuk perilaku tertentu sebagai
makna yang dipertukarkan. (Lustig dan
Koester Intercultural Communication
Competence, 1993).
5) Intercultural communication yang disingkat
“ICC”, mengartikan komunikasi
antarbudaya merupakan interaksi
antarpribadi antara seorang anggota dengan
kelompok yang berbeda kebudayaan.
6) Guo-Ming Chen dan William J. Starosta
mengatakan bahwa komunikasi

17
antarbudaya adalah proses negosiasi atau
pertukaran system simbolik yang
membimbing perilaku manusia dan
membatasi mereka dalam menjalankan
fungsinya sebagai kelompok. Selanjutnya
komunikasi antarbudaya itu dilakukan :
a) dengan negosiasi untuk melibatkan
manusia di dalam pertemuan
antarbudaya yang membahas satu
tema (penyampaian tema melalui
symbol) yang sedang dipertentangkan.
Symbol tidak sendirinya mempunyai
makna tetatpi dia dapat berarti ke
dalam satu konteks, dan makna-makna
itu dinegosiasikan atau diperjuangkan;
b) melalui pertukaran system symbol
yang tergantung dari persetujuan
antarsubjek yang terlibat dalam
komuniksi, sebuah keputusan dibuat
untuk berpartisipasi dalam proses
pemberian makna yang sama;

18
c) sebagai pembimbing perilaku budaya
yang tidak terprogram namun
bermanfaat karena mempunyai
pengaruh terhadap perilaku kita;
d) menunjukkan fungsi sebuah kelompok
sehingga kita dapat membedakan diri
dari kelompok lain dan
mengidentifikasinya dengan berbagai
cara
C. Hakikat Komunikasi Antarbudaya
1) Enkulturasi

Tarian adalah salah satu bentuk enkulturasi


budaya yang ditransmisikan sejak kecil

Enkulturasi mengacu pada proses dengan


mana kultur (budaya) ditransmisikan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Kita
mempelajari kultur, bukan mewarisinya.

19
Kultur ditransmisikan melalui proses belajar,
bukan melalui gen. Orang tua, kelompok,
teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan
lembaga pemerintahan merupakan guru-
guru utama dibidang kultur. Enkulturasi
terjadi melalui mereka

2) Akulturasi

Cina dan Inggris yang berakulturasi

Akulturasi mengacu pada proses dimana


kultur seseorang dimodifikasi melalui
kontak atau pemaparan langsung dengan
kultur lain.[5] Misalnya, bila sekelompok
imigran kemudian berdiam di Amerika
Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka
sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan
rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai,

20
cara berperilaku, serta kepercayaan dari
kultur tuan rumah akan menjadi bagian
dari kultur kelompok imigran itu. Pada
waktu yang sama, kultur tuan rumah pun
ikut berubah

D. Fungsi-Fungsi Komunikasi Antarbudaya


Secara umum ada empat kategori fungsi utama
komunikasi, yakni : (1) fungsi informasi; (2) fungsi
instruksi; (3) persuasive; dan (4) fungsi menghibur.
Apabila empat fungsi utama itu diperluas makan akan
ditemukan dua fungsi lain, yakni: (1) fungsi pribadi; dan
(2) fungsi social. Fungsi pribadi komunikasi dirinci ke
dalam fungsi; (1) menyatakan identitas social; (2)
integrase soial; (3) kognitif; dan (4) fungsi melepaskan
diri/jalan keluar. Sedangkan fungsi social terinci atas,
fungsi : (1) fungsi pengawasan; (2)
menghubungkan/menjembatani; (3) sosialisasi; dan (4)
menghibur.
1) Fungsi Pribadi
Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi
komunikasi yang ditunjukkan melalui

21
perilaku komunikasi yang bersumber dari
seorang individu.
a) Menyatakan Identitas Sosial
Dalam proses komunikasi antarbudaya
terdapat beberapa perilakun
komunikasi individu yang digunakan
untuk menyatakan identitas diri
maupun identitas social. Perilaku itu
dinyatakan melalui tindakan berbahasa
baik secara verbal dan non verbal. Dari
perilaku berbahasa itulah dapat
diketahui identitas diri maupun social,
misalnya dapat diketahui asal-usul
suku bangsa, agama, maupun tingkat
pendidikan seseorang.
b) Menyatakan Integrasi Sosial
Inti konsep integrasisosial adalah
menerima kesatuan dan persatuan
antarpribadi, antarkelompok namun
tetap mengakui perbedaan-perbedaan
yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu
dipahami bahwa salah satu tujuan

22
komunikasi adalah memberikan
makna yang sama atas pesan yang
dibagi antara komunikator dengan
komunikan. Dalam kasus komunikasi
antarbudaya yang melibatkan
perbedaan budaya antara komunikator
dengan komunikan makan integrase
social merupakan tujuan utama
komunikasi. Dan prinsip utama dalam
proses pertukaran pesan komunikasi
antarbudaya adalah: saya
memperlakukan anda dan bukan
sebagaimana yang saya kehendaki.
Dengan demikian komunikasi dan
komunikan dapat meningkatkan
integrase social atas relasi mereka.
c) Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarpribadi
maupun antarbudaya menambah
pengetahuan bersama, saling
mempelajari kebudayaan.

23
d) Melepaskan Diri/Jalan Keluar

Kadang-kadang kita berkomunikasi


dengan orang lain untuk melepaskan
diri atau mencari jalan keluar atas
masalah yang sedang kita hadapi.
Anda mungkin lebih suka memilih
teman kencan karena dalam banyak
hal dia cocok dengan anda, dia
memiliki pikiran-pikiran dan gagasan
yang sama, dia seorang perasa, sama
seperti anda. Namun sebaliknya anda
juga suka berteman dengan orang yang
dapat memenuhi kekurangan yang
anda miliki. Anda seorang humoris
dan memilih dia karena dia seorang
yang sangat serius, anda merasa anda
berdua saling melengkapi. Pilihan
komunikan seperti itu kita katakana
komunikasi yang berfungsi
menciptakan hubungan yang

24
komplementer dan hubungan yang
simetris.

2) Sosial
a) Pengawasan

Fungsi social yang pertama adalah


pengawasan. Praktek komunikasi
antarbudaya di antara komunikator
dan komunikan yang berbeda
kebudayaan berfungsi saling
mengawasi. Dalam setiap proses
komunikasi antarbudaya fungsi ini
bermanfaat untuk mngeinformasikan
“perkembangan” tentang lingkungan.
Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh
media massa yang menyebarluaskan
secara rutin perkembangan peristiwa
yang terjadi disekitar kita meskipun
peristiwa itu terjadi dalam sebuah
konteks kebudayaan yang berbeda.

25
b) Menjembatani

Dalam proses komunikasi antarpribadi,


termasuk komunikasi antarbudaya,
maka fungsi komunikasi yang
dilakukan antara dua orang yang
berbeda budaya itu merupakan
jembatan atas perbedaan di antara
mereka.

c) Sosialisasi Nilai

Fungsi sosialisasi merupakan fungsi


untuk mengajarkan dan
memperkenalkan nilai-nilai
kebudayaan suatu masyarakat kepada
masyarakat lain.

d) Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil
dalam proses komunikasi antarbudaya.
American Fun yang sering
ditampilkan TVRI memberikan
gambaran tentang bagaimana orang-

26
orang sibuk memanfaatkan waktu
luang untuk mengunjungi teater dan
menikmati suatu pertunjukan humor.
E. Tujuan Komunikasi Antarbudaya
Secara umum sebenarnya tujuan komunikasi
antarbudaya antara lain untuk menyatakan identitas sosial
dan menjembati perbedaan antarbudaya melalui perolehan
informasi baru, mempelajari sesuatu yang baru yang tidak
pernah ada dalam kebudayaan, serta sekedar menapatkan
hiburan atau melepaskan diri. Komunikasi antarbudaya
yang intensif dapat mengubah persepsi dan sikap orang
lain, bahkan dapat meningkatkan kreativitas manusia.
Berbagai pengalaman atas kekeliruan dalam komunikasi
antarbudaya sering membuat manusia makin berusaha
mengubah kebiasaan berkomunikasi, paling tidak melalui
pemahaman terhadap latar belakang budaya orang lain.
Banyak masalah komunikasi antarbudaya sering kali
timbul hanya karena orang kurang menyadari dan tidak
mampu mengusahakan cara efektif dalam berkomunikasi
antarbudaya (Liliweri, 2004:254).

27
Menurut William Howel (1982, dalam
Liliweri,2004:225), setiap individu mempunyai tingkat
kesadaran dan kemampuan yang berbeda-beda dalam
berkomunikasi antarbudaya. Tingkat kesadaran dan
kemampuan itu terdiri atas empat kemungkinan, yaitu:

1) Seorang sadar bahwa dia tidak mampu


memahami budaya orang lain. Keadaan ini
terjadi karena dia tahu diri bahwa dia tidak
mampu memahami perbedaan-perbedaan
budaya yang dihadapi. Kesadaran ini dapat
mendorong orang untuk melakukan
eksperimen bagi komunikaksi antarbudaya
yang efektif
2) Dia sadar bahwa dia mampu memahami
budaya orang lain. Keadaan ini merupakan
yang ideal artinya kesadaran akan
kemampuan itu dapat mendorong untuk
memahami, melaksanakan, memelihara dan
mengatasi komunikasi antarbudaya,
3) Dia tidak sadar bahwa dia mampu
memahami budaya orang lain. Keadaan ini

28
dihadapi manakala orang tidak sadar bahwa
dia sebenarnya mampu berbuat untuk
memahami perilaku orang lain, mungkin
orang lain menyadari perilaku komunikasi
dia.
4) Dia tidak sadar bahwa dia tidak mampu
mengahadapi perbedaan anatarbudaya,
keadaan ini terjadi manakala seseorang sama
sekali tidak menyadari bahwa sebenarnya
dia tidak mampu menghadapi perilaku
budaya orang lain

Komunikasi antarbudaya sangat penting karena


juga memiliki tujuan antara lain yang pertama
membangun saling percaya dan saling menghormati
sebagai bangsa berbudaya dalam upaya memperkokoh
hidup berdampingan secara damai dengan jalan
mempersempit misunderstandimg dengan cara
mencairkan prasangka-prasangka rasial, etnik, primordial
dari satu bangsa atas bangsa lain.

Litvin (dalam Purwasito, 2003:47) mengatakan


bahwa dengan adanya komunikasi multikultural akan

29
mempengaruhi secara langsung baik pengaruh yang
bersifat kognitif maupun yang bersifat afektif yaitu:

1) Memberi kepekaan terhadap diri seseorang


tentang budaya asing sehingga dapat
merangsang pemahaman yang lebih baik
tentang budaya sendiri dan mengerti bias-
biasnya,
2) Memperoleh kemampuan untuk benar-benar
terlibat dalam tindak komunikasi dengan
orang lain yang berbeda-beda latar belakang
budayanya sehingga tercipta interaksi yang
harmonis dan langgeng,
3) Memperluas cakrawala budaya asing atau
budaya orang lain, sehingga lebih
menumbuhkan empati dan pengalaman
seseorang, yang mampu menumbuhkan dan
memelihara wacana dan makna
kebersamaan
4) Membantu penyadaran diri bahwa sistem
nilai dan budaya yang berbeda dapat

30
dipelajari secara sistematis, dapat
dibandingkan an dipahami.

Kedua kritis terhadap cultural domination dan


cultural homogenization, menerima perbedaan budaya
sebagai sebuah berkah bukan bencana (Purwasito,2003:44)

F. Prinsip-Prinsip Komunikasi Antarbudaya


1) Relativitas Bahasa
Gagasan umum bahwa bahasa memengaruhi
pemikiran dan perilaku paling banyak
disuarakan oleh para antropologis linguistik.
Pada akhir tahun 1920-an dan disepanjang
tahun 1930-an, dirumuskan bahwa
karakteristik bahasa memengaruhi proses
kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa di
dunia sangat berbeda-beda dalam hal
karakteristik semantik dan strukturnya,
tampaknya masuk akal untuk mengatakan
bahwa orang yang menggunakan bahasa
yang berbeda juga akan berbeda dalam cara
mereka memandang dan berpikir tentang
dunia.

31
2) Bahasa Sebagai Cermin Budaya
Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar
perbedaan budaya, makin perbedaan
komunikasi baik dalam bahasa maupun
dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin
besar perbedaan antara budaya (dan,
karenanya, makin besar perbedaan
komunikasi), makin sulit komunikasi
dilakukan.Kesulitan ini dapat
mengakibatkan, misalnya, lebih banyak
kesalahan komunikasi, lebih banyak
kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan
salah paham, makin banyak salah persepsi,
dan makin banyak potong kompas
(bypassing).
3) Mengurangi Ketidak-pastian
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin
besarlah ketidak-pastian dam ambiguitas
dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi
kita berusaha mengurangi ketidak-pastian ini
sehingga kita dapat lebih baik menguraikan,
memprediksi, dan menjelaskan perilaku

32
orang lain. Karena letidak-pasrtian dan
ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan
lebih banyak waktu dan upaya untuk
mengurangi ketidak-pastian dan untuk
berkomunikasi secara lebih bermakna.
4) Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin
besar kesadaran diri (mindfulness) para
partisipan selama komunikasi. Ini
mempunyai konsekuensi positif dan negatif.
Positifnya, kesadaran diri ini barangkali
membuat kita lebih waspada. ini mencegah
kita mengatakan hal-hal yang mungkin
terasa tidak peka atau tidak patut. Negatifnya,
ini membuat kita terlalu berhati-hati, tidak
spontan, dan kurang percaya diri.
5) Interaksi Awal dan Perbedaan Antarbudaya
Perbedaan antarbudaya terutama penting
dalam interaksi awal dan secara berangsur
berkurang tingkat kepentingannya ketika
hubungan menjadi lebih akrab. Walaupun
kita selalu menghadapi kemungkinan salah

33
persepsi dan salah menilai orang lain,
kemungkinan ini khususnya besar dalam
situasi komunikasi antarbudaya.
6) Memaksimalkan Hasil Interaksi
Dalam komunikasi antarbudaya - seperti
dalam semua komunikasi - kita berusaha
memaksimalkan hasil interaksi. Tiga
konsekuensi yang dibahas oleh Sunnafrank
(1989) mengisyaratkan implikasi yang
penting bagi komunikasi antarbudaya.
Sebagai contoh, orang akan berintraksi
dengan orang lain yang mereka perkirakan
akan memberikan hasil positif. Karena
komunikasi antarbudaya itu sulit, anda
mungkin menghindarinya. Dengan demikian,
misalnya anda akan memilih berbicara
dengan rekan sekelas yang banyak
kemiripannya dengan anda ketimbang orang
yang sangat berbeda.
Kedua, bila kita mendapatkan hasil yang
positif, kita terus melibatkan diri dan
meningkatkan komunikasi kita. Bila kita

34
memperoleh hasil negatif, kita mulai
menarik diri dan mengurangi komunikasi
Ketiga, kita mebuat prediksi tentang mana
perilaku kita yang akan menghasilkan hasil
positif. dalam komunikasi, anda mencoba
memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan
topik, posisisi yang anda ambil, perilaku
nonverbal yang anda tunjukkan, dan
sebagainya. Anda kemudian melakukan apa
yang menurut anda akan memberikan hasil
positif dan berusaha tidak melakkan apa
yang menurut anda akan memberikan hasil
negatif.
G. Dimensi-dimensi komunikasi antarbudaya
1) Mobilitas masyarakat
Mobilitas masyarakat di seluruh dunia
sedang mencapai puncaknya. Perjalanan
dari satu negara ke negara lain dan dari satu
benua ke benua lain banyak dilakukan.
Menggali peluang-peluang ekonomi dan
bisnis. Hubungan antarpribadi kita
semakin menjadi hubungan antarbudaya.

35
Masa kini, kebanyakan negara secara
ekonomis tergantung pada negara lain.
Meningkat pesatnya teknologi telah
membawa kultur luar yang adakalanya
asing masuk kerumah kita. Melalui telepon
kita dapat berhubungan langsung ke setiap
pelosok dunia. Teknologi telah membuat
komunikasi antarbudaya lebih mudah,
praktis dan tidak terhindarkan. Menurut
Sihabudin (1998:54) cepat atau lambat
akan terjadi pertukaran secara besar-
besaran di dalam kelompok yang
dinamakan masyarakat yang diakibatkan
oleh revolusi ilmu pengetahuan dan
teknologi. Era teknologi tinggi dalam hal
ini menjadi percepatan dalam hal informasi
2) Interaksi antarbudaya
Dari literatur yang telah diterbitkan dapat
kita ketahui bahwa studi komunikasi
antarbudaya baru menarik minat banyak
ilmuan sejak permulaan dasawarsa tujuh
puluhan. Michael H. Prosser, telah turut

36
memperkaya kepustakaan bidang
komunikasi antarbudaya dengan beberapa
publikasinya. Diantara banyak memuat
konsep-konsep pemikiran tentang objek
dan tujuan studi komunikasi antarbudaya
itu ialah Culture dialogue yang menjadi
pokok pembahasan tulisan ini,
Komunikasi antarbudaya menurut Prosser
dalam bukunya Cultural Dialogue: An
Introduction Communication, ialah
komunikasi antar persona pada tingkat
individu antar anggota-anggota kelompok
budaya yang berbeda. Pengertian ini
dibedakannya dengan pengertian
komunikasi lintas budaya (crosscultural
communication) yang diberi batasan
sebagai komunikasi secara kolektif antara
kelompok-kelompok orang yang menjadi
pendukung kebudayaan yang berbeda
(Syahra, 1983:2)
Tujuan culture dialogue ini, hanya sekedar
memberikan suatu aspek pandangan

37
humanistis terhadap teori dan praktik
komunikasi sebagai aspek penting dari
kemanusiaan kita.
3) Dimensi komunikasi
Implikasi kata, perilaku menunjukkan
kepada kita, baik perilaku verbal maupun
nonverbal dapat berfungsi sebagai pesan,
sementara pesan non verbal adalah seluruh
pembendaharaan perilaku lainnya. Kedua
perilaku mungkin disadari ataupun tidak
disadari dan implikasi ketiga dari pesan
perilaku ini adalah kita sering berperilaku
tanpa sengaja. Misalnya, bila kita malu
mungkin menampilkan muka merah, tetapi
toh kita berperilaku demikian. Perilaku ini
menjadi pesan bila seorang melihatnya dan
menangkap suatu makna dari perilaku itu.
Suatu proses komunikasi berlangung
dalam berbagai dimensi yang didasarkan
pada jumlah partisipan ataupun ruang
lingkupnya serta ragam sifat komunikasi.
Effendy (1992:7) membagi empat dimensi

38
komunikasi, yaitu komunikasi personal,
komunikasi kelompok, komunikasi massa
dan komunikasi media. Sementara Posser
dan Syahra (1983:4) mengklasifikasi
dimensi atau bentuk komunikasi
berdasarkan aspek yang sama sebagaimana
yang dilakukan Effendy. Hanya proser
membagi dimensi komunikasi terjadi:
intrapersona, antar persona , kultural,
kolektif, dan global
a) Sarana dan Bentuk Komunikasi
Antarbudaya
Sejak Gutenberg menemukan mesin
cetak dan kemudian bersama sistem
pendidikan umum, revolusi industri
dan perdagangan menggelindingkan
dialektika budaya modern,
perkembanagan media massa tidak
terbendung lagi. Buku, koran, dan
majalah dicetak dalam jumlah jutaan
merembes masuk rumah-rumah,
keluarga-keluarga, sekolah-sekolah,

39
dan sebagainya. Berbagai informasi
dalam berbagai bahasa dan bidang
serta disiplin memasuki berjuta-juta
kepala menanamkan serta membentuk
opini serta berbagai keyakinan.
Kemudian masih berkembang lagi
dengan kedatangan mesin elektronik,
lahirnya radio, televisi, film dan
perkembangan yang akhir-akhir ini
muncul media informatika dalam
berbagai generasi komputer.
Pemahaman bahwa dunia yang
berkesatuan atau terbentuknya
kelompok-kelompok dengan ciri-ciri
khas tertentu hanya bisa terbentuk
karena mereka bisa menerima dan
mentransfer pesan-pesan. Artinya,
globalisasi dan hilangnya batas-batas
geografis hanya bisa terbentuk pada
saat ia menyadari hal itu terjadi karena
keinginan interaksi antar mereka.

40
Menurut Devito (1997:480) proses
komunikasi antarbudaya dapat
digambarkan lewat sebuah model yang
mencakup semua hal sebagai berikut:
Lingkaran kecil menggambarkan
budaya yang dianut individu,
lingkaran besar menggambarkan
budaya masyarakat atau lingkungan
dimana individu berada. Demikian
halnya kotak kecil dan besar
menggambarkan budaya individu dan
lingkungannya yang lebih dominan

A A
S/P P/S

Model komunikasi Antarbudaya,


sumber Devito (1997:84)
• Komunikasi Antarbudaya,
misalnya antara orang Cina dan
Arab

41
• Komunikasi antar-ras yang
berbeda, misalnya orang kulit
hitam dan kulit putih
• Komunikasi antarkelompok etnis
yang berbeda, misalnya antara
orang Indonesia keturunan India
dengan orang Indonesia keturunan
pribumi
• Komunikasi antarkelompok
agama yang berbeda, misalnya
antara orang katolik dengan
Protestan atau Islam dengan
Yahudi
• Komunikasi antarabangsa yang
berbeda, misalnya antara
indonesia dan malaysia
• Komunikasi antarsubkultur yang
berbeda, misalnya antara seniman
dengan birokrat atau antara
mahasiswa dengan aparat negara

42
• Komunikasi antara suatu
subkultur dan kultur dominan,
misalnya antara kaum homoseks
dan kaum heteroseks atau kaum
militan fundamentalis dan
moderat
• Komunikasi antara jenis kelamin
yang berbeda antara pria dan
wanita

Karena cara kita berkomunikasi


sebagian besar dipengaruhi kultur,
orang-orang dari kultur yang berbeda
akan berkomunikasi secara berbeda.
Artinya, budaya dan komunikasi tidak
dapat dipisahkan, karena tidak hanya
menentukan siapa, tentang apa, dan
bagaimana komunikasi berlangsung,
tetapi budaya juga turut menentukan
bagaimana orang menyandi pesan;
makna yang ia miliki untuk pesan dan
kondisi-kondisi untuk mengirim,

43
memperhatikan, dan menafsirkan
pesan. Sebenarnya, seluruh
perbendaharaan perilaku kita sangat
tergantung pada budaya kita
dibesarkan.

Konsekuensinya budaya merupakan


landasan komunikasi. Bila budaya
beraneka ragam, maka beragam pula
praktik-praktik komunikasi. Kita perlu
menaruh perhatian khusus untuk
menjaga jangan sampai perbedaan
kultur menghambat interaksi yang
bermakna, melainkan justru menjadi
sumber untuk memperkaya
pengalaman komunikasi kita.

H. Manfaat mempelajari komunikasi antar budaya

Manfaat mempalajari Komunikasi Antarbudaya


menurut gagasan litvin (1997) yaitu, sebagai berikut;

1) Dengan memahami komunikasi antarbudaya


akan mengatasi hambatan-hambatan budaya

44
untuk berhubungan dengan orang lain ,
sehingga kita akan mendapat penghargaan
bagi kebutuhan, aspirasi, perasaan dan
masalah manusia.
2) pemahaman akan orang lain secara lintas
budaya dan antarpribadi adalah suatu usaha
yang dilakukan yang sangat membutuhkan
keberanian dan kepekaan.
3) pengalaman yang diperoleh dari komunikasi
antar budaya dapat menyenangkan dan
menumbuhkan kepribadian.
4) keterampilan komunikasi yang diperoleh
memudahkan perpindahan seseorang dari
pandangan yang monokultural
terhadapinteraksimanusia yang pandangan
multikultural.
5) perbedaan-perbedaan individu itu penting,
namun ada asumsi-asumsi dan pola-pola
budaya mendasar yang berlaku.
6) perbedaan-perbedaan budaya menandakan
kebutuhan akan penerimaan dalam
komunikasi, namun perbedaan-perbedaan

45
tersebut secara arbitrer tidaklah
menyusahkan atau memudahkan.
I. Asumsi-Asumsi dalam Komunikasi Antarbudaya

Berbicaralah dengan bahasa mereka. Jargon ini


adalah kunci penting dalam mewujudkan komunikasi.
Seorang komunikator yang baik adalah mereka yang
memiliki kemampuan berbahasa (verbal dan nonverbal)
yang dipahami oleh komunikannya. Sitaram dan Cogdell
(1976) menyampaikan, bahwa komunikasi yang efektif
dengan orang lain akan berhasil apabila kita mampu
memilih dan menjalankan teknik-teknik berkomunikasi,
serta menggunakan bahasa yang sesuai dengan latar
belakang mereka.

Atas dasar uraian di atas, beberapa asumsi


komunikasi antarbudaya didasarkan atas hal-hal berikut:

1) Komunikasi antarbudaya dimulai dengan


anggapan dasar bahwa ada perbedaan
persepsi antara komunikator dengan
komunikan.

46
2) Dalam komunikasi antarbudaya terkandung
isi dan relasi antarpribadi.
3) Gaya personal mempengaruhi komunikasi
antarpribadi.
4) Komunikasi antarbudaya bertujuan
mengurangi tingkat ketidakpastian.
5) Komunikas berpusat pada kebudayaan.
6) Efektivitas antarbudaya merupakan tujuan
komunikasi antarbudaya (Liliweri, 2003:15).
J. Ruang Lingkup Komunikasi Anatarbudaya

Sebagaimana telah diungkapkan di muka,


komunikasi antarbudaya merupakan salah satu bidang
studi dari ilmu komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi
antarbudaya mempunyai objek formal, yaitu mempelajari
komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh seorang
komunikator sebagai produsen pesan dari suatu
kebudayaan dengan konsumen pesan atau komunikan
dari kebudayaan yang lain. Komunikasi antarbudaya
berkaitan dengan hubungan timbal balik antara sifat-sifat
yang terkandung dalam komunikasi, kebudayaan yang

47
pada gilirannya menghasilkan sifat-sifat komunikasi
antarbudaya.

Pada dasarnya, ruang lingkup komunikasi


antarbudaya tidak jauh berbeda dengan komunikasi
secara umum. Namun yang menjadi penekanannya yaitu
pada perbedaan budaya diantara para peserta
komunikasinya. Berdasarkan analisis sederhana, ruang
lingkup komunikasi antarbudaya dapat dirinci ke dalam
empat wilayah utama, yaitu:

1) Mempelajari komunikasi antarbudaya


dengan pokok bahasan proses komunikasi
antarpribadi dan komunikasi antarbudaya
termasuk di dalamnya, komunikasi di antara
komunikator dan komunikan yang berbeda
kebudayaan, suku bangsa, ras dan etnik.
2) Komunikasi lintas budaya dengan pokok
bahasan perbandingan pola-pola komunikasi
antarpribadi lintas budaya.
3) Komunikasi melalui media di antara
komunikator dan komunikan yang berbeda

48
kebudayaan namun menggunakan media,
seperti komunikasi internasional.
4) Mempelajari perbandingan komunikasi
massa, misalnya membandingkan sistem
media massa antarbudaya, perbandingan
komunikasi massa, dampak media massa,
tatanan informasi dunia baru.

Untuk merumuskan ruang lingkup komunikasi


antarbudaya juga dapat ditelusuri dengan cara
megintegrasikan berbagai konseptualisasi tentang dimensi
kebudayaan dalam konteks komunikasi antarbudaya.
Adapaun dimensi yang perlu diperhatikan adalah:

1) Tingkat masyarakat kelompok budaya dari


para pelaku komunikasi;
2) Konteks sosial tempat terjadinya komunikasi
antarbudaya;
3) saluran komunikasi yang dilalui oleh pesan-
pesan komunikasi antarbudaya, baik yang
bersifat verbal maupun nonverbal.

49
K. Hambatan Komunikasi Antarbudaya

Hambatan- Hambatan dalam Komunikasi


Antarbudaya terjadi karena alasan yang bermacam-
macam karena komunikasi mencakup pihak-pihak yang
berperan sebagai pengirim dan penerima secara berganti-
ganti maka hambatan-hambatan tersebut dapat terjadi dari
semua pihak antara lain :

1) Keanekaragaman dari tujuan-tujuan


komunikasi. Masalah komunikasi sering
terjadi karena alasan dan motivasi untuk
berkomunikasi yang berbeda-beda, dalam
situasi antarbudaya perbedaan ini dapat
menimbulkan masalah.
2) Etnosentrisme banyak orang yang
menganggap caranya melakukan persepsi
terhadap hal-hal disekelilingnya adalah satu-
satunya yang paling tepat dan benar, padahal
harus disadari bahwa setiap orang memiliki
sejarah masa lalunya sendiri sehingga apa
yang dianggapnya baik belum tentu sesuai
dengan persepsi orang lain. Etnosentrisme

50
cenderung menganggap rendah orang-orang
yang dianggap asing dan memandang
budaya-budaya asing dengan budayanya
sendiri karena etnosentrisme biasanya
dipelajari pada tingkat ketidaksadaran dan
diwujudkan pada tingkat kesadaran,
sehingga sulit untuk melacak asal usulnya.
3) Tidak adanya kepercayaan karena sifatnya
yang khusus, komunikasi antarbudaya
merupakan peristiwa pertukaran informasi
yang peka terhadap kemungkinan
terdapatnya ketidak percayaan antara pihak-
pihak yang terlibat.
4) Penarikan diri komunikasi tidak mungkin
terjadi bila salah satu pihak secara psikologis
menarik diri dari pertemuan yang
seharusnya terjadi. Ada dugaan bahwa
macam-macam perkembangan saat ini
antara lain meningkatnya urbanisasi,
perasaan-perasaan orang untuk menarik diri
dan apatis semakin banyak pula.

51
5) Tidak adanya empati, beberapa hal yang
menghambat empati antara lain:
a) Fokus terhadap diri sendiri secara terus
menerus, sulit untuk memusatkan
perhatian pada orang lain kalau kita
berpikir tentang diri kita secara terus
menerus dan bagaimana orang
menyukai kita.
b) Pandangan-pandangan stereotype
mengenai ras dan kebudayaan
c) Kurangnya pengetahuan terhadap
kelompok, kelas atau orang tertentu
d) Tingkah laku yang menjauhkan orang
mengungkapakan informasi
e) Tindakan atau ucapan yang seolah-
olah menilai orang lain
f) Sikap tidak tertarik yang dapat
mengakibatkan orang tidak mau
mengungkapkan diri
g) Sikap superior
h) Sikap yang menunjukkan kepastian
jika seseorang bersikap sok tahu atau

52
bersikap seolah-olah serba tahu maka
kemungkinan orang akan bersikap
defensif terhadapnya
i) Kekuasaan-kekuasaan digunakan
untuk mengontrol atau menentukan
tindakan orang lain
j) Hambatan derajat kesamaan atau
ketidaksamaan (homofily atau
heterofily), hambatan komunikasi
antarbudaya dapat ditimbulkan oleh
masalah prinsip-prinsip komunikasi
yang ditetapkan pada konteks
kebudayaan yaitu tidak memahami,
menyadari atau memanfaatkan derajat
kesamaan atau perbedaan kepercayaan,
nilai-nilai, sikap, pendidikan, status
sosial anatara komunikator dan
komunikan.
k) Hambatan pembentukan dan
pemrograman budaya, hambatan ini
terjadi dalam suatu proses akulturasi
yang berlangsung antara imigran

53
dengan masyarakat pribumi. Masalah
umum yang sering timbul adalah
hambatan stereotype dan prasangka
yang biasanya berkembang sejak
semula pada saat kita melalui
komunikasi antarpribadi ataupun
komunikasi massa.

Namun lain lagi menurut Barna, 1988 ; Ruben,


1985 dalam (Joseph A. DeVito, 1997 : 488-491)
hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya dibagi
menjadi 5 yaitu :

1) Mengabaikan Perbedaan Antara Anda dan


Kelompok yang Secara Kultural Berbeda
2) Mengabaikan perbedaan Antara Kelompok
Kultural yang Berbeda
3) Mengabaikan Perbedaan dalam Makna
4) Melanggar Adat Kebiasaan Kultural
5) Menilai Perbedaan Secara Negatif

54
L. Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi Antarbudaya

Hambatan komunikasi dalam komunikasi


antarbudaya mempunyai bentuk seperti sebuah gunung es
yang terbenam didalam air. Dimana hambatan komunikasi
yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above
waterline) dan dibawah air (below waterline).

Faktor-faktor hambatan komunikasi antarbudaya


yang berada dibawah air (below waterline) adalah faktor-
faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang,
hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau
diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam ini adalah
persepsi, norma, stereotip, filosofi bisnis, aturan, jaringan,
nilai dan grup cabang.

Terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan


komunikasi antarbudaya yang berada diatas air (above
waterline). Hambatan komunikasi semacam ini lebih
mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini
banyak yang berbentuk fisik, hambatan-hambatan tersebut
adalah :

55
1) Fisik (Physical). Hambatan komunikasi
semacam ini berasal dari hambatan waktu,
lingkungan, kebutuhan diri dan media fisik
2) Budaya (Cultural). Hambatan ini berasal dari
etnik yang berbeda, agama dan juga
perbedaan sosial yang ada antara budaya
satu dengan yang lainnya
3) Persepsi (Perceptual). Jenis hambatan ini
muncul dikarenakan setiap orang memiliki
persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu
hal, sehingga untuk mengartikan sesuatu
setiap budaya akan mempunyai pemikiran
yang berbeda-beda
4) Motivasi (Motivational). Hambatan
semacam ini berkaitan dengan tingkat
motivasi dari pendengar, maksudnya adalah
apakah pendengar yang menerima pesan
ingin menerima pesan tersebut atau malas
dan tidak punya motivasi sehingga dapat
menjadi hambatan komunikasi
5) Pengalaman (Experiantial). Experiental
adalah jenis hambatan yang terjadi karena

56
setiap individu tidak memiliki pengalaman
hidup yang sama sehingga setiap individu
mempunyai persepsi dan juga konsep yang
berbeda-beda dalam melihat sesuatu
6) Emosi (Emotional). Hal ini berkaitan dengan
emosi atau perasaan pribadi dari pendengar,
apabila emosi pendengar sedang buruk maka
hambatan komunikasi yang terjadi akan
semakin besar dan sulit untuk dilalui
7) Bahasa (Linguistic). Hambatan komunikasi
yang berikut ini terjadi apabila pengirim
pesan (sender) dan penerima pesan (receiver)
menggunakan bahasa yang berbeda atau
penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti
oleh penerima pesan
8) Nonverbal. Hambatan nonverbal adalah
hambatan komunikasi yang tidak berbentuk
kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan
komunikasi, contohnya adalah wajah marah
yang dibuat oleh penerima pesan ketika
pengirim pesan melakukan komunikasi.
Wajah marah yang dibuat tersebut dapat

57
menjadi penghambat komunikasi karena
mungkin saja pengirim pesan akan merasa
tidak maksimal atau takut untuk
mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
9) Kompetisi (Competition). Hambatan
semacam ini muncul apabila penerima pesan
sedang melakukan kegiatan lain sambil
mendengarkan, contohnya adalah menerima
telepon selular sambil menyetir, karena
melakukan dua kegiatan sekaligus maka
penerima pesan tidak akan mendengarkan
pesan yang disampaikan melalui telepon
secara maksimal.
M. Cara menghadapi Hambatan dalam Komunikasi
Antarbudaya

Seseorang dapat dikatakan sukses sebagai


manager bisnis internasional budaya apabila ia
mempunyai kemampuan untuk merefleksikan seberapa
besar kesungguhannya dalam aspek dibawah ini :

58
1) Social Competence : Kemampuan untuk
membuat jaringan sosial, pandai bergaul dan
banyak temannya
2) Openness to other ways of thinking :
keterbukaan untuk menerima pikiran yang
berbeda dari dirinya
3) Cultural Adaptation : Kemampuan
seseorang menerima budaya baru
4) Professional Excellence : Mempunyai
kemampuan yang handal dalam bidang
tertentu
5) Language Skill : Kemampuan mempelajari
bahasa asing dengan tepat
6) Flexibility : Kemampuan dalam penyesuaian
diri sesuai dengan tuntutan keadaan
7) Ability to work in team : Kemampuan dalam
mengelola dan bekerjasama dalam satu tim
8) Self Reliance or independence : Percaya diri
dan mandiri
9) Mobility : Lincah dan wawasannya luas
10) Ability to deal with stress : Mempunyai
kemampuan untuk mengatasi stress

59
4. Model Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi antarbudaya terjadi bila produsen


pesan adalah anggota suatu budaya lain dan penerima
pesannya anggota lain. Dalam keadaan demikian, kita
segera dihadapkan kepada masalah-masalah yang ada
dalam suatu situasi dimana suatu pesan disandi dalam
suatu budaya dan harus disandi dengan baik dalam budaya
lain. Seperti telah kita lihat budaya mempengaruhi orang
yang berkomunikasi. Akibat perbendaharaan yang
dimiliki dua orang berbeda budaya dapat menimbulkan
segala macam kesulitan.

Pengaruh budaya atas individu dan masalah-


masalah penyandian dan penyandian balik pesan, terlukis
dalam model ini

Budaya C

60
1) Budaya A dan B relatif serupa; diwakili oleh
segi empat dan segi delapan tidak beraturan
yang menyerupai segi empat
2) Budaya C sangat berbeda dari Budaya A dan
B. Perbedaannya tampak pada bentuk
melingkar dan jarak fisiknya dari budaya A
dan B

Proses komunikasi antarbudaya dilukiskan oleh


panah-panah yang menghubungkan antar budaya

1) Pesan mengandung makna yang dikehendaki


oleh penyandi (encoder)
2) Pesan mengalami suatu perubahan dalam
arti pengaruh budaya penyandi balik
(decoder), telah mengalami bagian dari
makna pesan
3) Makna pesan berubah selama fase
penerimaan/penyandian balik dalam
komunikasi antarbudaya karena makna yang
dimiliki decoder tidak mengandung makna
budaya yang sama dengan decoder

61
Panah-panah pesan menunjukkan:

1) Perubahan antara budaya A dan B lebih kecil


daripada perubahan budaya A dan C
2) Karena budaya C tampak berbeda dari
budaya A dan B, penyandian baliknya juga
sangat berbeda dan lebih menyerupai pola
budaya C

Model menunjukan bahwa bisa terdapat banyak


ragam perbedaan budaya dalam komunikasi antarbudaya.
Komunikasi antarbudaya terjadi dalam banyak ragam
situasi, yang berkisar dari ragam interaksi antara orang-
orang yang berbeda budaya secara ekstrem hingga
interaksi antara orang-orang yang memiliki budaya
dominan yang sama, tetapi memiliki subkultur dan
subkelompok yang berbeda

Bila kita melihat perbedaan-perbedaan berkisar


pada suatu skala minimum maksimum, tampaklah bahwa
besarnya perbedaan dua kelompok budaya tergantung
pada keunikan sosial kelompok-kelompok budaya
dibandingkan

62
Contoh perbedaan yang maksimum antara
budaya asia dan barat. Percakapan antara dua orang petani;
seorang dari pinggiran Garut dan seorang dari suatu
ladang yang luas dekat kota Des Moines, Lowa.

Perbedaan dapat ditemukan melalui penampakan


fisik, agama, sikap sosial, bahasa, pusaka, konsep diri dan
alam semesta serta derajat perkembangan teknologi hanya
merupakan sebagian saja dari faktor budaya yang berbeda
tajam

Namun melalui studi dan memahami komunikasi


antarbudaya, kita dapat mengurangi atau hampir
menghilangkan kesulitan-kesulitan ini.

63
BAB 2 PENTINGNYA KOMUNIKASI
ANTARBUDAYA

1. Pentingnya Komunikasi Antarbudaya menurut


Devito

Sekarang ini komunikasi antarbudaya semakin


penting dan semakin vital ketimbang di masa-masa
sebelum ini (Dodd, 1987; Gudykunst&Kim, 1984;
Samovar, Porter, Jain 1981) dalam Devito (1997:475).
Beberapa faktor menyebabkan pentingnya komunikasi
antarbudaya, antara lain mobilitas, pola imigrasi, saling
ketergantungan ekonomi, teknologi komunikasi, dan
stabilitas politik. Selanjutnya liat Devito (1997)

A. Mobilitas

Mobilitas masyarakat di seluruh dunia sedang


mencapai puncaknya. Perjalanan dari satu negara ke
negara lain dan dari satu benua ke benua lain banyak
dilakukan. Termasuk juga perjalanan domestik banyak
dilakukan orang. Saat ini orang seringkali mengunjungi
budaya-budaya lain untuk mengenal daetah baru dan

64
orang-orang yang berbeda serta untuk menggali peluang-
peluang bisnis. Hubungan antarpribadi kita semakin
menjadi hubungan antarbudaya

Dimuka telah disebutkan jumlah wisatawan


Jepang yang datang ke Hawaii, berdasarkan angka yang
meyakinkan hampir setiap tahunnya kurang lebih 4 juta
orang datang ke Amerika dari negeri-negeri lain, dari kira-
kira 7 juta orang Amerika pergi ke luar negeri. Jumlah ini
sangat menarik, tetapi marilah kita meketakannya dalam
perspektif, secara keseluruhan telah terjadi 11 juta
pertukaran antarbudaya dalam setahun. Itu terjadi di
Amerika Serikat saja, coba kita layangkan perhatian kita
ke Jakarta, juga tidak mustahil terjadi pertukaran budaya
yang cukup besar

B. Pola imigrasi
Selain itu pola imigrasi pada setiap tempat itu
hadir dengan segala konsekuensinya. Di hampir setiap
kota besar di dunia, kita dapat menjumpai orang-orang
dari bangsa lain, termasuk di Jakarta. Kita bergaul, bekerja
atau bersekolah dengan orang-orang yang sangat berbeda

65
dari kita. Pengalaman sehari-hari kita telah menjadi
hubungan antarbudaya
C. Saling ketergantungan ekonomi
Masa kini, kebanyakan negara secara ekonomi
bergantung pada negara lain. Beberapa waktu yang lalu,
belum lama berselang sebagai contoh kehidupan ekonomi
Amerika bergantung pada Eropa (Barat) yang kulturnya
memiliki banyak kemiripan dengan kultur Amerika. Akan
tetapi, sekarang banyak kegiatan perdagangan dilakukan
oleh orang Amerika, khususnya di bidang pertanian
teknologi berorientasi ke Asia Timur-Jepang, Korea, dan
Taiwan, yang kulturnya sangat berbeda. Kehidupan
ekonomi bangsa Amerika bergantung kepada kemampuan
bangsa ini untuk berkomunikasi secara efektif dengan
kultur-kultur yang berbeda itu

Hal yang sama juga berlaku untuk bangsa-bangsa


lain di dunia, termasuk Indonesia. Apakah itu dalam
kawasan regional maupun secara nasional. Telah tumbuh
rasa saling tergantung di seluruh dunia. Orang mulai
menyadari bahwa tidak ada manfaatnya mengatakan pada
orang lain, “perahumu itu sedang tenggelam”, karena kita

66
semua berada dalam satu perahu yang sama. Kita harus
berbicara satu sama lain. Bila dulu jembatan itu dipandang
perlu, sekarang jembatan itu esensial.

D. Teknologi komunikasi

Tekonologi komunikasi yang berkembang pesat


telah membawa kultur luar yang adakalanya asing masuk
ke rumah kita. Film-film import yang ditayangkan di
televisi telah membuat kita mengenal ada kebiasaan dan
riwayat bangsa-bangsa lain. Berita-berita dari luar negeri
merupakan hal yang lumrah. Setiap malam kita
menyaksikan apa yang terjadi di negeri jauh melalui
televisi, melalui telepon kita dapat berhubungan langsung
ke setiap pelososk dunia. Teknologi telah membuat
komunikasi antarbudaya mudah, praktis, dan tak
terhindarkan.

Jika kita asumsikan bahwa media mencerminkan


budaya negara asalnya, jelaslah banyak sekali orang yang
dihadapkan pada budaya Amerika lewat media
internasionalnya, demikian Scramm dan Mulyana
(2006:4). Bagi negara-negara sosialis, sirkulasi times,

67
Newsweek, Paris Herald Tribune, Associated Press, dan
UPI, seperti digambarkan Georgi Arbatov, sebagai
“propaganda asing yang terorganisasi”. Banyak pemimpin
dunia ketiga memandangnya ancaman pada budaya dan
ketahanan politik

E. Stabilitas politik
Sekarang ini stabilitas politik kita sangat
tergantung pada stabilitas politik kultur atau negara lain.
Kekacauan politik di belahan dunia lain, misalnya
Vietnam, Polandia, Timur Tengah mempengaruhi
keamanan kita. Komunikasi dan saling pengertian
Antarbudaya saat ini terasa penting ketimbang
sebelumnya.
2. Pentingnya mempelajari komunikasi antarbudaya
1) Dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk
memahami keanekaragaman budaya sangat
diperlukan.
2) Semua budaya berfungsi dan penting bagi
pengalaman anggota-anggota budaya
tersebut meskipun nilai-nilai berbeda.

68
3) Nilai-nilai setiap masyarakat se”baik” nilai-
nilai masyarakat lainnya.
4) Setiap individu dan/atau budaya berhak
menggunakan nilai-nilanya sndiri.
5) Perbedaan-perbedaan individu itu penting,
namun ada asumsi-asumsi dan pola-pola
budaya mendasar yang berlaku.
6) Pemahaman atas nilai-nilai budaya sendiri
merupakan prasyarat untuk mengidentifikasi
dan memahami nilai-nilai budaya lain.
7) Dengan mengatasi hambatan-hambatan
budaya untuk berhubungan dengan orang
lain kita memperoleh pemahaman dan
penghargaan bagi kebutuhan, aspirasi,
perasaan dan masalah manusia.
8) Pemahaman atas orang lain secara lintas
budaya dan antarpribadi adalah suatu usaha
yang memerluka kebranian dan kepekaan.
Semakin mengancam pandangan dunia
orang itu bagi pandangan dunia kita,
semakin banyak yang harus kita pelajari dari

69
dia, tetapi semain berbahaya untuk
memahaminya.
9) Pengalaman-pengalaman antarbudaya dapat
menyenangkan dan menumbuhkan
kepribadian.
10) Keterampilan-keterampilan komunikasi
yang diperoleh memudahkan perpindahan
seseorang dari pandangan yang
monokultural terhadap interaksi manusia ke
pandangan multikultural.
11) Perbedaan-perbedaan budaya menandakan
kebutuhan akan penerimaan dalam
komunikasi, namun perbedaan-perbedaan
tersebut secara arbitrer tidaklah menyusahan
atau memudahkan.
12) Situasi-situasi komunikasi antarbudaya
tidaklah static an bukan pula stereotip.
Karena itu, seorang komunikator tidak dapat
dilatih untuk mengatasi situasi. Ia harus
disiapkan untuk menghadapi suatu situasi
eksistensial. Dalam konteks ini kepekaan,
pengetahuan dan keterampilannya bisa

70
membuatnya siap untuk berperan serta
dalam menciptakan lingkungan yang efektif
dan saling memuaskan (Mulyana, ed.,
2001:xi).

71
BAB 3 MEMAHAMI PERBEDAAN-
PERBEDAAN BUDAYA

Pada dasarnya manusia-manusia menciptakan


budaya atau lingkungan sosial mereka sebagai suatu
adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka.
Kebiasaan-kebiasaan, praktek-praktek, dan tradisi-tradisi
untuk terus hidup dan berkembang diwariskan oleh suatu
generasi ke generasi lainnya dalam suatu masyarakat
tertentu. Pada gilirannya, kelompok atau ras tersebut tidak
menyadari dari mana asal warisan kebijaksaan tersebut.
Generasi-generasi berikutnya terkondisikan untuk
menerima “kebenaran-kebenaran” tersebut tentang
kehidupan di sekitar mereka, pantangan-pantangan dan
nilai-nilai tertentu ditetapkan, dan melalui banyak cara
orang-orang menerima penjelasan tentang perilaku “yang
dapat diterima” untuk hidup dalam masyarakat tersebut.
Budaya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh setiap faset
aktivitas manusia.

72
Individu-individu sangat cenderung menerima
dan mempercayai apa yang dikatakan budaya mereka.
Kita dipengaruhi oleh adat dan pengetahuan masyarakat
dimana kita dibesarkan dan tinggal, terlepas dari
bagaimana validitas objektif masukan dan penanaman
budaya ini pada diri kita. Kita cenderung mengabaikan
atau menolak apa yang bertentangan dengan “kebenaran”
kultural atau bertentangan dengan kepercayaan-
kepercayaan kita. Ini sering kali merupakan landasan bagi
prasangka yang tumbuh di antara anggota-anggota
kelompok lain, bagi penolakan untuk berubah ketika
gagasan-gagasan yang sudah mapan menghadapi
tantangan. Masalah akan muncul bila suatu budaya dan
cara berpikirnya tertinggal di belakang penemuan-
penemuan dan realitas-realitas baru. Kemajuan-kemajuan
ilmu dan teknologi, misalnya, telah jauh mendahului
ajaran-ajaran kultural masyarakat. Ini merupakan salah
satu efek sampingan akselerasi perubahan, yang
menimbulkan jurang budaya (cultural gap)

1. Karakteristik-karakteristik budaya

73
Oleh karena budaya memberi identitas kepada
sekelompok orang, bagaimana kita dapat mengidentifikasi
aspek-aspek budaya yang menjadikan sekelompok orang
sangat berbeda?salah satu caranya adalah dengan
menelaah kelompok dan aspek-aspeknya
A. Komunikasi dan bahasa
Sistem komunikasi, verbal dan nonverbal,
membedakan suatu kelompok dari kelompok lainnya.
Terdapat banyak “bahasa asing” di dunia. Sejumlah
bahasa memiliki lima belas atau lebih bahasa utama
(dalam suatu kelompok bahasa terdapat dialek, aksen,
logat, jargon, dan ragam lainnya)
B. Pakaian dan komunikasi
Ini meliputi pakaian dan dandanan (perhiasan)
luar, juga dekorasi tubuh yang cenderung berbeda secara
kultural. Kita ketahui adanya kimono Jepang, penutup
kepala (Afrika), payung Inggris, sarung Polynesia dan ikat
kepala Indian Amerika
C. Makanan dan kebiasaan makan
Cara memilih, menyiapkan, menyajikan dan
memakan makanan sering berbeda antara budaya yang
satu dengan budaya yang lainnya. Orang-orang Amerika

74
menyenangi daging sapi, tapi daging sapi terlarang bagi
orang hindu. Cara makan juga berbeda-beda. Ada orang
yang memakai dengan tangan, sumpit, atau seperangkat
makan yang lengkap
D. Waktu dan kesadaran akan waktu

Kesadaran akan waktu berbeda antara budaya


yang satu dengan yang lainnya. Sebagian orang tepat
waktu dan sebagian orang lainnya merelatifkan waktu.
Umumnya orang-orang Jerman tepat waktu, sedangkan
orang-orang Amerika Latin lebih santai

E. Penghargaan dan pengakuan

Suatu cara lain untuk mengamati suatu budaya


adalah dengan memperhatikan cara dan metode
memberikan pujian bagi perbuatan-perbuatan baik dan
berani, lama pengabdain, atau bentuk-bentuk lain
penyesalan tugas. Contohnya pengakuan bagi para prajurit
perang adalah dengan membolehkan mereka mentato
tubuh mereka

F. Hubungan-hubungan

75
Budaya juga mengatur hubungan-hubungan
manusia dan hubungan-hubungan organisasi berdasarkan
usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan,
kekuasaan, dan kebijaksanaan.
G. Nilai dan Norma
Nilai yang ada dalam sebuah budaya berbeda
dengan nilai yang dianut budaya lainnya. Berdasarkan
sistem nilai, suatu budaya menetapkan norma-norma
perilaku masyarakat yang bersangkutan
H. Rasa diri dan ruang

Ekspresi budaya akan kenyamanan akan berbeda


antara satu budaya dengan budaya lainnya. Amerika
memiliki jarak dan ruang pribadi yang lebih besar antar
individu, sementara orang Amerika Latin dan Vietnam
menginginkan jarak yang lebih dekat

I. Proses mental dan belajar

Beberapa budaya menekankan pengembangan


otak dibanding yang lainnya Pikiran adalah budaya yang
terinternalisasikan (Edward Hall). Budaya tertentu

76
menetapkan pahala dan hukum untuk mempelajari dan
tidak mempelajari informasi tertentu

J. Kepercayaan dan Sikap

Pada budaya tertentu, kepercayaan pada yang


transendental, mempengaruhi sikap. Dalam kontinum
spiritual, tradisi religius, disadari atau tidak,
mempengaruhi sikap-sikap terhadap kehidupan, kematian,
dan hidup sesudah mati

2. Pendekatan sistem terhadap budaya


Oleh karena terdapat banyak pendekatan antropologis
terhadap analisis budaya, sebagian pembaca mungkin
lebih suka menggunakan pendekatan sistem
terkoodinasikan ini sebagai suatu alternatif
A. Sistem kekeluargaan
Ini menyangkut hubunagn-hubungan keluarga
dan cara bagaimana sekelompok orang
memperanakkan, melatih, dan mensosialisasikan
anak-anak mereka. Bentuk keluarga Amerika
umumya adalah keluarga inti dan merupakan
keluarga yang agak independen

77
B. Sistem pendidikan
Ini berkenaan dengan cara bagaimana anggota-
anggota muda atau anggota-anggota baru
masyarakat memperoleh informasi, keterampilan,
pengetahuan, dan nilai-nilai
C. Sistem ekonomi
Ini menyangkut cara masyarakat menghasilkan
dan menyalurkan barang-barang dan jasa-jasa
pelayanannya.
D. Sistem politik
Ini merupakan alat utama pemerintah untuk
memelihara keteraturan dan melaksanakan
kekuasaan atau wewenang. Sebagian budaya
masih primitif dimana para kepala suku
memerintah
E. Sistem agama
Sistem agama berkenaan dengan cara memberi
makna dan motivasi pada kehidupan selain
aspek-aspek kehidupan material, yaitu aspek
kehidupan spiritual atau pendekatannya terhadap
hal-hal gaib
F. Sistem asosiasi

78
Ini menyangkut jaringan pengelompokkan sosial
yang dibentuk orang-orang. Kelompok-
kelompok masyarakat ini bisa merupakan
kelompok persaudaraan, kelompok-kelompok
rahasia, dan asosiasi profesional/dagang
G. Sistem kesehatan
Berkenaan dengan cara suatu budaya
menghindari dan mengobati penyakit, atau
merawat para korban bencana alam atau
kecelakaan.
H. Sistem rekreasi
Ini menyangkut cara-cara suatu bangsa bergaul,
atau menggunakan saat santai mereka
3. Istilah-istilah Budaya yang penting
A. Pola dan Tema

Pola dan tema biasanya ditentukan secara


integratif atau sumatif

B. Eksplisit dan Implisit

Budaya yang jelas (Overt) dan tidak jelas (Covert)

C. Subkultur dan Mikrokultur

79
Dalam sebuah budaya yang memiliki budaya
dominan, mungkin terdapat subbudaya yang memiliki
ciri-ciri tertentu

D. Unsur-unsur Universal dan Keanekaragaman

Konsep Universalitas, Konsep Cultural Diversity


(keanekaragaman budaya)

E. Perilaku Rasional/Irasional/ Nonrasional

Ukuran-ukuran rasional, irasioanal dan


nonrasional didasarkan atas penilaian budaya

F. Tradisi

Tradisi diekspresikan dalam kebiasaan tak


tertulis, pantangan dan sanksi-sanksi

G. Keunikan Budaya

Agar terhindar dari etnosentrik, Agar lebih


terbuka dan toleran menghadapi “keganjilan-keganjilan”
budaya, Untuk dapat mengurangi dampak gegar budaya
(cultural shock).

80
BAB 4 MENJADI MANUSIA
ANTARBUDAYA

1. Komunikasi Antarbudaya akan datang


Pertukaran budaya terakselerasikan di masa
lampau ke suatu titik, dimana masyarakat di seluruh dunia
terjalin dalam struktur ekonomi uang independen,
teknologi, politik, dan hubungan sosial yang kompleks.
Ketergantungan ini merupakan ciri penting dari dunia
dimana tempat tinggal manusia, dan di masa depan akan
meningkat, sehingga membutuhkan peningkatan
pengetahuan akan budaya dan kemampuan bahasa.

Ada beberapa bidang dimana keterkaitan global


dan kedinamisan budaya dalam masyarakat akan
memengaruhi hidup secara langsung, yaitu :

A. Globalisasi
Globalisasi diartikan dengan beragam,
tergantung dari cara pandang dan tujuan si pengguna.
Cameron memandang globalisasi sebagai “integrasi
berkelanjutan dari dunia ekonomi. Bagi Gannon,

81
Globalisasi merujuk pada meningkatnya ketergantungan
antara pemerintah, perusahaan bisnis, organisasi nirlab
dan penduduk secara individu.

Globalisasi memiliki beberapa pengaruh,


diantaranya :

1) Perdagangan dunia dan bisnis dan


internasional
Kemajuan teknologi yang
berkesinambungan di bidang transportasi,
komunikasi, dan transfer data memfasilitasi
kemampuan perusahaan transnasional untuk
menempatkan proses produksi di daerah
yang menawarkan biaya produksi yang lebih
rendah, terutama biaya murah, dan
memindahkan produk dan jasa dengan cepat
ke pasar yang berkembang.
2) Teknologi dan perjalanan

Gelombang turis mancanegara


membutuhkan petugas jasa terlatih untuk
berinteraksi dengan sukses dengan orang-

82
orang dari berbagai budaya. Apalagi, bisnis
global akan membawa lebih banyak orang
lain dari budaya lain. Dalam beberapa kasus,
hubungan ini dapat melalui interaksi tatap
muka atau melalui hubungan maya lewt alat-
alat elektronik. Tanpa menghiraukan
medianya, interaksinya yang berhasil akan
membutuhkan kemampuan komunikasi
antarbudaya yang terlatih.

Teknologi juga akan meningkatkan


kemampuan orang di seluruh dunia untuk
saling berhubungan. Kemajuan teknologi
juga menjamin peningkatan informasi di
masa depan. Manajemen dan regulasi dari
banjir informasi ini akan membutuhkan
kerja sama internasionla dan penetapan
protokol yang disetujui satu sama lainnya.

3) Persaingan sumber daya alam

Globalisasi meningkatkan kekuatan


ekonomi beberapa negara dan hal ini secara

83
signifikan meningkatkan persaingan sumber
daya alam yang dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan perdagangan.

4) Konflik dan Keamanan Internasional

Senjata pemusnah massal masih menjadi


ancaman di banyak bagian di dunia ini, dan usaha
untuk mengurangi bahayanya membutuhkan
tindakan yang direncanakan. Misalnya, Cina,
Jepang, Republik Korea, Rusia dan Amerika
Serikat telah menggelar rapat dengan Korea
Utara sebagai usaha untuk mengurangi
percobaan nuklir di negara tersebut.

Dalam usaha ini, budaya dan komunikasi


menjadi perhatian penting. Seperti yang dialami
oleh Tentara Angkatan Laut Amerika Serikat di
Irak dan Afganistan yang menyadarkan kita akan
pentingnya pengetahuan tentang budaya ketika
berinteraksi dengan penduduk pribumi. Sebagai
akibatnya, program pelatihan budaya telah
diadakan untuk memastikan bahwa setiap tentara

84
memiliki “pemahaman dasar tentang budaya,
baik budaya Amerika maupun budaya asing,
pelatihan terhadap budaya tertentu dapat terjadi
jika fondasi dasar ini telah dibangun.”

5) Tantangan Lingkungan

Masa depan juga akan ditandai oleh tantangan


akan perubahan lingkungan. Untuk beberapa
orang di dunia, pemanasan global dan bentuk lain
dari buruknya lingkungan bukanlah teori ilmiahg
atau prediksi, melainkan suatu kenyataan yang
sedang terjadi. Para ahli juga memprediksi
bahwa pemanasan global terus menerus akan
mengakibtakan kekurangan air di seluruh dunia,
bahkan di Amerika Serikat.

Tantangan akan respons terhadap bencana alam


juga membutuhkan komunikasi antar budaya
yang cakap. Program untuk mengurangi
penderitaan manusia yang disebabkan
malapetaka ini membutuhkan usaha internasional
yang jelas dalam skala yang tidak terprediksi.

85
Lembaga pemulihan dari seluruh dunia dengan
cepat mengirimkan orang dan bahan makanan
untuk menolong korban.

Usaha pemulihan ini akan berlanjut untuk


beberap lama dan usaha ini akan membutuhkan
komunikasi antarbudaya.sebagai tambahan akan
bahasa, adalah penting untuk mengetahui norma
budaya dari penerima pertolongan. Prediksi ahli
bahwa perubahan iklim akan membawa badai
tropis yang lebih hebat dan banjir di daerah
bergaris pantai rendah, usaha pemulihan bencana
diharapkan meningkatkan diseluruh dunia.

6) Isu Kesehatan Dunia

Hubungan global sekarang ini juga memengaruhi


masalah pelayanan kesehatan pada saat ini yang
akan datang. Koordinasi internasional yang
dibutuhkan untuk menyebarkan informasi
mengenai kesadaran untuk mencegah penyakit
ini di seluruh budaya, komunikasi harus

86
diperluas melintasi berbagai macam budaya
supaya usaha ini dapat berhasil.

B. Perpindahan Penduduk
1) Imigrasi

Pada saat ini populasi masyarakat dunia


meningkat. Dalam banyak kasus, kondisi
kehidupan yang tidak dapat dipertahankan
lagi dan kurangnya kesempatan ekonomi
akan mendorong orang untuk melirik dunia
maju. Hal ini tentu dapat mengubah
kompleksitas budaya dan sosial di negara
tersebut. Dari atu sudut pandang, imigran
dianggap sebagai ancaman terhadap nilai-
nilai budaya yang telah lama ada, dimana
pada banyak kasus dapat berkembang
menjadi rasisme. Namun, dilihat dari sudut
pandang yang lain, kedatangan mereka
dianggap sebagai sumber pamasukan
pemasukan ekonomi negara karena mereka
melengkapi tenaga kerja pribumi yang
semakin menipis jumlahnya dan mereka

87
juga membayar pajak, sehingga menopang
sistem jaminan sosial.

C. Masyarakat Multikultural

Pertumbuhan masyarakat dengan budaya yang


beraneka ragam dapat kita lihat di negara
Amerika, dan keanekaragaman tersebut terus
bertumbuh sebagai akibat dari imigrasi. Namun
ada aspek lain dari masyarakat multibudaya ini.
Hal ini menjadi isu yang menarik perhatian
selama kampanye pencalonan presiden pada
tahun 2008.

Kebanyakan disebabkan oleh latar belakang


budaya campuran dari Senator Barack Obama
yang ayahnya berasal dari Kenya. Meskipun
Obama lahir di Hawai, selama remaja, ia tinggal
beberapa tahun di Indonesia dengan ibunya yang
berkulit putih yang berkewarganegaraan
Indonesia.

Pertumbuhan ini merupakan akibat dari


gelombang pernikahan etnis/budaya di seluruh

88
amerika Serikat, sebagian juga didorong oleh
semakin tingginya rasa penerimaan sosial.
Pasangan ini menghadirkan masalah budaya dan
bahasa, baik antara suami istri maupun anak-
anak.

2. Menjadi Manusia Antarbudaya


A. Pengertian Manusia Antarbudaya
Manusia antar budaya dapat disebut orang-orang
yang dapat mengatasi masalah-masalah budaya secara
efektif, baik dalam konteks nasional ataupun terlebih lagi
dalam konteks internasional. Sebagai contohnya yang
diungkapkan oleh Deddy Mulyana (1989) dalam bukumya
Komunikasi Antarbudaya, antara lain sebagai berikut:

Moritoshi Iwasaki adalah seorang mahasiswa


asal Jepang yang bekerja pada sebuah kapal turis
sebagai seorang pramugara yang sering
bepergian hampir ke seluruh dunia. Mori telah
bertahun – tahun tinggal di Amerika Serikat dan
juga telah menikah dengan seorang wanita Negro
Amerika. Saat Mori bertemu dengan orang
Amerika dia bisa menempatkan dirinya sebagai

89
orang Amerika, namum ketika bertemu dengan
seorang profesor dari Jepang Mori bisa menjadi
sebagai orang Jepang bahkan bisa berbahasa
Jepang dan membungkukkan badan saat
memberi salam.

Dari contoh di atas dapat kita simpulkan bahwa


semua budaya itu sederajad, hanya prasangka dan
etnosentrisme lah yang membuat orang- orang merasa dan
berperilaku seolah- olah mereka lebih baik daripada
orang-orang lainnya

1) Pengertian Manusia Antarbudaya menurut


Para Ahli
a) Menurut William B. Gudykunst dan
Young Yun Kim dalam buku mereka,
Communicating with Strangers: An
Approach to Intercultural
Communication (1984: 229-235),
Manusia antarbudaya adalah orang
yang telah mencapai tingkat tinggi
dalam proses antarbudaya yang
kognisi, afeksi, dan perilakunya tidaak

90
terbatas, tetapi terus berkembang
melewati parameter – parameter
psikologis suatu budaya.
b) Sementara itu, Adler (1982: 389-391)
mengatakan bahwa,
Manusia multi budaya adalah orang
yang identitas dan loyalitasnya
melewati batas – batas kebangsaan dan
yang komitmennya bertaut dengan
suatu pandangan bahwa dunia ini
adalah komunitas global; ia adalah
orang yang secara intelektual dan
emosional terikat kepada kesatuan
fundamental semua manusia yang
pada saat yang sama mengakui,
menerima, dan menghargai perbedaan
mendasar antara orang – orang yang
berbeda budaya.
c) Senada dengan pendapat Adler, Walsh
(1973) mengemukakan,
“ Menjadi manusia universal tidaklah
berarti seberapa banyak manusia itu

91
tahu tapi seberapa dalam dan luas
intelektualitas yang ia miliki dan
bagaimana ia menghubungkannya
dengan masalah-masalah penting yang
universal ... ia tidak menghilangkan
perbedaan-perbedaan budaya, alih-alih,
ia berusaha memelihara apapun yang
bersifat valid dan bernilai dalam setiap
budaya.”
2) Ciri-ciri Manusia Antarbudaya
Menurut Walsh dalam buku komunikasi
antar budaya, ciri - ciri manusia universal itu
adalah
a) Mengetahui budaya lain selain
budayanya sendiri.
b) Mampu beradaptasi dengan budaya
yang lain tanpa harus meninggalkan
budayanya.
c) Menghormati semua budaya.
d) Memahami apa yang orang – orang
dari budaya lain pikirkan, rasakan, dan
percaya.

92
e) Menghargai perbedaan – perbedaan
budaya.
B. Peranan – Peranan Manusia Antar Budaya

Di zaman globalisasi yang perkembangan


teknologi komunikasi dan transportasinya sudah sangat
maju ini peranan manusia antarbudaya sangatlah penting.
Menurut Dedy Mulyana (April 1989) dalam buku
Komunikasi Antarbudaya diantaranya adalah:

1) Untuk membantu mengatasi konflik –


konflik antarbudaya.
2) Untuk mengurangi kesalahpahaman antara
orang – orang yang berbeda budaya.
3) Untuk menjadi penengah antara orang –
orang yang
berbeda budaya yang berselisih paham.
4) Dapat menganalisis interaksi – interaksi
antar budaya yang terjadi dalam sebuah
perselisihan budaya.
5) Dapat menentukan di mana kesalahpahaman
kesalahpahaman yang terjadi.

93
6) Selain itu juga, menurut Wilbur Schramm
dalam buku Komunikasi Antarbudaya (1976)
menyatakan bahwa peran manusia antar
budaya adalah membangun jembatan budaya.
C. Konflik Antarbangsa dan Kesalahpahaman
Antarbudaya

Menurut Deddy Mulyana dalam buku


Komunikasi Antarbudaya Konflik antar bangsa
merupakan kesalahpahaman antara individu -individu
yang berlainan bangsa. Sumber -sumber konflik tersebut
adalah stereotip-stereotip antar bangsa dan etnosentrisme.
Hal ini pada umumnya akan menghambat keefektifan
komunikasi, bahkan pada gilirannya akan menghambat
integrasi manusia yang sudah pasti harus dilakukan lewat
komunikasi, baik komunikasi verbal ataupun komunikasi
bermedia. Dari hasil penelitian yang pernah diadakan
Gordon Allport dan Leo Postman terlihat bahwa, stereotip
dapat menimbulkan self fulfilling prophecy (Apa yang
kita persepsi sangat dipengaruhi oleh apa yang kita
harapkan).

94
D. Cara-Cara Untuk Mengatasi Konflik
Antarbangsa dan Kesalahpahaman Antarbudaya
Konflik antarbudaya dewasa ini disebabkan
antara lain tidak adanya atau kurangnya pemahaman dan
penghargaan atas budaya bangsa lain, maka usaha untuk
menanggulangi konflik tersebut antara lain:
1) Melalui Pendidikan
Pendidikan yang dimaksud di sini bisa
formal dan juga bisa informal. Pendidikan
formal yang dapat dilakukan antara lain
melalui sekolah dan perguruan tinggi
maupun instansi lainnya. Pelajaran bahasa
asing, studi etnik dan komunikasi antar
budaya merupakan pelajaran yang sering
diajarkan di sekolah maupun perguruan
tinggi. Sedangkan pendidikan informal
dapat diperoleh melalui media massa, berita,
pandangan mata dan lain- lain.
Melalui pendidikan ini kita bisa
menciptakan manusia- manusia antarbudaya
tingkat nasional. Untuk mewujudkannya
perlu dilakukan usaha- usaha sebagai berikut:

95
a) Penggunaan bahasa nasional di forum-
forum resmi maupun tidak resmi.
b) Penyajian kebudayaan (kesenian) yang
adil melalui media elektronik nasional,
khususnya televisi.
c) Sosialisasi yang merata di lembaga-
lembaga pendidikan dan kantor-
kantor pemerintah dan swasta, dengan
menerima(maha)-siswa dan pegawai
yang cakap tanpa mempedulikan apa
suku mereka.
d) Kontak antar suku melalui pertukaran
pemuda, pelajar, mahasiswa, pegawai
(termasuk guru dan dosen)
antarpropinsi, paling tidak untuk suatu
periode tertentu.
e) Perkawinan antarsuku, sepanjang
orang- orang yang berbeda suku
tersebut mempunyai kecocokan dalam
segi- segi yang penting, misalnya
agama.

96
f) Pembangunan daerah yang rata oleh
pemerintah.
2) Melalui Demokrasi
Menurut Mariane Farine dosen di Howard
University dalam sebuah acara Seminar
Internasional dengan tema Building
Understanding With Intercultural
Communication (Religious Life and Studies
in America and Indonesia) yang
dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (UMY) Senin (07/01/2008),
mengatakan:
“Salah satu jalan untuk mencapai sebuah
kesepahaman antar budaya saat ini yaitu
demokrasi.”
Perbedaan budaya yang sering menjadi
penghalang hubungan antarbangsa di dunia
bukanlah sebuah permasalahan yang harus
terjadi. Dimana kesepahaman budaya yang
telah ada sejak dulu tidak pernah
diperhatikan lagi oleh kita sendiri. Saat ini,
perbedaan tersebut telah menjadi

97
permasalahan yang kompleks antarbudaya
yang ada di dunia. Salah satu solusi yang
berperan sebagai pemersatu tanpa harus
bertentangan dengan kebudayaan adalah
demokrasi.
Mariane Farine yang merupakan dosen di
Howard University, Washington DC,
mengatakan bahwa:
Ada tiga unsur yang harus diperhatikan di
dalam penggunakan system demokrasi.
Pertama yaitu Human Dignity (martabat
manusia), menghargai setiap hak dan
martabat manusia tanpa harus memasukkan
unsur-unsur yang dapat menimbulkan
perbandingan bahkan perbedaan. Kedua,
collaboration (kerja sama), dengan lebih
menonjolkan sifat kerja sama/kebersamaan
antar budaya. Kemudian unsur yang ketiga,
empowerment (wewenang), meniadakan
kekuasaan yang dapat mempengaruhi
kewenangan dalam sistem demokrasi. Dari
ketiga hal tersebut, menurutnya pencapaian

98
demokrasi yang menjadi alat pemersatu
budaya akan dapat terlaksana dengan baik
tanpa harus mempermasalahkan budaya dan
agama. Yang terpenting dalam hal ini yaitu
jangan pernah mendahulukan keegoisan.
Berperilaku dengan cara-cara yang dapat
diterima budaya orang lain tapi juga diterima
budaya kita sendiri.
3. Komunikasi Antarbudaya Sebagai Alat Pemersatu
Bangsa
A. Kenapa Komunikasi Antar Budaya Dapat
menjadi Alat Pemersatu Bangsa?
Bila di telaah lebih lanjut, kebanyakan konflik-
konflik antar suku bangsa yang terjadi di berbagai daerah
di Indonesia disebabkan karena adanya salah pemahaman
atau persepsi yang berbeda terhadap suatu objek
permasalahan atau kepercayan yang dimiliki suatu dearah
dengan daerah lainnya. Suatu budaya biasanya akan sulit
menerima adanya budaya yang menurut mereka
menyimpang, terjadi dalam ranah budaya mereka.Namun
hal itu tidak akan terjadi apabila masing-masing budaya
dapat mengerti bahwa komunikasi suatu budaya tidak

99
akan melulu sama dengan budayanya, atau dapat
dikatakan bahwa itu komunikasi antar budaya. Selain itu,
komunikasi antar budaya juga memiliki misi untuk
mempersatu bangsa Indonesia.

Komunikasi antar budaya dapat dijadikan solusi


utama atau senjata andalan dalam misi pemersatu bangsa
karena dalam komunikasi antar budaya memiliki
kompetensi antara lain:

1) Komunikasi antar budaya dapat


menjembatani dua budaya yang berbeda.
2) Individu atau kelompok yang sudah
memahami komunikasi antar budaya akan
terhindar dari konflik perpecahan suku-
bangsa.
3) Komunikasi antar budaya akan membuat
individu atau kelompok mudah menerima
budaya lain, meski yang menyimpang
menurut budayanya sekalipun.
4) Dalam kajian ilmu komunikasi antar budaya ,
semua aspek perbedaan seperti, suku-bangsa,
agama, ras, perbedaan pola hidup dan

100
dimensi waktu, atau bahkan jenis kelamin
sekalipun menjadi hal yang harus dietrima
dan ditolerir.
5) Komunikasi antar budaya akan lebih dapat
dipahami sebagai perbedaan budaya dalam
mempersepsi objek-objek sosial dan
kejadian-kejadian.
B. Lalu Bagaimana Komunikasi Antarbudaya dapat
dijadikan Alat dalam Misi Pemersatu Bangsa?

Bagaimana komunikasi antar budaya dapat


bekerja sebagai alat pemersatu bangsa haruslah ditinjau
langsung dari individu atau kelompok yang terlibat.
Individu atau kelompok yang terlibat dalam komunikasi
antar budaya haruslah memiliki pemahaman antarbudaya.
Adapun pemahaman-pemahaman yang harus dimiliki
individu atau kelompok tentang antarbudaya adalah:

1) Adanya kesadaran antarbudaya


(intercultural awareness), merupakan
kesadaran bahwa budaya-budaya yang
berbeda menggunakan struktur-struktur

101
makna yang berbeda pula untuk menafsirkan
tindakan sosial.
2) Adanya pemahaman intelektual (intellectual
learning), merupakan pengembangan suatu
peta kognitif untuk menetapkan perbedaan-
perbedaan kunci.
3) Adanya keterampilan antarbudaya
(intercultural skills), merupakan
pengembangan kemampuan untuk
memasuki budaya-budaya lain dan melihat
dunia seperti yang dilihat orang-orang lain.

Bila hal-hal diatas telah terpatri dalam benak


masing-masing individu atau kelompok yang terlibat
komunikasi antar budaya, maka hal itu telah menjawab
bagaimana komunikasi antar budaya dapat dijadikan alat
pemersatu bangsa. Komunikasi antar budaya mejadi alat
yang ampuh karena partisipasi individu atau kelompok
yang telah melalui proses-proses tersebut dan berhasil
menjadi manusia komunikasi antar budaya dan
menerapkannnya dalam menghadapi masalah krusial

102
berkenaan dengan antarbudaya hingga kesatuan suatu
bangsa dapat tetap terjaga.

103
DAFTAR PUSTAKA

Sihabudin Ahmad. 2013. Komunikasi Antarbudaya Satu


Perspektif Multidimensi. Jakarta: Bumi Aksara

Mulyana Deddy dan Rakhmat Jalaludin. 1990.


Komunikasi Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosdakarya

https://www.satujam.com/pengertian-komunikasi/

https://materiips.com/pengertian-budaya

https://mranugrahdwicahyo.wordpress.com/2011/10/12/d
efinisi-komunikasi-menurut-para-ahli/

http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-
komunikasi-antar-budaya.html

https://www.kompasiana.com/vaniapriliak/pengertian-
dan-fungsi-komunikasi-
antarbudaya_56b41bc6547a615e052a35b4

https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya

http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-
komunikasi-antar-budaya.html

104
http://harissupiandi.blogspot.co.id/2013/07/hambatan-
dalam-komunikasi-antar-budaya.html

http://jandikaputra.blogspot.co.id/2015/10/lengkap-
manfaat-dan-tujuan-mempelajari.html

https://dadananugrah.wordpress.com/category/komunika
si-antarbudaya/

http://lembahbanyu.blogspot.co.id/2013/05/pentingnya-
mempelajari-komunikasi.html

https://rika13tayan.wordpress.com/2012/03/04/komunika
si-antar-budaya-yang-akan-datang/

http://ibumirah.blogspot.co.id/p/komunikasi-antar-
budaya.html

http://blackfishboy.blogspot.co.id/2009/01/menjadi-
manusia-antar-budaya.html

http://inespratiwi.blogspot.co.id/2013/05/komunikasi-
antarbudaya-sebagai-alat.html

105
PROFIL PENULIS

Tiani Sylvia Novianti, ia


lahir di Subang pada
tanggal 17 November
1999. Anak kedua dari dua
bersaudara dari pasangan
Ondi Basuni dan Titik
Suciati.

Awal pendidikannya di mulai dari umur 5 tahun


di TK Tunas Karya, dilanjutkan ke SDN 1 Ciater sampai
kelas 2, dan dari kelas 3 sampai kelas 6 di SDN Bunihayu
1. Kemudian melanjutkan ke jenjang menengah pertama
di SMPN 1 Jalancagak, lalu melanjutkan ke jenjang
menengah di SMAN 3 Subang. Saat ini ia sedang
menempuh studi S1 jurusan Bimbingan Konseling Islam
fakultas Dakwah dan Komunikasi di Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

Semasa sekolah di SD Bunihayu 1 aktif dalam


kegiatan pramuka dan tari. Lalu di semasa sekolah SMP 1

106
Jalancagak aktif dalam kegiatan pramuka, dan osis saat
kelas 2. Kemudian di semasa SMA 3 Subang aktif dalam
kegiatan English Club dan Paduan Suara. Dan sekarang di
UIN Sunan Gunung Djati Bandung aktif dalam kegiatan
ke paduan suaraan di PSM UIN Bandung.

107
108

Anda mungkin juga menyukai