Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ISU-ISU FILOSOFI ILMU KOMUNIKASI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Pengantar Ilmu Komunikasi
Dosen : Ibu Hj. Rahmanita Ginting, M. Sc., Ph.D.

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 5


1. ARYA LUKMAN HAKIM
2. FATWA PRAYOGA
3. FATASYA ROSMWATI SILAEN
4. ZENI AULIA

KELAS B-1
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SUMATRA UTARA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami hadiakan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berpartisifasi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap
semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Medan, 3 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................................1
BAB II FILSAFAT KOMUNIKASI...........................................................................................2
A. Sejarah Filsafat dan Ilmu Komunikasi.........................................................................2
B. Definisi Filsafat dan Ilmu Komunikasi........................................................................4
C. Cakupan isu-isu Filsafat dan IlmuKomunikasi............................................................6
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
A. Kesimpulan...............................................................................................................10
B. Saran..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap orang tidak bisa tidak berkomunikasi. Banyak yang berpikir bahwa
berkomunikasi adalah hal yang mudah.Padahal masih banyak orang lain yang kurang
memahami cara berkomunikasi yang baik. Maka masih banyak orang-orang yang menganggap
sepele tentang konsep dan cabang-cabang Ilmu Komunikasi.Sesungguhnya Ilmu Komunikasi
tidak sesederhana yang kita ihat sebab para pakar memberi definisi menurut pemahaman dan
pandangan masing-masing. Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mengaitkan banyak ilmu di
dalamnya. Seperti sosiologi, psikologi, antropologi, dan lain-lain.
Komunikasi merupakan hal yang tidak bisa luput dari kehidupan kita . Komunikasi
adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu samalainnya , sengaja maupun
tidak sengaja . Seperti halnya komunikasi, filsafat juga hal yang sangat dekat dengan kita.Oleh
karena ituj ika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi kita memiliki beberapa kesamaan
dengan orang lain,seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dari simbol – simbol yang
digunakan dalam berkomunikasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan Filsafat dan komunikasi ?
2. Apa yang dimaksud dengan Filsafat, Komuinikasi, dan Filsafat Komunikasi?
3. Apa saja yang mencakup ruang lingkup isu-isu Filsafat Komunikasi?

C. Tujuan Pembahasan
1. Agar berfikir lebih cermat dan tidak kenal lelah dalam mengembangkan ilmu
komunikasi.
2. Untuk menumbuhkan kebijaksanaan dalam memandang persoalan dalam
perkembangan ilmu komunikasi.
3. Sebagai alat untuk mencari kebenaran atau segala gejala yang muncul , serta
memberikan landasan filosofi dalam memahami konsep ilmu komunikasi.

BAB II
FILSAFAT KOMUNIKASI
A. Sejarah Filsafat
1. Sejarah Singkat filsafat
Para filsuf sepakat untuk membagi sejarah filsafat menjadi empat tradisi besar, antaralain:
a. Filsafat India
Filsafat India berpangkal pada keyakinan bahwa ada kesatuan fundamental
antara manusia dan alam, harmoni antara individu dan kosmos. Seorang anak di India
harus belajar bahwa ia akrab dengan semua benda, dengan dunia sekelilingnya, bahwa ia
harus menyambut air yang mengalir dalam sungai, tanah subur yang memberi makanan,
dan matahari yang terbit. Orang India tidak belajar untuk menguasai dunia melainan
untuk berteman dengan dunia.
Perkembangan filsafat India dibagi kedalam beberapa periode, yakni zaman
Weda (2000 – 600 SM), zaman Skeptisisme (200 SM – 300 M), zaman Puranis (300 –
1200 M), zaman Muslim (1200 – 1757 M), dan zaman Modern (setelah 1757
M).Perkembangan filsafat di India tidak lepas dari pengaruh kepercayaan dan agama.

b. Filsafat Cina
Ada tiga tema pokok sepanjang sejarah filsafat Cina,yakni harmoni,
toleransi, dan perikemanusiaan. Selalu dicarikan keseimbangan, harmoni, suatu jalan
tengah antara dua ekstrem: antara manusia dan sesama, antara manusia dan alam, antara
manusia dan surga. Toleransi kelihatan dalam keterbukaan untuk pendapat-pendapat
pribadi, suatu sikap perdamaian yang memungkinkan pluralitas yang luar biasa, juga
dalam bidang agama. Kemudian, perikemanusiaan. Pemikiran cina
lebih antroposentris (menempatkan manusia sebagai pusat kajian) daripada filsafat India
dan Barat. Manusialah yang selalu merupakan pusat filsafat Cina. Ada empat periode
besar dalam Filsafat Cina, yakni zaman Klasik (600 – 200 SM), zaman Neo-Taoisme dan
Buddhisme (200 SM – 1000 M), zaman Neo-Konfusianisme (1000 – 1900 M), dan
zaman Modern (setelah 1900M).Tradisi, agama dan ilmu pengetahuan memegang peran
penting dalam perkembangan filsafat di Cina.

c. Filsafat Islam
Pada abad ke IV SM, orang-orang Yunani memasuki Timur Tengah di bawah
pimpinan Aleksander yang berkuasa. Maka berkembanglah falsafah dan ilmu
pengetahuan Yunani di Timur Tengah, yang pada akhirnya munculnya kebudaan Yunani
di daerah yang dimasukinya. seperti Iskandariah di Mesir, Antakia di Suria, dan lain-lain.
Selain bermunculannya pusat-pusat peradaban tersebut, ilmu pengetahuan juga semakin
berkembang. Perkembangan filsafat Islam juga tentu saja tidak luput dari pengaruh
agama Islam itu sendiri. Yang mana pemikiran filosofis mereka membawa kepada
penekanan konsep Tuhan Yang Maha Adil. Maka, keadilan Tuhanlah yang menjadi titik
tolak pemerkira.

d. Filsafat Barat
Filsafat Barat kuno dimulai dari filsafat pra-sokrates di Yunani.
Pada abad ketujuh belas dan kedelapan belas sejarah filsafat Barat memperlihatkan
ajaran- ajaran yang besar, yang mempertahankan wilayah-wilayah yang luas,
yaitu rasionalisme, empirisme, dan idealisme. Dibandingkan dengan itu, fisafat
Barat dalam abad kesembilan belas dan kedua puluh kelihatan terpecah-pecah. Macam-
macam ajaran barupun bermunculan.

2. Sejarah singkat Ilmu Komunikasi


Komunikasi pada mulanya hanya merupakan upaya atau cara manusia menyampaikan ide,
gagasan, kemauan, hasrat dan lain sebagainya, upaya tersebut hanya supaya manusia bisa saling
berhubungan. Pada waktu itu, Komunikasi tidak dianggap sebagai sesuatu yang harus diberi
perhatian, dikaji atau distrukturkan. Namun, pada abad ke-5 sebelum masehi,
di Yunani berkembang suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antar manusia yang diberi
nama retorika yang berarti seni berpidato dan beragumentasi yang bersifat menggugah atau seni
yang menggunakan bahasa secara

lancar untuk memengaruhi dan mengajak. Retorika mendapat pembahasan


khusus bahkan beberapa pemikir itu menempatkan retorika sebagai hal penting
dalam masyarakat dan pemerintahan. Pada perkembangan awal, batasan komunikasi yang
dapat kita terapkan adalah percakapan atau penyampaian gagasan antar manusia
secara lisan dan bertatap muka baik berupa pidato maupun diskusi, dengan tujuan
mendidik, membangkitkan kepercayaan, dan menggerakkan perasaan orang
lain.Komunikasi terus berkembang, tidak hanya menyampaikan gagasan melalui
lisan.Pada zaman kekaisaran romawi, Julius Caesar membuat papan pengumuman yang
dinamakan Acta Diurna. Penyampaian gagasan mengenai apa yang penting bagi
masyarakat telah bertambah, dari sekadar lisan menjadi bentuk tulisan. Hal ini terus
berkembang setelah ditemukannya kertas, penemuan mesin cetak, dan terbitnya surat
kabar pertama. Setelah surat kabar peradaban manusia juga berkembang
dan ditemukanlah radio, film, televisi, dan sejumlah media lain.

B. Pengertian atau Definisi Filsafat dan Komunikasi


1. Definisi Filsafat
Filsafat dalam bahasa yunani “ Philos sophia” mengandung makna cinta akan
kebijaksanaan atau kebenaran. Sementara itu, filsafat ilmu dapat diartikan sebagai landasan
pemikiran yang mendasar dari suatu ilmu untuk mencapai kebenaran. Dimana kita ketahui
bahwa filsafat merupakan induk dari ilmu pengetahuan termasuk ilmu komunikasi.

Filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah secara mendasar mengenai
keilmuan komunikasi dari teori hingga semua hal yang terkait dengannya. Menurut Prof.
Onong Uchjana Effendy, filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah secara
fundamental, metodologis, analitis, kritis, dan holistis teori. Tidak hanya itu, filsafat
komunikasi juga mempelajari proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut
bidangnya, sifat, tatanan, tujuaan dan fungsinya, teknik, serta peranannya.
Berikut salah satu definisi filsafat menurutAristoteles(384-322 SM)

1. Aristoteles (384 – 322 SM), menyatakan bahwa filsafat sebagai ilmu menyelidiki
tentang hal atau sebagai hal ada yang berbeda dengan bagian-bagiannya yang satu atau
lainnya. Ilmu ini juga dianggap sebagai ilmu yang pertama dan terakhir, sebab secara
logis disyaratkan adanya ilmu lain yang juga harus dikuasai, sehingga untuk

memahaminya orang harus menguasai ilmu-ilmu yang lain itu.


2. Definisi Komunikasi
Secara etimologi(bahasa), kata “komunikasi” berasal dari bahasa inggri
“communication” yang bahasa latinnya “comunicare” yang memiliki 3 kemungkinan arti,
yaitu:
1. ”to make common”,atau membuat sesuatu menjadi umum
2. ”cum+ munus”,berarti saling memberi sesuatu sebagai hadiah
3. ”cum+munire”,yaitu membangun pertahanan bersama.
Sedangkan secara Epistemologis(istilah) dari beberapa ahli yaitu:
- Rogers Bersama D.Lawrence Kincaid (1981)
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang ada gilirannya akan tiba
pada saling pengertian yang mendalam.

- Sebuahdefinisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang


mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia (Human communication) bahwa:
“Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang
mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama”

-Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur,yaitu:

1. Komunikator (Siapa yang mengatakan?)

2. Pesan (mengatakan apa?)

3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)

4. Komunikan (kepada siapa?)

5. Efek (dengan dampak/efek apa?).

C. Cakupan isu-isu Filsafat Komunikasi


Stephen W.Littlejohn dalam bukunya yang berjudul Theories of Human
Communication menjelaskan bahwa terdapat sejumlah isu filosofis tentang Ilmu
Komunikasi,yang bisa disebut dengan”metateori” . Metateori mengajukan sejumlah
pertanyaan meyangkut sebuah teori, yakni apa yang dibahas, bagaimana pengamatan
dilakukan dan bagaimana suatu teori terbentuk. Littlejohn juga membagi isu-isu filosofis
studi Ilmu Komunikasi menjadi tiga tema, yakni epistemologi, ontologi, dan aksiologi.

1. Isu-Isu Epistemologi
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang mengkaji pengetahuan, atau
bagaimana cara manusia mendapatkan pengetahuan. Paling tidak ada lima pertanyaan
yang harus dijawab terkait isu epistemology, yaitu:
a. Apakah pengetahuan ada karena pengalaman?
Menurut Littlejohn, banyak pakar menyakini bahwa semua pengetahuan
berasal dari pengalaman. Seorang manusia sejak lahir tidak diberi pengetahuan tidak akan
dapat mengetahui sesuatu pun dari dunia ini

b. Apakah pengetahuan bersifat pasti?


Para teoretisi komunikasi memegang teguh asumsi bahwa kebenaran bersifat
pasti, Jika pun terjadi kesalahan, maka sejatinya bukan dikarenakan relativitas kebenaran
tetapi karena memang kebenaran sejatinya belum ditemukan.

c. Proses apa yang menyebabkan tumbuhnya pengetahuan?


Menurut Littlejohn, paling tidak ada empat aliran yang menjawab isu ini:
Pertama, aliran mentalisme atau rasionalisme yang memandang pengetahuan
ada karena kekuatan manusia untuk mengetahui kebenaran.
Kedua, aliran empirisme yang menyatakan bahwa pengalaman tumbuh dalam
presepsi. Kita mengalami dunia dan secara kasat mata kita melihat apa yang sedang
terjadi di dalamnya.

Ketiga, aliran konstruktivisme yang menyatakan bahwa manusia menciptakan


pengetahuan untuk keperluan pragmatis dan karenanya manusia memproyeksikan dirinya
dalam apa yang mereka alami.
Keempat, aliran konstruktivisme sosial yang mengajarkan bahwa pengetahuan
merupakan sebuah produk interaksi simbolis dalam suatu kelompok sosial.

d. Apakah pengetahuan sebaiknya dipahami secara terpisah atau menyeluruh?


Ada dua aliran besar yang memberikan jawaban dari pertanyaan ini. Pertama,
aliran Gestalis yang mengajarkan bahwa suatu fenomena tidak berdiri sendiri, melainkan
terkait dengan fenomena lain dalam suatu sistem yang terbuka. Aliran kedua dikenal
sebagai aliran Analis yang lebih mempercayai bahwa pengetahuan berisi pemahaman
tentang bagaimana suatu bagian beroperasi secara terpisah.

e. Apakah pengetahuan harus eksplisit?


Kebanyakaan filosuf meyakini rumusan bahwa seseorang tidak akan
mengetahui sesuatu kecuali anda dapat menyatakan apa yang dimaksud. Pengetahuan
karena bersifat eksplisit.

2. Isu Ontologi
Ontologi merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan hakikat(nature of
being) dari apa yang ingin kita ketahui. Pada kenyataannya epistemologi dan ontologi
saling berkaitan. Dalam ilmu komunikasi ontologi memfokuskan pada pemahaman
hakikat interaksi social manusia. Menurut Littlejohn, paling tidak ada empat isu
ontoligi,yakni :
a. Apakah manusia membuat pilihan yang sebenarnya?
Golongan pragmatis mengatakan bahwa manusia merencanakan prilakunya
untuk tujuan dimasa yang akan datang. Golongan terakhir memandang manusia sebagai
makhluk yang membuat keputusan, dan karenanya bersifat aktif sekaligus menentukan
sendiri tujuan hidupnya.

b. Apakah perilaku manusia sebaiknya dipahami secara permanen atau temporal?


Kondisi temporal manusia yang disebut juga sebagai state, memberi pengaruh
bagi pilihan tindakan manusia. State juga menyebabkan manusia itu besifat dinamis
Sedangkan kondisi permanen, yang disebut trait menyebabkan tindakan atau perilaku
manusia bisa diprediksikan. Trait berisi karakter manusia yang bersifat konsisten.
Littlejohn sendiri mengatakan bahwa baik state maupun trait, keduanya secara bersama
membentuk karakter dan menentukan perilaku manusia.
c. Apakah pengalaman manusia bersifat individual atau sosial?
Menurut Littlejohn, dalam konteks komunikasi manusia lebih baik dipahami
dalam konteks nya sebagai anggota kelompok sosial. Walaupun banyak pakar ilmu sosial
mengatakan bahwa walaupun manusia tidak bisa mengisolasi diri pada orang lain namun
mereka menyakini pada dasarnya bersifat individual. Mereka mendasarkan unit analisis
kajian pengembangan ilmu pengetahuan pada individu.
d. Atas dasar apa komunikasi dikontekstualisasikan?
Jawaban dari pertanyaan tersebut pada dasarnya menegaskan pada apakah
perilaku manusia diatur berdasarkan prinsip-prinsip universal atau dilandaskan pada
faktor-faktor situasional. Littlejohn menyetujui tindakan manusia karena adanya
pengaruh dari keduanya.

3. Isu Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang membahas tentang nilai. Untuk disiplin
ilmu komunikasi ada 3 isu,yaitu:
a. Dapatkah teori bersifat bebas nilai atau tidak?
Ilmu pengetahuan klasik mengklaim bahwa teori dan penelitian bersifat bebas
nilai(value free), netral, dan berusaha menampilkan fakta apa adanya. Bila nilai yang
dimiliki ilmuwan turut serta dalam pekerjaan ilmiah yang ia lakukan, maka yang
dihasilkan adalah apa yang disebut Littlejohn sebagai “sains yang buruk( bad science)”

b. Apakah ilmuwan memengaruhi teori yang dihasilkan atau tidak?


Mazhab teori mengatakan bahwa seorang ilmuwan seharusnya berhati-hati dalam melakukan
suatu penelitian ilmia sehingga aspek akurasi bisa dipertahankan.
Dalam pandangan ini suatu penelitian pasti menghasilkan distorsi dari apa
yang hendak diteliti. Namun yang pasti akan selalu ada distorsi dan karenanya teori pasti
terdapat campuran tangan terhadap teori yang dihasilkan.

c. Apakah ilmuwan memengaruhi proses sosial atau tidak?


Banyak pakar mengatakan bahwa tugas ilmuwan adalah memproduksi ilmu
pengetahuann. Sedangkan urusan perubahan social di serahkan kepada seperti politikus.
Sementara pendapat lain mengatakan bahwa ilmuwan memiliki tanggung jawab untuk
mempromosikan nilai-nilai positif dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat komunikasi adalah ilmu yang mengkaji setiap aspek dari komunikasi dengan
menggunakan pendekatan dan metode filsafat sehingga didapatkan penjelasan yang mendasar,
utuh, dan sistematis seputar komunikasi.

Suatu proses komunikasi akan menjadi efektif jika memenuhi syarat-syarat berikut:
 Pesan harus dirancang sedemikian dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga
dapat menarik perhatian komunikasi.
 Pesan harus menggunakan lambang yang memiliki pengertian yang sama antara
komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
 Pesan harus dapat menumbuhkan kebutuhan pribadi komunikan sekaligus
menyediakan alternatif mencapai kebutuhan tersebut.
 Pesan harus berkaitan dengan kebutuhan kelompok dimana komunikan berada.

B. Saran
Kita sebagai pelaku komunikasi sebaiknya mengkaji lebih dalam lagi mengenai
komunikasi. Sebaiknya kita tidak hanya mengkaji, tetapi juga memahami dan mempraktikkannya
dalam kehidupan sehari-hari agar ketidakefektifan dalam berkomunikasi dapat diminimalisir.
Sehingga jika kita menyampaikan informasi kepada orang lain harus bersumber dengan jelas dan
tidak menimbulkan kesalahpahaman . Begitu juga sebaliknya dengan orang yang menerima
informasi mendengarkan atau menerima informasi dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
- http://nurliana-untad-komunikasi.blogspot.com/2013/10/makalah-filsafat-komunikasi.html
- https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_komunikasi
- Cangara Haified,2018,Pengantar Ilmu Komunikasi (edisikedua),: Rajawali pers
- Mufid Muhammad, 2009, Etika Dan Filsafat Ilmu Komunikasi (edisi pertama) ; Kencana

Anda mungkin juga menyukai