Anda di halaman 1dari 20

Tujuh Tradisi

Teori Komunikasi
Oleh:
Faisal Muzzammil
Tradisi Teori Komunikasi
Robert Craig membagi dunia teori komunikasi ke dalam
tujuh kelompok pemikiran atau tujuh tradisi pemikiran yaitu:

1. Sosiopsikologi (sociopsychology)  Kuantitatif


2. Sibernatika (cybernatic)  Kuantitatif
3. Retorika (rhetorical)  Kualitatif
4. Semiotika (semiotic)  Kualitatif
5. Sosiokultural (sociocultural)  Kualitatif
6. Kritis (critical)  Kualitatif
7. Fenomenologi (phenomenology)  Kualitatif
Tradisi Sosiopsikologi
• Psikologi Sosial memberi perhatian akan pentingnya interaksi yang
mempengaruhi proses mental dalam diri individu. Aktivitas komunikasi
merupakan salah satu fenomena psikologi sosial seperti pengaruh
media massa, propaganda, atau komunikasi antar personal lain.
• Proses komunikasi manusia dalam membuat suatu pesan dilatari faktor-
faktor tertentu seperti motiv, kebutuhan, dan sebagainya. Demikian
pula terlibatnya faktor prasangka, stereotifp skema pemikiran, dan
sebagainya yang mempengaruhi dalam komunikasi antar personal.
Beberapa konsep penting disini dapat disebutkan seperti judgement,
prejudice, anxienty, dan sebagainya.
• Sosiopsikologi digunakan dalam topik-topik tentang diri individu,
pesan, percakapan, hubungan interpersonal, kelompok, organisasi,
media, budaya dan masyarakat.
Varian Tradisi Sosiopsikologi
Tradisi Psikologi sosial dapat dibedakan menjadi tiga cabang yaitu:
(1) Behavioral (2) Koginitif (3) Bilogikal.
• Behavioral, melihat bagaimana orang bertindak dalam sebuah
situasi komunikasi. Tipikal dari teori ini adalah kepada hubungan
apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan.
• Kognitif, melihat bagaimana individu memperoleh, menyimpan
dan memproses informasi dengan tingkah lakunya. Dengan kata
lain apa yang dilakukan individu dalam berkomunikasi tidak
hanya tergantung pada stimulus respons tapi juga proses mental
untuk memaknai suatu informasi.
• Biologikal, berupaya mempelajari manusia dari sisi Biologikalnya.
Tradisi Sibernatika
• Sibernetika memandang komunikasi sebagai suatu sistem
dimana berbagai elemen yang terdapat di dalamnya saling
berinteraksi dan saling mempengaruhi. Komunikasi
dipahami sebagai sistem yang terdiri atas bagian-bagian atau
variabel-variabel yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Sibernetika digunakan dalam topik-topik tentang diri
individu, percakapan, hubungan interpersonal, kelompok,
organisasi, media, budaya dan masyarakat.
• Sibernetika digunakan dalam topik-topik tentang diri
individu, percakapan, hubungan interpersonal, kelompok,
organisasi, media, budaya dan masyarakat.
Varian Tradisi Sibernatika
Ada tiga macam Teori dalam Tradisi Cybernetic yaitu : (1) Basic
System Theory, (2) General System Theory dan (3) Second Order Cybernetic.
• Basic System Theory, melihat bagian dari system dan bagaimana
mereka saling berhubungan. Kita dapat mengamati secara
obyektif mengukur antara bagian dari system dan dapat
mendeteksi input maupun outputnya.
• General System Theory, teori ini sebagai sarana pendekatan
multidisiplin kepada ilmu pengetahuan. Tepatnya untuk melihat
bagaimana sesuatu pada banyak bidang yang berbeda menjadi
selaras antara satu dengan yang lain.
• Second Order Cybernetic, menjelaskan hubungan antara yang
diketahui dengan yang ingin mengetahui. Melalui perspektif ini
kapanpun kita mengamati system ini maka kita akan saling
mempengaruhi.
Tradisi Retorika
Retorika didefinisikan sebagai seni membangun argumentasi dan
seni berbicara. Tradisi retorika memberi perhatian pada aspek
proses pembuatan pesan atau simbol. Prinsip utama disini adalah
bagaimana menggunakan simbol yang tepat dalam menyampaikan
maksud. Ada 6 (enam) ciri dalam tradisi rethorika, yaitu:
• Kemampuan berbicara adalah kelebihan manusia.
• Pidato public merupakan cara yang lebih efektif untuk
memecahkan masalah politik.
• Strategi mempengaruhi orang dengan pendekatan persuasive.
• Kekuatan bahasa dalam menggerakkan orang.
• Penggunaan bahasa tergantung pada konteksnya.
• Alat perjuangan gerakan emansipasi perempuan di Amerika pada
era 1800an.
Varian Tradisi Retorika
Retorika diartikan berbeda pada setiap zaman. Dalam studi retorika
dikenal ada enam masa perkembangan yaitu:
• Klasik (didominasi oleh aliran seni dalam berbicara kaum sophist).
• Abad pertengahan (berfokus pada pengaturan gaya).
• Masa renaissance (kelahiran kembali retorika sebagai suatu seni).
• Pencerahan (menentukan apa yang bisa disebut sebagai suatu yang
absolute dan objective pada pikiran manusia).
• Kontemporer (penyampaian pesan disampaikan secara visual dan
verbal); dan
• Post modern (retorika sesuai dengan budaya tempat di mana pesan
disampaikan).
Kesemuanya memiliki karakteristik dan kekhasan yang berbeda dari
setiap zamannya.
Tradisi Semiotika
• Semiotika adalah ilmu tentang tanda dan cara tanda-tanda itu
bekerja. Gambar atau simbol adalah bahasa rupa yang bisa
memiliki banyak makna. Suatu gambar bisa memiliki makna
tertentu bagi sekelompok orang tertentu, namun bisa juga tidak
berarti apa-apa bagi kelompok yang lain.
• Menurut Charles Sanders Peirce menegaskan bahwa manusia
hanya dapat berfikir dengan sarana tanda. Tanpa tanda manusia
tidak dapat berkomunikasi.
• Semiotika memandang komunikasi sebagai proses pemberian
makna melalui tanda yaitu bagaimana tanda mewakili objek, ide,
situasi, dan sebagainya yang berada diluar diri individu. Semiotika
digunakan dalam topik-topik tentang pesan, media, budaya dan
masyarakat. Semiotika digunakan dalam topik-topik tentang
pesan, media, budaya dan masyarakat.
Varian Tradisi Semiotika
Semiotika dapat dibagi menajdi 3 area kajian yaitu semantic (bahasa),
Sintagmatic dan paradigmatic.
• Semantik, merujuk pada hubungan antara tanda dengan objeknya
atau tentang keberadaan dari tanda itu sendiri. Semantic terbagi
kepada dua hal yaitu hal tentang apa yang dipikirkan dan hal
tentang tanda itu sendiri.
• Sintagmatic, tanda akan dapat dipahami apabila ada hubungannya
dengan tanda yang lain. Tanda yang berbeda akan menghasilkan
interpretasi dan pekamnaan yang berbeda.
• Paradigmatic, tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks
tertentu. mengungkapkan bahwa sebuah komunikasi terjadi
apabila terjadi kontak antara adresser (asal) dan adressee (tujuan).
Tradisi Sosiokultural
• Komunikasi berlangsung dalam kontek budaya tertentu karenanya
komunikasi dipengaruhi dan mempengaruhi kebudayaan suatu
masyarakat.
• Pendekatan interaksi simbolik, konstruktivisme merupakan hal
yang penting disini. Interaksi simbolik menekankan pada
bagaimana manusia aktif melakukan terhadap realitas yang
dihadapi. Hal ini dapat membantu menjelaskan dalam proses
komunikasi antar personal. Sedangkan konstruktivisme
menekankan pada proses pembentukan realitas secara simbolik.
Maka komunikasi baik bermedia maupun antar pribadi
sesungguhnya dapat dilihat sebagai proses pembentukan realitas.
• Sosiokultural digunakan dalam topik-topik tentang diri individu,
percakapan, kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.
Varian Tradisi Sosiokultural
Tradisi sosial budaya memiliki 3 varian yaitu Interaksi symbolic,
kontruksionis, dan sosial linguistik.
• Interaksi Simbolik, bahwa interaksi manusia menggunakan
simbol. Ada 3 hal penting dalam interaksi simbolik, yaitu : mind
(pikiran), self (konsep diri) dan society (masyarakat).
• Konstruksi Sosial, pengetahuan manusia dikosntruksi melalui
interaksi sosial. Identitas dari sesuatu dihasilkan dari bagaimana
kita membicarakan suatu objek , bahasa yang digunakan untuk
menampung konsep kita dengan cara di mana group sosial
berorientasi pada pengalaman mereka.
• Sosial Linguistik, bahasa tergantung pada penggunaannya. Bahasa
adalah suatu permainan sebab orang-orang mengikuti aturan
untuk berbuat berbagai hal dengan bahasa.
Apa yang Anda Fahami?
• Tetap diusiaku yang saat ini ya..., twenty nine my age ya, tapi aku masih
tetep merindukan apresiasi karena basicly ya, aku seneng. Seneng
musik gitu...Walaupun kontroversi hati aku menunjukkan kepada
konspirasi kemakmuran yang kita pilih ya..Nggak, kita belajar ya, apa
ya.. Harmonisasi dari hal terkecil sampai terbesar. Aku pikir kita
tidak boleh ego terhadap suatu kepentingan dan kudeta apa yang kita
menjadi keinginan. Dengan adanya hubungan ini bukan mempertakut,
bukan mempersuram statusisasi kemakmuran keluarga dia gitu, tapi
menjadi confident, tapi kita mensiasati kecerdasan itu untuk lebih
ekonomi kita tetap lebih baik.
• My name is Hendrianto, I am froms the birthday in Karang Asih,
I’m have to my mind, I’m have to my said, I’m get to the good
everything, If wanna come to investor come to my place America,
Europe and everything Japannese and Asia.
(Sumber: Kutipan Wawancara Vike Prasetyo)
Tradisi Kritis
Komunikasi adalah refleksi penolakan terhadap wacana yang
tidak adil. Dua Asumsi dasar tradisi ini:
• Menggunakan prinsip-prinsip dasar ilmu sosial interpretif.
Ilmuwan kritis menganggap perlu untuk memahami
pengalaman orang dalam suatu konteks.
• Mengkaji kondisi-kondisi sosial dalam usahanya
mengungkap struktur-struktur yang seringkali tersembunyi.
Tradisi kritis digunakan dalam topik-topik tentang diri
individu, pesan, percakapan, hubungan interpersonal,
kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.
Varian Tradisi Kritis
• Kritik Politik Ekonomi, pandangan ini merupakan revisi terhadap Marxisme yang
dinilai terlalu menyederhanakan realitas kedalam dua kubu yaitu kalangan penguasa
dan kalangan tertindas berdasarkan kepentingan ekonomi.
• Marxisme, merupakan peletak dasar dari tradisi kritis ini. Marx mengajarkan bahwa
ekonomi merupakan dasar dari segala struktur sosial.
• Aliran Frankfurt, menawarkan suatu interkoneksi dan pengujian yang menyeluruh
perubahan bentuk dari masyarakat, kultur ekonomi, dan kesadaran.
• Postmodernisme, tidak ada standarisasi nilai, menolak pengetahuan yang sudah jadi
dan dianggap sebagai sesuatu yang sakral (grand narative). Menghargai hal-hal yang
lokal, keunikan, dan semacamnya.
• Cultural Studies, suatu ideologi yang mendominasi suatu kultur tetapi memusatkan
pada perubahan sosial dari tempat yang menguntungkan dari kultur itu sendiri.
• Post Strukturalis, memandang realitas merupakan sesuatu yang komplek dan selalu
dalam proses sedang menjadi. Realitas merupakan suatu proses pembentukan yang
berlangsung terus menerus dengan melibatkan banyak kalangan dengan identitas
masing-masing.
• Post Colonial, mengacu pada semua kultur yang dipengaruhi oleh proses imperial dari
masa penjajahan sampai saat ini.
Tradisi Fenomenologi
• Inti tradisi fenomenologi adalah mengamati interaksi manusia
dalam kehidupan keseharian secara alamiah.
• Ada tiga prisnsip dasar dari fenomenologi menurut Stanley
Deetz yaitu: (1) pengetahuan, maksudnya adalah bagaimana
menjadikan pengalaman hidup menjadi sebuah pelajaran; (2)
potensi dari diri; (3) bahasa sebagai kendaraan pikiran manusia.
• Fenomenologi digunakan dalam teori-teori tentang pesan,
hubungan interpersonal, budaya dan masyarakat.
Varian Tradisi Fenomenologi
• Kajian fenomenologi terbagi menjadi tiga bagian yaitu : (1)
fenomenologi Klasik (2) Fenomenologi Persepsi; dan (3)
Hermenetik fenomenologi.
• Fenomenologi Klasik, pengalaman hidup individu merupakan
objektivitas dalam memahami realitas. (Tokohnya Edmund Husserl).
• Fenomenologi Persepsi, pengalaman individu merupakan sesuatu
yang subjektif dalam memahami realitas karena setiap individu
memiliki pengalaman yang berbeda-beda. (Tokohnya marleu ponty).
• Hermenetik Fenomenologis, pengalaman sesuatu tak dapat diketahui
melalui analisa yang mendalam melainkan pengalaman seseorang
yang mana diciptakan dengan penggunaan bahasa dalam keseharian.
Apa yang nyata dan apa yang yang sekedar pengalaman melalui
penggunaan bahasa. (Tokohnya Martin Heidegger).
Conceptual Domain of Cemmunication Theory
Rhetorical The practical art of discourse Spcial exigency requiring collective
deliberation and judment
Semiotic Intersubyective mediation Misunderstanding or gap between
signs subjective viewpoints
Phenomenological Experience of otherness; Absence of, or failure to sustain,
dialogue authentic human relationship
Cybernetic Information processing Noise, overload, underload,
malfunction or bug in a system.
Sociopsychological Expression, interaction and Situation requiring manipulation
influence of causes of behavior to achieve
specified outcomes.
Sociocultural (Re)production of social Conlict, alineation, misalignment;
order failure of coordination
Critical Discusive reflection Hegemonic ideology,
systematically distoted speech
communication
Sumber: Miller (2005: 13)
Wallahu a’lam

Wassalam

Anda mungkin juga menyukai