Anda di halaman 1dari 9

MUTED GROUP THEORY AND STANDPOINT THEORY

( Teori Kebungkaman dan Teori Sikap )

OLEH:

1. AKBAR MUSLIM ( L1B018005)


2. ALIA DWI KARINA (L1B018009)
3. AMSADEN (L1B018011)
4. ARIGI DEWANTARA (L1B018016)
5. ELISIAWATI (L1B018035)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani serta petunjuk dan kekuatan kepada
saya sehingga makalah yang diberi judul “Teori Kebungkaman dan Teori Sikap”
bisa diselesaikan. kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan
karena itulah adanya kritik dan saran berkenaan tentang makalah ini sangat
diharapkan agar bisa diperbaiki dikemudian hari.
Makalah ini berisikan materi-materi yang didapatkan dengan menganalisi
beberapa referensi terdahulu yang berkaitan dengan judul makalah. Makalah ini
berisi tentang penjelasan mengenai teori kebungkaman dan teori sikap. Dalam
penyusunannya kami membaca beberapa referensi yang berkaitan tentang
pembahasan dalam makalah ini.
Meski telah disusun sebaik mungkin, akan tetapi kami kembali menyadari
bahwa sebagai manusia tentunya tidak akan terlepas dari kekurangan dan jauh
akan kata sempurna. Apabila berkenan kami harap pembaca dapat memberikan
kritik serta saran dalam pembuatan makalah baik dari segi isi hingga struktur
penulisan yang ada didalam makalah.
Materi yang terdapat dalam makala ini tentunya bertujuan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang teori kebungkaman dan
teori sikap Makalah ini juga diharapkan mampu dalam memberikan penjelasan
yang jelas bagi pembaca sehingga tidak ada kesalahan dalam pemahaman
mengenai kedua teori yang termuat. Makalah ini dibuat pula dengan tujuan untuk
menyelesaikan tugas dalam mata kuliah Teori Komunikasi. Demikian yang bisa
kami sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan pelajaran
dalam makalah ini.

Mataram, Oktober 2019

Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi merupakan hal yang akan selalu melekat pada keberadaan
masyarakat. Setiap ada masyarakat, pasti komunikasi akan selalu ada disana.
Komunikasi dalam masyarakat memiliki bermacam bentuk dan dikaji hingga
memunculkan teori baru yang berkaitan tentang fenomena komunikasi yang
ada dalam masyarakat. Teori-teori yang bermunculan akan dijadikan sebagai
acuan apabila seseorang akan melakukan penelitian terkait dengan sebuah
fenomena.
Proses komunikasi yang ada dalam masyarakat memiliki dua aspek utama
di dalamnya yakni identitas budaya dan lingkungan sosial. Identitas Budaya
memuat hal-hal yang berkaitan tentang jati diri dari seorang individu, salah
satunya adalah tentang Gender. Gender dalam masyarakat umumnya
dikelompokkan menjadi dua kelompok yakni perempuan dan laki-laki. Proses
komunikasi dan gender merupakan dua hal yang saling berkaitan, karena
sebuah komunikasi bisa dipengaruhi oleh siapa yang menyampaikan pesan
tersebut.
Pada zaman ini, Umumnya komunikasi yang dilakukan oleh laki-laki
dianggap memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan dengan seorang
perempuan. Dengan kasus seperti itu, dapat menimbulkan adanya
ketidakadilan karena menganggap bahwa pihak perempuan tidak dapat
memberikan sebuah pendapat dan hanya bisa menerima. Pengelompokkan
antara dua jenis kelmain ini menimbulkan adanya pemisahan antara pihak
yang bungkam dan pihak yang bersuara. Sejatinya bukan hanya perempuan
saja yang dianggap lemaah namun tiap kelompk yang mengalami penindasan
akan bungkam dan enggan untuk memberikan pendapatnya.
Komunikasi yang terjadi dalam masyarakat pun tidak terlepas dari
pengetahuan dan pengalaman setiap individu tentang suatu fenomena.
Hakikatnya setiap individu memiliki pandangannya sendiri terhadap suatu
fenomena. Hal ini bisa terlihat pada komentar masyarakat yang berbeda-beda
jika melihat sebuah fenomena. Pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu
tentunya akan mempengaruhi bagaimana ia berkomunikasi.
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai bagaimana pandangan teori
kelompok bungkam dan teori sikap terhadap fenomena yang ada dalam
masyarakat. a
1.2 Rumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apa itu Teori Kelompok bungkam ( Muted Group Theory )
b. Apa itu Teori Sikap ( Standpoint Theory )

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah yang ada, dapat diambil tujuan makalah ini sebagai
berikut:
a. Mengetahui apa itu Teori Kelompok bungkam
b. Mengethui apa itu Teori Sikap
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Teori Kelompok Bungkam ( Muted Group Theory )

Teori kelompok bungkam dikemukakan oleh antropolog sosial yaitu


Edwin Ardener dan Shirley Ardener yang menyatakan bahwa kelompok yang
memiliki susunan teratas dari tingkat sosial dalam masyarakat akan menentukan
sistem komunikasi bagi budaya tersebut. Teori ini memberikan penjelasan
bagaimana kelompok dengan kekuasaan yang lebih rendah harus mengikuti
komunikasi yang telah dibuat oleh pihak dominan, karena pihak dominan
dianggap sebagai pemegang kekuasaan dan penentu keputusan.

Dalam teori ini berfokus mengenai bagaimana perempuan dan kelompok


bawah lainnya dipandang pada saat melakukan komunikasi dalam masyarakat.
Umumnya pada saat kelompok bawah berbicara kepada pihak dominan itu sama
saja berbicara dengan orang tuli karena apa yang ia bicarakan tidak akan diterima
dengan kata lain hal yang ia lakukan percuma dan sia-sia. Kelompok bawah
dianggap sebagai kelompok bungkam karena tidak pandai dalam berbicara dalam
sudut pandang pihak dominan.

Muncunya kelompok bungkam dikarenakan adanya tekanan yang


dilakukan terhadap suatu kelompk baik itu yang berkaitan dengan gender, ras,
suku ataupun budaya. Kelompok bungkam juga sulit untuk menyampaikan ide
dan gagasan yang ia miliki karena merasa tidak sebanding dengan pihak dominan.

Salah satu kelompok yang diangggap kelompok bawah yang ada di


masyarakat adalah perempuan. Pengelompokkan dengan jenis kelamin
menimbulkan pandangan yang berbeda disaat seorang lelaki berbicara dan saat
perempuan berbicara. Cheris Kramarae merupakan seorang professor yang berasal
dari Universitas Illinois, melakukan sebuah penelitian mengenai cara-cara
perempuan dilukiskan dalam sebuah kartun. Dan ia menemukan bahwa
perempuan dalam sebuah animasi akan digambarkan sebagai seseorang yang
emossional serta plin-plan, sedangkan seorang lelaki digambarkan sebagai
seseorang yang sederhana dan memiliki pernyataan yang kuat dan tidak terbantah.
Dalam animasi saja gender digambarkan sebagai sesuatu yang berbeda, apalagi
dalam kehidupan bermasyarakat didunia nyata.

Kramarae juga menambahkan bahwa sebuah bahasa merupakan konstruksi


yang dibuat oleh seorang pihak dominan contohnya adalah lelaki. Wanita dan
kelompok lainnya diangga sebagai kelompok bungkan yang tidak bebas
mengatakan apa yang ingin mereka katakan karena menganggap bahwa pihak
dominan telah mengambil semuanya. Adanya tekanan yang diberikan, adanya
perbedaan persepsi hingga dominasi dari salah satu kelompok membuuat
kelompok bungkam itu muncul.

Kramarae juga memberikan contoh sederhana dalam perbedaan pembagian


wanita dan pria yang berbeda, yakni pernyataan yang mengatakan bahwa
perempuan hanya bertanggung jawab atas pekerjaan yang berrada di rumah
sedangkan priaa bertanggung jawab atas pekerjaan di luar rumah ( pekerjaan yang
mendapatkan bayaran). Pihak dominan yang diungkapkan kramarae adalah pihak
pria yang digambarkan sebagai seeorangg yang berwibawa dan memiliki
pengalaman yang lebih dibandingkan dengan wanita, oleh sebab itulah sangat
jarang perempuan mendapatkan pekerjaan sebagai seorang pemimpin.

Kramarae merumuska asumsi daasar yang dimiliki dalam teori bungkam, sebagai
berikut:
1. Perempuan mempersepsikan dunia secara berbeda dengan laki-laki, karena
pengalaman perempuan dan laki-laki yang berbedaa
2. Dominasi politik dipegang oleh kelompok dominan ( laki-laki), yang
menghambat perempuan mengenal dunia

Teori bungkam memang terlihat berfokus pada kajian tentang seorang


perempuan yang bungkam dan pria yang memiliki suara. Namun hakikatnya teori
ini menjelaskan tentang keberadaan kelompok bungkam yang tidak bisa
mengungkapkan pendapatnya, kelompok ini bisa berupa suku,ras, ataupun agama.

Kebungkaman yang dianggap oleh pihak dominan dapat dilawan dengan


cara menyebarkan strategi-strategi untuk mengangkat hal yang dianggap remeh
oleh kelompok dominan, deman demikian hal tersebut akan terangkat. Dengan
kata lain kelompok yang diangggap bungkam bisa melakukan hal-hal yang
dianggap kelompok dominan tidak bisa mereka lakukan.contohnya, seperti adanya
istilah emansipasi wanita yang memperjuangkan hak-hak wanita.

2.2 Teori Sikap ( StandPoint)

Teori ini diperkenalkan pertama kali oleh seoraang filsuf jerman bernama
Georg Wilhelm Friedrich Hegel, yang membahas mengenai hubungan antara
majikan dengan seorang budak. Hegel mengungkapkan bahwa walaupun majikan
dan para budak hidup di lingkungan yang sama namun pengetahuan mereka
mengenai lingkungan serta masyarakat yang ada disana akan berbeda. Hal ini
dikarenakan oleh posisi mereka yang sangat berbeda dalam masyarakat. Hegel
meyakini bahwa bagaimana individu memahami dirinya, orang lain, dan
lingkungan sekitar tergantung dari kelompok mana individu tersebut berasal.

Teori ini dikenal juga sebagai teori sudut pandang karena dalam teori ini
berfokus pada bagaimana individu memiliki perspektif yang berbeda dalam dunia
sosialnya, hal ini dipengaruhi oleh keadaan kehidupan individu dan pengalaman
yang berbeda di setiap individu. Dengan kata lain bahwa cara pandang seseorang
dan perilaku dalam melihat dan memaknai suatu masalah akan berbeda, hal ini
didasari oleh latar belakang dan identitas mereka ( gender, agama, pendidikan,
tingkat sosial, ekonomi, dan lain-lain ).
Nancy Hartsock menjelaskan bahwa ada lima asumsi yang terdapat dalam
teori standpoint, berikut ini asumsi tersebut:

1) Kehidupan material yang terstruktur dan membuat batasan pemahaman


terkait hubungan sosial.
2) Saat pendapat dua kelompok berlawanan, aka nada pihak dominan yang
memiliki pendapat cenderung parsial dan membahayakan.
3) Pandangan atau visi kelompok penguasa akan membentuk hubungan
material dimana semua kelompok dipaksa untuk berpartisipasi
4) Visi yang ada pada kelompok yang tertindas adalah bentuk perjuangan dan
prestasi
5) Pemahaman tentang pelanggaran hukum dengan sudut pandang feminis
dapat menunjukkan secara tidak manusiawi, hal ini dapat bmembawa dan
menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk kedepannya.

Pada asumsi pertama dijelaskan bahwa tingkat sosial seorang individu


dapat membentuk dan membatasi pemahaman hubungan sosial mereka. Asumsi
kedua, menjelaskan tentang pihak penguasa yang dapat membahayakan pihak
bawah. Berkaitan dengan poin sebelumnya, asumsi ketiga menjelaskan bahwa tiap
pandangan yang diberikan oleh pihak penguasa akan senantiasa mematahkan
pilihan-pilihan dari kaum bawahan. Sedangkan asumsi keempat, menegaskan
bahwa dari kaum bawahan haruslah terdapat sebuah bentuk perjuangan dengan
pandangan yang mereka miliki. Asumsi ini akan membawa kita pada asumsi
terakhir yang menjelaskan bahwa apabila visi dari kaum bawahan dapat
diperjuangkan, maka kaum bawahan akan menuntuk akan adanya perbaikan
dunia. Setiap asumsi yang ada, memiliki kesimpulan bahwa walaupun sudut
pandang memiliki keberpihakan, sudut pandang dari kaum bawahan juga dapat
menjadi perhatian bagi kelompok yang berkuasa.

Selain asumsi yang dikemukakan nancy, dalam memahami teori standpoint


juga tidak akan terlepas dari konsep penting yang terdapat dalam teori ini. Berikut
ini konsep utama dalam teori sikap:

1) Sudut pandang atau sikap


Konsep ini berkaitan dengan pemahaman kehidupan seseorang
yang dipengaruhi oleh wilayah sosial tempat individu itu berada.sudut
pandang didapatkan setelah seseorang berpikir, berinteraksi, dan berusaha.
Sudut pandang harus dicari secara aktif .
2) Situated knowledge
Konsep ini berkaitan tentang pengetahuan yang didasarkan pada
konteks dan keadaan. Apa yang dipelajari oleh seseorang didapatkan dari
posisi dan peran yang dimilikinya dalam kehidupan sosial.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan .

Komunikasi merupakan sesuatu yang kompleks. Komunikasi memiliki


kajian disetiap teori yang muncul karena adanya fenomena sosial. Salah satunya
adalah teori kebungkaman dan teori sikap. Teori kebungkaman adalah teori yang
berfokus bagaimana kelompok bawah dipandang pada saat melakukan
komunikasi dalam masyarakat. Umumnya teori kebungkaman mengungkapkan
bahwa kelompok bawah harus mengikuti apa yang diungkapkan oleh pihak
dominan, karena pihak dominan dipandang memiliki kekuasaan dan penentu
keputusan.

Teori sikap adalah teori yang berfokus pada bagaimana individu memiliki
perspektif yang berbeda dalam dunia sosialnya, karena dipengaruhi oleh keadaan
kehidupannya dan pengalaman yang mereka miliki. Dengan kata lain perspektif
seseorang dan perilaku yang ia tunjukan pada satu masalah akan berbeda karena
perbedaan latar belakang.

DAFTAR PUSTAKA

araujo, s. (2015, juni 17). muted group theory (teori kelompok bungkam). Retrieved from
kompasiana: http://www.kompasiana.com
mustain. (2013). sisi lain perempuan dalam sorotan media (tinjauan teori kelompok
bungkam). jsgi, 65-73.

sari, r. p. (2014). pembungkaman kaum perempuan dalam film indonesia. jurnal


komunikasi, 117-125.

Anda mungkin juga menyukai