SOSIOLOGI
(PERUBAHAN SOSIAL, KEBUDAYAAN, DAN KONFLIK)
Disusun oleh :
1. ZINNURAINI AULIA
3. WIDIYANA
4. IKROMAL ASRI
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Perubahan Sosial, Kebudayaan dan Konflik ?
2. Apa saja teori dan tipe perubahan sosial?
3. Apa saja bentuk-bentuk konflik?
4. Apa faktor terjadinya perubahan sosial dan konflik serta cara untuk mengatasi permasalahannya?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengertahui serta memahami pengertian dari Perubahan Sosial, Kebudayaan san Konflik.
2. Untuk mengetahui teori dan tipe perubahan sosial
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk konflik
4. Untuk mengetahui faktor terjadinya perubahan sosial dan konflik serta cara untuk mengatasi
permasalahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
PERUBAHAN SOSIAL, KEBUDAYAAN DAN KONFLIK
e. Robert M. Z.Lawang
Perubahan sosial adalah proses ketika dalam suatu sistem sosial terdapat perbedaan-perbedaan
yang dapat diukur yang terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu.
b. Akulturasi
Akulturasi dapat diartikan sebagai proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia
dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sehingga
unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri
tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian budaya sendiri.
c. Asimilasi
Merupakan proses interaksi antar dua kebudayaan atau lebih yang berlangsung secara intensif
dalam waktu yang relative lama sehingga masing-masing kebudayaan tersebut benar-benar
berubah dalam wujudnya yang baru yang berbeda dengan wujud aslinya. Berikut beberapa factor
pendorong proses asimilasi, yaitu :
1) Adanya toleransi antar kebudayaan yang berbeda
2) Adanya kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi
3) Adanya sikap menghargai terhadap hadirnya orang asing dan kebudayaan yang dibawa
4) Adanya sikap terbuka dari golongan berkuasa
5) Adanya unsur-unsur kebudayaan yang sama
6) Terjadinya perkawinan campuran
7) Adanya musuh bersama diluar.
Faktor-faktor yang dapat menghambat proses asimilasi, antara lain :
1) Letak geografis yang terisolasi
2) Rendahnya pengetahuan tentang kebudayaan lain
3) Adanya ketakutan terhadap budaya lain
4) Adanya sikap superior yang menilai tinggi kebudayaan sendiri
5) Perasaan in-group yang kuat
6) Adanya perbedaan kepentingan.
d. Akomodasi
Merupakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya proses interaksi yang seimbang, baik
antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok
dengan kelompok sehingga terjadi saling pengertian, saling pemahaman, dan saling penghormatan
terhadap keberadaan sistem niali dan sistem norma yang berkembang dalam kehidupan masyarakat
yang bersangkutan
Tujuan dari akomodasi antara lain :
1) Mengurangi perbedaan dan pertentangan
2) Mencegah terjadinya bentrokan
3) Menciptakan iklim yang memungkinkan terjadinya kerja sama
4) Mengusahakan terjadinya asimilasi sehingga kehidupan masyarakat akan semakin stabil.
6. Faktor yang Memengaruhi Jalannya Proses Perubahan Sosial
a. Faktor yang Mendorong Jalannya Proses Perubahan Sosial
1) Kontak dengan kebudayaan masyarakat lain
Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah difusi. Dengan proses tersebut, manusia
mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Dengan terjadinya difusi,
suatu penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat diteruskan dan disebarkan pada
masyarakat luas sampai umat manusia di dunia dapat menikamati kegunaannya. Proses tersebut
merupakan pendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan masyarakat
manusia.1[1]Memiliki sikap terbuka terhadap karya serta keinginan orang lain untuk maju
Sikap menghargai ornag lain dan memiliki keinginan untuk maju merupakan salah satu
pendorong bagi sebuah perubahan-perubahan. Pemberian hadiah, penghargaan dan yang
sejenisnya merupakan pendorong bagi individu-individu maupun kelompok-kelompok lainnya
untuk menciptakan karya-karya yang baru lagi.
2) Sistem pendidikan formal yang maju
Sistem pendidikan yang baik dan didukung oleh kurikulum adaptif maupun fleksibel, akan
mampu mendorong terjadinya perubahan-perubahan sosial budaya. Pendidikan formal akan dapat
membekali siswa kemampuan untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan zamannya atau tidak.
3) Sikap berorientasi ke masa depan
Adanya prinsip bahwa bahwa setiap manusia harus berorientasi ke masa depan, menjadikan
manusia tersebut selalu berjiwa (bersikap) optimistis yaitu perasaan yang selalu percaya akan
memperoleh hasil yang lebih baik. Adanya jiwa dan sikap optimistis, serta keinginan yang kuat
untuk maju itu pula sehingga proses-proses perubahan yang sedang terjadi dalam masyarakat dapat
tetap berlangsung.
4) Sistem lapisan masyarakat yang bersifat terbuka (open stratification)
Sistem stratifikasi sosial yang terbuka memungkinkan adanya gerak vertikal yang luad dan
memberi kesempatan bagi individu-individu untuk maju berdasarkan kemampuannya.
5) Adanya komposisi penduduk yang heterogen
1[1]Ralph Linton, The Study of Man, (New York : Appleton Century Crofts Inc, 1936
Kehidupan masyarakat yang heterogen akan lebih mempermudah terjadi pertentangan-
pertentangan ataupun kegoncangan-kegoncangan. Hal semacam ini juga merrupakan salah satu
pendorong bagi terjadinya perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat.
6) Nilai bahwa manusia harus memperbaiki hidupnya
Adanya nilai-nilai hidup serta keyakinan yang semacam itu juga menyebabkan kehidupan
manusia menjadi dinamik dan adanya dinamisasi kehidupan inilah maka perubahan-perubahan
sosia; budaya dapat berlangsung.
7) Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu
Munculnya ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu dapat mengakibatkan
terjadinya demo atau protes-protes yang semakin meluas, atau bahkan kerusuhan-kerusuhan dan
revolusi sehingga dapat mendorong terjadinya perubagan-perubahan sosial budaya.
Selain beberapa faktor diatas terjadinya perubahan sosial dapat pula didorong atau dipercepat
karena adanya faktor intern ( dari masyarakat yang mengalami perubahan), antara lain adalah :
1) Adanya sikap masyarakat yang selalu tebuka terhadap setiap perubahan
2) Berkembangnya pola pemikiran yang positif terhadap hal-hal yang baru
3) Adanya sikap masyarakat yang selalu menyukai sesuatu yang baru
4) Adanya pengalaman yang luas dari masyarakat yang bersangkutan
b. Faktor yang Menghambat Jalannya Proses Perubahan Sosial
1) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lambat
Apabila di dalam suatu masyarakat terjadi kelambanan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologinya, maka akan menyebabkan terhambatnya laju perubahan-perubahan
sosial budaya pada masyarakat yang bersangkutan.
2) Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
Kurangnya hubungan dengan masyarakat atau kebudayaan lain, menjadi salah satu faktor yang
dapat menghambat atau menghalangi proses perubahan sosial dan budaya di dalam masyarakat
sebab masyarakat tersebut tidak dapat mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi
pada masyarakat lain.
3) Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi kebudayaan
Salah satu faktor penyebab terhambatnya suatu proses perubahan sosial budaya adalah adanya
kekhawatiran di kalangan masyarakat akan terjadinya kegoyahan seandainya terjadi integrasi
diantara berbagai unsur kebudayaan.
4) Adat dan kebiasaan
Apabila dalam masyarakat tersebut muncul nilai (budaya) serta kebiasaan-kebiasaan baru yang
akan menggeser kebiasaan-kebiasaan lama, apalagi sampai menggeser kebiasaan yang selama ini
telah menjadi pedoman serta aturan yang dipegang teguh secara turun-temurun, maka nilai serta
kebiasaan-kebiasaan baru tersebut akan ditentang atau bahkan ditolak sehingga dapat menghambat
jalannya proses perubahan sosial.
5) Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat
Nilai-nilai tradisional akan memunculkan sebuah kepentingan-kepentingan kolektif yang
tertanam kuat dalam diri masyarakat. Hal ini akan menghambat perubahan sosial karena pada
dasarnya suatu perubahan itu berusaha untuk meninggalkan nilai-nilai lama guna menuju pada
nilai-nilai yang baru yang lebih bermanfaat dan sesuai dengan keadaan masyarakat saat sekarang.
Oleh karena itu, seseorang yang menginginkan sebuah perubahan membuang jauh nilai
kepentingan itu.
6) Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap tertutup
Adanya pengalaman pahit yang diterima masyarakat akibat penjajahan yang tidak bisa
dilupakan berdampak pada munculnya kecurigaan dikalangan bangsa-bangsa yang pernah dijajah
itu terhadap sesuatu atau apapun yang datang dari Barat. Munculnya prasangka serta adanya sikap
menolak terhadap kebudayaan asing juga akan menjadi salah satu faktor penghambat bagi jalannya
proses perubahan sosial budaya suatu masyarakat.
7) Nilai bahwa hidup ini buruk dan tidak mungkin dapat diperbaiki
Adanya keyakinan dari masyarakat untuk selalu menerima setiap nasib yang diberikan Tuhan
kepada manusia dengan penuh kepasrahan menyebabkan kehidupan masyarakat menjadi bersifat
pesimistis dan statis , atau bahkan fatalistik. Adanya pemahaman yang keliru tentang nasib
manusia itulah, sehingga di dalam masyarakat tidak muncul dinamisasi, yang berarti tidak ada
perubahan atau jika ada perubahan maka hal tersebut akan berjalan secara lambat.
Selain beberapa faktor diatas, dilihat dari segi intern ( dari dalam masyarakat yang mengalami
perubahan ), terjadinya proses perubahan sosial juga dapat terhambat akibat adanya faktor-faktor
berikut.
1) Adanya sikap masyarakat yang ragu-ragu, bahkan curiga terhadap sesuatu yang baru yang
dianggap dapat berdampak negatif
2) Adanya kecenderungan dari masyarakat untuk menyukai dan mempertahankan sesuatu hal yang
lama
3) Kurangnya pengetahuan dan pendidikan masyarakat terhadap sesuatu yang baru.
2.2 KEBUDAYAAN
1. Pengertian Kebudayan
a. Pengertian Budaya
Budaya berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistemagama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-
perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.2[2] Budaya adalah suatu pola hidup
menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.3[3]
b. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata LatinColere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan
sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-
Determinism. Ada beberapa pengertian kebudayaan menurut para ahli, antara lain :
1) Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
2) Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
2. Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, yaitu :4[4]
a. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
1) alat-alat teknologi
2) sistem ekonomi
3) keluarga
4) kekuasaan politik
b. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:5[5]
1) sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
2) organisasi ekonomi
6[6]Lihat karangan A.L. Kroeber dan T. Parsons, The Concept of Culture and of Social System. American
Sosiological Review, XXIII-5 (1958: hlm. 582-583).
6. Penetrasi Kebudayaan
Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan
ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
a. Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan
Hindu dan Islam ke Indonesia[rujukan?]. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak
mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh
kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.
Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa
menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang
merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah
bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah
bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang
sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
b. Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya
kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga
menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.
Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350
tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem
pemerintahan Indonesia.
2.3 KONFLIK
3. Bentuk-Bentuk Konflik
a. Konflik menurut Dahrendoft
1) Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi) misalnya antara peranan –peranan dalam
keluarga atau profesi(konflik peran (role)).
2) Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antarkeluarga, antargank).
3) Konflik antar satuan nasional (kompanye, perang saudara).
4) Konflik antaratau tidak antaragama
5) Konflik antar politik.
b. Konflik berdasarkan jenisnya
1) Komflik rasial merupakan konflik yang didasarkan pada perbedaann rasial yang meliputi perbedan
fisik, etika pergaulan, cara berbicara, dan cara menghormati orang lain.
2) Konflik antarsuku bangsa
a) Perbedaan bahasa daerah, misalnya bahasa jawa, sunda, balim madura, batak.
b) Perbedaan kesenian daerah, misalkan tarian daerah musik pegiring, seni lukis, dan seni ukir.
c) Perbedaan adat istiadat dalam perkawinan, upacara ritual dan hukum adat.
d) Perbedaan seni bangunan rumah, peralatan kerja di sawah dan pakaian adat.
e) Perbedaan tata susunan dan kekerabatanm mislnya patrilineal, matrilineal, dan parental.
f) Perbedaan latar belakang sejarah.
3) Konflik antaragama
Pemahaman agama yang sempit dan menganggap bahwa agama yang dianut adalah paling
benar sedangkan agama orang lain salah dapat memicu konfik antar agama.
c. Konflik berdasarkan tingkatannya
1) Konflik tingkat ideologi/gagasan adalah adanya perbedaan pemahaman ataupun cara pendang
terhadap satu hal yang bersifat mendasar antara kelompok-kelompok, golongan-golongan, atau
kelas sosial dalam masyarakat.
2) Konflik tingkat politik terjadi dalm bentuk pertentangan didalam pembagian status sosial,
kekuasaan, dan sumber-sumber ekonomi.
BAB 111
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam segi struktur sosial dengan
hubungan sosial. Dimana perubahan itu tidak akan pernah berhenti karena setiap orang mempunyai
pikiran dan kegiatan yang berbeda-beda. Perubahan sosial berhubungan dengan kebudayaan dan
konflik. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-
hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan konflik adalah sebagai satu bentuk perbedaan
atau pertentangan ide, pendapat,faham dan kepentingan diantara dua pihak atau lebih.
Teori tentang perubahan sosial diantaranya:
a. Teori Evolusi (Evolution Theory)
b. Teori Konflik (Conflict Theory)
c. Teori Fungsionalis (Funvtionalist Theory)
d. Teori Siklus (Functionalist Theory).
Tipe-tipe perubahan sosial yaitu perubahan lambat (evolusi) dan perubahan cepat
(revolusi),perubahan kecil dan perubahaan besar,perubahan yang dikehendaki (intended-change)
dan perubahan yang tidak dikehandaki.
Bentuk-bentuk konflik diantaranya:
a. Konflik menurut Dahrendoft ada 4
1. Konflik dalam peran sosial
2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial
3. Konflik antar satuan nasional
4. Konflik antaratau tidak antaragama
5. Konflik antar politik.
b. Konflik berdasarkan jenisnya
1. Komflik rasial
2. Konflik antarsuku bangsa
3. Konflik antaragama
c. Konflik berdasarkan tingkatannya
1. Konflik tingkat ideologi/gagasan
2. Konflik tingkat politik
d. Konflik dipandang dari segi materinya
1. Konflik tujuan
2. Konflik peranan
3. Konflik nilai
4. Konflik kebijakan
e. Konflik berdasarkan cara pandangnya
1. Konflik positif – positif
2. Konflik negatif – negatif
3. Konflik positif – negatif
Faktor penyebab terjadinya perubahan sosial, kebudayan dan konflik
a. Perubahan sosial penyebabnya yaitu stratifikasi, komunikasi, virus n-ach (need achivment),
pengaruh dari intern dan ekstern.
b. Konflik penyebabnya yaitu perbedaan individu, perbedaan latar belakang dan kepribadian,
perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok, perubahan-perubahan nilai yang cepat dan
mendadak dalam masyarakat.
Untuk mengatasinya dilakukan dengan cara produktif mengatasi konflik (With Drawal, Assertif,
Adjusting), cara tidak produktif mengatasi konflik (Avoidance, Force, Blame, Silentcers), cara lain
mengatasi konflik (Win – win solution, Win – lose solution, Lose – lose solution).
Hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan yaitu kedua bersangkut-paut
dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
3.2 Saran
Dengan karya tulis ini mudah-mudahan dapat bermanfaat khusunya bagi penyusun umunya
bagi semuanya. Selain itu bagi pembaca yang ingin lebih mengetahui materi silahkan untuk
mencari sumber referensi dari buku yang lain.
DAFTAR PUTAKA