Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU DAN PESAN TEORI KOMUNIKASI

SEMESTER GANJIL 2022/2023


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UBHARA JAYA
Nama : Arbi Rizky Maulana
NPM : 202110415290
Kelas : 2A2
MK : Teori Komunikasi
Dosen : Ibu Annisa Eka Syafrina

Teori Komunikasi
1. Teori Strategi Kesopanan
Menurut Yule, yang mendasari teori tentang strategi kesopanan adalah konsep face”muka”. Konsep tentang
muka penting dalam kajian penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Tulisan ini akan membahasa tentang
konsep muka, tindakan yang mengancam muka (Face Threatening Acts), dan strategi kesopanan berbahasa.
Tindakan yang melanggar muka negatif menurut brown dan levinson (1987) meliputi tindakan yang
terkandung dalam :
 Ungkapan mengenai: orders and requests, suggestions, advice, remindings threats, warnings, dares
('perintah dan permintaan, saran, nasihat, peringatan, ancaman, peringatan, tantangan').
 Ungkapan mengenai offers, promises ("tawaran, janji").
 Ungkapan mengenai compliments, expressions of strong (negative) emotions toward H-e.g hatred,
anger ("pujian, ungkapan perasaan negatif yang kuat seperti kebencian dan kemarahan terhadap
lawan.tutur').

2. Teori Identifikasi
Burke memulai dengan perbedaan antara tindakan dan gerakan. Tindakan terdiri atas perilaku sukarela dan
bertujuan; gerakan tidak bertujuan dan tidak mengandung makna. Burke memandang individu secara biologis
dan neurologis, dibedakan dengan menggunakan simbol perilaku atau kemampuan untuk bertindak . manusia
menciptakan simbol untuk menamai benda dan situasi.

Pandangan Burke terhadap simbol sangat luas, termasuk sebuah aturan linguistik dan elemen-elemen non-
verbal. Burke menyetujui bahwa bahasa berfungsi sebagai kendaraan untuk tindakan. Bahasa membentuk
perilaku karena kebutuhan sosial membutuhkan orang untuk bekerja sama dengan tindakannya. Identifikasi
dapat berarti ajakan dan penyampaian yang efektif atau menjadi akhir dari komunikasi itu sendiri.
Identifikasi dapat disadari atau tidak disadari, direncanakan atau tidak direncanakan. Menurut Burke, ada tiga
sumber identifikasi yang saling berkaitan, yaitu:

 Identifikasi Materi (material identification)


Hasil dari kebaikan, kepemilikan dan benda, seperti memiliki mobil yang sama atau bercita rasa
busana yang sama.
 Identifikasi Idelistis (idealistic identification)
Hasil dari ide yang terbagi, sikap, perasaan dan nilai, seperti menjadi anggota dari gereja atau partai
politik yang sama.
 Identifikasi Formal (formal identification)
Hasil dari penyusunan, bentuk atau pengaturan dari peristiwa dimana kedua orang tersebut bertisipasi.

3. Teori Rencana
Charles Berger adalah pencetus teori rencana (theory of planning) sebagai salah satu teori yang cukup
terkenal dalam ilmu komunikasi. Teori rencana menjelaskan proses yang dilaluli seseorang dalam
merencanakan perilaku komunikasi mereka. Studi mengenai rencana komunikasi sebagai salah satu bidang
kognitif manusia ini mendapatkan perhatian besar dari para ahli khususnya para ahli psikologi. Para ahli
sebelumnya tidak terlalu memberikan perhatian pada hubungan antara rencana kognitif manusia dengan
perilakunya, dan Berger berharap dapat menjembatani kekosongan ini dengan berbagai riset dan teorinya.

Asumsi Dasar Charles Berger


 Kekuatan tujuan akan mempengaruhi rencana yang cenderung kompleks Asumsi ini menyatakan
ketika tujuannya kuat, tentu saja akan mempengaruhi rencana.
 Teori ini memprediksi ketika suatu pengetahuan khusus dan umum yang lebih kompleks, maka
rencana akan jelas. Asumsi ini menitikberatkan pada sumber informasi atau sumber pengetahuannya
harus dikuatkan terlebih dahulu, apabila sumbernya sudah kuat, maka dalam perumusan rencana akan
lebih mudah dan lebih terperinci.
 Besar atau kecilnya hasil yang dicapai bergantung pada motivasi untuk mencapai tujuan. Teori Berger
menunjukan bahwa apakah besar dan kecilnya keberhasilan bergantung pada motivasinya untuk
mencapai tujuan.

4. Teori Logika Pesan


Logika desain pesan merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan alasan implisit tentang
komunikasi. Setidaknya terdapat tiga logika desain pesan yang sangat berbeda dan digunakan oleh seseorang
ketika berkomunikasi, yaitu logika desain pesan ekspresif, konvensional, dan retorikal. Teori ini masuk
kedalam rumpun teori produksi pesan, yang merupakan sebuah proses pembentukan dan penyampaian makna
interaksi sosial dan kultural merupakan dua konteks yang dapat memiliki pengaruh terhadap proses
pembentukan pesan. Pada tahapan produksi pesan, terdapat pemaparan bagaimana proses penciptaan pesan
seseorang dalam bentuk tulisan, ucapan, maupun ekspresi dari pemproduksi pesan. Teori logika desain pesan
dikemukakan oleh Barbara O’Keefe pada tahun 1977. Barbara O’Keefe pada awalnya adalah seorang
pendukung teori kontruktivisme, namun kemudian ia memperluas teorinya dengan memasukkan juga
pandangan-pandangan yang terkait dengan bagaimana orang mendesain pesan.

3 logika menurut O’Keefe


 Logika Ekspresif (expressive logic)
Logika ini memiliki premis dasar bahwa "bahasa adalah media untuk mengekspresikan pikiran dan
perasaan”. Logika ekspresif ini adalah logika yang memandang komunikasi sebagai cara untuk
berekspresi serta untuk menyatakan perasaan dan pikiran, dengan kata lain logika ekspresif ini lebih
bersifat terbuka dan reaktif, dengan hanya memberikan sedikit perhatian pada kebutuhan dan
keinginan orang lain.
 Logika Konvensional (conventional logic)
Memilki premis dasar bahwa "komunikasi adalah permainan yang dimainkan secara kooperatif,
sesuai dengan aturan dan prosedur konvensional secara sosial.".8 Logika konvensional ini yaitu
logika yang melihat komunikasi sebagai permainan yang harus dimainkan dengan mengikuti
sejumlah prosedur. Disini komunikasi merupakan alat untuk mengekspresikan diri yang dilakukan
menurut aturan dan norma yang diterima termasuk hak dan tanggung jawab masing-masing orang
yang terlibat.
 Logika Retorika (rhetorical logic)
Memiliki premis dasar bahwa "komunikasi adalah penciptaan dan negosiasi diri dan situasi sosial.".10
Logika retorika ini yaitu logika yang memandang komunikasi sebagai suatu cara untuk mengubah
aturan melalui negoisasi. Berbeda dengan logika konvensional, yang mengatakan untuk mendesain
pesan yang relevan dengan konteks yang diberikan, logika retorika berusaha untuk menciptakan
konteks menggunakan pesan yang dirancang. Penciptaan konteks ini dilakukan dengan menggunakan
koordinasi dan negosiasi.

5. Teori Feminisme
Pada dasarnya teori feminisme ini merupakan teori sebagai upaya atas kritikan terhadap studi laki-laki untuk
mentransformasikan tekanan struktural, dimulai dari pengalaman tekanan sebagai perempuan. Sebagai
sebuah teori yang besar, teori feminis didasarkan pada 4 pertanyaan fundamental, yakni pertanyaan tentang
bagaimana kehidupan (nasib) perempuan, mengapa perempuan berada di situasi sekarang (mengalami
ketimpangan), bagaimana cara mengubah dunia sosial yang penuh ketimpangan tersebut, dan bagaimana
perbedaan perempuan berdasarkan kehidupan, posisi, atau status sosial masing-masing.

6 Jenis Feminisme

 Feminisme Kultural
Pada gerakan feminisme kultural, perhatian utama teorinya dipusatkan pada eksplorasi tentang nilai-
nilai yang dianut oleh masyarakat perempuan, yakni tentang bagaimana mereka menyadari bahwa
mereka diposisikan berbeda dengan laki-laki. Teori feminisme kultural percaya bahwa dengan
mengetahui potensi kaum perempuan dalam masyarakat akan meningkatkan sumber kekuatan yang
lebih sehat dibandingkan jika masyarakat tersebut hanya fokus pada budaya androsentris.
 Feminisme Liberal
Orang-orang yang menganut teori feminisme liberal percaya bahwa ketidaksetaraan gender dalam
masyarakat terjadi karena adanya pembagian kerja yang tidak adil (seksis) dan kuatnya budaya
patriarki. Oleh karena itu, para kaum feminis liberal sepakat bahwa kesetaraan gender akan mudah
tercapai jika diadakan transformasi pembagian kerja mulai dari keluarga, pendidikan, lingkungan
kerja, media, dan area-area kehidupan yang lain.
 Feminisme Radikal
Teori feminisme yang satu ini memang memiliki pandangan yang cukup jauh berbeda dari dua teori
feminisme sebelumnya. Para penganut teori feminisme radikal memiliki fokus kaum perempuan dan
mengabaikan kaum laki-laki. Oleh karena itu, dalam perkembangannya, teori feminisme radikal
menjadi salah satu teori feminisme yang paling ekstrim. Mereka fokus pada perjuangan tentang
separatisme perempuan serta fokus memperjuangkan hak-hak perempuan secara biologis. Yang
membuat feminisme radikal menjadi semakin ekstrim adalah adanya anggapan bahwa kaum pria
sama sekali tidak memberikan kontribusi dalam masyarakat.
 Feminisme Anarkis
Sama seperti feminisme radikal, teori feminisme anarkis merupakan salah satu teori feminisme yang
paling ekstrim. Penganut teori ini percaya bahwa pusat permasalahan yang dialami oleh perempuan
saat ini adalah negara dan kaum pria. Oleh karena itu, feminis anarkis bertujuan untuk
menghancurkan negara dan meruntuhkan pemerintahan yang dipimpin oleh kaum laki-laki.
 Feminisme Marxis
Teori feminisme marxis percaya bahwa ketidaksetaraan gender terjadi karena adanya tindasan
kapitalisme terhadap perempuan. Oleh karena itu, gerakan feminisme ini bertujuan untuk
meruntuhkan sistem kapitalisme.
 Feminisme Sosialis
Teori feminisme yang satu ini merupakan kritis terhadap teori feminisme marxis. Para feminis sosialis
percaya bahwa permasalahan yang dialami perempuan saat ini bukan disebabkan oleh kapitalisme,
karena sebelum kapitalisme ada, posisi perempuan pun sudah berada di bawah laki-laki. Tujuan
utama keberadaan feminisme sosial adalah untuk menghapuskan sistem kepemilikan pria dalam
struktur sosial di masyarakat.

6. Teori Makna Semantik


Semantik merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang makna. Dalam cabang linguistik,
semantik memegang peranan penting, karena Bahasa yang digunakan dalam komunikasi tidak lain hanya
untuk menyampaikan suatu makna. Misalnya seseorang menyampaikan ide dan pikiran kepada lawan bicara,
lalu lawan bicara dapat memahami apa yang dimaksud, karena ia bisa menyerap makna yang disampaikan.

Ferdinand de Saussure sebagai ahli yang mengemukakan teori ini bahwa “setiap tanda linguistik dibentuk
oleh dua buah komponen yang tidak terpisahkan, yaitu komponen signifiant (bunyi) dan komponen signifie
(makna)”. Melalui teori de Saussure tersebut, dapat dipahami bahwa semantik adalah (1) ilmu yang
mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya, dan (2) ilmu tentang
makna atau arti.

Jenis Semantik
 Semantik Leksikal
merupakan jenis semantik yang objek penelitiannya adalah leksikon dari suatu Bahasa.
 Semantik Gramatikal
merupakan jenis semantik yang objek penelitiannya adalah makna-makna gramatikal dari tataran
morfologi.
 Semantik Sintaksikal
merupakan jenis semantik yang sasaran penyelidikannya bertumpu pada hal-hal yang berkaitan
dengan sintaksis,
 Semantik Maksud
merupakan jenis semantik yang berkenaan dengan pemakaian bentuk-bentuk gaya bahasa, seperti
metafora, ironi, litotes, dan sebagainya.
7. Teori Fenomenologi
Fenomenologi bisa diartikan sebagai studi tentang pengalaman hidup seseorang atau metode untuk
mempelajari bagaimana individu secara subjektif merasakan pengalaman dan memberikan makna dari
fenomena tersebut.

Asumsi Dasar
 Asumsi pertama
Adalah penolakan terhadap gagasan bahwa para peneliti dapat bersikap objektif. Para ahli
fenomenologi percaya bahwa pengetahuan mengenai esensi hanya dapat dilakukan dengan cara
mengasah berbagai asumsi yang telah ada sebelumnya melalui suatu proses-yang dalam
fenomenologi dikenal dengan istilah epoche.
 Asumsi kedua
Bahwa pemahaman yang mendalam terhadap sifat dan arti dari hidup terletak pada analisis praktik
kehidupan yang dilakukan oleh manusia dalam kesehariannya.
 Asumsi ketiga
Yakni eksplorasi manusia yang bertentangan dengan individu adalah hal sangat penting dalam
fenomenologi. Manusia dipahami melalui berbagai cara yang unik sebagaimana mereka
merefleksikannya melalui keadaan sosial, budaya, dan sejarah kehidupannya.
 Asumsi keempat
Yaitu bagaimana manusia dikondisikan dalam sebuah proses penelitian. Para peneliti fenomenologi
tertarik untuk mengumpulkan berbagai pengalaman sadar manusia yang dianggap penting melalui
intepretasi seorang individu dibandingkan dengan pengumpulan data secara tradisional.
 Asumsi kelima
Berkaitan dengan proses. Fenomenologi adalah sebuah metodologi yang berorientasi pada penemuan
yang secara spesifik tidak menentukan sebelumnya apa yang akan menjadi temuannya.

Tipe-tipe Tradisi Fenomenologi


 Fenomenologi Eksistensial (existential phenomenology)
Adalah suatu studi yang menitikberatkan pada kehadiran manusia termasuk didalamnya pengalaman
manusia dalam kebebasan untuk menentukan pilihan ataupun tindakan dalam suatu situasi.
 Fenomenologi Historis Generatif (generative historicist phenomenology)
Adalah suatu studi yang mempelajari bagaimana memaknai segala sesuatu yang ditemui dalam
pengalaman manusia kemudian digeneralisasikan ke dalam proses historis kumpulan pengalaman
sepanjang waktu.
 Fenomenologi Genetik (genetic phenomenology)
Adalah studi yang mempelajari asal mula makna dari berbagai hal yang berada dalam pengalaman
sendiri.
 Fenomenologi Hermeneutik (hermeneutical phenomenology)
Adalah studi yang mempelajari struktur intepretatif pengalaman, bagaimana kita memahami dan
mengikutsertakan berbagai hal di sekitar kita ke dalam dunia manusia kita termasuk diri kita sendiri
dan orang lain.
 Fenomenologi Konstitutif Naturalistik (naturalistic constitutive phenomenology)
Adalah suatu studi yang mempelajari bagaimana kesadaran mengambil berbagai hal dalam dunia
alam dengan asumsi bahwa sikap alami kesadaran adalah bagian dari alam.

 Fenomenologi Realistik (realistic phenomenology)


Adalah suatu studi yang menitikberatkan pada pencarian esensi universal dari berbagai hal termasuk
tindakan manusia, motif, dan diri sendiri. Selain itu, beberapa ahli menambahkan berbagai hal lainnya
yang meliputi filsafat hukum fenomenologis (Adolf Reinach); etika, teori nilai, agama, dan filosofi
antropologis (Max Scheler); estetika, arsitektur, musik, sastra, dan film (Roman Ingarden); filosofi
ilmu pengetahuan manusia dan gender (Edith Stein).
 Fenomenologi Konstitutif Transendental (transcendental constitutive phenomenology)
Adalah suatu studi yang mempelajari bagaimana suatu objek dikonstitusikan ke dalam kesadaran
transcendental.

Anda mungkin juga menyukai