Anda di halaman 1dari 5

NAMA NIM

: :

Ardiansyah Permana 0172012637 Inntroduction to Communication M. Syaifulloh, M.Si

MATAKULIAH : DOSEN :

Berikut Macam-macam teori komunikasi yang terdapat di Komunuikasi Intra Personal, Inter Personal, kelompok/group, Organisasi, Media/Massa. 1. Teori dari Komunikasi Intra Personal

Teori Humanisme Teori ini muncul diilhami oleh perkembangan dalam psikologi yaitu psikologi Humanisme. Sesuai pendapat yang dikemukakan oleh McNeil (1977) In many instances, communicative language programmes have incorporated educational phylosophies based on humanistic psikology or view which in the context of goals for other subject areas has been called the humanistic curriculum Teori humanisme dalam pengajaran bahasa pernah diimplementasikan dalam sebuah kurikulum pengajaran bahasa dengan istilah Humanistic curriculum yang diterapkan di Amerika utara di akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Kurikulum ini menekankan pada pembagian pengawasan dan tanggungjawab bersama antar seluruh siswa didik. Humanistic curiculum menekankan pada pola pikir, perasaan dan tingkah laku siswa dengan menghubungkan materi yang diajarkan pada kebutuhan dasar dan kebutuhan hidup siswa. Teori ini menganggap bahwa setiap siswa sebagai objek pembelajaran memiliki alasan yang berbeda dalam mempelajari bahasa. Tujuan utama dari teori ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa agar bisa berkembang di tengah masyarakat. The deepest goal or purpose is to develop the whole persons within a human society. (McNeil,1977) Penerapan Teori Belajar Humanisme

Belajar adalah menekankan pentingnya isi dari proses belajar yang tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Aplikasi teori humanisme dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Hal ini dapat diterapkan melalui kegiatan diskusi, membahas materi secara berkelompok sehingga siswa dapat mengemukakan pendapatny masingmasing di depan kelas. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila kurang mengerti

terhadap materi yang diajarkan. Pembelajaran berdasarkan teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. memiliki dampak dalam praktek pendidikan. Orientasi yang mendukung saat ini adalah lingkungan harus tidak mengancam baik secara psikologis, emosional dan fisikal. Sementara banyak pengajar akan setuju bahwa ini adalah hal yang penting, mereka juga akan mengusung sebuah kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan murid untuk berhadapan dengan pengharapan eksternal. Pertemuan dengan pengaharapan eksternal seperti ini menghadapkan pertentangan pada sebagian besar teori humanisme. Beberapa prinsip dasar dari pendekatan humanisme yang dapat kita pakai untuk mengembangkan pendidikan : 1. Murid akan belajar dengan baik apa yang mereka mau dan perlu ketahui. Saat mereka telah mengembangkan kemampuan untuk menganalisa apa dan mengapa sesuatu penting untuk mereka sesuai dengan kemampuan untuk mengarahkan perilaku untuk mencapai yang dibutuhkan dan diinginkan, mereka akan belajar dengan lebih mudah dan lebih cepat. Sebagian besar pengajar dan ahli teori belajar akan setuju dengan dengan pernyataan ini, meskipun mereka mungkin akan tidak setuju tentang apa tepatnya yang menjadi motivasi murid. 2. Mengetahui bagaimana cara belajar lebih penting daripada membutuhkan banyak pengetahuan. Dalam kelompok sosial kita dewasa ini dimana pengetahuan berganti dengan sangat cepat , pandangan ini banyak dibagi diantara kalangan pengajar, terutama mereka yang datang dari sudut pandang kognitif. 3. Evaluasi diri adalah satu satunya evaluasi yang berarti untuk pekerjaan murid. Penekanan disini adalah pada perkembangan internal dan regulasi diri. 4. Perasaan adalah sama penting dengan kenyataan. Banyak tugas dari pandangan humanisme seakan memvalidasi poin ini dan dalam satu area, pengajar yang berorientasi humanisme membuat sumbangan yang berarti untuk dasar pengetahuan kita. 5. Murid akan belajar dengan lebih baik dalam lingkungan yang tidak mengancam.

2.

Teori dari Komunikasi Inter Personal

Teori Analisis Transaksional Teori analisis transaksional merupakan karya besar Eric Berne (1964), yang ditulisnya dalam buku Games People Play. Berne adalah seorang ahli ilmu jiwa terkenal dari kelompok Humanisme. Teori analisis transaksional merupakan teori terapi yang sangat populer dan digunakan dalam konsultasi pada hampir semua bidang ilmu-ilmu perilaku. Teori analisis transaksional telah menjadi salah satu teori komunikasi antarpribadi yang mendasar. Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi antarpribadi pun dikenal transaksi. Yang dipertukarkan adalah pesanpesan baik verbal maupun nonverbal. Analisis transaksional sebenarnya bertujuan untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi (siapa-siapa yang terlibat di dalamnya dan pesan apa yang dipertukarkan). Dalam diri setiap manusia, seperti dikutip Collins (1983), memiliki tiga status ego. Sikap dasar ego yang mengacu pada sikap orangtua (Parent= P. exteropsychic); sikap orang dewasa (Adult=A. neopsychic); dan ego anak (Child = C, arheopsychic). Ketiga sikap tersebut dimiliki setiap orang (baik dewasa, anak-anak, maupun orangtua).

3.

Teori dari Komunikasi Kelompok/Group

Standpoint Theory Teori ini menjelaskan bahwa pengalaman individu, pengetahuan, dan perilaku komunikasi sebagian besar dibentuk oleh kelompok sosial dimana mereka aktif (Wood, J. T.,1982 dalam West, R., & Turner, L. H., 2000). Dari sinilah kita dapat menarik kerangka tentang sistematika pengaruh kekuatan pembentuk identitas. Secara kultural, bangsa Indonesia sebelum kemerdekaan dan masa awal kemerdekaan adalah bangsa yang guyub. Keguyuban ini pun terbawa pada kolektif-kolektif komunitas Islam. Kita mengenal adanya komunitas pesantren NU, dan Muhamadiyyah pada masa sebelum kemerdekaan. Setelah kebijakan Soeharto di era tahun 1980-an yang lebih dekat dengan Islam, dan komunitas kolektif Islam menjadi semakin menjamur. Dan semakin banyaknya komunitas kolektif inilah yang kemudian banyak sekali mempengaruhi kehidupan warga Indonesia yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh media global telah tereduksi oleh keberadaan dan pengaruh komunitas kolektif yang memiliki high context culture.

4.

Teori dari Komunikasi Organisasi

TEORI STRUCTURAL KLASIK / ORGANISASI KLASIK

Konsep tentang organisasi sebenarnya telah berkembang mulai tahun. 1800an dan konsep-konsep ini sekarang dikenal sebagai teori klasik (classical theory) atau kadang-kadang disebut juga teori tradisional atau teori struktural klasik. Dampak teori klasik pada organisasi telah dan masih dirasakan sangat besar. Sebagai contoh organisasi yang didasarkan birokrasi dan banyak bagian dari teori klasik. Karakteritik Organisasi Weberian Kata birokrasi mula-mula berasal dari kata legalrasional. Organisasi disebut rasional dalam hal penetapan tujuan dan perancangan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Weber bentuk organisasi birokratik adalah bentuk yang paling efisien. Oleh karena itu Weber berpendapat bahwa masyarakat perlu membentuk organisasi, baru selain masyarakat tradisional. Blau&Scott (1962) merupakan landasan bagi teori ini ---> organisasi social & organisasi formal Social : Merujuk pada pola-pola interaksi social (frekuensi, intensitas kontak, horizontal). Kepercayaan bersama yang menghasilkan suatu struktur yang lebih dari pada sejumlah individu (kelompok). Adanya pola yang mengisyaratkan bahwa terdapat hubungan antara orang-orang yang mentransformasikan mereka dari suatu kumpulan individu menjadi sekelompok orang / sejumlah kelompok menjadi suatu system social yang lebih besar.

Komunikasi berhubungan dengan organisasi social melalui 3 cara: - System social dihasilkan lewat komunikasi. - System social mempengaruhi bagaimana, ke dan dari siapa, dan dengan pengaruh bagaimana komunikasi terjadi di antara anggota-anggota. # meningkatkan kemungkinan berbicara secara horizontal, dan mengurangi kemungkinan komunikasi vertical (upward & downward). - Membuat prediksi yang akurat mengenai orang-orang tanpa mengetahui lebih banyak.

5.

Teori dari Komunikasi Massa

Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer (1976), yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat masyarakat modern, diamana media massa diangap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat,kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan dapat dirumuskan sebagai berikut: Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilainilai. Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan dukungan moral. Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan.

Anda mungkin juga menyukai