Anda di halaman 1dari 11

Perbedaan Pendapat Antar Mahasiswa dan Dosen

Vanya Izzati, Novalia Agung Wardjito Ardhoyo

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Email : vanyaizzatisch@gmail.com

ABSTRAK

Zaman sekarang banyak mahasiswa yang berbeda pendapat, pemikiran, pola pikir dan
sudut pandang terhadap dosen dikarenakan umur yang terpaut jauh. Dengan adanya perbedaan –
perbedaan tersebut maka menimbulkan konflik, biasanya konflik itu terjadi seperti Tania dan Pak
Asep mempunyai perbedaan pendapat dikarenakan sudut pandang mereka yang berbeda dan pola
pikir yang berbeda. Disaat pak Asep sedang menjelaskan materi , tania tidak dapat menangkap
atau mengerti maksud yang disampaikan pak Asep. Di dalam perdebatan tersebut tania
cenderung lebih menggunakan intonasi yang tinggi, permasalahan ini akan menjadi konflik
apabila tidak segera diselesaikan oleh karena itu diperlukan solusi atas permasalahan ini karena
bagaimanapun setiap profesi memiliki karakteristik profesionalismenya sendiri, sebagai salah
satu komponen penting dalam sistem pendidikan, guru atau dosen juga diharuskan memiliki
sifat-sifat profesionalisme lalu agar pembelajaran kuliah berjalan dengan lancar, antara dosen
dan mahasiswa intinya harus saling mengerti atau memahami satu sama lain agar tidak terjadi
miss communication sehingga terjadinya konflik, dan dalam permasalahan ini solusinya ialah
Pak Asep harus mengurangi penggunaan bahasa atau kata kata yang kurang di mengerti anak
zaman sekarang atau mahasiswa. Dan mahasiswa yang harus memahami kosakata yang dimiliki
oleh Pak Asep.

Kata Kunci : Konflik, Dosen, Mahasiswa


LATAR BELAKANG

Konflik antar mahasiswa dan dosen terjadi dikarenakan perbedaan usia yang cukup jauh
sehingga menimbulkan perbedaan pendapat, sudut pandang dan pola pikir. Konflik ini terjadi di
lingkungan kampus, Tania dan Pak Asep mempunyai perbedaan pendapat dikarenakan sudut
pandang mereka yang berbeda dan pola pikir yang berbeda. Disaat Pak Asep sedang menjelaskan
materi, Tania tidak dapat menangkap atau mengerti maksud yang disampaikan Pak Asep. Di
dalam perdebatan tersebut Tania cenderung lebih menggunakan intonasi yang tinggi. Solusi
dalam mengatasi konflik tersebut adalah dengan cara saling memahami satu sama lain dan bisa
menghormati pendapat yang lebih tua.

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Komunikasi adalah bagian penting yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Dengan berkomunikasi,
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain, baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah
tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat, atau dimana saja manusia berada. Tidak
ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Arti komunikasi adalah proses
penyampaian makna dari satu entitas atau kelompok ke kelompok lainnya melalui penggunaan
tanda, simbol, dan aturan semiotika yang dipahami bersama. Antropologi adalah ilmu yang
mempelajari segala macam seluk beluk, unsur-unsur, kebudayaan yang dihasilkan dalam
kehidupan manusia. Ekonomi masyarakat, agama dan keyakinan, politik pemerintahan, fisik
manusia, kesehatan, perkembangan teknologi dan sebagainya adalah ruang studi bagi Ilmu
Antropologi. Definisi Komunikasi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. hubungan antara antropologi dengan komunikasi
yaitu, antropologi adalah ilmu yang mempelajari segala macam seluk beluk, unsur-unsur,
kebudayaan yang dihasilkan dalam kehidupan manusia. Ekonomi masyarakat, agama dan
keyakinan, politik pemerintahan, fisik manusia, kesehatan, perkembangan teknologi dan
sebagainya adalah ruang studi bagi Ilmu Antropologi. Sedangkan pengertian Antropologi budaya
adalah cabang antropologi yang berfokus pada penelitian variasi hukum budaya istiadat di selang
kelompok manusia. Secara etimologis istilah antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata
'anthropos' yang berarti manusia atau, dan 'logos' yang berarti wacana atau ilmu. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti manusia
dan logos yang berarti ilmu, maka antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia
yaitu mempelajari ras-ras manusia, ciri fisiknya, kebudayaannya, perilakunya dan sebagainya.
Antropologi diartikan sebagai ilmu tentang manusia, khususnya membahas tentang asal-usul,
aneka warna bentuk fisik, adat istiadat, dan kepercayaannya di masa lampau. Antropologi
budaya mengumpulkan data tentang akhir suatu peristiwa babak ekonomi dan politik global
terhadap realitas budaya lokal.

Para antropolog budaya memanfaatkan berbagai cara, selang lain pengamatan partisipatif
(participant observation), wawancara dan survei. Penelitian antropologi budaya sering
dikategorikan untuk penelitian lapangan karena seorang antropolog mesti menetap dalam kurun
masa yang cukup lama di lokasi penelitiannya. Faktor budaya biasanya meliputi bahasa atau
kebahasaan, profesi, latar belakang atau pengetahuan dan sebagainya. Dalam kasus
miskomunikasi yang saya angkat berpusat pada adanya perbedaan bahasa antara komunikator
dan komunikan sehingga mengakibatkan pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak dapat
dimengerti oleh komunikan atau komunikan kurang dapat memberikan timbal balik akibat
bahasa yang digunakan oleh komunikator tidak dapat dipahami.

Mengapa saya mengangkat topik tersebut karena zaman sekarang banyak mahasiswa
yang berbeda pendapat, pemikiran, pola pikir dan sudut pandang terhadap dosen dikarenakan
umur yang terpaut jauh. Dengan adanya perbedaan – perbedaan tersebut maka menimbulkan
konflik. Contoh kasusnya adalah seorang dosen yang bernama Pak Asep dan mahasiswa yang
bernama Tania. Pak Asep sedang menjelaskan materi dan tania memperhatikan Pak asep. Akan
tetapi, Tania tidak dapat menangkap apa yang disampaikan oleh Pak Asep. Mengapa Tania tidak
dapat menangkap apa yang disampaikan Pak asep karena cara Pak Asep menyampaikan materi
tersebut menggunakan kata kata yang baku dan sulit dimengerti dan gaya bahasa yang tidak
dipahami tania, sehingga Tania tidak dapat mengerti. Hal tersebut juga dikarenakan perbedaan
budaya dan usia. Solusi dari kasus tersebut adalah Pak Asep mengurangi penggunaan bahasa
atau kata kata yang kurang dimengerti anak zaman sekarang atau mahasiswa. Dan mahasiswa
yang harus memahami kosakata yang dimiliki oleh Pak Asep.
Adapun kaitan antara konflik, miskomunikasi dan antropologi, pada intinya ilmu yang
mempelajari segala macam seluk beluk, unsur-unsur, kebudayaan yang dihasilkan dalam
kehidupan manusia itu disebut antropologi, akan tetapi, didalam kehidupan Perbedaan-perbedaan
yang muncul dalam suatu kumpulan adalah hal lumrah yang sering ditemui dalam kehidupan.
Manusia sebagai objek yang sangat abstrak dan kompleks tentunya memiliki berbagai unsur
yang kian kini peninjauannya belum pernah usai baik dalam perbedaan dan persamaannya.
Dalam pandangan inilah, berbagai konflik dari satu aspek ke aspek yang bergejolak. Konflik
juga dipandang sebagai gejala umum yang terjadi di masyarakat akibat adanya interaksi sosial.
Dalam artian, konflik menjadi bagian yang sangat melekat dalam kehidupan bermasyarakat.
Konflik yang memaparkan adanya perselisihan diakibatkan oleh adanya proses sosial yang
terjadi antara individu maupun kelompok yang berusaha untuk menyingkirkan pihak lain dalam
suatu masalah yang terjadi.

Dalam pandangan antropologi, konflik diakibatkan oleh salah satunya yaitu perbedaan
kebudayaan biasanya konflik disebabkan juga karena miss communication. Hal ini terjadi karena
mereka tidak dapat menafsirkan makna sebenarnya dari pembicara, miskomunikasi sendiri sering
terjadi dalam situasi di mana ada kesalahan dalam mengungkapkan pikiran atau salah persepsi
oleh salah satu lawan bicara, alasan terjadinya hal ini cukup beragam. Akan tetapi, ia biasanya
menyebabkan kebingungan dan rasa frustrasi bagi kedua pihak yang terlibat , miskomunikasi juga
tak jarang menjadi gerbang untuk konflik dan masalah lainnya , pada dasarnya, ia adalah
perbedaan pemikiran yang menyebabkan dua pihak untuk membentuk pendapat dan kesimpulan
yang berbeda, sehingga mengarah pada konflik, dan ketiga ini yaitu konflik, miss communication
dan antropologi saling berkaitan.

METODE PENELITIAN

Pada riset ini jenis metode yang saya gunakan adalah metode kualitatif instrumen
penelitian yang saya pakai yaitu wawancara. Dalam wawancara ini ada informan atau
narasumber yaitu Anton yang berumur 60 tahun dengan gender Laki - laki dan Gina yang
berumur 19 tahun dengan gender perempuan. Dari wawancara tersebut saya memberi beberapa
pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa penyebab dari miskomunikasi tersebut?
2. Apakah konflik tersebut dapat menimbulkan perpecahan antara dosen dan mahasiswa?
3. Bagaimana cara mengatasi agar konflik tersebut tidak terulang?

Sebelum masuk ke jawaban dari beberapa pertanyaaan yang akan dibahas kita harus
mengetahui definisi dari komunikasi, kebudayaan, konflik, miss communication dan antropologi,
pertama, komunikasi sendiri mempunyai pengertian yaitu suatu proses pada seseorang yang
berusaha untuk memberikan pengertian dan informasi dengan cara menyampaikan pesan kepada
ornag lain. Kedua, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar. Ketiga, pertentangan
antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan. Ke-empat, miss
communication adalah kegagalan dua orang untuk dapat berkomunikasi secara memadai dan
yang terakhir ke-empat yaitu antropologi adalah ilmu yang mempelajari segala macam seluk
beluk, unsur-unsur, kebudayaan yang dihasilkan dalam kehidupan manusia.

Menjawab dari beberapa pertanyaan diatas, pertama, apa penyebab dari miss
communication ? penyebab miss communication dalam permasalahan ini yaitu Tania dan Pak
Asep mempunyai perbedaan pendapat dikarenakan sudut pandang mereka yang berbeda dan pola
pikir yang berbeda. Disaat pak Asep sedang menjelaskan materi , tania tidak dapat menangkap
atau mengerti maksud yang disampaikan pak Asep. Di dalam perdebatan tersebut tania
cenderung lebih menggunakan intonasi yang tinggi. Lalu pertanyaan kedua, Apakah konflik
tersebut dapat menimbulkan perpecahan antara dosen dan mahasiswa ? ini bisa saja menjadi
konflik jika permasalahan ini tidak segera diselesaikan, oleh karena itu diperlukan solusi atas
permasalahan ini karena bagaimanapun setiap profesi memiliki karakteristik profesionalismenya
sendiri, sebagai salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan, guru atau dosen juga
diharuskan memiliki sifat-sifat profesionalisme, Para ahli menyebutkan bahwa seorang guru
(juga dosen) yang profesional adalah yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Memiliki penguasaan terhadap materi secara baik dan mendalam.

b. Memiliki keterampilan mengajar yang baik. Dewasa ini, paradigma mengajar adalah
berorientasi kepada mahasiswa. Ini artinya pendekatan yang digunakan adalah proses
pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Dalam hal ini, dosen berperan sebagai fasilitator.
Berbagai strategi mengajar dirancang oleh dosen agar mahasiswa dapat berkembang menjadi
pembelajar yang mandiri. Berbeda dengan paradigma lama di mana dosen lebih aktif
menyampaikan materi kepada mahasiswa.

c. Memiliki kepribadian yang berorientasi pelayanan. Ini maksudnya mahasiswa bukan sekedar
mahasiswa yang harus diberi instruksi tetapi mahasiswa adalah klien yang harus dilayani
kebutuhannya. Kebutuhan mahasiswa adalah belajar untuk mandiri.

d. Memiliki kemampuan memantau hasil belajar dengan berbagai teknik evaluasi.

e. Bisa menjadi bagian dari masyarakat belajar di lingkungan profesinya, dan juga sebaliknya
mahasiswa pun harus mengetahui kriteria dosen itu seperti apa, sekiranya dia tidak mengerti apa
yang dijelaskan oleh dosen, harus bertanya agar tidak terjadi salah paham, hal ini dilakukan agar
pembelajaran kuliah berjalan dengan lancar.

Lalu pertanyaan ketiga, bagaimana cara mengatasi agar konflik tersebut tidak terulang?
Agar pembelajaran kuliah berjalan dengan lancar, antara dosen dan mahasiswa intinya harus
saling mengerti atau memahami satu sama lain agar tidak terjadi miss communication sehingga
terjadinya konflik, dan dalam permasalahan ini solusinya ialah Pak Asep harus mengurangi
penggunaan bahasa atau kata kata yang kurang di mengerti anak zaman sekarang atau
mahasiswa. Dan mahasiswa yang harus memahami kosakata yang dimiliki oleh Pak Asep.

Wawancara adalah percakapan dua orang atau lebih yang berlangsung antara narasumber
dan pewawancara dengan tujuan mengumpulkan data-data berupa informasi. Oleh karena itu,
teknik wawancara adalah salah satu cara pengumpulan data, misalnya untuk penelitian tertentu
sedangkan Secara bahasa, pengertian observasi adalah memperhatikan atau melihat. Bila
dijabarkan, observasi adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengamati secara langsung suatu
objek tertentu dengan tujuan memperoleh sejumlah data dan informasi terkait objek tersebut

ANALISIS PEMBAHASAN

Sejarah Teori Komunikasi


Di dalam sejarah teori komunikasi dan setelah itu teori komunikasi dirumuskan Laswell,
akhirnya penelitian tentang komunikasi pun banyak dilakukan orang, diantaranya Paul
Lazarsfeld (pada tahun yang sama, 1948) yang melakukan penelitian tentang pengaruh dari
komunikasi, apakah media massa berpengaruh dalam mengubah pilihan orang dalam kampanye
Pemilu, dan sejenisnya.

Pada tahun 1950-an, Teori Komunikasi pun berkembang. Wilbur Schramm


memperkenalkan Teori Peluru atau “The Bullet Theory Of Communication”. Secara simpel,
teori itu menyatakan bahwa komunikasi merupakan peluru yang dapat ditembakkan pada
pendengar/penerima komunikasi (pendengar/penerima bersifat pasif). Namun, Schramm
merevisi teori itu pada tahun 1970-an bahwa pendengar/penerima komunikasi itu tidak pasif.

Pada tahun 1960-an, Marshall MCLuhan dalam bukunya “Understanding Media” (1964)
memperkenalkan teori “The Medium Is The Massage”. Artinya medium menentukan bentuk
pesan/massage. Mc Luhan mengibaratkan dengan cahaya listrik, cahaya listrik untuk menerangi
operasi bedah otak di rumah sakit akan berbeda dengan cahaya listrik untuk menerangi
pertandingan sepakbola. Dengan konsep ini, Mc Luhan menegaskan bahwa komunikasi akan
mencapai sasarn jika sesuai dengan situasi atau kondisi dari penerima komunikasi, bahkan
komunikasi akan percuma jika penerima komunikasi itu sendiri tidak ada.

Jadi, jika Homophily ada maka komunikasi akan efektif, tapi jika Heterophily ada maka
komunikasi tidak akan efektif kecuali jika komunikasi punya Empathic Ability (kemampuan
komunikator untuk merasakan apa yang dirasakan komunikan). Pada tahun 1980-an Teori
Komunikasi tidak ada yang baru, tapi ada dua studi tentang Efek (dampak/pengaruh komunikasi)
sehubungan dengan semakin canggihnya komunikasi massa.

Dua studi tentang efek adalah:

A. Agenda Setting
Kajian ini berkaitan dengan pemilihan Presiden AS pada tahun 1976 (menjelang
pemilihan). Davis H Heaver (1981) menjelaskan bahwa media komunikasi itu tidak
merefleksikan kenyataan tapi menyaring lalu membentuknya seperti halnya kaleidoskop
membentuk cahaya.
B. Uses And Gratification
Kajian ini sebenarnya sudah pernah dilakukan pada tahun 1940-an dan 1950-an, misalnya
mengapa masyarakat memilih program tertentu dari siaran radio? Namun, kajian saat itu
tidak melahirkan sebuah studi yang serius. •Kajian yang dikenalkan Heaver pada tahun
1981 ini berasumsi pada empat asumsi:

(1) Penggunaan media terarah pada satu tujuan,

(2) Khalayak memilih media dan jenis media.

(3) Ada sumber non-media yang menjadi pesaing media (keluarga, teman dan
sebagainya).

(4) Khalayak sadar akan kebutuhan yang dikehendakinya.

Dari Teori Komunikasi tersebut di atas, maka Proses komunikasi secara simpel adalah:
”komunikasi merupakan proses penyampaian lambang dari seseorang kepada orang lain
dengan tujuan agar dimengerti atau mengubah perilaku”. Proses komunikasi itu juga
menjelaskan adanya Lima Unsur dalam komunikasi:

1. Komunikator – penyampaian komunikasi.

2. Komunikan – penerima komunikasi .

3. Pesan – berupa lambang komunikasi, gagasan/ide.

4. Media – berupa sarana penyampaian gagasan.

5. Efek – berupa tujuan komunikasi (dimengerti/merubah perilaku) ( dari sumber


internet).

Teori Interpersonal

Teori yang saya gunakan dalam meneliti konflik diatas adalah teori komunikasi
interpersonal, teori interpersonal adalah proses komunikasi antara dua orang atau lebih secara
tatap muka. Ini memungkinkan komunikator menyampaikan pesan secara langsung dan
komunikan menanggapinya pada saat yang bersamaan,

Kaitan teori interpersonal dengan konflik perbedaan pendapat antar mahasiswa dan dosen.

Kaitannya yaitu di dalam komunikasi interpersonal komunikator harus menyampaikan


pesan secara langsung dan komunikan pun harus menanggapi pada saat bersamaan, komunikasi
interpersonal akan terjalin efektif apabila komunikan dapat memahami apa yang dikatakan
komunikator , sedangkan pada kasus terjadi dikarenakan perbedaan usia, Tania dan Pak Asep
mempunyai perbedaan pendapat dikarenakan sudut pandang mereka yang berbeda dan pola pikir
yang berbeda. Disaat pak Asep sedang menjelaskan materi , tania tidak dapat menangkap atau
mengerti maksud yang disampaikan pak Asep. Di dalam perdebatan tersebut tania cenderung
lebih menggunakan intonasi yang tinggi sehingga komunikan tidak memahami apa yang
disampaikan oleh komunikator, sehingga terjadilah konflik komunikasi interpersonal.

Kesimpulan

Perbedaan usia akan menjadi suatu permasalahan yaitu perbedaan pendapat oleh karena itu kita
harus memahami mengenai komunikasi interpersonal khususnya agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman , komunikasi Interpersonal adalah proses komunikasi antara dua orang atau
lebih secara tatap muka. Ini memungkinkan komunikator menyampaikan pesan secara langsung
dan komunikan menanggapinya pada saat yang bersamaan, komunikasi interpersonal akan
berjalan dengan efektif apabila komunikan dapat memahami apa yang dikatakan komunikator.
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, F. (2015). Pengaruh Komunikasi Interpersonal antara Dosen dan Mahasiswa

Terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Akademik Mahasiswa Effect of Interpersonal

Communication Between Lecturer and Students of Learning and Achievement Motivation

for Students. In Jurnal Pekommas (Vol. 18, Issue 1).

Ali, M., & Amin, S. (2017). KOMUNIKASI SEBAGAI PENYEBAB DAN SOLUSI

KONFLIK SOSIAL. In Jurnal Common | (Vol. 1).

Indrawati, H. (n.d.). MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

MAHASISWA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA KULIAH EKONOMI SUMBERDAYA MANUSIA DAN ALAM.


Kustiawan, W., Sri, A., Mz Siregar, M., Nabila, F., Harahap, K. H., Aini, L., Pulungan, N.

L., & Faidah, Y. (2022). Teori-Teori dalam Komunikasi Massa. KENDALI DAN LISTRIK,

3(2).

Pendidikan, J., & Konseling, D. (n.d.). Model-Model Komunikasi Linear (Vol. 5).

Anda mungkin juga menyukai