Anda di halaman 1dari 26

i

SOSIOLOGI KOMUNIKASI :
BAHAN AJAR PERTEMUAN I DAN PERTEMUAN II

Annisa Rahmawati, S.I.Kom., M.I.Kom.

2021
ii
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat, serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Bahan Ajar Pertemuan I dan Pertemuan II
Mata Kuliah Sosiologi Komunikasi untuk dosen dan mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya. Bahan ajar ini penulis sajikan
dalam format e-book untuk memudahkan dosen dan mahasiswa dalam mengaksesnya sehingga
dapat membantu penyelenggaraan kegiatan perkuliahan yang selama pandemi dilakukan secara
daring.

Mata Kuliah Sosiologi Komunikasi merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh
oleh mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi pada Semester Ganjil. Pemahaman yang baik
mengenai Sosiologi Komunikasi menjadi hal mendasar yang penting untuk dimiliki oleh
mahasiswa agar dapat memahami mata kuliah lain yang akan ditempuh pada semester-semester
selanjutnya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu proses
penyelesain buku ini, terutama kepada tim dosen pengampu Mata Kuliah Sosiologi
Komunikasi Jurusan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan waktu untuk koordinasi dan
saran yang membangun selama penulis menyusun bahan ajar ini. Semoga bahan ajar ini dapat
bermanfaat bagi dosen dan mahasiswa. Kritik dan saran yang membangun penulis butuhkan
untuk penyempurnaan penyusunan bahan ajar di masa yang akan datang.

Palembang, 25 Agustus 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………..…………………………....i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….....iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………....………iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..…………......v
PERTEMUAN I
Pendahuluan…………………………………………………………………………………...1
Ruang Lingkup Dan Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi ………....……………………….1
1.1. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi…………………………………………...1
1.1.1. Sosiologi………………………………………………………………....1
1.1.2. Masyarakat………………………………………………………………2
1.1.3. Teknologi Telematika……………………………………………………3
1.1.4. Komunikasi……………………………………………………………...4
1.2. Pengertian Sosiologi Komunikasi………………………………………………...4
1.3. Ranah Sosiologi Komunikasi……………………………………………………..5
1.4. Kompleksitas Sosiologi Komunikasi……………………………………………..6
1.5. Objek Sosiologi Komunikasi……………………………………………………..7
Rangkuman…………………………………………………………………………………….9
PERTEMUAN II
Pendahuluan………………………………………………………………………………….10
Proses Komunikasi Masyarakat………………………………………………………………10
2.1. Pengertian Proses Komunikasi……...………………………………………….10
2.2. Tahapan Proses Komunikasi……………………………………………………11
2.2.1. Proses Komunikasi Primer……………………………………………….11
2.2.2. Proses Komunikasi Sekunder……………………………………………11
2.3. Jenis Proses Komunikasi Masyarakat…………………………………………..12
2.3.1. Komunikasi Langsung…………………………………………………...12
2.3.2. Komunikasi Massa………………………………………………………13
2.3.2.1. Unsur Komunikasi Massa……………………………………14
2.3.2.2. Karakteristik Komunikasi Massa…………………………….15
2.3.2.3. Fungsi Komunikasi Massa…………………………………...17
Rangkuman…………………………………………………………………………………...19

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….21

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ranah Sosiologi Komunikasi………………………………………………………..
Gambar 2 Kompleksitas Studi Sosiologi Komunikasi…………………………………………
Gambar 3 Objek Sosiologi Komunikasi……………………………………………………......

v
PERTEMUAN I
RUANG LINGKUP DAN KONSEPTUALISASI
SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Pendahuluan
Pada Pertemuan I, mahasiswa akan mempelajari konsep penting dan mendasar tentang
Sosiologi Komunikasi. Setelah mengikuti pertemuan I, mahasiswa diharapkan mampu
memahami dan menjelaskan mengenai ruang lingkup dan konseptualisasi Sosiologi
Komunikasi. Adapun indikator pembelajaran dalam pertemuan I adalah:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dari konsep penting yang berhubungan
dengan Sosiologi Komunikasi yaitu : sosiologi, masyarakat, teknologi telematika dan
komunikasi
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan ruang lingkup Sosiologi Komunikasi
3. Mahasiswa mampu menjelaskan ranah Sosiologi Komunikasi
4. Mahasiswa mampu menjelaskan kompleksitas studi Sosiologi Komunikasi
5. Mahasiswa mampu menjelaskan objek Sosiologi Komunikasi

Materi
1.1. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi
Menurut Burhan Bungin (2013 : 27-31) sosiologi komunikasi terdiri dari 4
(empat) konsep yang sekaligus menjadi ruang lingkup sosiologi komunikasi. Empat
konsep tersebut yaitu : sosiologi, masyarakat, komunikasi, serta teknologi komunikasi
dan informasi.
1.1.1. Sosiologi
Kata sosiologi berasal dari kata sofie yang artinya bercocok tanam,
kemudian berkembang menjadi socius yang dalam bahasa latin berarti teman
atau kawan. Arti kata tersebut akhirnya berkembang lagi menjadi kata sosial
yang artinya berteman atau berserikat.
Secara khusus, kata sosial maksudnya adalah hal-hal yang berhubungan
dengan berbagai kejadian dalam masyarakat, yaitu persekutuan atau

1
perkumpulan manusia dalam meraih tujuan dan memperbaiki kehidupan
bersama (Shadily, 1993 : 1-2).
Pitirim Sorokin (dalam Soekanto, 2002: 19) mengemukakan sosiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan
agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat
dengan politik dan sebagainya); hubungan dan pengaruh timbal balik antara
gejala sosial dengan gejala-gejala nonsosial (misalnya gejala geografis,
biologis, dan sebagainya); ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
Roucek dan Warren (dalam Soekanto, 2002:19) mengemukakan bahwa
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam
kelompok. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff (dalam Soekanto,
2002:19) berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap
interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi (dalam Soekanto, 2002:20)
mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan proses-
proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial adalah
keseluruhan jalinan antara keseluruhan jalinan antara unsur unsur sosial yang
pokok meliputi kaidah sosial lembaga sosial kelompok sosial serta lapisan
sosial. Pembentukan struktur sosial, terjadinya proses sosial dan adanya
perubahan-perubahan sosial tidak lepas dari adanya aktivitas interaksi sosial.

1.1.2. Masyarakat
Menurut Ralph Linton (dalam Soekanto, 2002 : 24), masyarakat
merupakan sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup
lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri
mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan
dengan jelas.
Selo Soemardjan (dalam Soekanto, 2002 : 24) menyatakan masyarakat
adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
Berdasarkan definisi tersebut, maka disimpulkan bahwa masyarakat adalah
kumpulan manusia yang hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama,
tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan
sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.

2
Hubungan antara manusia, kemudian melahirkan keinginan,
kepentingan, perasaan, kesan dan penilaian. Keseluruhan itu kemudian
mewujudkan adanya sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan antara manusia dalam masyarakat tersebut. Dalam sistem hidup
tersebut, maka muncul budaya yang mengikat antara satu manusia dengan yang
lain.

1.1.3. Teknologi Telematika


Istilah teknologi telematika (telekomunikasi, media dan informatika)
berawal dari istilah teknologi informasi (Information Technology atau IT).
Istilah ini mulai popular di akhir dekade 70-an. Menurut Alter (dalam Burhan
Bungin, 2013:30), teknologi informasi mencakup perangkat keras dan
perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data
seperti menangkap, mentrasmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi
atau menampilkan data. Martin (dalam Bungin, 2013:30), mendefinisikan
teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat
keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan
informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan
informasi.
Menurut Miarso (2007) telematika merupakan sinergi teknologi
telekomunikasi dan informatika untuk keperluan pemrosesan data dengan
sistem binary (digital). Telekomunikasi adalah sistem hubungan jarak jauh yang
terjalin melalui saluran kabel dan nirkabel (gelombang suara, elektromagnetik,
dan cahaya). Sedangkan informatika adalah pengelolaan data yang bermakna
dengan sistem binary (digital). Istilah Information and Communication
Technology (ICT) yang lebih dikenal sekarang ini bermaksud memperluas
pengertian telematika.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa telematika merupakan konvergensi
antara teknologi telekomunikasi, media, dan informatika yang digunakan untuk
keperluan pemrosesan data dengan sistem binary (digital).

3
1.1.4. Komunikasi
Komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari
bahasa Latin communis yang berarti ‘sama’. Kata communis ini paling sering
disebut sebagai asal dari kata komunikasi karena merupakan akar dari kata-kata
Latin lainnya yang mirip, yaitu communico, communicatio, atau communicare
yang berarti “membuat sama” atau dalam bahasa Inggris disebut to make
common. Kata ‘sama’ yang disebut-sebut tadi maksudnya adalah komunikasi
terjadi karena adanya kepahaman dan kesamaan makna. Komunikasi juga
merupakan cara manusia berbagi pengetahuan dan pengalaman (Mulyana,
20011 : 46).
Onong Uchyana Effendy (2005 : 5) menyatakan bahwa komunikasi
adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik
langsung secara lisan, maupun tidak langsung melalui media.
Hovlan, Janis & Kelly (dalam Ardianto dkk, 2007:18) menyatakan
bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana individu dalam hal ini
komunikator menyampaikan sebuah pesan untuk merubah perilaku individu
lainnya”.
Lingkup komunikasi pada hakikatnya menyangkut persoalan-persoalan
yang ada kaitannya dengan substansi interaksi sosial orang-orang dalam
masyarakat, termasuk konten interaksi yang dilakukan secara langsung maupun
dengan media komunikasi.

1.2. Pengertian Sosiologi Komunikasi


Menurut Soerjono Soekanto (2002 : 423), sosiologi komunikasi merupakan
kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial, yaitu suatu hubungan atau
komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-memengaruhi antara para
individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok. Sedangkan menurut
Burhan Bungin (2013:31), sosiologi komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang ilmu komunikasi dan sudut sosiologis. Sosiologi komunikasi membahas
tentang tinjauan sosiologis terhadap komunikasi baik sebagai aktivitas sosial, interaksi
sosial antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok
dengan kelompok maupun efek sosial dari komunikasi dalam masyarakat tersebut.

4
Komunikasi dan sosiologi bagaikan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan.
Sosiologi berfokus pada interaksi dan hubungan manusia. Interaksi dan hubungan
manusia sama sekali tidak mungkin terjadi tanpa adanya komunikasi. Hal terpenting
dalam sosiologi komunikasi adalah proses interaksi sosial dan kontak sosial yang
terjadi antara sesama manusia. Dimana kontak sosial memiliki cara-cara berhubungan
yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok kelompok sosial saling
bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang
akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola
kehidupan yang telah ada.

1.3. Ranah Sosiologi Komunikasi


Sosiologi komunikasi adalah ilmu yang mempelajari komunikasi yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat, baik komunikasi yang terjadi dalam lingkup masyarakat
perkotaan maupun masyarakat pedesaan, komunikasi massa dan efeknya bagi individu
dan masyarakat, hubungan antara komunikasi dan perubahan sosial serta pembangunan
bagi masyarakat dan juga teknologi komunikasi yang berkembang dalam kehidupan
masyarakat dan efeknya bagi masyarakat itu sendiri.
Ranah sosiologi komunikasi berada pada wilayah individu, kelompok,
masyarakat dan sistem dunia. Dimana wilayah itu bersentuhan dengan dengan wilayah
lain seperti teknologi telematika, komunikasi, proses dan interaksi sosial, serta budaya
kosmopolitan (Bungin 2013: 36).
Gambar 1.
Ranah Sosiologi Komunikasi

Sumber : Bungin (2013, 36)

5
Ranah sosiologi komunikasi berbeda dengan studi-studi komunikasi dan
sosiologi secara keseluruhan. Dengan kata lain, objek sosiologi komunikasi tidak
sama dengan sosiologi secara umum, begitu juga sosiologi komunikasi tidak
mengambil objek komunikasi secara utuh. Sosiologi komunikasi menjembatani studi-
studi sosiologi dan studi-studi komunikasi dimana jembatan itu dibangun berdasarkan
kajian sosiologi tentang interaksi sosial, kemudian menarik interaksi sosial itu ke dalam
studi komunikasi yaitu studi-studi media, dampak media maupun perkembangan
teknologi komunikasi.
Ketika membahas kasus-kasus sosiologi komunikasi, maka akan ditemukan
bahwa apa yang menjadi perhatian sosiologi itu juga menjadi perhatian komunikasi.
Hal ini terjadi karena ranah sosiologi komunikasi adalah kajian utama dan terpenting
dari kajian sosiologi dan kajian komunikasi itu sendiri, yaitu individu, kelompok,
masyarakat, dunia dan segala interaksinya.

1.4. Kompleksitas Sosiologi Komunikasi


Studi sosiologi komunikasi bersifat interdisipliner. Artinya, studi sosiologi
komunikasi melibatkan berbagai sudut pandang ilmu yang berada dalam rumpun ilmu
sosial yang relevan secara terpadu. Sifat interdisipliner ini ditunjukkan pada gambar di
bawah ini.

Gambar 2
Kompleksitas Sosiologi Komunikasi

Sumber : Bungin (2013 : 37)

6
Gambar 2 juga menunjukkan bahwa sosiologi komunikasi memiliki objek
kajian yang terbuka sejalan dengan cepatnya perubahan sosial-budaya dan
perkembangan teknologi media di masyarakat beserta semua aspek yang mengikutinya.
Saat ini, arah perkembangan sosiologi komunikasi ditentukan oleh
perkembangan teknologi komunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi ini
kemudian secara simultan memengaruhi ranah-ranah sosial dan budaya masyarakat di
setiap lapisan masyarakat. Dengan demikian, maka luasnya objek kajian sosiologi
komunikasi ikut dipengaruhi oleh perkembangan ranah-ranah sosial-budaya dan
teknologi media dengan segala aspek yang mengikutinya.
Kajian sosiologi komunikasi selalu terasa tertinggal jauh jika dibandingkan
dengan perkembangan teknologi komunikasi. Berbagai teori terasa cepat usang dan
sudah tidak up-to-date lagi. Begitu pula perspektif yang awalnya dianggap penting
untuk dikembangkan dalam studi-studi sosiologi komunikasi menjadi semakin
kompleks dalam waktu singkat.
Salah satu pemicu perkembangan sosiologi yang cepat ini disebabkan karena
sosiologi komunikasi menganggap bahwa saat ini perkembangan teknologi selalui
mendahulu perkembangan teori. Pacu memacu antara teknologi dan teori di ranah
wacana, aplikasi dan masyarakat inilah yang kemudian memperluas ranah sosiologi
komunikasi itu.

1.5. Objek Sosiologi Komunikasi


Setiap bidang ilmu dalam rumpun ilmu sosial memiliki objek material yang
sama, yaitu manusia. Manusia adalah objek yang tidak pernah habis dibahas dari
berbagai aspek dan sudut pandang, baik dalam konteks mikro maupun konteks makro,
konteks fisik maupun metafisika, bahkan konteks spiritualnya. Objek material manusia
yang dimaksud adalah dalam konteks individu, kelompok, masyarakat, dunia, serta
aspek-aspek sosiologis yang mengitarinya.
Objek formal dalam studi sosiologi komunikasi menekankan pada aspek
aktivitas manusia sebagai makhluk sosial yang melakukan aktivitas sosiologis yaitu
proses sosial dan komunikasi yang merupakan aspek dominan dalam kehidupan
manusia bersama orang lain. Aspek lainnya adalah telematika dan realitasnya. Aspek
ini menyangkut persoalan teknologi media, teknologi komunikasi dan berbagai
persoalan konvergensi yang ditimbulkannya termasuk realitas maya yang dihasilkan
oleh telematika sebagai sebuah ruang publik baru yang tanpa batas dan memiliki masa

7
depan yang cerah bagi ruang kehidupan. Sebaliknya perkembangan telematika dan
aspek-aspeknya serta pengaruhnya terhadap perkembangan media massa memberikan
efek yang luar biasa kepada masyarakat.

Gambar 3
Objek Sosiologi Komunikasi

Sumber : Bungin (2013 : 39)

Efek media memiliki ruang bahasan yang luas terhadap konsekuensinya pada
proses-proses sosial itu sendiri, baik menyangkut individu, kelompok, masyarakat
maupun dunia, termasuk pula aspek-aspek yang merusak, seperti kekerasan, pelecehan,
penghinaan, bahkan sampai pada masalah-masalah kriminal. Pengaruh efek media juga
ikut membentuk gaya hidup dan lahirnya norma sosial baru di masyarakat terutama
pada masyarakat kosmopolitan, sekuler, cerdas, profesional, materialis dan hedonis
serta modis.
Perkembangan telematika tidak hanya memasuki ranah sosial, melainkan juga
memasuki ranah hukum dan bisnis. Hal ini disebabkan karena konsekuensi dominasi
telematika dalam kehidupan masyarakat. Ketika telematika sampai pada kemampuan
menciptakan masyarakat baru, yaitu cybercommunity, maka kebutuhan akan cyberlaw
menjadi mutlak ada untuk mengatur seluruh fungsi sirkulasi dan peredaran aspek-aspek
kehidupan sosial (dalam dunia cyber) sebagaimana kebutuhan sebuah sistem sosial itu
sendiri.

8
Rangkuman

• Sosiologi komunikasi terdiri dari 4 (empat) konsep yang sekaligus menjadi ruang
lingkup sosiologi komunikasi yaitu : sosiologi, masyarakat, teknologi telematika dan
komunikasi
• Sosiologi komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang ilmu komunikasi
dan sudut sosiologis. Sosiologi komunikasi membahas tentang tinjauan sosiologis
terhadap komunikasi baik sebagai aktivitas sosial, interaksi sosial antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok maupun
efek sosial dari komunikasi dalam masyarakat tersebut.
• Ranah sosiologi komunikasi berada pada wilayah individu, kelompok, masyarakat dan
sistem dunia.
• Kompleksitas sosiologi komunikasi antara lain : studi sosiologi komunikasi bersifat
interdisipliner dan sosiologi komunikasi memiliki objek kajian yang terbuka sejalan
dengan cepatnya perubahan sosial-budaya dan perkembangan teknologi media di
masyarakat beserta semua aspek yang mengikutinya.
• Objek material sosiologi komunikasi adalah manusia, sedangkan objek formal dalam
sosiologi komunikasi adalah aktivitas manusia sebagai makhluk sosial yang melakukan
aktivitas sosiologis yaitu proses sosial dan komunikasi.

9
PERTEMUAN 2
Proses Komunikasi Masyarakat

Pendahuluan

Pada pertemuan 2, mahasiswa akan mempelajari tentang proses komunikasi


masyarakat. Proses komunikasi masyarakat merupakan materi yang penting dalam Sosiologi
Komunikasi. Seperti yang telah disampaikan pada pertemuan 1, komunikasi dan masyarakat
merupakan dua konsep yang merupakan ruang lingkup Sosiologi Komunikasi. Setelah
mengikuti pertemuan 2, mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan mengenai
proses komunikasi masyarakat. Adapun indikator pembelajaran pada pertemuan ini adalah :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan proses komunikasi
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan tahapan dari proses komunikasi primer
dan tahapan proses komunikasi sekunder
3. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dari komunikasi langsung dan komunikasi
massa
4. Mahasiswa mampu menjelaskan proses komunikasi langsung dan komunikasi massa
5. Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik komunikasi massa
6. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi komunikasi massa

Materi
2.1. Pengertian Proses Komunikasi
Proses merupakan suatu kegiatan atau aktivitas secara terus-menerus yang
dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Proses komunikasi dalam masyarakat terkait
dengan struktur dan lapisan maupun ragam budaya dan proses-proses sosial yang ada
di masyarakat tersebut. Selain itu, proses komunikasi juga terkait dengan pengaruh
khalayaknya, baik secara individu, kelompok, maupun masyarakat luas (Bungin
2013:67).
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau
perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa
merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya.
Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan. kekhawatiran, kemarahan,

10
keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. (Effendy:
2002:11).
Harold D Lasswell dalam bukunya, The Structure and Function of
Communication in Society, mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk
menjelaskan sebuah proses komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai
berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? (Mulyana,
2011 : 69). Berdasarkan definisi Laswell ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi
yang saling bergantung satu sama lain, yaitu :
1. Komunikator (Siapa yang mengatakan?)
2. Pesan (Mengatakan apa?)
3. Media (Melalui saluran/media apa?)
4. Komunikan (Kepada siapa?)
5. Efek (Dengan dampak/efek apa?)
Lima unsur tersebut sebenarnya belum lengkap bila kita bandingkan dengan
unsur-unsur komunikasi yang terdapat dalam model-model komunikasi yang lebih
baru. Unsur-unsur yang sering ditambahkan adalah : umpan balik (feedback),
gangguan/kendala komunikasi (noise/barriers), dan konteks atau situasi komunikasi.

2.2. Tahapan Proses Komunikasi


Menurut Onong Uchayana Effendy (2002 : 11), proses komunikasi terbagi
menjadi dua tahap, yaitu secara primer dan secara sekunder.
2.2.1. Proses Komunikasi Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran
dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam
proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa) dan pesan nonverbal
(gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara
langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan
komunikator kepada komunikan. Contoh proses komunikasi primer
adalah ketika seorang Ibu menyampaikan bahwa
2.2.2. Proses Komunikasi Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

11
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam menyampaikan
komunikasi karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang
relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah,
radio, televisi, film, dan sebagainya adalah media kedua yang sering
digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu
menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa
(surat kabar, televisi, radio, dan sebagainya) dan media nirmassa (telepon,
surat, megapon, dan sebagainya).

2.3. Jenis Proses Komunikasi


Menurut Bungin (2013 : 67), proses komunikasi dalam masyarakat dapat dibagi
menjadi : proses komunikasi langsung (tatap muka) yang terjadi pada komunikasi
interpersonal dan komunikasi kelompok serta proses komunikasi yang terjadi pada
komunikasi massa. Dua proses komunikasi ini, terutama komunikasi massa,
mengandalkan teknologi telematika khususnya media massa sebagai teknologi
penting dalam proses kegiatan komunikasi.
2.3.1. Komunikasi Langsung
Komunikasi langsung (tatap muka) adalah komunikasi yang prosesnya
terjadi ketika komunikator dan komunikan langsung bertemu dan
dipengaruhi oleh emosi serta perasaan diantara kedua pihak (Bungin, 2013
: 70). Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, komunikasi langsung
terjadi pada komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok.
Mulyana (2011 : 81) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal
adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Sedangkan komunikasi
kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil
(small group communication), jadi sifatnya pun tatap muka. Kelompok
adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama-sama, yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling
kebergantungan), mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka
sebagai bagian dari kelompok tersebut meskipun setiap anggota boleh jadi
punya peran yang berbeda.

12
Komunikasi langsung dapat terjadi antara individu dengan individu,
antara individu dengan kelompok, antara kelompok dengan kelompok,
maupun antara kelompok dengan masyarakat. Walaupun komunikasi
individu tidak terlepas dari pengaruh kelompok, namun konsep
komunikasi ini hanya melihat konten komunikasi yang dibangun oleh
individu masing-masing. Pada komunikasi kelompok, kontennya
dipengaruhi oleh motivasi bersama dalam kelompok, tujuan-tujuan yang
ingin dicapai, persepsi bersama, kesan-kesan yang tumbuh dalam
kelompok, model kepemimpinan yang dibangun serta pengaruh-pengaruh
eksternal yang dialami kelompok akan saling memengaruhi masing-
masing anggota kelompok, termasuk juga terhadap kelompok itu secara
keseluruhan dan sampai pada tingkat tertentu seluruh individu dalam
kelompok dan kelompoknya itu akan saling mengontrol atau
mengendalikan satu dan lainnya.
Proses-proses yang terjadi dalam komunikasi kelompok memungkinkan
unsur-unsur kebudayaan, norma sosial, kondisi situasional, tatanan
psikologi, sikap mental, konteks tradisi kultural maupun pengaruh ritual
semuanya berproses dan turut menentukan proses-proses komunikasi ini.
Dengan demikian, komunikasi kelompok merupakan proses yang
sistematik dan terstruktur serta membentuk. Oleh karena itu, untuk
memahami komunikasi kelompok diperlukan pemahaman tentang
budaya, nilai-nilai, sukap dan keyakinan komunikator, konteksnya,
orientasi kultural kelompok, linguistic kelompok dan serangkaian faktor
psikologis.
2.3.2. Komunikasi Massa
Menurut Bittner (1980), komunikasi massa merujuk pada proses
komunikasi di mana pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang. Media massa adalah sarana utama dalam
komunikasi massa untuk menyebarkan pesan-pesan kepada khalayak.
Media massa dapat berupa media massa cetak seperti surat kabar, majalah,
dan buku; media elektronik seperti radio dan televisi; serta media digital
(internet).
Menurut Bungin (2013 : 71), komunikasi massa adalah proses
komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan

13
komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas.
Dengan demikian, unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah;
komunikator, media massa, informasi (pesan) massa, gatekeeper,
khalayak (publik), dan umpan balik.
Sedangkan menurut Mulyana (2011 : 75), komunikasi massa adalah
komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar,
majalah), maupun elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu
lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah
besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen.
Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak, dan
selintas (khususnya media elektronik).
2.3.2.1 Unsur-Unsur Komunikasi Massa
Adapun unsur-unsur komunikasi massa adalah :
1. Komunikator
Komunikator dalam komunikasi massa adalah pihak yang
menggunakan media massa untuk menyebarkan informasi secara
serentak.
2. Media Massa
Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang
melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses
oleh masyarakat secara massal pula.
3. Informasi (Pesan) Massa
Informasi massa adalah informasi yang diperuntukkan kepada
masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh
dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, informasi massa
adalah milik publik, bukan ditujukan kepada individu tertentu.
4. Gatekeeper
Gatekeeper adalah penyeleksi informasi. Gatekeeper memiliki
kewenangan untuk menyeleksi setiap informasi yang akan
disiarkan dan kewenangan untuk memperluas atau membatasi
informasi yang akan disiarkan.
5. Khalayak (Publik)
Khalayak adalah massa yang menerima informasi massa yang
disampaikan oleh media massa.

14
6. Umpan Balik
Umpan balik dalam komunikasi massa yang disampaikan melalui
media massa konvensional umumnya tertunda. Akan tetapi, seiring
dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, umpan
balik dalam sebuah komunikasi massa dapat diterima dengan
segera (Bungin, 2013 : 72).

2.3.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa


Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya, seperti
komunikasi antarpesona dan komunikasi kelompok. Perbedaan itu
meliputi komponen – komponen yang terlibat di dalamnya, juga proses
berlangsungnya komunikasi tersebut. Karakteristik komunikasi massa
adalah sebagai berikut (Ardianto dkk, 2007 : 7-12)
1. Komunikator Terlembagakan
Komunikasi massa melibatkan lembaga sehingga
komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.
Misalnya, jika pesan komunikasi massa disampaikan melalui
surat kabar, maka komunikatornya adalah redaksi surat kabar
tersebut.
2. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi
massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan
untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan
komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa
yang dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria
penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik bagi
sebagian komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang
penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni
bagi sebagian besar komunikan.
3. Komunikan Anonim dan Heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan
heterogen. Dalam komunikasi massa, komunikator tidak
mengenal komunikan (anonim) karena penyampaian pesan
dilakukan dengan menggunakan media massa. Selain anonim,

15
komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogeny karena
terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang dapat
dikelompokan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan
tingkat ekonomi.
4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Keserempakan yang dimaksud adalah keserempakan kontak
komunikator dengan komunikan dalam jumlah besar dan
komunikan yang berada dalam lokasi yang terpisah dan
berbeda-beda. Kelebihan komunikasi massa dibandingkan
dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau
komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas.
Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara
serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang
sama pula.
5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan
sekaligus. Namun dalam komunikasi massa unsur yang paling
penting adalah unsur isi. Dalam komunikasi massa, struktur
sebuah pesan lebih penting daripada aspek hubungan
antarmanusia. Pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan
sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media
massa yang akan digunakan.
6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Komunikasi massa adalah komunikasi dengan menggunakan
atau melalui media massa sehingga komunikator dan
komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung.
Komunikator aktif menyampaikan pesan sedangkan komunikan
aktif menerima pesan, tetapi keduanya tidak dapat melakukan
dialog seperti dalam komunikasi interpersonal. Dengan
demikian, komunikasi massa bersifat satu arah.
7. Stimulasi Alat Indera “Terbatas”
Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera terbatas karena
bergantung pada jenis media massa. Misalnya, pada surat kabar

16
dan majalah, pesan yang disampaikan oleh komunikator
diterima oleh komunikan dengan melihat. Lalu pada radio siaran
dan rekaman auditif, pesan yang disampaikan diterima oleh
komunikan dengan mendengar. Kemudian pada tayangan
televisi dan film, pesan diterima oleh komunikator dengan
menggunakan indera penglihatan dan pendengaran karena
media televisi dan film bersifat audiovisual.
8. Umpan Balik Tertunda (Delayed)
Unsur umpan balik (feedback) merupakan faktor penting dalam
komunikasi apa pun. Hal ini dikarenakan efektivitas komunikasi
dapat dilihat dari feedback yang diberikan oleh komunikan
kepada komunikator atas pesan yang disampaikan.

2.3.2.3 Fungsi Komunikasi Massa


Komunikasi massa adalah salah satu aktivitas sosial yang
berfungsi di masyarakat. Robert K. Merton mengemukakan bahwa
fungsi aktivitas sosial memiliki dua aspek yaitu fungsi nyata (manifest
function) dan fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent function).
Fungsi nyata aktivitas sosial adalah fungsi yang diinginkan terjadi,
sedangkan fungsi tidak nyata adalah fingsi yang tidak diinginkan
terjadi. Berikut ini adalah lima fungsi komunikasi massa (Bungin, 2013
: 79 – 81) :
1. Fungsi Pengawasan
Media massa merupakan sebuah medium yang dapat
digunakan untuk pengawasan aktivitas masyarakat. Fungsi
pengawasan ini dapat berupa peringatan dan kontrol sosial
maupun kegiatan persuasif. Peringatan dan kontrol sosial
digunakan sebagai aktivitas preventif untuk mencegah
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Sedangkan
kegiatan persuasif digunakan sebagai upaya memberikan
reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan
apa yang dilakukannya. Media massa dapat memberikan
reward kepada masyarakat yang bermanfaat dan fungsional
bagi anggota masyarakat lainnya. Selain itu media massa

17
juga dapat memberikan punishment kepada masyarakat
apabila aktivitasnya tidak bermanfaat atau bahkan
merugikan fungsi-fungsi sosial lainnya di masyarakat.
2. Fungsi Social Learning
Fungsi utama dari komunikasi massa adalah memberikan
guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat.
Memberikan guiding artinya komunikasi massa bisa
menjadi sebuah cara untuk memberikan petunjuk-petunjuk
tertentu yang ada di dalam masyarakat. Sedangkan
memberikan pendidikan sosial artinya komunikasi massa
bisa menjadi sebuah cara untuk menyampaikan pesan-pesan
yang mendidik kepada masyarakat luas.
3. Fungsi Penyampaian Informasi
Komunikasi masssa yang mengandalkan media massa
memiliki fungsi utama, yaitu menyampaikan informasi
kepada masyarakat luas. Komunikasi massa
memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan
kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat.
4. Fungsi Transformasi Budaya
Fungsi transformasi budaya adalah fungsi komunikasi
massa yang bersifat dinamis. Komunikasi massa menjadi
proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama
oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang
didukung oleh media massa. Fungsi transformasi budaya ini
menjadi sangat penting dan terkait dengan fungsi-fungsi
lainnya, terutama fungsi social learning. Perubahan-
perubahan budaya yang disebabkan perkembangan
telematika menjadi perhatian utama seluruh masyarakat
dunia karena selain dapat dimanfaatkan untuk bidang
pendidikan juga dapat dimanfaatkan untuk bidang lainnya,
seperti politik, perdagangan, agama, hukum, militer dan
sebagainya. Komunikasi massa memiliki peran penting
dalam proses ini karena hampir seluruh perkembangan

18
telematika mengikutsertakan proses-proses komunikasi
massa terutama dalam proses transformasi budaya.
5. Fungsi Hiburan
Fungsi lain dari komunikasi massa adalah hiburan.
Komunikasi massa dapat menjadi sebagai saluran
komunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan yang
sifatnya mampu menciptakan rasa senang bagi khalayak.
McQuaill (1994 : 70) mengemukakan bahwa dalam fungsi
ini, komunikasi massa menyediakan hiburan, pengalihan
perhatian, dan sarana relaksasi bagi masyarakat luas. Selain
itu, komunikasi massa juga mampu meredakan ketegangan
sosial. Berkaitan dengan itu media massa menjalankan
fungsinya sebagai pelepas khalayak dari masalah yang
sedang dihadapi. Rasa jenuh di dalam melakukan aktivitas
rutin pada saat tertentu akan muncul. Di saat itulah media
menjadi alternatif untuk membantu kita di dalam
melepaskan diri dari problem yang sedang dihadapi atau lari
dari perasaan jenuh.

RANGKUMAN

• Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan
oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Adapun unsur-unsur
komunikasi adalah : komunikator, pesan, media, komunikan, efek, umpan balik,
gangguan/kendala dan konteks.
• Tahapan proses komunikasi terdiri dari dua tahap, yaitu secara primer dan secara
sekunder. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)
sebagai media. Sedangkan proses komunikasi secara sekunder adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

19
• Proses komunikasi dalam masyarakat dapat dibagi menjadi : proses komunikasi
langsung (tatap muka) yang terjadi pada komunikasi interpersonal dan komunikasi
kelompok serta proses komunikasi yang terjadi pada komunikasi massa.

20
21

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro., Lukiati Komala dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa Suatu
Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Bungin, Burhan. 2013. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Prenada Media Group.
Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra
Aditya Bakti.
Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Soekanto, Soeryono. 2002. Sosiologi : Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Press.
Mulyana, Deddy. 2011. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Miarso, Yusuthadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Anda mungkin juga menyukai