Anda di halaman 1dari 13

TEORI EKOLOGI MEDIA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah nilai Ujian Akhir Semester


Teori Komunikasi

Dosen: Prof. Dr. Hj. Neni Yulianita, M. Si


Dr. Ani Yuningsih, M. Si

Oleh
Tantri Annisa Hanjani
NPM : 20080019021

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2020
ABSTRAK
Makalah ini berjudul Teori Ekologi Media.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia tidak dapat terlepas dari komunikasi, salah satu alat yang digunakan oleh
manusia dalam berkomunikasi dan mendapatkan informasi adalah media massa. Setiap orang
memiliki kebutuhan untuk mendapatkan informasi dan kemudahan pertukaran informasi itu
dapat dilakukan melalui media massa. Dalam hal ini yang dimaksud media adalah media atau
alat yang menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi
massa. Media massa terbagi menjadi dua yaitu media massa yang tercetak dalam sebuah kertas
(media cetak) dan media yang terdiri dari perangkat mesin – mesin (media elektronik), media
massa cetak misalnya majalah, surat kabar, dan lain sebagainya. Serta media elektronik seperti
radio dan televisi (Nuruddin, 2009: 3)

Menurut Harold Adam Innis, media mempunyai kekuatan membentuk opini


masyarakat. Orang menggunakan media untuk memperoleh kekuasaan politik dan ekonomi
bahkan mengubah susunan sosial dari sebuah masyarakat. Media komunikasi memiliki bias
yang terdapat dalam diri mereka untuk mengendalikan aliran ide dalam masyarakat.
Perubahan dalam kehidupan saat ini berubah pesat, salah satunya dengan kemajuan
teknologi. Bahkan dapat dikatakan bahwa masyarakat tidak dapat menghindar dari pengaruh
teknologi. Dahulu, manusia hanya berkomunikasi secara langsung dengan tatap muka, namun
sejalan dengan perkembangan teknologi yang makin berkembang, memunculkan banyak
media yang membuat manusia tidak lagi berkomunikasi dengan tatap muka, melainkan melalui
media sebagai perantara atau sarana komunikasi. Salah satunya kehadiran internet yang
membuat manusia ada dalam era baru yang disebut era digital. Perkembangan teknologi
menuntut para individu dan organisasi untuk berinovasi memanfaatkan kehadiran media baru
guna lebih memperluas khalayak. Dapat dikatakan bahwa khalayak tidak dapat melarikan diri
dari pengaruh teknologi.
Terkait dengan fenomena ini, Marshall Mc Luhan dalam dua bukunya, The Gutenberg
Galaxy; The Making of Typographic Man (1962) dan Understanding Media: The Extensions
of Man (1964), meramalkan bahwa peralihan teknologi dari era teknologi mekanik ke era
teknologi elektronik akan membawa peralihan pula pada fungsi teknologi sebagai
perpanjangan badan manusia. Kehadiran teknologi memberikan pengaruh sangat dramatis
terhadap kehidupan manusia, memaksa manusia tergantung kepada teknologi. Marshall
McLuhan tergoda untuk mengetahui pengaruh teknologi dalam kehidupan manusia khususnya
teknologi komunikasi. Menurutnya manusia memiliki hubungan simbolik dengan teknologi
dan teknologi pada gilirannya menciptakan kembali siapa diri kita (McLuhan, 2006).
Pemikiran McLuhan ini dinamakan mengenai ekologi media (media ecology) yang
didefinisikan sebagai studi mengenai lingkungan media, gagasan bahwa teknologi dan teknik,
mode informasi dan kode komunikasi memainkan peran penting dalam kehidupan manusia.
Kemajuan tersebut telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi
kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba
Allah dan khalifah-Nya. Karena Allah telah mengaruniakan anugerah kenikmatan kepada
manusia yg bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan teknologi. Salah
satu yang tersirat dari firman Allah dalam Alquran Surat Ar-Rahman Ayat 33, yaitu:

َ‫ض فَا ْنفُذُوا ال ت َ ْنفُذُون‬


ِ ‫األر‬
ْ ‫ت َو‬
ِ ‫س َم َاوا‬
َّ ‫ار ال‬
ِ ‫ط‬ َ َ ‫يَا َم ْعش ََر ْال ِج ِِّن َواإل ْن ِس ِإ ِن ا ْست‬
َ ‫ط ْعت ُ ْم أ َ ْن تَ ْنفُذُوا ِم ْن أ َ ْق‬
)٣٣( ‫ان‬ ٍ ‫ط‬ َ ‫س ْل‬
ُ ِ‫إِال ب‬
Artinya: “Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan
bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS. Ar-
Rahman:33)

Ayat ini memberi isyarat kepada manusia bahwa mereka tidak mustahil untuk
menembus ruang angkasa, bila ilmu pengetahuan dan kemampuannya atau teknologinya
memadai. Selaras dengan apa yang telah terjadi saat ini, karena kemajuan teknologi kita seakan
bisa melihat dunia lebih luas.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, didapat rumusan masalah yaitu:
“Bagaimana Teori Ekologi Media menganalisis Fenomena Penggunaan Media Sosial sebagai
Sarana Informasi dan Komunikasi?”

1.3 Tujuan
Melalui makalah ini, peneliti ingin mengetahui analisis Teori Ekologi Media dalam
fenomena penggunaan media sosial.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Ekologi Media


Menurut Ricard West dan Lynn H. Turner (2008), Lance Strate mendefinisikan Ekologi
Media sebagai:

“Kajian mengenai lingkungan media, ide bahwa teknologi dan teknik,


mode penyampaian informasi dan kode komunikasi memainkan peran utama
dalam kehidupan manusia”.
McLuhan seorang ilmuwan sekaligus kritikus sastra berkebangsaan Canada. Ia menggunakan
puisi, fiksi, politik, teater musikal dan sejarah untuk menunjukkan bahwa teknologi yang
menggunakan media membentuk perasaan, pikiran, dan tindakan manusia. McLuhan
menyatakan bahwa kita memiliki hubungan yang sifatnya simbiosis dengan teknologi yang
menggunakan media. Manusia menciptakan teknologi, dan sebaliknya teknologi tadi
membentuk manusia. Inilah yang menjadi konsep dasar dari teori ekologi media.

Asumsi dari Teori Ekologi Media ada 3 yaitu media melingkupi setiap tindakan di
dalam masyarakat, media memperbaiki persepsi kita dan mengorganisasikan pengalaman kita
dan media menyatukan seluruh dunia (West & Turner, 2008). Berikut ini penjabaran mengenai
asumsi tersebut.

Asumsi Teori Ekologi Media

1. Media melingkupi setiap tindakan di dalam masyarakat


Kita tidak dapat melarikan diri dari media. Bahkan McLuhan menyebut angka,
permainan, dan uang sebagai mediasi. Media-media ini mentransformasi masyarakat kita
melalui permainan yang dimainkan, radio yang didengarkan, atau TV yang ditonton. Pada
saat bersamaan, media bergantung pada masyarakat untuk “pertukaran dan evolusi”.
Jika dikaitkan dengan teknologi yang ada saat ini, sama halnya dengan media sosial. Media
sosial melingkupi kehidupan kita saat ini dan kehadirannya selalu ada di dalam keseharian
kita.
2. Media memperbaiki persepsi kita dan mengorganisasikan pengalaman kita.
Teori Ekologi Media melihat media sebagai sesuatu yang langsung mempengaruhi
manusia. Cara manusia memberi penilaian, merasa, dan bereaksi cenderung dipengaruhi
oleh media. Dalam asumsi ini, McLuhan menilai media cukup kuat dalam membentuk
pandangan kita atas dunia. Kita tanpa sadar termanipulasi oleh informasi yang ada di media
massa, sikap dan pengalaman kita secara langsung. McLuhan mengatakan bahwa kita
tanpa sadar termanipulasi oleh TV. Sikap dan pengalaman kita secara langsung
dipengaruhi oleh apa yang kita tonton di TV, dan sistem kepercayaan kita dapat
dipengaruhi secara negatif oleh TV. McLuhan mempersepsikan TV sebagai hal yang
memegang peranan penting dalam pengikisan nilai-nilai keluarga. Begitu pula dengan
media sosial, secara tidak sadar kita termanipulasi oleh tayangan youtube yang seringkali
menciptakan presepsi baru pada diri kita setelah melihat tayangan youtube. Seperti tren
prank di youtube membuat kita merasa wajar jika kita melakukan hal itu di lingkungan
sekitar kita.

3. Media menyatukan seluruh dunia.


Media elektronik diyakini memiliki kemampuan untuk menjembatani budaya-budaya
yang tidak akan pernah berkomunikasi sebelum adanya koneksi ini. Dampak dari global village
ini, kemampuan untuk menerima informasi secara langsung. Akibatnya kita mulai harus
tertarik dengan peristiwa global, bukan hanya tertarik kepada komunitas kita sendiri (West &
Turner, 2008, p. 142).
Konsep Global Village berarti tidak akan ada lagi batasan antar belahan dunia manapun
untuk saling mengetahui kegiatan satu sama lain. Apa yang terjadi di belahan Kutub Utara
misalnya dalam hitungan sepersekian detik akan dengan mudah diketahui pula oleh masyarakat
di belahan Kutub Selatan. Seperti halnya saat ini, kemajuan media dan teknologi dan media
massa memungkinkan kita untuk melihat secara langsung apa yang terjadi di seluruh dunia.
Seperti kita di Indonesia ingin mengetahui kabar kerabat yang di Mekkah, maka kita bisa
langsung melakukan pemantauan melalui media sosial atau langsung menghubungi kerabat
yang berada di sana melalui media sosial.
Dampak dari desa global ini, menurut McLuhan, adalah kemampuan untuk menerima
informasi secara langsung. Akibatnya, kita harus mulai tertarik dengan peristiwa global,
dibandingkan berfokus hanya pada komunitas kita sendiri. Ia mengamati bahwa “bola dunia
tidak lebih dari sebuah desa dan bahwa kita harus merasa bertanggung jawab bagi orang lain.
Orang lain “sekarang terlibat di dalam kehidupan kita, sebagaimana kita terlibat dalam
kehidupan mereka, berkat media elektronik”.
2.1.3 Era dalam Sejarah Media

McLuhan beserta Quentin Fiore mengemukakan bahwa ada empat era atau
zaman dalam sejarah media (West & Turner, 2008).

Gambar 2.1 Era dalam Sejarah Media (McLuhan)

1) Era Tribal
Era ini ditandai dengan tradisi lisan. Pada era ini, pendengaran, penciuman dan perasa
merupakan indra yang dominan. Orang belum mengenal tulis menulis. Di masa ini,
menurut McLuhan, budaya berpusat pada telinga. Orang mendengar tanpa memiliki
kemampuan untuk menyensor pesan-pesan. Konteks komunikasi hanya bersifat tatap
muka. Ini yang membawa masyarakat kolektif.
2) Era Melek Huruf
Era ini adalah di mana komunikasi tertulis berkembang pesat dan mata menjadi indera
yang dominan. Zaman ini ditandai dengan pengenalan abjad. Konteks komunikasi
sosial sudah bersifat tidak langsung karena dapat diwakili oleh tulisan. Era melek huruf
merupakan masa di mana komunikasi tertulis berkembang. Dunia tertulis ini memiliki
konsekuensi yang tak disengaja yang memaksa masyarakat untuk menjadi
individualistis, karena orang bisa mendapatkan informasi tanpa bantuan dari
masyarakat.
3) Era Cetak
Penemuan mesin cetak menandai munculnya era cetak dan mulainya revolusi industri.
McLuhan menyebut buku sebagai “mesin pengajar pertama” di era ini. Segala macam
tulisan dapat diduplikasi dengan jumlah yang banyak. Di era ini teknologi yang utama
adalah percetakan dengan mengandalkan penglihatan sebagai indera yang dominan.
Mesin cetak memungkinkan orang selain kaum elite untuk mendapatkan akses terhadap
informasi. Era yang bergantung pada indra penglihatan ini menghasilkan populasi yang
terfragmentasi karena orang dapat tetap berada dalam isolasi saat membaca media yang
diproduksi secara massal.
4) Era Elektronik
Era ini ditandai dengan adanya telegraf, telepon, mesin ketik, radio dan televisi, dan
telah membawa kita kembali ke era tribal dan pada komunikasi lisan. Era ini telah
mengembalikan kita pada ketergantungan primitif akan berbicara satu sama lain. Era
elektronik memungkinkan komunitas-komunitas yang berbeda di bagian dunia yang
berbeda untuk tetap terhubung, konsep yang sama seperti global village. Media menjadi
perpanjangan hampir seluruh indera manusia di era ini. Telepon dan radio perpanjangan
tradisi lisan. Televisi perpanjangan penglihatan dan pendengaran. Komputer/internet
juga hadir sebagai perpanjangan seluruh indera dengan menggabungkan ragam media
(cetak, audio, visual) hingga ia disebut multimedia. “Komputer merupakan hal yang
paling luar biasa dari semua busana teknologi yang pernah diciptakan ... karena
komputer merupakan perpanjangan dari sistem syaraf pusat kita” (McLuhan & Fiore:
1996).

Medium Adalah Pesan


Teori Ekologi Media dikenal karena slogan: medium adalah pesan (medium is the
message). Frase tersebut merujuk pada kekuatan dan pengaruh medium terhadap masyarakat,
bukan isi pesannya. McLuhan: Isi dari pesan yang menggunakan media adalah nomor dua
dibandingkan dengan mediumnya (atau saluran komunikasi). Medium memiliki kemampuan
untuk mengubah bagaimana kita berpikir mengenai orang lain, dari kita sendiri, dan dunia di
sekeliling kita. Walaupun sebuah pesan mempengaruhi keadaan sadar kita, medium lebih besar
mempengaruhi keadaan bawah sadar kita.

Memperkirakan Temperatur: Media Panas & Media Dingin

Media panas adalah media komunikasi definisi tinggi yang menuntut sedikit
keterlibatan dari audiensnya. Makna pada dasarnya telah disediakan. Contohnya adalah film,
radio, kuliah, buku, dan foto digital.

Media dingin adalah media yang membutuhkan tingkat partisipasi yang tinggi dan
rendah definisi. Sedikit yang disediakan oleh medium dan sangat banyak yang harus dilengkapi
sendiri oleh audiens. Media dingin mengharuskan khalayak untuk menciptakan makna melalui
keterlibatan indra yang tinggi dan imajinatif. Contohnya adalah kartun, percakapan, seminar,
telepon, dan TV.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Informasi dalam Media Sosial Wali Kota Bandung Mempengaruhi Sikap Followers

Ragamnya media sosial saat ini membawa kita kepada sebuah era baru perkembangan
teknologi komunikasi. Saat ini kita disuguhkan sebuah konsep dimana sebuah aplikasi
interaktif dapat membantu kita berkomunikasi secara personal sekaligus massal lewat
perangkat portabel yang kita miliki. Maraknya media sosial interaktif yang digunakan seperti
Facebook, Twitter, LINE dan Instagram memudahkan manusia untuk berkomunikasi dengan
manusia lainnya dengan bentuk yang bermacam macam.

Salah satu dari sekian banyak media sosial tersebut adalah Instagram. Instagram adalah
sebuah aplikasi microbloging yang mempunyai fungsi utama sebagai sarana mengunduh foto
ataupun gambar. Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna Instagram terbanyak
setelah Amerika Serikat, India dan Brazil. Media sosial sebagai media yang banyak dianut dan
diikuti banyak orang menjadi media yang sangat signifikan dan potensial merubah opini
masyarakat dalam berbagai hal.

Hal tersebut dimanfaatkan oleh tokoh politik atau pubik figur yaitu Oded M Danial, Wali
Kota Bandung untuk berkomunikasi dengan warga Kota Bandung. Tidak hanya untuk
berkomunikasi, media sosial juga digunakan untuk memberikan beragam informasi agar
masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan informasinya dan turut serta mendukung program
pemerintah.

Oded M Danial memberikan informasi dan berinteraksi dengan masyarakat melalui akun
instagramnya. Setiap harinya unggahan tentang program kerja, dibalut visi misi Kota Bandung
muncul di instagram Oded M Danial dengan username @mangoded_md. Saat ini akun
@mangoded_md sudah memiliki 77.066 followers dengan 937 unggahan. Melalui akun
instagram @mangoded_md, Wali Kota Bandung menjelaskan dan memberikan infomasi yang
seringkali menjadi pertanyaan publik mengenai program pemerintah 2018 - 2023. Konten yang
diunggah antara lain agenda harian, program kerja, hingga konten pribadi yang berkaitan
dengan keluarga. Bentuk unggahan sangat beragam. Mulai dari foto, video, infografis, tulisan,
hingga instagram story. Melalui akun instagramnya, Oded M Danial berinteraksi dan
berkomunikasi, mengajak masyarakat untuk lebih dekat dengan dengan sosok Wali Kota.
Seperti yang kita tau, dalam hal ini seorang kepala daerah mengkomunikasikan seluruh
program untuk kemajuan kota melalui media massa yaitu media sosial instagramnya. Tertulis
dalam QS. Ibrahim ayat 4 yang berbunyi,

Artinya: Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya,
supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah
menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia
kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (Ibrahim: 4)

Dalam ayat ini, Allah menjelaskan pula rahmat-Nya yang lain, yaitu diutus-Nya
para rasul kepada suatu kaum menggunakan bahasa yang dipakai oleh kaum tersebut.
Ini memudahkan komunikasi antara para rasul tersebut dengan umat mereka untuk
memberikan penjelasan dan bimbingan kepada umat-umat tersebut.

Masyarakat kota Bandung khususnya followers dapat berinteraksi melalui kolom


komentar atau fitur Direct Message. Informasi yang diberikan oleh akun @mangoded_md
diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada para followers mengenai program kerja dari
Wali Kota Bandung. Selain itu, melalui interaksi yang terjadi di instagram @mangoded_md,
akan terlihat bagaimana followers memahami apa yang disampaikan oleh Wali Kota Bandung.

Dengan banyaknya informasi yang diberikan oleh Wali Kota Bandung melalui berbagai
macam pesan, berbagai bentuk informasi, bisa terlihat bagaimana warganet memiliki presepsi
setelah melihat pesan yang disampaikan oleh Wali Kota Bandung melalui akun instagramnya.
Hal ini terlihat dari tanggapan yang diberikan seperti isi komentar masyarakat dengan sentimen
positif maupun negatif. Dipandang dari hal tersebut, media sosial dapat mencakup beberapa
hal.

Pertama adalah bagaimana Instagram @mangoded_md hadir dan dapat diakses oleh
siapa saja, di mana ketika masyarakat ingin mengetahui apa yang terjadi, bisa langsung
mengakses kapan saja. Sehingga masyarakat dapat mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh
Wali Kota Bandung dalam kesehariannya. Selanjutnya yang kedua adalah bagaimana
Instagram @mangoded_md dapat membuat presepsi bagi masyarakat, contohnya ketika ada
program kerja pemerintah kota yang diinformasikan oleh akun @mangoded_md, masyarakat
cenderung langsung berpikiran negatif terhadap kepentingan pemerintah, dituangkan dengan
komentar-komentar, langsung bereaksi. Bisa jadi kepercayaan kita terhadap kredibilitas
seorang pemimpin daerah setelah melihat banyaknya komentar negatif dari akun tersebut pun
menjadi berkurang, karena tidak sedikit yang mengatakan secara terbuka akan
ketidakpercayaannya kepada sosok Wali Kota Bandung. Persepsi yang diawali dengan
pemahaman itu dimunculkan secara langsung dalam media sosial, sehingga kita dapat
mengetahui bagaimana persepsi orang lain. Hal itu juga memungkinkan orang lain untuk
tercipta persepsi baru dari setelah membaca pendapat orang lain di kolom komentar. Lalu yang
terakhir adalah bagaimana akun @mangoded_md membuat tidak adanya lagi batasan antara
masyarakat dengan pemerintah, karena masyarakat yang berada di seluruh dunia dapat melihat
langsung kegiatan yang dilakukan oleh Wali Kota Bandung melalui live streaming instagram
ataupun instastory, sehingga dampaknya masyarakat tertarik untuk ikut andil dan berkontribusi
terhadap program pemerintah.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Masyarakat tidak dapat terhindar dari teknologi. Perkembangan teknologi komunikasi


digital turut serta memudahkan para pelaku komunikasi dalam memenuhi kebutuhan akan
berbagai informasi. Ekologi media adalah lingkungan yang saling memengaruhi, media akan
memengaruhi sekelilingnya melalui pesan yang disampaikan, begitu juga sekelilingnya akan
memengaruhi media sehingga terjadi saling memengaruhi untuk mencapai keseimbangan.

Seperti yang dilakukan oleh Wali Kota Bandung dalam menggunakan media sosial
Instagram sebagai sarana berkomunikasi dengan masyarakat dengan tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan hal tersebut, pesan yang disampaikan oleh Wali Kota Bandung telah
memengaruhi beberapa aspek yang ada, diantaranya pesan di media sosial ini masuk kedalam
kehidupan masyarakat sehingga dapat memengaruhi presepsi dan sikap masyarakat tanpa
batasan antara masyarakat dan pemerintah.

4.2 Saran

Dari hasil penelitian di atas, penulis memiliki beberapa saran terkait penyebaran
informasi melalui media sosial instagram @mangoded_md, yaitu:

1) Media sosial sebagai media yang dapat dikelola oleh pengguna, maka dalam
menyeimbangkan presepsi yang ingin dibangun sebaiknya ada kejelasan informasi
atau pesan sehingga tidak menimbulkan presepsi yang tidak diinginkan oleh
komunikator.
2) Tidak adanya batas antara masyarakat yang tersebar di seluruh dunia menjadi
tantangan tersendiri dalam menyeimbangkan presepsi pesan yang diterima
khalayak, sebaiknya karakteristik ini dapat dijadikan kesempatan bagi Wali Kota
Bandung untuk lebih dekat dengan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Littlejohn, Stephen W & Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi, edisi 9. Jakarta: Salemba
Humanika
McLuhan, Marshal. 2003. Understanding Media: The Extension of Man London & NewYork:
Gingko Press.
McLuhan, Marshall. 2006. The Medium is the Message. United Kingdom: Blackwell.
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur'an, (Bandung: Mizan, 1998)
Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.
Richard West, Lynn H.Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi
(Buku 2) (Edisi 3). Jakarta: Salemba Humanika
Richard West, Lynn H. Turner. Introducing Communication Theory Analysis and Application
(Boston: Mc Graw Hill, 2007)

Jurnal:

Abdul Karim. (2014). Media Ecology Theory. Jurnal Iqra’ Volume 08 No. 02
Haryati. (2012). Ekologi Media di Era Konvergensi. Jurnal Vol. 10 No. 2, Tahun 2012. Balai
Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Bandung, Kementrian
Komunikasi dan Informatika
Meisyaroh. (2014). Instant Messaging dalam Perspektif Ekologi Media dan Komunikasi.
Journal of Business Accounting (JAB), Vol 8 No. 1, tahun 2014
Saefudin. (2008). Perkembangan Teknologi Komunikasi Perspektif Komunikasi Peradaban.
Jurnal Mediator Vol. 9 No. 2, tahun 2008

Internet:

Data Pengguna Telepon, Internet, Media Sosial Indonesia Menurut Wearesosial (2019)
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/02/08/berapa-pengguna-media-sosial-
indonesia, diakses 8 Januari 2020

Anda mungkin juga menyukai