Anda di halaman 1dari 2

Memburu Berita1 Oleh Mohammad Eri Irawan

Salah satu kegiatan utama dalam proses pembuatan media adalah mencari berita. Berita pada dasarnya identik dengan fakta. Fakta yang dalam hal ini dapat juga disebut sebagai suatu kejadian yang nyata, dan benar-benar terjadi. Dalam penulisan berita, fakta adalah poin utama karena kita akan menyampaikan informasi ini kepada orang lain. Jadi kebenaran dari apa yang kita tulis harus dapat dipertanggungjawabkan. Pertanyaannya adalah, apakah semua berita itu dapat disebut sebagai informasi. Bila argumentasinya diambilkan dari pandangan umum, maka jawabannya adalah: ya. Masyarakat beranggapan bahwa berita sama dengan informasi dari satu orang ke orang lain. Dengan demikian tanpa ada fakta pun berita dapat di bilang suatu informasi. Tetapi lain bagi seorang jurnalis. Berita dalam kacamata jurnalistik mengandung konsekuensi tertentu, karena berita yang dibawa ke media biasanya berpengaruh pada kondisi masyarakat tertentu, sehingga seorang jurnalis dibekali dengan kode etik.
Jadi sebuah fakta dapat menjadi berita bila telah melalui mekanisme kerja tertentu, yaitu: Telah dipublikasikan oleh seseorang atau instansi yang jelas identitasnya, alamatnya, dan penanggung jawab. Itulah yang membedakan berita dengan rumor. 2. Fakta tesebut ditemukan oleh jurnalis dengan cara yang benar dan dikemas dengan cara yang benar pula. Menyampaikan kembali informasi yang didapat itulah yang dapat diartikan sebagai reportase. Banyak juga yang mengartikan reportase sebagai wawancara. Wawancara biasanya berisi tanya jawab tentang seputar masalah yang ingin diketahui pewawancara terhadap nara sumber. Di titik wawancara (reportase) inilah sukses-tidaknya sebuah proses pembuatan berita ditentukan. Wawancara melingkupi 3 hal, yaitu: 1. Faktual: berhubungan dengan peristiwa nyata, yang biasanya berhubungan dengan kecepatan waktu (keakuratan waktu). Narasumber utama adalah saksi mata atau yang mengalaminya langsung. 2. Personalitas atau biografi: Yang dijadikan keutamaan adalah pengungkapan kisah seseorang berkaitan dengan peristiwa tertentu. Narasumber diperlukan hanya satu orang (yang mengalami peristiwa tersebut). Bersifat human interest, atau digolongkan dalam jenis tulisan features 1. Beberapa yang perlu diperhatikan dalam wawancara, antara lain: Pemahaman Masalah Dalam wawancara kita pertama kali harus paham dengan masalah yang akan ditanyakan kepada narasumber. Pemahaman masalah yang baik punya beberapa keuntungan: Pemahaman yang baik akan membantu kita dalam mengungkap masalah yang ingin diketahui Menghasilkan pertanyaan yang efektif Proses wawancara akan terkontrol dan teratur Narasumber lebih menghargai kita karena stok pengetahuan yang kita miliki 2. Membuat draf waancara Draf wawancara atau bisa juga disebut sebagai daftar pertanyaan, biasanya sangat membantu kita dalam proses wawancara. Selain dapat menjadikan proses wawancara berjalan urut dan teratur, adanya draf juga memungkinkan kita terhindar dari lupa terhadap pertanyaan yang akan kita tanyakan. Yang lebih diperhatikan saat membuat draf pertanyaan: Susunan pertanyaan dari topik umum ke topik khusus. Bila perlu ada pertanyaan pembuka atau pertanyaan pengiring untk menuju pertanyaan inti. Buat urutan logis dari daftar yang dibuat. Sehingga pertaanyaan yang diajukan tidak meloncat-loncat. Pertanyaan hendaknya mudah dimengerti. Hindari pertanyaan yang bermakna ganda. Bias informasi terjadi bila makna yang dimaksud pewawancara berbeda dengan yang ditangkap nara sumber. 3. Memahami kondisi personal narasumber Personalitas pewawancara sangat membantu kita dalam kenyamanan wawancara. Karena dalam berwawancara kita tidak boleh menyinggung nara sumber. 4. Membuat janji dengan narasumber 1.
1 2

Tulisan ini didasarkan pada sejumlah sumber, terutama materi wajib penggodokan jurnalis tempat penulis berkarya. Di antaranya, Redi Panuju, 2004. Nalar-Nalar Jurnalistik. Malang: Bayumedia. Selain itu, juga didasarkan pada sejumlah diskusi dan pengalaman pribadi. Santri di LPME Ecpose FE Unej. Memulai karir jurnalistiknya di LPME Ecpose sebagai reporter pada 2004-2005. Desember 2005, entah dengan pertimbangan apa, diangkat menjadi redaktur pelaksana Majalah Ecpose. Lima bulan kemudian, berdasar sebuah konsensus dari komunikasi bebas penguasaan di suatu malam yang pekat, dengan penuh kenekatan menerima kepercayaan sebagai pemimpin umum hingga sekarang. Selain berkarya di LPME Ecpose, juga bekerja sebagai tenaga editor outsourcing di sebuah perusahaan penerbitan. Beberapakali mengirimkan tulisan ke berbagai media massa nasional. Sebagian besar tulisan itu diterima dan dimuat, selebihnya ditolak mentah-mentah.

Hal ini biasanya sering terlupa dilakukan. Tapi sebenarnya penting dilakukan. Membuat janji bisa dilakukan dengan membuat janji bertemu. Menanyakan kesediaan untuk diwawancara dan berapa banyak waktu yang dipunyai untuk wawancara. Hendaknya datang tepat waktu untuk menjaga kepercayaan dan kredibilitas. 5. Menyiapkan perlatan yang diperlukan untuk wawancara Setelah membuat janji maka saat akan berangkat perlu menyiapkan peralatan apa saja yang dibutuhkan. Alat yang biasa digunakan, antara lain, alat tulis, perekam, dan kamera untuk memotret narasumber. 6. Memperkenalkan diri kepada narasumber Hal ini harus selalu dilakukan setiap akan memulai wawancara. Karena jati diri seorang pewawancara dan penanggung jawabnya harus jelas. Katakan bagaimana dia dipilih dan berusahalah agar menarik perhatiannya. Proses wawancara itu memiliki sejumlah metode. Metode yang lazim digunakan dalam wawancara antara lain: Wawancara tatap muka Merupakan wawancara yang paling efektif. Karena dengan melalui proses tatap muka kita dapat berhadapan langsung dengan pewawancara. Kita bisa memperoleh informasi bukan hanya lewat ucapan yang disampaikan, tetapi juga mampu membaca gerak tubuh narasumber. Hal ini dapat membantu wartawan dalam membaca konteks peristiwa sehingga mampu mendeskripsikan suatu peristiwa. Wawancara dengan telepon Bila tidak memungkinkan wawancara dengan tatap muka wawancara dengan telepon juga dapat dilakukan. Jarak, waktu dan kesibukan biasanya menjadi penghalang. Narasumber yang tidak mau diwawancara secara langsung dan deadline yang mepet juga sering membuat wawancara dengan telepon menjadi solusi terbaik. Wawancara dengan surat Ada kalanya kesibukan narasumber yang tinggi membuat kita sulit mewawancarainya. Maka model wawancara melalui surat bisa digunakan. Dengan membuat prolog atas permasalahan yang kita angkat, fokus, serta sudut pandang beserta daftar pertanyaan yang kita ajuakan. Hal di atas disusun sesuai dengan urutan prioritas pertanyaan, lalu surat itu kita serahkan kepada narasumber. Kita perlu ingattiak semua narasumber suka diwawancarai model surat, maka dari itu kita perl mengadakan kesepakatan terlebih dahulu. Bila narasmber tidak mau diwawancarai maka kita perlu mencoba beberapa cara yaitu: Meyakinkan narasumber bahwa peliputan ini sangat penting dan informasi darinya sangat diperlukan Pewawancara bersedia menjamin kerahasiaan dan privasi narasumber. Meyakinkan narasumber bahwa kita berkompeten terhadap permasalahan yang diangkat dan lembaga kita dapat dipertanggungjawabkan Pewawancara menjelasakan bagaimana narasumber dapat dipilih dan pentingnya informasi yang akan narasumber berikan.

a.

b.

c.

Dalam penentuan narasumber, harus ada narasumber yang paling diprioritaskan, atau yang paling berkompeten dalam permasalahan tersebut. Sebaiknya, hindari menentukan narasumber yang mempunyai kedudukan sama atau setara dalam permasalahan tersebut dalam kuantitas banyak, karena akan membuang waktu. Dalam melakukan reportase, harus dilakukan secara cover both side (seimbang dan berimbang). Artinya, kualitas dan kuantitas narasumber yang berada dalam pihak yang berbeda, porsinya harus sama. Sikap keberpihakan tidak boleh diperlihatkan dari banyaknya narasumber yang kita munculkan di pihak yang kita bela, melainkan melalui penajaman kata (termasuk di dalamnya, pemilihan diksi), atau penekanan-penekanan tertentu dalam tulisan, dan juga cara menulisnya. Sumber berita Berita merupakan suatu tulisan yang memuat fakta dari suatu kejadian yang menarik minat pembaca untuk mengetahuinya. Ada beberapa faktor yang medukung berita menjadi sebuah hal menarik dan mengundang minat pembca a. Obyeknya menarik, karena ada sesuatu yang aneh, hebat, menyangkut nama tokoh dan orang terkenal dan tempat terkenal. b. Memiliki dampak, dengan berita itu orang merasa terlibat didalamnya baik perasaan maupun kepentingan. c. Disajikan pada waktu yang tepat d. Dilaporkan secara lengkap, teliti dan benar, menggunakan bahasa yang mudah dicerna. Sumber berita yang dapat dimanfaatkan untuk menggali dan memburu berita, di antaranya: 1. inspirasi, dari diri wartawan atau kawan dekat 2. informasi, mendengarkan, menggali sejarah hidup seseorang, mengamati. 3. penugasan dari redaksi 4. peristiwa tak terduga (bencana alam, kebakaran, dll)

Anda mungkin juga menyukai