Anda di halaman 1dari 6

Model komunikasi adalah representasi fenomena komunikasi dengan menonjolkan

unsur-unsur terpenting guna memahami suatu proses komunikasi.


Menurut Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi adalah deskripsi ideal
mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Sedangkan B. Aubrey Fisher
mengatakan, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari
keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model.
Sebagian ahli memaknai model sebagai penyederhanaan teori yang disajikan dalam
bentuk gambar. Karena itu, hakikatnnya model adalah alat bantu. Sebagai alat bantu, model
mempermudah penjelasan fenomena komunikasi dengan mempresentasikan secara abstrak
ciri-ciri yang dianggap penting dan menghilangkan rincian yang tidak perlu.
Karena hubungan antara model dengan teori begitu erat, model sering
dicampuradukkan dengan teori. Kita dapat menggunakan kata-kata, angka, simbol, dan
gambar untuk melukiskan model suatu objek, teori atau proses.

Model model komunikasi yaitu model analis dasar komunikasi, model proses komunikasi dan yang
terakhir model komunikasi partisipasi. Lebih lanjut mengenai model model komunikasi sebagai
berikut.
1. Model Analisis Dasar Komunikasi
Salah satu dari model model komunikasi yaitu model analisis dasar komunikasi. Model komunikasi ini
dinilai sebagai suatu model klasik atau model pemula komunikasi yang dikembangkan sejak
Aristoteles, kemudian Lawsel hingga Weaver dan Shannon.

Model Arisroteles
Aristoteles adalah filosof Yunani, tokoh paling dini yang mengkaji komunikasi, yang
intinya adalah persuasi Model Aristoteles adalah model yang paling klasik atau disebutbjuga
model retoris. Oleh karena itu, model ini merupakan penggambaran dari komunikasi retoris,
konu8mikasi publik atau pidato. Aristoteles adalah orang pertama yang merumuskan model
komunikasi verbal pertama. Proses komunikasi terjadi ketika ada seorang pembicara
berbicara kepada orang lain atau khalayak lain dala rangka merubah sikap mereka.
Aristoteles mengemukakan tiga unsur yang harus ada dalam proses komunikasi :
1.

Pembicara (speaker)

2.

Pesan (message)

3.

Pendengar (listener)

Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh :


1.

Siapa Anda (etos-kepercayaan anda)

2.

Apa argumen Anda (Logos-logika dalam pendapat Anda)

3.

Dengan memainkan emosi khalayak (pathos-emosi khalayak)

Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa proses komunikasi dipandang sebagai suatu
yang statis dan tidak mempedulikan saluran, umpan balik, efek, dan kendala-kendala.
Disanping itu, model ini juga berfokus pada komunikasi yang disengaja (komunikator
mempunyai keinginan secara sadar untuk merubah sikap orang lain).

Aristoteles membuat model komunikasi yang terdiri atas tiga unsur, yaitu siapa, mengatakan apa dan
terakhir kepada siapa. Model komunikasi yang dibuat Aristoteles belum menempatkan unsur media
dalam proses komunikasi karena belum ada media seperti surat kabar pada massanya.
Model dasar komunikasi yang dibuat Aristoteles telah mempengaruhi Harold D Lasswell, yang
kemudian membuat model komunikasi yang dikenal dengan formula Lasswell. Model komunikasi
Lasswell terdiri atas 5 unsur, yaitu siapa, mengatakan apa, melalui apa, kepada siapa dan apa
akibatnya. Lasswell melihat bahwa suatu proses komunikasi selalu mempunyai efek atau pengaruh.
Oleh karena itu tidak menghendaki kalau model Lasswell ini banyak menstimuli riset komunikasi,
khususnya pada bidang komunikasi massa dan komunikasi publik.

Model Laswell
Model ini merupakan sebuah pandangan umum tentang komunikasi yang
dikembangkan dari batasan ilmu polotik.
Who say what in which channel to whom with what effect ?
Laswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi, yaitu :
1.

Pengawasan lingkungan,

2.

Korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan.

3.

Transmisi warisan sosial.

Model ini merupakan versi verbal dari model Shannon dan Weaver. Model ini melihat
komunikasi sebagai transmisi pesan : Model ini mengungkapkan isu efek dan bukannya
makna. Efek secara tak langsung menunjukkan adanya perubahan yang bisa diukur dan
diamati pada penerima yang disebabkan unsur-unsur yang bisa diidentifikasi dalam
prosesnya. Model ini lebih sesuai diterapkan pada kajian komunikasi massa.
Perkembangan selanjutnya yaitu Claude E Shannon dan Warren Weaver mengemukakan model
komunikasi matematik melalui telepon. Proses komunikasi dimulai dari sumber yang menciptakan
pesan, kemudian ditansmit melalui saluran kawat atau gelombang udara. Pesan ini ditangkap oleh
pesawat penerima yang merekonstruksi kembali sinyal itu sampai kepada tujuannya. Tujuan disini
adalah penerima yang menjadi sasaran pesan.

Model Shannon dan Weaver


3. Model Shannon dan Weaver
Model yang diciptakan oleh Shannon dan Weaver adalah model yang paling mempengaruhi model
komunikasi lain. Padamodel ini Shannon dan Weaver menjelaskan bahwa dalamberkomunikasi
terjadi pengubahan pesan oleh transmetter yangberasal dari sumber informasi menjadi sinyal yang

sesuai dengansaluran yang digunakan. Saluran adalah medium pengirim pesandari transmetter ke
penerima. Bila di asumsikan dalampercakapan maka sumber informasi adalah otak
(transmetter),menyampaikan sinyal berupa suara yang akan di salurkan olehudara (channel) menuju
indera pendengaran (receiver) .Selain itu yang paling penting adalah model ini mejelaskanadanya
gangguan (noise) yang terjadi dalam proses komunikasi,gangguan kemdian dibagi menjadi dua
bagian yaitu gangguan psikologis dan gangguan fisik. Gangguan psikologis meliputigangguan yang
berkaitan dengan pemikiran dan perasaan.Kelemahan dari model ini lagi-lagi adalah, komunikasi
masih dianggap sebagi sesuatu yang statis dan satu arah.

Model ini terdiri dari lima elemen :


a) Information Source adalah yang memproduksi pesan.
b) Transmitter yang menyandikan pesan dalam bentuk sinyal.
c) Channel adalah saluran pesan.
d) Receiver adalah pihak yang menguraikan atau mengkonstruksikan pesan dari sinyal.
e) Destination adalah dimana pesan sampai.
Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguan (noise), yakni setiap rangsangan
tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang
disampaikan. Konsep-konsep lain yang merupakan andil Shannon dan Weaber adalah entropi
dan redudansi. Model ini diterapkan pada konteks-konteks komunikasi lainnya seperti
komunikasi antarpribadi, komunikasi publik atau komunikasi massa. Sayangnya, model ini
juga memberikan gambaran yang parsial mengenai proses komunikasi.
Model Schramm
Menurut Schram komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsur :
1.

Sumber, bisa berupa :

Seorang individual berbicara, menulis, menggambar, bergerak.

Sebuah organisasi komunikasi (koran, rumah produksi, televisi).


1.

Pesan, dapat berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara, lambaian
tangan, atau sinyal-sinyal lain yang memiliki makna.

2.

Sasaran, dapat berupa individu yang mendengarkan, melihat, membaca, anggota dari
sebuah kelompok, mahasiswa dalam perkuliahan, khalayak massa, pembaca surat
kabar, penonton televisi, dll.

Schramm
melihat
komunikasi
sebagai
usaha
yang
bertujuan
untuk
menciptakan commonness antara komunikator dan komunikan. Hal ini karena komunikasi
berasal dari bahasa latin communis yang artinya sama.
Schramm mengenalkan konsep field of experience, yang menurut Schramm sangat berperan
dalam menentukan apakah komunikasi diterima sebagaimana yang diinginkan oleh
komunikan. Beliau menekankan bahwa tanpa adanya field of experience yang sama, hanya
ada sedikit kesempatan bahwa suatu pesan akan diinterpretasikan dengan tepat. Dalam hal
ini, model Schramm adalah pengembangan dari model Shannon dan Weaver. Schramm
mengatakan bahwa pentingnya feedback adalah suatu cara untuk mengatasi masalah noise.

Pada model ini, Schramm percaya bahwa ketika komunikan memberikan umpan balik maka
ia akan berada pada posisi komunikator (source).

2)

Model Schramm

Schramm membuat serangkaian model, dimulai dari (a) yang sederhana satu arah mirip
Shanonn-Weaver, (b) satu model antarpribadi yang juga masih linear, (c) dilanjuntkan dengan
pengembangannya yang sirkuler. Selain itu, Schramm juga menurunkan (d) model
komunikasi massa.
Schramm menggunakan unsur source dan destination tapi tidak memunculkan transmitter da
receiver, yang ada adalah encoder (alat penyandi) dan decoder (alat penyandi balik). Menurut
model ini,source boleh menjadi seorang individu atau organisasi, sinyalnya adalah bahasa
dan destination-nya adalah pihak lain kepada siapa sinyal itu ditujukan. Dalam komunikasi
lewat
radio, encoder dapat
berupa microphone dan decoder adalah earphone.
Dalam
komunikasi
antarmanusia source dan encoder adalah
sementaradecoder dan destination pada sisi yang lainnya.

satu

orang

Itulah sebabnya pada modelnya yang kedua ia mulai menyatukansource (sumber)


dengan encoder (alat penyandi) yang semula terpisah. Demikian pula halnya
dengan decoder (alat penyandi balik) yang ditempelkan dengan destination (tujuan). Selain
itu, ia menambah unsur field of experience (bidang pengalaman) yang dimiliki kedua pelaku
komunikasi. Source menyandi (encode) dandestination menyandi balik (decode) pesan
berdasarkan pengalaman yang dimiliki masing-masing. Semakin besar luas bidang
pengalaman source yang berhimpitan dengan bidang pengalamandestination, semakin mudah
komunikasi dilakukan. Bila kedua bidang itu tidak bertautan atau sangat sedikit pertautannya
artinya tidak ada pengalaman yang sama maka komunikasi sulit berlangsung.
Pada model yang ketiga, Scrhamm menggambarkan komunikasi sebagai proses sirkuler.
Untuk pertama kalinya ia menggambarkan dua titik pelaku komunikasi yang melakukan
fungsi encoder, interpreter, decoder.Dalam proses sirkuler ini, setiap pelaku komunikasi
bertindak sebagai encoder dan decoder. Ia meng-encodepesan ketika menerimanya. Pesan
yang diterima kembali dapat disebut umpan balik, yang tetap ia beri nama message. Umpan
balik inilah yang telah membuat model linear menjadi sirluker.

Dalam proses komunikasi yang diungkapkan Shannon, salah satu unsurnya yang cukup penting ialah
gangguan (noise). Gangguan disini menunjukkan adanya rintangan yang terjadi pada saluran,
sehingga menghasilkan suatu pesan yang berbeda sepertia yang ditransmit oleh sumber. Oleh
karena itu Shanon dan Weaver menyarankan bahwa untuk berhasilnya proses komunikasi yang
sempurna, sebaiknya semua gangguan diatasi lebih dulu sebelum proses komunikasi berlangsung.

2. Model Proses Komunikasi


Salah satu dari model model komunikasi adalah model proses komunikasi. Salah satu model yang
banyak digunakan untuk menggambarkan proses komunikasi ialah model sirkular yang dibuat oleh
Schramm bersama Osgood. Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses yang dinamis,
yang di mana pesan ditransmit melalui proses encoding dan juga decoding. Proses Encoding adalah
translasi yang dilakukan oleh sumber atas sebuah pesan, dan proses decoding adalah translasi yang
dilakukan oleh penerima terhadap pesan yang berasal dari sumber. Hubungan antara encoding dan
decoding yaitu hubungan antara sumber dan penerima secara simultan dan saling mempengaruhi
satu sama lain.
3. Model Schramm
Schramm telah memaparkan tiga model. Model pertama mirip dengan model yang
dikemukakan oleh Shanonnon danWeaver. Pada model kedua beliau memperkenalkan
gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaranlah yang
sebenarnya dikomunikasikan karena bagian darisinyal itulah yang dianut sama opleh kedua
belah pihak.Kemudian model ketiga yang diperkenalkan oleh Schramm yaitu anggapan
bahwa komunikasi adalah interaksi dengan kedua pihak yang menyandi, menafsirkan,
menyandi balik,mentransmisikan, dan menerima sinyal. Terjadi hubungan antara model
kedua dan ketiga dimana suatu umpan balik dapat terjadi bila antara sumber dan sasaran
terdapat kesamaan pengalaman mengenai hal yang sedang dikomunikasikan, semakin luas
ruang lingkup pengetahuan yangsama maka semakin mudah pula komunikasi akan
terjalin.Contoh sederhananya adalah masalah bahasa, seorang yang berbahasa afrika akan
mengalami kesulitan berkomunikasi dengan seseorang berbahasa cina karena terjadi
perbedaan pemahaman mengenai bahasa diantara keduanya yang sangatsignifikan.
Pada model komunikasi ini bisa berfungsi ganda sebagai pengirim pesan dan penerima. Pada tahap
awalnya, sumber berfungsi sebagaiencoder dan penerima sebagai decoder. Pada tahap selanjutnya
penerima berfungsi sebagai pengirim dan sumber sebagai penerima. Jadi disini sumber pertama
akan menjadi penerima kedua dan penerima pertama akan berfungsi sebagai sumber kedua, begitu
seterusnya.
Pelaku komunikasi baik sumber penerima dalam model komunikasi ini mempunyai kedudukan yang
setingkat. Oleh karena itu proses komunikasi dapat dimulai dan berakhir di mana dan kapan saja.

3. Model Komunikasi Partisipasi


Salah satu dari model model komunikasi ialah model komunikasi partisipasi. D Lawrence Kincaid dan
Everett M Rogers mengembangkan sebuah model komunikasi berdasarkan prinsip pemusatan yang
dikembangkan dari teori informasi dan teori siberneti. Model komunikasi ini baru muncul setelah
melihat berbagai kelemahan model komunikasi satu arah yang telah mendominasi berbagai riset
komunikasi sebelumnya.
Teori sibernatik melihat komunikasi sebagai suatu sistem yang di mana semua unsur saling bermain
dan mengatur dalam memproduksi luarannya. Keberhasilan dari teori ini telah ditunjukkan dalam
merakit berbagai macam teknologi canggih seperti komputer, radar dan peluru kendali jarak jauh.
Dalam konteks komunikasi antara manusia, Kincaid mencoba berpijak dari konsep sibernetik dengan
melihat komunikasi sebagai suatu proses yang memiliki kecenderungan bergerak ke arah suatu titik
temu. Jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang di mana dua orang atau
lebih saling menukar informasi untuk mencapai kebersamaan pengertian satu sama lainnya dalam
situasi saat mereka berkomunikasi.
Jika model model komunikasi yang dikemukakan di atas ingin dibandingkan satu sama lainnya, maka
pandangan para ahli komunikasi terakhir melihat bahwa ada perbedaan orientasi antara model model
komunikasi yang telah ada, yaitu model komunikasi kontemporer (paradigma baru) yang memberi
tekanan pada khalayak dan bersifat dua arah (dialogis), interaktif (saling mempengaruhi) dan saling
membagi yang mengarah pada saling pengertian (mutual understanding). Sedangkan model
komunikasi yang berdasarkan pada paradigma lama, memberikan tekanan pada sumber sebagai
pelaku yang dominan, satu arah dan berusaha untuk mempengaruhi khalayak dengan metode
persuasi propaganda. Dalam komunikasi yang multidimensional semua elemen berada dalam posisi
sama untuk dapat mempengaruhi dan dipengaruhi.

Anda mungkin juga menyukai