Berbalik dengan teori adaptasi tentang budaya. Berdiri sejumlah ahli teori yang
melihat budaya sebagai system ideasional. Saya akan menjelaskan tiga
perbedaan dalam mendekati budaya sebgai system ide.
1. Budaya sebagai system kognitif
Kemunculan suatu tema yang lain dalam 15 tahun terakhir yaitu
antropologi kognitif yang explicit. Tetapi diluar tentang studi antropologi
dari berbagai macam orang , pengumpulan kupu-kupu telah muncul
penglihatan baru tentang budaya sebagai kognisi.
Budaya dilihat sebagai system pengetahuan. Menurut ward good enough:
Budaya masyarakat terdiri dariapapun itu sesuatu yang harus di percaya
seseorang agar dapat berperilaku dan menggunakan nya di anggota
masyarakat. Budaya bukanlah suatu fenomena material itu tidak teriri dari
beberapa hal, manusia tingkah laku, emosi. Budaya lebih dari organisasi dari hal
tersebut. Budaya merupakan bentuk yang ada dari dalam pikiran manusia.
Goodenough membedakan teori ideasional budayanya dengan para adaptionist
yang dulu pernah kita diskusikan. Yang memahami budaya sebagai pola hidup
diantara komunitas.
Jadi jika dipikirkan kembali, budaya dipandang secara epistemology dalam
bidang yang sama dengan bahasa.
Dengan konsep yang seperti ini bahasa sebagai subsystem dari kebudayaan, dan
peneliti dari antropologi kognitif berharap dan berasumsi bahwa model metode
linguistic akan pantas digunkan di bidang kebudayaan lain nya. Seperti analisis
emic vs etic, kerangka eliciting, dll lihat keesing argument (48) para antropolog
kognitif membuat nya sangat mudah, dan meminjam taxonomic linguistic yang
sudah ketinggalan jaman. Tapi dalam beberapa tahun terakhir perhatian telah
beralih dari keunikan sebuah kebudayaan ke pencarian pola-pola universal.
Analisa budaya sebagai system kognitif tidak berlangsung jauh di luar perkiraan
pemetaan di wilayah semantic yang ketat. Bahkan antropologi kognitif dapat
menggambarkan peta tentative tentang strustur dan organisasi budaya sebagai
sytem kognitiv. Pemikiran tentang grammar terbukti tidak produktif dan tidak
cukup untuk mengahadapi kekayaan dan kerumitan pengetahuan dan
pengalaman manusia. Bahkan para Etnografi baru belum menyiapkan cetak biru
tentang bagaimana system cognitive dpat terorganisir. oleh karena itu gambaran
yang di sajikan di tampilan tidak cukup di design yang luas. Pangdangan yang
kurang luas seperti ini, saya yakin telah menutupi betapa besarnya bidang
budaya yang tidak tersetujui oleh penelitian etnografi formal. Saya beragumen
bahwa perubahan linguistic yang baru memberikan sebuah keuntungan
wawasan tentang bagaimana pengetahuan tentang budaya menghasilkan
pengelihatan yang jelas.
2. Budaya sebagai system struktur