Anda di halaman 1dari 5

SOSIOLOGI FEMINIS DOROTHY EDITH SMITH

Oleh:

Hilmi Inaya Fikriya


hilmiinaya4@gmail.com

PENDAHULUAN

Berbicara mengenai teori sosiologi feminis, maka tidak lepas dari


perbincangan kapitalisme. Kapitalisme yang dianalisis menjadi salah satu
ketimpangan-ketimpangan yang melahirkan gender, ras, kelas. Dengan adanya
ketimpangan seperti itu, maka akan menyulitkan kaum perempuan untuk memperoleh
kemajuan. Karena itulah, banyak teori-teori feminisme yang tengah dikembangkan
oleh para sosiolog pada zaman itu. Para tokoh wanita tengah memperjuangkan hal
tersebut melalui aktivitas sosial dan politik untuk menata kembali kehidupan
masyarakat agar tidak sarat ideologi patriarki. Tidak hanya itu, mereka bahkan
melakukan penelitian-penelitian agar menghasilkan suatu teori untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia melalui ilmu pengetahuan.

BIOGRAFI DOROTHY EDITH SMITH

Dorothy Edith Smith lahir di Inggris pada tanggal 6 Juli 1926. Smith
merupakan salah satu sosiolog perempuan yang mendalami kajian tentang psikologi,
perempuan, pendidikan, dan sosiologi. Teori feminis yang digagas oleh Dorothy
Smith telah berhasil memengaruhi para ilmuwan sosial lainnya. Pada tahun 1955,
Smith melanjutkan pendidikannya di London School of Economics dengan program
sarjana antropologi sosial. Kemudian ia menikah dengan teman kampusnya yakni
William Reid Smith dan melanjutkan hidup di Amerika. Pada tahun 1963, Dorothy E.
Smith dan suaminya mengambil gelar Ph. D. di Universitas California dengan bidang
sosiologi. Akan tetapi, tak lama kemudian mereka memutuskan bercerai setelah
kelahiran anak kedua. Dorothy E. Smith melanjtkan hidup dengan bekerja sebagai
dosen di Universitas California dari tahun 1964-1966. Selanjutnnya, pada tahun 1977
menjadi dosen di Universitas Ontario Institute dan pada tahun 1994 sampai pensiun,
Smith mengajar di Universitas Victoria di bidang etnografi kelembagaan [ CITATION
Ari15 \l 1033 ].

PEMIKIRAN SOSIOLOGI FEMINIS DOROTHY EDITH SMITH

Sandra Harning seorang feminis Amerika mengatakan bahwa epistimologi


feminis dibagi dalam 3 cakupan yaitu feminis empiris, feminis standpoint, dan
feminis postmodernis. Teori feminis yang diusung oleh Dorothy E. Smith dikenal
dengan konsep teori woman standpoint. Konsep ini tidak lepas dari latar belakang
Smith sebagai orang tua tunggal dan sebagai kaum yang terpelajar. Smith
menganggap bahwa terjadi dualisme yang menjadi topik dalam perbincangan feminis
yakni dualisme deskripsi sosial ilmiah yang mengarah kepada pendidikan yang
didominasi oleh laki-laki dan dualisme pengalaman manusia yang juga dikontruksi
oleh ideologi patriarki dan dominasi antara makro dan mikro. Smith berpendapat
bahwa pada dasarnya, meskipun orang tua baik ayah atau ibu berperan dalam tumbuh
kembang seorang anak, tetap saja seorang ibu yang paling berperan dalam tumbuh
kembang anak. Hal ini karena menempatkan posisi perempuan sebagai second sex
[ CITATION Ari15 \l 1033 ].

Bahkan Aristoteles pernah mengatakan bahwa perempuan adalah perempuan


yang memiliki sifat kurang berkualitas. St. Thomas juga mengatakan bahwa
perempuan adalah sosok laki-laki yang tidak sempurna atau makhluk yang diciptakan
tanpa sengaja. Pendapat Thomas tersebut didasarkan kepada kitab kejadian yang
menerangkan bahwa ibu perempuan yakni Hawa tercipta dari tukang rusuk Adam
[ CITATION Bea16 \l 1033 ] . Maka laki-laki memandang perempuan sebagai sosok yang
lain atau laki-laki dalam posisi yang superior dan perempuan dalam posisi yang
inferior atau menempatkan perempuan sebagai objek dan laki-laki sebagai subjek.
Dengan asumsi superioritas dan inferioritas di atas, maka akan tercipta sebuah
penindasan struktural yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan mengontrol,
memanfaatkan, dan menguasai suatu kelompok yang akan berimbas kepada
perkembangan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan sosial.

Jadi, ilmu pengetahuan kini merupakan hasil kontruksi dan prasangka kaum
laki-laki terhadap kaum perempuan tanpa memerhatikan objektivitas suatu ilmu
pengetahuan. Maka ilmu psikologi, sosiologi, atau bahkan ilmu agama hanya
disandarkan oleh pengalaman laki-laki tanpa melibatkan pengalaman perempuan.
Smith dalam hal ini berpendapat bahwa pengalaman perempuan merupakan sebuah
ilmu pengetahuan meskipun bentuknya masih abstrak. Ketika ilmu pengetahuan yang
membahas tentang struktur sosial dan fakta sosial tanpa melibatkan analisa tentang
perempuan maka hal itu akan memengaruhi keputusan kelas tertinggi dalam membuat
kebijakan dan hal inilah yang menyebabkan perempuan tetap berada di posisi
inferioritas dan mendapatkan banyak penindasan. Jadi faktor patriarki dan
kapitalisme menjadi penghalang kesetaraan antara kaum laki-laki dan kaum
perempuan.

Dalam karya-karyanya, Smith lebih banyak menganalisis struktur masyarakat


berdasarkan peristiwa sehari-hari yang didasarkan kepada perspektif perempuan dan
berkaitan erat dengan mekanisme institusi yang dipengaruhi oleh ideologi patriarki.
Dalam hal ini, Smith terpengaruh dengan gagasan Karl Marx tentang kapitalisme
yakni pada titik pembelaannya terhadap kaum proletar dan kaum perempuan
mengenai struktur penindasan [ CITATION Ari151 \l 1033 ]. Kacamata inilah yang
digunakan Smith dalam menganalisis patriarki kapitalis dengan teori dominasinya.
Teori dominasi gender menjelaskan tentang bentuk dominasi atau penguasaan oleh
pihak laki-laki terhadap perempuan yang hanya melaksanakan bentuk dari dominasi.
Dominasi sendiri bermakna bentuk relasi dimana pihak yang dominan tidak
mengakui subjektivitas suatu individu atau kelompok. Inilah alasan Smith untuk
membahas lebih dalam tentang pengalaman perempuan. Pengalaman perempuan
dialokasikan sebagai sumber pengetahuan yang penting, Karena hal tersebut mampu
menguak beberapa fakta tentang penindasan yang dialami. Contoh, adanya dominasi
dalam peraturan yang menekankan sudut pandang patriarki. Para penguasa meyakini
kemampuan ideologi kapitalis dalpat meningkatkan kesejahteraan sosial.

Jadi, sesuatu yang dihasilkan melalui pengetahuan dan perspektif berdasarkan


pengalaman aktual adalah titik poin dari woman standpoint [ CITATION Ami12 \l 1033 ].
Jika kita berbicara tentang berpikir feminisme, maka hal itu membicarakan tentang
dominasi atas perempuan yang didasarkan dengan pengetahuan objektif yang
dihasilkan melalui pengalaman hidup manusia. Perempuan yang telah mengalami
banyak penindasan dan ketidakadilan akan memberikan gambaran dan pengalaman
yang aktual bagaimana sistem penindasan bekerja. Perempuan akan menjelaskan
secara akurat unsur-unsur dan bentuk penindasan yang dialaminya. Hal ini dapat
dianalogikan dengan hubungan antara perasaan dan tubuh. Perasaan dapat diketahui
melalui bentuk refleksi tubuh. Sedangkan tubuh adalah hal yang tidak pernah
diteorikan. Sehingga berpikir feminisme artinya mengerahkan segala bentuk pikiran
terhadap gerakan sosial yang mempunyai kegiatan khusus dan ideologi yang
didasarkan dari pengalaman perempuan secara subjektif dan pengetahuan secara
objektif. Karena itu struktur yang menghasilkan penindasan sangat penting
diperhatikan.

KESIMPULAN

Teori yang dihasilkan oleh Dorothy Edith Smith adalah konsep woman
standpoint yakni pengetahuan dan perspektif yang dihasilkan melalui pengalaman
perempuan yang mengalami penindasan dalam hidupnya. Maka, dengan woman
standpoint akan memberikan gambaran sistem penindasan yang dialami oleh
perempuan. Smith berpendapat bahwa dalam dunia feminism terjadi dualism, yakni
dualisme pendidikan yang patriarki dan dualism pengalaman hidup manusia yang
juga didominasi oleh ideologi patriarki yang meletakkan perempuan sebagai objek
dan laki-laki sebagai subjek. Dijelaskan lebih lanjut bahwa teori dominasi gender
menjelaskan tentang bentuk dominasi atau penguasaan oleh pihak laki-laki terhadap
perempuan yang hanya melaksanakan bentuk dari dominasi. Dominasi sendiri
bermakna bentuk relasi dimana pihak yang dominan tidak mengakui subjektivitas
suatu individu atau kelompok. Dalam hal ini Smith berbicara melalui fakta yang
terjadi di sosial masyarakat. Smith tidak menawarkan feminis ideologis tanpa disertai
dengan objektivitas suatu pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman seseorang
yang telah mengalami penindasan tersebut.

Bibliografi
Aminah, Siti. "Gender, Poitik, dan Patriarki Kapitalisme Dalam Perspektif Feminis
Sosialis." Jurnal Politik Indonesia, 2012: 5.

Arifullah, Mohd. "Hegemoni Epistemologi Tradisional Dalam Wacana Kritis


Feminisme Kontemporer." Jurnal Ilmiah Kajian Gender, 2015: 7.

Arisadi, Herman. Buku Pintar Tokoh-Tokoh Soisologi Dari Klasik Sampai Modern.
Yogyakarta: IRCiSod, 2015.

Beauvior, Simone De. Second Sex, Terj by Toni B. Febrianto dan Nuraini Juliastuti.
Yogyakarta: Narasi-Pustaka Proetea, 2016.

Anda mungkin juga menyukai