Anda di halaman 1dari 17

RESUME KONSEP DASAR PKN SD

“ WARGA NEGARA YANG DEMOKRATIS”

DOSEN PENGAMPU :
YESI ANITA, S.Pd,. M.Pd

OLEH :
RHAUDA HT UL JA NNAH (2 11 29468 )

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022

1
Pengertian Warga Negara Yang Demokratis
Demokrasi merupakan salah satu penerapan dari nilai-nilai demokrasi yang menjadi
jaminan bahwa perubahan dalam demokrasi tetap bertujuan mewujudkan masyarakat dan
negara demokratis. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan
suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atau
negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Secara etimologi, demokrasi berasal dari kata dalam bahasa latin demos yang
berarti rakyat dan kratos berarti kekuasaan. Sehingga demokrasi dapat diartikan
sebagai pemerintahan dijalankan oleh rakyat baik secara langsung maupun tidak langsung
(melalui perwakilan). Setelah adanya proses pemilihan umum secara langsung,
umum, bebas,
rahasia, jujur dan adil, sering disebut “luber dan jurdil” .
Menurut Madiong, dkk (2018), Warga negara adalah anggota suatu negara
yang mempunyai keterikatan timbal balik dengan negaranya. Warga negara adalah orang-
orang yang menurut hukum atau ssecara resmi merupakan angg ota resmi dari suatu
negara tertentu, atau dengan kata lain warga negara adalah warga suatu negara yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Menurut Putra (2019), Kehidupan
demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Demokrasi memerlukan usaha
nyata setiap warga negara dan perangkat pendukungnya dan dijadikannya demokrasi
sebagai pandangan
hidup (way of life) dalam kehidupan bernegara.
Menurut Mochlisin (2007), sebagai warga negara yang hidup dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang demokratis ini, kita wajib mensyukuri
terlaksananya tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. dengan
terlaksananya kehidupan yang demokratis, kita dapat menumbuhkan semangat saling
menghormati dan menghargai di antara sesama warga negara, melalui kegiatan dalam
kehidupan demokrasi ini muncul pengakuan dan penghargaan terhadap hak-hak asasi
manusia. Warga mengandung arti peserta atau anggota dari suatu organisasi
perkumpulan, jadi warga negara diartikan sebagai
anggota dari suatu negara.
Istilah warga negara adalah terjemahan kata bahasa Inggris citizen. Warga negara
merupakan warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan

2
perundangundangan (UU No. 12 Tahun 2006). Menurut Westehimer dan Kahne (dalam
Muslih dan Risti, 2019)
mengungkapkan ada tiga bentuk warga negara yang baik atau demokratis yaitu:
1. Warga yang bertanggung jawab

2
Warga negara yang bertanggung jawab secar pribadi bertindak sec ara
bertanggung jawab di dalam masyarakat, misalnya memungut sampah,
memberikan darah, melakukan daur ulang, dan mematuhi hukum. Program
yang berusaha untuk mengembangkan warga yang bertanggung jawab secara
pribadi berusaha untuk membangun karakter dengan menekankan kejujuran,
integritas, disiplin, dan kerja
keras.
2. Warga partisipatif
Warga negara yang partisipatif adalah warga yang secara aktif berpartisipasi dalam
urusan sipil dan kehidupan sosial masyarakat di tingkat lokal, negara bagian,
atau
nasional.
3. Warga peradilan yang berorientasi.
Warga negara yang demokratis yang efektif membutuhkan kesempatan untuk
menganalisis dan memahami interaksi kekuatan-kekuatan sosial, ekonomi,
dan
politik.
Kehidupan masyarakat yang demokratis, dimana kekuasaan negara berada
ditangan rakyat dan dilakukan dengan sistem perwakilan, dan adanya peran aktif
masyarakat dapat memberikan manfaat bagi perkembangan masyarakat, bangsa
dan negara. Beberapa karakteristik yang harus ditampilkan dari warga negara yang
berkarakter dan berjiwa demokratis, yaitu: memiliki sikap rasa hormat dan tanggung
jawab, bersikap kritis, membuka diskusi dan dialog, bersikap terbuka, bersikap
rasional, adil, dan selalu
bersikap jujur.

Karakteristik Warga Negara Yang Demokratis


Kebutuhan akan adanya paradgima baru PKn saat ini sudah mendesak
bangsa Indonesiayang saat ini telah mengalami suatu perubahan diharapkan bergerak
ke arah pendewasaan hingga terbentuknya masyarakat yang betul-betul demokratis,
religius, beradab, bersatu, dan berkead ilan sosial sesuai dengan konsep nilai, norma dan
moralitas yang tersurat dan tersirat dalam Pancasila dan UUD 1945. Namun demikian
pengembangan masyarakat yang demokratis, religius, beradap, bersatu, dan berkeadilan
sosial tidaklah mudah, terutama bagi masyarakat Indonesia yang secara historis

3
belum memiliki pengalaman utuh berkehidupan yang betul-betul demokratis,
perkembangan ekonomi yang masih terbatas, identitas rasional yang masih rapuh, dan
budayakewarganegaraan yang
belum terbentuk.

3
Oleh karena itu, pembangunan masyarakat Indonesia demokratis yang religius, beradab,
bersatu, dan berkeadilan sosial itu perlu waktu, upaya gigih yang konsisten dan
komitmen kebangsaan, serta pendidikan demokrasi yang sinambung. Perlu digaris
bawahi bahwa masyarakat tidak dapat hidup berdemokrasi dengan baik apabila mereka
dalam keadaan tidak berpendidikan, bodoh, apatis, dan miskin. Masyarakat demokrasi
hanya dapat tercipta apabila masyarakatnya berpendidikan memadai dan secara
ekonomis kebutuhan dasar hidupnya sudah t erpenuhi. Dengan demikian masyarakat
demokratis yang religius, beradab, bersatu dan berkeadilan sosial baru dapat terwujud
apabila masyarakat terdidik baik dan sejahtera, shg mereka mau dan mampu
berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam sistem pemerintahan demokrasi, kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.
Demokrasi sesungguhnya bukan hanya seperangkat gagasan dan prisnip tentang
kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat prak tek dan prosedur yang terbentuk
melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku shg demokrasi sering disebut suatu
pelembagaan dari
kebebasan.
Suryadi dan Somardi mengemukakakn bahwa untuk mengkonsepsikan
kembalipendidikan kewarganegaraan dengan paradigmanya yang baru, konsep
negara dapat didekati dari sudut pandang sistem. Dalam masyarakat demokrasi
terdapat lima
sistem tata kehidupanbernegara sebagai berikut :
1. Sistem personal adalah suatu sistem yang merujuk pada orang-orang yang
menjadi subyek dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, yang terdiri atas
pemerintah danyang diperintah.

2. Sistem kelembagaan menunjuk kepada lembaga-lembaga negara dan lembaga-


lembaga pemerintahan menurut konstitusi dan peraturan perundangundangan yang
berlaku.

3. Sistem normatif adalah sistem hukum dan perundang-undangan yang mengatur


tata hubungan negara dan warga negara.

4. Sistem kewilayahan menunjuk kepada seluruh wilayah teritorial yang termasuk


ke dalam yuridiksi negara Indonesia.

5. Sistem ideologis menunjuk kepada ide-ide dasar penyelenggaraan


kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

4
Tinjauan sistem ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang utuh dan
menyeluruh tentang eksistensi kehidupan bernegara. Dengan kata lain, kerusakan
dalam salah satu komponen sistem akan mengganggu berfungsinya sistem kenegaraan
secara keseluruhan.
Dengan memperhatikan atribut-atribut kewarganegaraan diatas, dan struktur

4
pengorganisasian yang berorientasi pada sistem kehidupan bernegara maka PKn dengan
paradigma baru mensyaratkan materi pembelajaran yang memuat
komponenkomponen pengetahuan, keterampilan, dan disposisi kepribadian warga negara
yang fungsional bukan hanya dalam tataran kehidupan berbangsa dan bernegara
melainkan juga dalam masyarakat
diera globalisasi.
Kewarganegaraan dalam demokrasi konstitusional berarti bahwa setiap warga negara (1)
merupakan anggota penuh dan sederajat dari sebuah masyarakat yang
berpemerintahan sendiri dan (2) diberi hak-hak dasar dan dibebani tanggung jawab. Warga
negara hendaknya mengerti bahwa dengan keterlibatannnya dalam kehidupan politik dan
dalam masyarakat demokratis, mereka dapat membantu meningkatkan kualitas hidup
di lingk tetangga, masyarakat, dan bangsa. Bidang studi pkn merupakan suatu bidang
kajian ilmiah dan program pendidikan sekolah dan diterima sebagai wahana utama
dalam esensi pendidikan demokrasi di indonesia. Dalam paradigma baru bidang
studi pkn terdapat beberapa
karakteristik, yaitu:
1. Civic intellegency, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara yang
baik dalamdimensi spiritual, rasional, emosional, maupun sosial.

2. Civic responsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga
negarayang bertanggung jawab.

3. Civic participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar


tanggungjawabnya, baik secara individual, sosial, maupun sebagai pemimpin
hari depan.

Karakteristik-karakteristik tersebut diwujudkan dalam tiga


kelompok kompetensi dalam bidang studi pkn, yaitu:
1. Kompetensi untuk menguasai pengetahuan kewarganegaraan; Memahami

tujuan
pemerintah dan prinsip-prinsip dasar konstitusi pemerintahrepublik indonesia.

Mengetahui struktur, fungsi dan tugas pemerintah daerah dan


nasional sertabagaimana keterlibatan warga negara membentuk kebijaksanaan

publik. Mengetahui hubungan negara dan bangsa indonesia dengan


negara-negara
danbangsa-bangsa lain beserta masalah-masalah dunia dan atau internasional.
5
2. Kompetensi untuk menguasai keterampilan kewarganegaraan;
Mengambil atau menetapkan keputusan yang tepat melalui proses

pemecahanmasalah

dan inkuiri.

5
Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan suatu isu tertentu. Menentukan
atau mengambil sikap guna mencapai suatu posisi tertentu. Membela atau
mempertahankan

posisi bagi mengemukakan argumen yang kritis,logis dan rasional.

Memaparkan suatu informasi yang penting pada khalayak


umum.

Membangun koalisi, kompromi, negosiasi, dan consensus (demokrasi).


3. Kompetansi untuk menguasai karakter kewarganegaraan;

Memberdayakan dirinya sebagai warga negara yang aktif, kritis, dan


bertanggung jawab untuk berpartisipasi secara efektif dan efisien dalam berbagai
aktivitas masyarakat,
politik, dan pemerintahan pada semua tingkat (daerah dan nasional).

Memahami bagaimana warga negara melaksanakan peranan, hak, dan tanggung


jawab personal untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat pada semua tingkatan
(daerah
dan nasional).

Memahami, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai budi pekerti, demokrasi, hak


asasi
manusia dan nasionalisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia


dalam kehidupan.

Upaya Mewujudkan Warga Negara Yang Demokratis


Menurut Rahayu (2017) ada tiga upaya yang dilakukan dalam mewujudkan warga
negara yang demokratis, yaitu:

1. Formal Pemerintah/Kekuasaan
a. Pemerintah dan pejabat publik perlu pengawasan melekat (waskat) dari
aparat berwenang, DPR, dan masyarakat luas sehingga yang terbukti
bersalah
diberikan sanksi yang tegas tanpa diskriminasi.
b. Mengefektifkan peran dan fungsi aparat penegak hukum, seperti kepolisian,
kejaksaan, para hakim, serta komisi pemberantas korupsi.

6
c. Pembekalan secara intensif dan sistematis terhadap aparatur pemerintah dan
pejabat publik dalam hal nilai-nilai agama dan sosial budaya.
d. Menegakkan supremasi hukum dan perundang-undangan secara konsisten dan
bertanggung jawab serta menjamin dan menghormati hak asasi manusia.
e. Mengatur peralihan kekuasaan secara tertib, damai, dan demokratis sesuai
dengan hukum dan perunang-undangan.

6
f. Menata kehidupan politik agar distribusi kekua saan dalam berbagai tingkat
struktur politik dan hubungan kekuasaan dapat berlangsung seimbang.
g. Meningkatkan integritas, profesionalisme, dan tanggung jawab dalam
penyelenggaraan negara, serta memberdayakan masyarakat untuk
melakukan
kontrol sosial secara konstruktif dan efektif.

2. Organisasi Non Pemerintah dan Media Massa


a. Keterlibatan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau NGO
(Non Government Organization) dalam mengawasi setiap kebijakan publik
yang
dibuat pelaksana pemerintahan, seperti ICW, MTI, GOWA, dan sebagainya.
b. Adanya kontrol sosial untuk perbaikan komunikasi yang berimbang antara
pemerintah dan rakyat melalui berbagai media massa elektronik maupun cetak.

3. Pendidikan dan Masyarakat


a. Memperkenalkan sejak dini melalui pembelajaran di sekolah
tentang pentingnya pemerintah yang transparan dan adil melalui mata
pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan.
b. Menjadikan Pancasila sebagai dasar negara yang mampu membuka
wacana dan dialog interaktif di dalam masyarakat sehingga dapat
menjawab
tantangan yang dihadapi sesuai dengan visi Indonesia di masa depan.
c. Meningkatkan kekurangan sosial antara pemeluk agama, suku,
dan kelompok- kelompok masyarakat lainnya melalui dialog dan kerja
sama
dengan prinsip kebersamaan, kesetaraan. toleransi, dan saling menghormati.
d. Memberdayakan masyarakat melalui perbaikan sistem politik
yang demokratis sehingga dapat melahirkan pemimpin yang
berkualitas, bertanggung jawab, menjadi panutan masyarakat,
dan mampu
mempersatukan bangsa dan negara.

7
Sistem Tata Kehidupan Berbangsa
Ada lima sistem tata kehidupan berbangsa menurut Winaputra, dkk (2015) adalah
sebagai
berikut ini.

1. Sistem personal adalah suatu sistem yang merujuk pada orang-orang yang
menjadi
subjek dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, yang terdiri atas pemerintah
dan

7
„yang diperintah‟ . Kedua jenis subjek ini yaitu pemerintah dan yang diperintah
pada dasarnya memiliki atribut yang sama, yaitu sebagai warga negara, namun
dalam fungsinya yang berlainan. Dari perspektif demokrasi, yang disebut pertama
adalah pemegang mandat atau amanat dengan seperangkat wewenangnya untuk
mengelola kepentingan bersama dan mewujudkan tujuan bersama. Fungsi yang
kedua, sebagai pemberi mandat, pemegang kedaulatan. Dengan demikian, pola
hubungan di antara kedua subjek ini pada dasarnya merupakan hubungan
kepercayaan. Pemberian kepercayaan atau transfer kekuasaan di antara kedua
subjek di atas diselenggarakan melalui proses dan mekanisme politik dengan
mekanisme yang disetujui bersama. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap proses dan
mekanisme ini merupakan landasan utama untuk memahami posisi, fungsi-peran, dan
tanggung jawab setiap warga negara dalam
kapasitasnya masing-masing.
2. Sistem kelembagaan menunjuk kepada lembaga-lembaga negara dan lembaga-
lembaga pemerintahan menurut konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pemahaman terhadap lembaga-lembaga negara dan pemerintahan ini
merupakan prasyarat dasar bagi warga negara untuk dapat berperan serta dalam
kehidupan bernegara dan pemerintahan. Susunan organisasi, fungsi, tugas,
wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing lembaga, proses dan
mekanisme perekrutan para pejabat dari masing- masing lembaga, serta aspek-aspek
lainnya, perlu dipahami oleh setiap warga negara agar partisipasinya dalam
kehidupan bernegara dapat ditingkatkan.

3. Sistem normatif adalah sistem hukum dan perundang-undangan yang mengatur


tata hubungan negara dan warga negara. Pemahaman terhadap sistem hukum
dan perundang-undangan yang berlaku, merupakan prasyarat bagi partisipasi warga
negara secara nalar dan penuh tanggung jawab.

4. Sistem kewilayahan menunjuk kepada seluruh wilayah teritorial yang termasuk


ke dalam yurisdiksi negara Indonesia.

5. Sistem ideologis merujuk kepada ide-ide dasar penyelenggaraan


kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Oleh karena sifatnya sebagai faktor
integratif maka sistem ideologi ini hendaknya memayungi seluruh komponen sistem
lainnya.

Tinjauan secara sistemik ini untuk memberikan gambaran yang utuh dan menyeluruh
tentang eksistensi kehidupan bernegara. Potret kehidupan bernegara secara sistemik
8
ini untuk membantu memperjelas hakikat pendidikan kewarganegaraan sebagai bidang
yang
multi-disipliner dan multi- dimensional.

8
Pembelajaran PKn Mewujudkan Warga Negara Yang Demokratis
Pemerintahan demokratis, yaitu pemerintahan yang “berasal dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat” . Dalam prinsip pemerintahan demokratis terkandung hak
berpartisipasi dari setiap warga negara, seperti hak untuk meningkatkan kesejahteraan
umum dan hak untuk melindungi hak asasi manusia. Hak berpart isipasi ini
membebankan tanggung jawab tertentu kepada setiap warga negara. Di antara tanggung
jawab ini adalah tanggung jawab untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan
berpartisipasi secara cerdas, dan tanggung jawab untuk berkehendak meningkatkan
kesejahteraan sosial berdasarkan prinsip-prinsip keadilan. Agar warga negara dapat
berpartisipasi secara efektif, diperlukan bekal pengetahuan dan keterampilan,
pengalaman praktis, dan pemahaman tentang
pentingnya partisipasi warga negara.
Menyiapkan warga negara yang memiliki kualitas, seperti ini merupakan tugas
pokok
kependidikan, baik pendidikan persekolahan maupun pendidikan luar sekolah.
Khusus dalam pendidikan persekolahan, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) memegang peranan yang sangat strategis dalam mempersiapkan dan
membina warga negara dengan kualitas, seperti tersebut di atas. Tujuan pendidikan
kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam
kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip- prinsip
dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Partisipasi warga negara yang efektif dan
penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan
keterampilan intelektual serta keterampilan
untuk berperan serta.
Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut
melalui pengembangan disposisi atau watak-watak tertentu yang meningkatkan
kemampuan individu berperan serta dalam proses politik dan mendukung berfungsinya
sistem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat selayaknya pembelajaran PKn
dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual yang memadai
serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektivitas dalam
berpartisipasi. Oleh karena itu, dalam mempersiapkan pembelajaran PKn di kelas,
diperlukan bekal pengetahuan materi
pembelajaran dan metode atau pendekatan pembelajaran (Ubaeillah dan Rozak, 2013).

9
REFERENSI
Kaelan, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: PARADIGMA Yogyakarta.

Rahmat, dkk. 2009. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Bandung: Laboratorium


PendidikanKewarganegaraan.

Sumarsono, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Uaksena, 2011. Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan Tersedia. Diakses 08 September


2022

Udin S. Winataputra, dkk. 2010. Materi dan Pembelajaran PKn SD Edisi 1.


Jakarta:

Universitas Terbuka

Madiong, Baso, dkk. 2018. Pendidikan Kewarganegaraan: Civic Education. Makasar:


Celebes

Media Perkasa.

Muslih, dan Risti Aulia Ulfah. 2019. Urgensi Karakteristik Warga NegaraDemokratis pada
Abad ke Dua Puluh Satu. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 7 (2), 125- 139.

Rahayu, Sri Ani. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).Jakarta: Bumi
Aksara.

Ubaeillah dan Abdul Rozak. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Kencana. UU RI


No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.

Winaputra, H.U.S. dkk. 2015. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.

10

Anda mungkin juga menyukai