Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN SD

“Pengertian Strategi Pembelajaran, Membedakan Model, Pendekatan, Metode dan


Teknik dalam Pembelajaran”

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Dwi Intan Maharani (21129379)
Faisal Ramadhan (21129386)
Meri Handayani (21129070)
Putri Nada Salsabila R (21129519)
Radia Jumarnita (21129461)

Dosen Pengampu :
Dra. Tin Indrawati M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat kami selesaikan.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran
SD dengan judul “Pengertian Strategi Pembelajaran, Membedakan Model, Pendekatan, Metode
dan Teknik dalam Pembelajaran” Terima kasih kami sampaikan kepada Ibuk Dra. Tin Indrawati
M.Pd selaku Dosen Mata kuliah Strategi Pembelajaran SD, yang telah membimbing dan
memberikan materi kuliah demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat bagi kita semua, dan kami sangat
mengharapkan kritik dan saran akan makalah ini agar lebih baik lagi dalam mengerjakan untuk
kedepannya.

Padang, 7 September 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………... 3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………...4

A. Latar Belakang…………………………………………………………………4

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...4

C. Tujuan………………………………………………………………………….5

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………...........6
A. Pengertian Strategi Pembelajaran……………………………………………..6

B. Membedakan Model, Pendekatan, Metode dan Teknik dalam Pembelajaran…..7

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………24


A. Kesimpulan……………………………………………………………………..24
B. Saran……………………………………………………………………………24

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..25
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini aspek kehidupan dituntut untuk terus maju dan berkembang dengan
cepat sesuai dengan tuntutan zaman. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia
terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin global.
Peningkatan sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan
merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif
dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas pendidikan itu sendiri.
Upaya pengembangan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar
anak didik dapat merima didikan dengan baik. Belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif
permanen pada pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan tingkah laku, yang terjadi sebagai
hasil dari usaha yang disengaja dan pengalaman yang terkontrol dan tidak terkontrol.
Dalam Undang-Undang N0. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, istilah
belajar tidak ditemukan. Istilah yang digunakan adalah pembelajaran. Pengertian Pembelajaran
menurut undang undang adalah sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa
istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk
membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi
pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan
(6) model pembelajaran.
Maka dari itu pada makalah ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan
dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut sehingga para para pembaca
paham dan tidak bingung lagi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan strategui pembelajaran?


2. Apa perbedaan Model, Pendekatan, Metode dan Teknik dalam Pembelajaran
C. Tujuan

1. Mengetahui penegrtian strategi pembelajaran


2. Mengetahui perbedaan Model, Pendekatan, Metode dan Teknik dalam Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Di hubungkan dengan
belajar mengajar, strategi bias di artikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di gariskan.
Adapun Komponen strategi pembelajaran terdiri dari Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan,
Penyampaian Informasi, Partisipasi Peserta Didik, Tes dan Kegiatan Lanjutan. Dari
pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi
pembelajaran.
Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur
strategi dari setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran
(target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat
yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif
untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak
titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard)
untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil


perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling
efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik
pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.
5. Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa pengertian strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008)
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan.
Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-
keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian
pula, yaitu: (1)exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree
dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya,
strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi
pembelajaran deduktif.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan
kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan
metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).

2. Contoh Strategi Pembelajarn


Contoh srtategi pembelajaran adalah strategi cooperative learning dan strategi active learning.

B. Membedakan Model, Pendekatan, Metode dan Teknik dalam Pembelajaran


1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Pengertian Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992). Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran
mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran tercapai.
Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) mengemukakan maksud dari model
pembelajaran adalah: “Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar. ”Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan
Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan
dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran,
yaitu:

1. Model interaksi sosial


Model interaksi sosial menekankan pada hubungan personal dan sosial
kemasyarakatan diantara peserta didik. Model tersebut berfokus pada peningkatan
kemampuan peserta didik. untuk berhubungan dengan orang lain, terlibat dalam proses-
proses yang demokratis dan bekerja secara produktif dalam masyarakat. Model ini
didasari oleh teori belajar Gestalt (field-theory). Model interaksi sosial menitikberatkan
pada hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat (learning to life
together).

Model interaksi sosial ini mencakup strategi pembelajaran sebagai berikut:


a. Kerja Kelompok bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta dalam proses
bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal dan discovery
skill dalam bidang akademik

b. Pertemuan kelas bertujuan mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri dan


rasa tanggung jawab baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok.
c. Pemecahan masalah sosial atau Inquiry Social bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial dengan cara berpikir logis.

d. Model laboratorium bertujuan untuk mengembangkan kesadaran pribadi dan


keluwesan dalam kelompok.

e. Bermain peran bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik


menemukan nilai-nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan.

f. Simulasi sosial bertujuan untuk membantu peserta didik mengalami berbagai


kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka.

2. Model pengolahan informasi


Model pengolahan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan
pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.
Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan
peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya.
Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari
lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan
menggunakan simbol verbal dan visual.
Teori pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985).
Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam
pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga
menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi
interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi-kondisi
eksternal (rangsangan dari lingkungan). Interaksi antar keduanya akan menghasilkan
hasil belajar.
3. Model personal-humanistik
Model personal menekankan pada pengembangan konsep diri setiap individu.
Hal ini meliputi pengembangan proses individu dan membangun serta
mengorganisasikan dirinya sendiri. Model memfokuskan pada konsep diri yang kuat
dan realistis untuk membantu membangun hubungan yang produktif dengan orang lain
dan lingungannya.
Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi pada
pengembangan individu. Perhatian utamanya pada emosional peserta didik dalam
mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini
menjadikan pribadi peserta didik mampu membentuk hubungan harmonis serta mampu
memproses informasi secara efektif. Tokoh humanistik adalah Abraham Maslow
(1962), R. Rogers, C. Buhler dan Arthur Comb.
Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang
kondusif, agar peserta didik merasa bebas dalam belajar mengembangkan dirin baik
emosional maupun intelektual. Teori humanistik timbul sebagai cara untuk
memanusiakan manusia. Pada teori humanistik ini, pendidik seharusnya berperan
sebagai pendorong bukan menahan sensivitas peserta didik terhadap perasaanya.

4. Model modifikasi tingkah laku (Behavioral)


Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta
ddik sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori stimulus-
respon. Model behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam suatu
rangkaian yang kecil, berurutan dan mengandung perilaku tertentu.
Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan
mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan
membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model
ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perlilaku yang
tidak dapat diamanti karakteristik model ini adalah penjabaran tugas-tugas yang harus
dipelajari peserta didik lebih efisien dan berurutan.
Implementasi dari model modifikasi tingkah laku ini adalah meningkatkan
ketelitian pengucapan pada anak. Guru selalu perhatian terhadap tingkah laku belajar
peserta didik. Modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajarnya rendah dengan
reward, sebagai reinforcement pendukung. Penerapan prinsip pembelajaran individual
dalam pembelajaran klasikal.

 Contoh model model pembelajaran


Model pembelajaran ada banyak sekali, berikut adalah macam macam model
pembalajaran yang sering di gunakan
1. Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada
penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan
deduktif.

2. Model Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi


Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information
technology (IT) adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang
membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan
dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi
berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan
hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga
elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel).

3. Model Pembelajaran Koperatif (CL, Cooperative Learning)


Model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok
untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan,
atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif),
tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender,
karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa
laporan atau presentasi. Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-
strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok,
dan pelaporan.
4. Model Pembelajaran Kontekstual CTL (Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya
jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa
(daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan,
motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi
kondusif nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas
siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan
pengembangan kemampuan sosialisasi.

5. Model Pembelajaran Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)


Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan
pola guided reinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of
mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma,
aturan untuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan
vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengembangan
matematika). Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan
proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi,
informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi
(pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam
penemuan).

6. Model Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)


Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan
dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya
adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi,
latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau
ekspositori (ceramah bervariasi).

7. Model Pembelajaran Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)


Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih
dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada
masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka,
negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir
optimal.

8. Model Pembelajaran Problem Solving


Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum
dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan
cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, .atau algoritma). Sintaknya adalah: sajikan
permasalahan yang memenuhi kriteria di atas, siswa berkelompok atau individual
mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan, siswa mengidentifkasi,
mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.

9. Model Pembelajaran Problem Posing


Bentuk lain dari problem posing adalah problem posing, yaitu pemecahan masalah
dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian
yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar,
identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun soal-
pertanyaan.

10. Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)


Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap
kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja
sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamika kelompok kohesif
dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan
menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru
bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran.

11. Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division)


STAD adalah salah satu model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat
kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara
kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual
dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan
individual dan berikan reward.

12. Model Pembelajaran ADDIE


Model ini, sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau tahap utama, yaitu
Fase-fase dalam model ini akan diuraikan sebagai berikut :
1. Analisis Analisis merupakan langkah pertama dari model desain system
2. Desain Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran ADDIE.
3. Pengembangan Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan
model desain sistem pembelajaran ADDIE.
4. Implementasi Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah
keempat dari model desain sistem pembelajaran ADDIE.
5. Evaluasi Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem pembelajaran
ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap
program pembelajaran.
2. Pendekatan Pembelajaran
1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran
langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif (Sanjaya, 2008:127).
Dan adapun pengertian Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar.
Jadi pendekatan (approach) pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam
pelaksanaannya agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan siswa. Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

2. Contoh pendekatan pembelajaran


1. Pendekatan pembelajaran individual
Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak
didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut. Pendekatan individual akan
melibatkan hubungan yang terbuka antara guru dan siswa, yang bertujuan untuk
menimbulkan perasaan bebas dalam belajar sehingga terjadi hubungan yang harmonis
antara guru dengan siswa dalam belajar.
Pendekatan individual seperti contohnya di kelas ada sekelompok anak didik yang
mempunyai kebiasaan berbeda-beda seperti daya serap tingkat kecerdasan . perbedaan
individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi
pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini.
Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran.
Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan
pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok di perlukan

2. Pendekatan pembelajaran Kelompok


Pendekatan jenis ini memang suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan untuk
membina dan mengembangkan siakp social anak didik. Hal ini di sadari karena manusia
adalah makhluk social maka mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada
dalam diri mereka masing-masing sehingga terbina sikap kesetiakawanan social di kelas.
Dalam pengelolaan di kelas yang berhubungan dengan penempatan anak didik,
pendekatan kelompok sangat diperlukan. perbedaan individual anak didik pada aspek
biologis, intelektual dan psikologis dijadikan sebagai pijakan dalam melakukan pendekatan
kelompok. Ketika guru akan menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah
mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar
pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akn diberikan
kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu,
pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus
mempertimbangkan hah-hal yang ikut mempengaruhi penggunaannya.

3. Pendekatan pembelajaran Variasi


Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar
menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Bila terjadi
perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali. Akibatnya, jalannya pelajaran
menjadi kurang efektif, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan pun jadi terganggu.
Disebabkan anak didik kurang mampu berkonsentrasi.
Metode yang hanya satu-satunya dipergunakan tidak dapat diperankan, karena
memang gangguan itu terpangkal dari kelemahan metode tersebut. Karena itu, dalam
mengajar kebanyakan guru menggunakan beberapa metode dan jarang sekali menggunakan
satu metode. Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik bervariasi, maka
pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula.
Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh
setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam
penagajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk
setiap kasus.
Contohnya anak didik yang motivasinya rendah maka tingkat keseriusan
belajarnya pun rendah serta kebalikannya apabila anak didik yang motivasinya tinggi maka
tingkat keseriusan belajarnya menjadi meningkat. Di sinilah peran guru untuk mampu
menentukan teknik pemecahan kasus itu di dekati dengan pendekatan bervariasi.

4. Pendekatan pembelajaran Edukatif


Setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan guru harus bernilai pendidikan dengan
tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma
sosial dan norma agama. Cukup banyak sikap dan perbuatan yang harus guru lakukan
untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak didik. Salah satu contohnya, ketika
lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi
suruhlah mereka berbaris di depan pintu masuk dan perintahkanlah ketua kelas untuk
mengatur barisan. Di sisi pintu masuk guru berdiri sambil mengontrol bagaimana anak-
anak berbaris di depan pintu masuk kelas. Semua anak di persilahkan masuk oleh ketua
kelas. Mereka pun satu persatu masuk kelas, mereka satu persatu menyalami guru. Semua
anak-anak masuk dan pelajaran pun dimulai.
Contoh diatas menggambarkan pendekatan edukatif yang di lakukan oleh guru
dengan menyuruh anak didik berbaris di depan pintu masuk kelas. Guru telah meletakkan
tujuan untuk membina watak anak didik dengan pendidikan akhlak yang mulia. Namun
perlu di ingat adalah bahwa pendekatan individual harus berdampingan dengan pendekatan
edukatif, pendekatan kelompok harus berdampingan dengan pendekatan edukatif,
pendekatan bervariasi harus berdampingan dengan pendekatan edukatif. Dengan demikian,
semua pendekatan yang dilakukan guru harus bernilai edukatif dengan tujuan untuk
mendidik.

5. Pendekatan pembelajaran Keagamaan


Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi,
guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran. Khususnya
untuk mata pelajaran umum sangat penting dengan pendekatan keagamaan. Hal ini
dimaksudkan agar nilai budaya ini tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Tentu
saja guru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang
dipegang. Mata pelajaran biologi, misalnya, bukan terpisah dari masalah agama, tetapi ada
hubunganya. Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa
agama didalam diri siswa, agar nilai-nilai agamanya tidak dicemoohkan dan dilecehkan,
tetapi diyakini, dipahami, dihayati dan diamalkan secara hayat siswa dikandung badan.

6. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
dan masyarakat.

7. Pendekatan pembelajaran Konstruktivisme


Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih
menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat
diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan. Pada
dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan
pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang
dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun
dalam lingkungan masyarakat.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembimbing dan
pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu , guru lebih mengutamakan
keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide
baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa
secara pribadi.

8. Pendekatan pembelajaran Konsep


Pendekatan pembelajaran konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik
meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep
(miskonsepsi). Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan
pengalaman. Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara
langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati
bagaimana konsep itu diperoleh.

9. Pendekatan pembelajaran Proses


Pendekatan pembelajaran proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses
bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses.
Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan
berpikir dan melatih psikomotor peserta didik.Dalam pendekatan proses peserta didik juga
harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan.
Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja,
ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya.

10. Pendekatan pembelajaran Sains,Teknologi dan Masyarakat


Hasil penelitian dari National Science Teacher Association (NSTA) (dalam
Poedjiadi, 2000) menunjukan bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan
pendekatan STM mempunyai beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan cara biasa.
Perbedaan tersebut ada pada aspek : kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas,
sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini guru dianggap
sebagai fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih lama diingat. Sebenarnya
dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini tercakup juga adanya
pemecahan masalah, tetapi masalah itu lebih ditekankan pada masalah yang ditemukan
sehari-hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah-langkah ilmiah.

11. Pendekatan pembelajaran Expository


Pendekatan Expository menekankan pada penyampaian informasi yang disampaikan
sumber belajar kepada warga belajar. Melalui pendekatan ini sumber belajar dapat
menyampaikan materi sampai tuntas. Pendekatan Expository lebih tepat digunakan
apabila jenis bahan belajar yang bersifat informatif yaitu berupa konsep-konsep dan
prinsip dasar yang perlu difahami warga belajar secara pasti. Pendekatan ini juga tepat
digunakan apabila jumlah warga belajar dalam kegiatan belajar itu relatif banyak.
Pendekatan expository dalam pembelajaran cenderung berpusat pada sumber belajar.

12. Pendekatan pembelajaran Inquiri


Istilah Inquiry mempunyai kesamaan konsep dengan istilah lain seperti Discovery,
Problem solving dan Reflektif Thinking. Semua istilah ini sama dalam penerapannya
yaitu berusaha untuk memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk dapat belajar
melalui kegiatan pengajuan berbagai permasalahan secara sistimatis, sehingga dalam
pembelajaran lebih berpusat pada keaktifan warga belajar.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inquiry, sumber
belajar menyajikan bahan tidak sampai tuntas, tetapi memberi peluang kepada warga
belajar untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan menggunakan berbagai cara
pendekatan masalah. Sebagaimana dikemukakan oleh Bruner bahwa landasan yang
mendasari pendekatan pembelajaran inquiry adalah hasil belajar dengan cara ini lebih
mudah diingat, mudah ditransfer oleh warga belajar. Pengetahuan dan kecakapan warga
belajar yang bersangkutan dapat menumbuhkan motif intrinsik karena warga belajar
merasa puas atas penemuannya sendiri.

3. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru
menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin
dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Jadi, metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

2. Contoh-Contoh Metode Pembelajaran


1. Metode pembelajaran Ceramah
Metode yang boleh dikatakan metode tradisional namun masih relevan di gunakan
hingga sekarang. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa metode ceramah adalah cara
penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara
langsung terhadap siswa.
Metode pembelajaran ceramah adalah sebuah metode mengajar dengan
menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah peserta didik
yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Guru lebih banyak memberikan informasi
pada peserta didik, sehingga peserta didik menjadi pasif dalam pembelajaran. Pada
pembelajaran yang menggunakan metode ceramah diupayakan tidak hanya menyajikan
informasi dari guru, karena pada setiap pembelajaran harus diusahakan peserta didik yang
aktif.Metode ceramah dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi
pembelajaran ekspositori.

2. Metode Pembelajaran Demonstrasi


Metode pembelajaran Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab
membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data
yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau
benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.
Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan
oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan,
akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi
pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi
pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

3. Metode pembelajaran Diskusi


Metode pembelajaran diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta
untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang
bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk
menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.

4. Metode pembelajaran Simulasi


Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-
akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman
belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau
keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi
tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang
sebenarnya. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap
suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.

5. Metode pembelajaran Tugas dan Resitasi


Metode tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari
itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu atau
kelompok. Tugas dan resitasi bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan
tempat lainnya. Jenis-jenis tugas sangat banyak tergantung pada tujuan yang akan dicapai,
seperti tugas meneliti, menyusun laporan, dan tugas di laboratorium.

6. Metode pembelajaran Tanya Jawab


Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi
dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru
menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung
antara guru.

7. Metode pembelajaran Kerja Kelompok


Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian
bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri
ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (subsub kelompok).

8. Metode pembelajaran Problem Solving


Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode
mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving
dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada
menarik kesimpulan.

9. Metode pembelajaran Sistem Regu (Team Teaching)


Team Teaching pada dasarnya ialah metode mengajar dua orang guru atau lebih
bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru.
Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru secara formal
saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang
dibutuhkan.

10. Metode pembelajaran Latihan (Drill)


Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan
atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang
mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpikir, maka hendaknya guru/pengajar
memperhatikan tingkat kewajaran dari metode Drill.

11. Metode pembelajaran Karyawisata (Field-Trip)


Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri, berbeda
dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar kelas
dalam rangka belajar.

4. Teknik Pembelajaran
1. Pengertian teknik pembelajaran
Teknik pembelajaran adalah sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah
pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang
siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun
dalam koridor metode yang sama.

2. Contoh teknik Pembelajaran


Teknik pembelajaran terdiri dari dua contoh yaitu Teknik Umum dan teknik khusus.
Contoh teknik umum seperti teknik ceramah, teknik tanya jawab, teknik diskusi, teknik
ramu pendapat, teknik pemberian tugas, teknik latihan,teknik inquiri, teknik demonstrasi,
dan teknik simulasi. Serta teknik khusus contohnya teknik mengarang gambar, teknik
meringkas, teknik menyadur, teknik melanjutkan karangan dan teknik mendeskripsikan
objek.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Adapun Komponen strategi
pembelajaran terdiri dari Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan, Penyampaian Informasi,
Partisipasi Peserta Didik, Tes dan Kegiatan Lanjutan. Dari pendekatan pembelajaran yang telah
ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan
lain-lain (Joyce, 1992).
Pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaannya agar
konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan siswa. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan
juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Teknik pembelajaran adalah sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.

B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat membantu pembaca dalam memahami materi yang
tertulis dalam makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, agar makalah
ini dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.
Alumni Smangadawi. 2009. Pengertian Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik
Pembelajaran.
http://alumni.smadangawi,net/2009/06/28/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-
dan-model-pembelajaran/. Diakses 20 november 2020

Anda mungkin juga menyukai