Latar Belakang
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang memadu-
kan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pende-
katan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa
dan kehidupannya. Ilmu-ilmu sosial (khususnya ilmu sejarah, geografi, ilmu eko-
nomi/koperasi, ilmu politik dan pemerintahan, sosiologi, antropologi dan psikolo-
gi sosial) sangat berperan dalam mendukung mata pelajaran IPS dengan membe-
rikan sumbangan berupa konsep-konsep ilmu yang diubah sebagai
“pengetahuan” yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang harus dipelajari
siswa. Agar dapat mengajarkan IPS dengan baik maka sangat perlu bagi guru dan
calon guru untuk mengetahui, memahami dan menerapkan konsep-konsep dasar
ilmu-ilmu sosial.
Tujuan
Setelah mempelajari pokok bahasan ini Anda dapat:
1. Menjelaskan kedudukan ilmu-ilmu sosial dalam program Pendidikan IPS
2. Membedakan pengertian fakta, konsep dan generalisasi dalam IPS
3. Menjelaskan konsep-konsep dasar ilmu sejarah, geografi, ilmu ekonomi/kope-
rasi, ilmu politik dan pemerintahan, sosiologi, antropologi, dan psikologi social
4. Mampu mengenal dan mengembangkan konsep IPS dalam kurikulum di SD.
1
FILSAFAT
NATURAL SOCIAL
SCIENCES HUMANITIES
SCIENCES
2
1. Fakta
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita menemukan suatu kejadian atau
keadaan, misalnya angin berembus, laut berombak, air menguap, awan di langit
dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat dikatakan sebagai fakta. Fakta adalah
informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan dan dikumpulkan oleh
para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenaraannya. Namun fakta ini mempu-
nyai kekuatan menjelaskan yang terbatas. Fakta merujuk pada suasana yang
khusus dan keberlakuan yang terbatas (kurang berlaku umum)
Fakta penting untuk susunan ilmu karena fakta tersebut yang membentuk
konsep dan generalisasi. Menurut Savage dan Amstrong (1996: 24) konsep
tidaklah dipelajari dalam kekosongan, melainkan dicapai dalam suatu proses
yang melibatkan fakta-fakta yang khusus, Dari beberapa fakta yang khusus
yang saling berkaitan maka terbentuklah suatu konsep atau pengertian.
Fakta merupakan tindakan yang paling rendah dari suatu abstraksi. Suatu
fakta adalah keadaan faktual (yang sebenarnya) dan harus diterima apa adanya,
fakta tidak memiliki konotasi nilai (Sunario, 1989: 117). Frankel menyatakan
bahwa fakta adalah suatu yang betul-betul ada atau sesuatu yang telah terjadi di
masa lampau. Fakta meliputi semua aktivitas individu, peristiwa, lokasi, tem-
pat, obyek, dan peraturan tentang prosedur tertentu (Husein Ahmad, 1982: 1).
Ciri pokok fakta adalah kekhasannya dan sifatnya yang tidak berulang-ulang.
Oleh sebab itu sering dikatakan bahwa fakta bersifat “buntu”.
Melihat sifat fakta yang khas dan buntu banyak pakar pendidikan mengang-
gap bahwa fakta tidak menghasilkan ide atau pengetahuan yang baru dan cepat
usang. Akan tetapi fakta tetap mempunyai manfaat jika fakta merupakan bahan
ramuan dan pemikiran, dan menjadi bahan dasar untuk pembentukan konsep.
Fakta bersama-sama konsep merupakan bangunan utama pengetahuan. Hal ini
berarti bahwa untuk mempelajari ilmu pengetahuan diperlukan fakta-fakta.
Sulit untuk mempelajari ilmu pengetahuan tanpa fakta.
Dapat disimpulkan bahwa fakta memiliki ciri: (1) bersifat khas, (2) bersifat
konkrit, dan (3) tidak berulang-ulang. Fakta dalam IPS meliputi fakta yang
berhubungan dengan masyarakat dan lingkungannya. Oleh sebab itu jumlah
fakta tidak terbatas, sebanyak obyek, peristiwa atau proses yang terjadi dalam
masyarakat dan lingkungannya.
2. Konsep
Konsep secara sederhana adalah penamaan (pemberian label) untuk sesuatu
yang membantu seseorang mengenal, memahami sesuatu tersebut. Konsep ada-
lah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu yang merupakan alat intelek-
tual yang membantu kegiatan berpikir dan memecahkan masalah. Jika kita
menemukan sejumlah informasi misalnya; ada sebuah benda padat yang besar,
benda itu terbuat dari besi, digerakan dengan mesin atau layar, berjalan di atas
air, digunakan untuk mengangkut orang dan barang, maka dengan kemampuan
mental kita, informasi atau fakta itu dapat kita sederhanakan dengan memberi
label “kapal laut”.
3
Konsep menurut Moore (Skeel, 1995:30) “sesuatu yang tersimpan dalam
pikiran-suatu pemikiran, suatu ide atau suatu gagasan”. Sedangkan Parker me-
nyatakan bahwa, “Konsep gagasan-gagasan tentang sesuatu, konsep adalah
suatu gagasan yang ada melalui contoh-contohnya”. Dalam definisi yang kedua
tergambar bahwa seseorang mesti terlibat dalam proses berpikir, yakni menya-
dari contoh-contoh konsep.
Proses berpikir ini disebut konseptualisasi, yaitu proses yang terus-menerus
yang berlangsung ketika seseorang menghadapi contoh-contoh baru dari suatu
konsep. Jadi suatu kesan mental (mental image) dari suatu konsep yang diha-
dapi akan berbeda tergantung pada latar belakang atau pengalaman orang yang
melakukan konseptualisasi.
Konsep membantu sesorang untuk mengorganisasikan informasi atau data
yang dihadapi. Konsep menempatkan informasi dalam kategori-kategori atau
kelompok-kelompok dan mempertimbangkan antar data.
Konsep merupakan sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan atau definisi
yang ditentukan. Konsep diberi nama atau label berupa kata-kata. Karakteristik
atau ciri-ciri konsep disebut atribut. Misalnya, kosep “mobil” dapat dijelaskan
dengan atribut-atribut berikut:
(1) Kendaraan beroda empat
(2) Digerakan dengan mesin
(3) Berbahan bakar bensin, solar atau gas.
3. Generalisasi
Konsep mempunyai hubungan yang erat dengan generalisasi. Generalisasi
merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan dan makna. Generali-
sasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Generalisasi me-
ngungkapkan sejumlah besar informasi. Kebenaran suatu generalisasi diten-
tukan oleh rujukan pembuktian. Beberapa generalisasi yang kita terima pada
hari ini mungkin harus diperbaiki pada masa yang akan datang, sehingga bukti-
bukti yang baru harus diadakan.
Berikut ini kutipan sebuah generalisasi yang dikutip dari Savage dan
Amstrong (1966:26)
“Ketika suatu masyarakat meningkat menjadi masyarakat terdidik dan masya-
rakat industri, angka kelahirannya menurun”. Dari generalisasi ini konsep-
konsepnya terdiri dari “masyarakat”, “masyarakat terdidik”, “masyarakat
industri”, dan “angka kelahiran”.
Untuk memperoleh gambaran lebih jelas tentang struktur ilmu pengetahuan
(structure of knowledge) yang menunjukkan hubungan antara fakta. konsep dan
generalisasi sebagaimana gambar di bawah ini:
4
GENERA-
LISASI
KONSEP
FAKTA
Gambar 2.1 Struktur Ilmu (Body of Knowledge)
Gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada bagian dasar adalah
mencerminkan sejumlah besar fakta, membawakan sejumlah konsep, dan me-
ngungkapkan generalisasi. Harus diingat bahwa fakta, konsep dan generalisasi
semuanya penting. Fakta menyediakan contoh-contoh bagi konsep dan genera-
lisasi yang spesifik, Namun demikian, jika fakta-fakta itu tidak terkait dengan
konsep dan generalisasi yang penting, fakta-fakta tersebut hanyalah menjadi
setumpuk hal sepele yang sedikit kegunaannya.
5
Kesimpulannya, sumbangan geografi terhadap IPS adalah tentang hubungan
interaksi antara orang-orang dan ruang/tempat dan jarak. Bagaimana orang-
orang mempengaruhi tempat di mana dia tinggal dan bagaimana tempat-tempat
itu mempengaruhi orang-orang yang hidup disitu.
6
kewenangan (authority), yang akan dipakai baik untuk membina kerja sama
ataupun menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses ini.
Dari penjelasan tersebut di atas ditarik beberapa konsep ilmu politik, yaitu
negara, kekuasaan, demokrasi dan lain-lain. Sementara itu Skeel (1995) me-
nambahkan konsep ilmu politik lainya yang perlu dipahami yaitu sosoialisasi
politik, keabsahan (legitimacy) dan perilaku politik (political behavior).
Sumbangan ilmu politik terhadap IPS adalah menyediakan informasi dasar
mengenai pross, perilaku, dan lembaga-lembaga politik, dan juga hubungan di
antara warga nagara, kebijaksanaan umum dan gagasan-gagasan tentang peme-
rintahan, seperti demokrasi, keadilan dan kesamaan, Melalui ilmu pengetahuan
yang di sumbangkan oleh ilmu politik ini para siswa dapat belajar bagaimana
kejadian-kejadian politik berpengaruh terhadap kehidupan mereka begitu juga
bagaimana mereka tersosialisakan atau belajar untuk berpartsipsi di dalam
sistem politiknya.
7
kinan dan adat istiadat yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi
berikutnya.
Antropologi memberikan sumbangan kepada IPS dengan memberikan
pengertian tentang bagaimana kebudayaan berkembang dan mengapa kebuda-
yaan tersebut berbeda. Antropologi membantu para siswa memahami bagaima-
na dan mangapa orang-orang mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan
kebudayaan mereka.
8
BAB II
KETERAMPILAN DASAR IPS DALAM PELAKSANAAN TUGAS
SEBAGAI GURU DAN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Pada bagian ini Anda dapat mempelajari keterampilan dasar IPS dalam
melaksanakan tugas baik sebagai guru maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Dari materi ini Anda diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Dapat mengidentifikasi karakteristik keterampilan dasar IPS
2. Dapat mengidentifikasi jenis-jenis keterampilan dasar IPS
3. Dapat menganalisis katrakteristik setiap jenis keterampilan dalam IPS
4. Dapat menjelaskan kegunaan keterampilan dasar IPS
5. Dapat mengidentifikasi konteks keterampilan dasar IPS
6. Dapat mensimulasikan setiap keterampilan dasar IPS
9
A. Keterampilan Mental
Ada yang menjelaskan bahwa mental itu meliputi sistem nilai atau pan-
dangan hidup dan sikap (value system and attitude). Sistem nilai adalah kon-
sepsi yang abstrak yang dianut oleh sebagian besar warga masyarakat menge-
nai apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang penting dan apa yang sepele,
apa yang berharga dan apa yang kurang berharga dan sebagainya. Misalnya,
orang-orang dalam suatu masyarakat memandang atau menilai bahwa hidup
berkumpul di tempat kelahiran bersama dengan seluruh keluarga dan kerabat
adalah lebih baik dari pada merantau seorang diri. Tetapi ada juga orang-orang
dalam suatu masyarakat memandang atau menilai bahwa justru kemauan dan
keberanian merantau adalah lebih baik dan harus dimiliki oleh setiap pemuda
dari pada kesenangan hidup menetap di tempat kelahiran.
Contoh di atas menunjukkan sistem nilai atau pandangan hidup yang ber-
laku pada dua masyarakat. Dari contoh tersebut jelas bahwa sistem nilai itu
dapat berbeda pada kelompok sosial yang berlainan. Sikap dapat diartikan
sebagai kecenderungan yang tetap dalam beraksi terhadap lingkungannya.
Dapat dijelaskan bahwa, antara sistem nilai dan sikap memiliki hubungan.
Orang yang menilai bahwa tinggal di tempat kelahiran lebih baik dari pada
orang yang merantau, akan bersikap menolak terhadap anjuran untuk bertrans-
migrasi. Jadi orang yang punya sistem nilai menunjang pembaharuan/ pemba-
ngunan akan mempunyai sikap menunjang pembaharuan/ pembangunan dan
demikian pula tindakannya.
Dalam kehidupan di masyarakat masih banyak kita menemukan sikap men-
tal yang tidak cocok atau menghambat pembangunan. Seperti yang dikemuka-
kan oleh Kuntaraningrat (Bapak Antropologi) terdapat beberapa sikap mental
yang menghambat pembangunan di antaranya sikap penerobosan (mengambil
jalan pintas), sikap mental priyayi, sifat mental yang mengagung-agungkan
masa lalu, sikap mental yang cepat puas dan lain sebagainya.
Selanjutnya kita melihat sikap mental (mentalitas) yang bagaimana yang
mendorong pembangunan yang juga merupakan kemampuan/keterampilan IPS
yang dapat kita terapkan, adalah sebagai berikut:
1. Memandang bahwa hidup ini dapat diperbaiki
2. Menghargai usaha manusia dalam mencapai hasil yang lebih baik
3. Memiliki kesadaran waktu yang tinggi
4. Mampu menyatakan pendapat/gagasan dan menghargai pendapat/gagasan
orang lain
Inilah sifat-sifat terpenting, dan manusia yang berjiwa atau bermental pem-
bangunan. Ada orang-orang yang menekankan bahwa dengan memiliki sifat-
sifat itu, hal-hal lainnya mudah didatangkan. Sifat-sifat yang demikian meru-
pakan keterampilan yang harus dimiliki oleh Anda sebagai guru IPS.
B. Keterampilan Personal
Secara biologis manusia terus berkembang dan mendapat pengaruh dari
lingkungan di sekitarnya. Kalau individu tadi itu telah mendapat pengaruh dari
lingkungannya, maka ia disebut person atau pribadi. Person atau suatu pribadi
10
adalah manusia yang telah menjadi anggota masyarakat atau sebagai anggota
kelompok di masyarakat. Manusia secara individu memiliki potensi-potensi
yang dapat berkembang melalui proses pendidikan terjadi pada lingkungan
keluarga maupun lingkungan masyarakat. Akibat proses pendidikan disertai
penanaman nilai-nilai/norma-norma sosial budaya maka terjadi person atau
pribadi yang memiliki kepribadian (personality).
Kepribadian seseorang dibina dan dikembangkan oleh lingkunan tertentu,
baik luas maupun sempit. Selanjutnya kepribadian tidak hanya dibina oleh
lingkungan, melainkan kepribadian itu pun dapat mempengaruhi lingkungan.
Tokoh-tokoh masyarakat dan pemimpin-pemimpin pada zamannya, yang ke-
pribadiaannya kuat, malah bukan hanya mempengaruhi lingkungan di seki-
tarnya, bahkan dapat mengendalikan lingkungan ke arah tertentu. Contoh, para
Nabi dan Rasul, tokoh-tokoh lainnya seperti kepala negara apakah raja atau
presiden, serta tokoh-tokoh dalam berbagai bidang kehidupan.
Dalam kehidupan di tengah masyarakat sebagai anggota masyarakat pe-
ngetahuan tentang keterampilan dasar IPS dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dalam limgkungan masyarakat tempat kita tinggal. Dengan berbekal
pengetahuan IPS, akan memberi ciri/karakter tertentu dalam pembentukan
kepribadian/karakter tertentu dalam pembentukan kepribadian. Dalam ling-
kungan masyarakat harus dapat memberikan contoh/menunjukkan kepribadian
yang baik sebagai suri teladan yang dapat dijadikan panutan oleh anggota ma-
syarakat lainnya baik dalam perkataan, sikap maupun perbuatan/tingkah laku.
Contohnya, pada sistem nilai suatu kelompok orang yang dapat menghambat
pembaharuan/pembangunan, seperti lebih baik berkumpul denagn keluarga dari
pada merantau ke daerah lain, atau makan tidak makan asal kumpul, banyak
anak banyak rezeki dan sebagainya. Jelas sistem nilai semacam ini mengaham-
bat pembangunan.
Dengan dasar pengetahuan IPS, kita harus berusaha untuk merubah sistem
nilai/pandangan masyarakat semacam ini dengan berbagai keterampilan, antara
lain memberi penjelasan kepada masyarakat akan pentingnya transmigrasi atau
program keluarga berencana (KB), baik yang berhubungan landasan berpikir-
nya, kebaikannya, jaminan masa depan dan sebagainya.
C. Keterampilan Sosial
Manusia sebagai mahluk yang bermasyarakat, dalam kehidupan sehari-hari
tidak dapat terlepas dari kehidupan bermasyarakat. Baik secara luas maupun
terbatas, kita harus selalu berhubungan dengan orang lain di luar diri kita
masing-masing. Hubungan-hubungan ini merupakan kebutuhan kita di masya-
rakat.
Kehidupan manusia di permukaan bumi, baik yang menyangkut aspek
sosial, budaya senantiasa mengalami perubahan. Cepat ataupun lambat, peru-
bahan-perubahan tersebut dapat menimbulkan permasalahan bagi kehidupan
manusia. Pertumbuhan penduduk yang cepat, menjadi pendorong pertumbuhan
aspek-aspek kehidupan yang menyangkut kebutuhan penduduk. Ketidakseim-
bangan antara pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan sarana penunjang
kehidupannya, telah menimbulkan bermacam-macam masalah. Masalah-
11
masalah tersebut meliputi: masalah ekonomi, politik, budaya, hukum, ling-
kungan dan sebagainya. Masalah-masalah tersebut menuntut perhatian dan
pemikiran untuk mengatasinya.
Perubahan sosial dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi di masya-
rakat, yang meliputi berbagai aspek kehidupan, sebagai akibat adanya dinami-
ka anggota masyarakat, dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota
masyarakat, merupakan tuntutan kehidupan dalam mencari kestabilannya
(Nursid Sumaatmadja, 1980: 88). Interaksi sosial manusia di masyarakat men-
dorong perkembangan berpikir dan reaksi emosional para anggotanya. Hal ini
mendorong masyarakat untuk mengadakan berbagai perubahan sesuai dengan
suasana tadi. Perkembangam kualitas anggota masyarakat, juga menjadi pendo-
rong terjadinya perubahan sosial. Dengan demikian perubahan sosial itu karena
adanya dorongan dari dalam dan dari luar kelompok.
Sebagai guru IPS dan sekaligus sebagai anggota mayarakat mau tidak mau
harus berperan dan peka terhadap berbagai kejadian dan masalah yang terjadi
di masyarakat. Keterampilan-keterampilan dasar IPS yang diterapkan dalam
kehidupan bermasyarakat, antara lain sebagai berikut:
1. Dalam upaya meningkatkan taraf kehidupan masyarakat; sebagai anggota
masyarakat, harus melibatkan diri dalam bebagai kegiatan pembangunan
bersama anggota masyarakat lain. Dengan berbekal ilmu pengetahuan yang
dimiliki harus kreatif dan bertindak sebagai inovator dan dinamisator gerak
pembangunan. Di sini diperlukan ide-ide dan gagasan-gagasan terhadap
pembaruan/pembangunan yang diperlukan masyarakat.
2. Dalam upaya menangkal unsur-unsur kebudayaan yang tidak sesuai, harus
dapat menyadarkan kepada anggota masyarakat akan pentingnya menjaga
dan memelihara norma-norma luhur yang terkandung dalam Pancasila mau
pun agama sebagai pegangan hidup. Untuk menanamkan kesadaran akan hal
ini, pengetahuan anggota masyarakat perlu terus ditingkatkan sehingga tau
mana yang baik dan yang buruk dan tidak cocok bagi kebudayaan kita. Hal
itu bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti ceramah-ceramah, penga-
jian, pesantrem kilat dan sebagainya.
3. Dalam rangka mengatasi/mengurangi masalah-masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, misalnya. kenakalan remaja, pergaulan bebas, tindakan asusila,
sadisme dan sebagainya serta masalah lingkungam seperti pencemaran, ban-
jir, kekeringan, erosi dan sebagainya duperlukan keterampilan untuk menca-
rikan jalan pemecahannya.
Disinilah keterampilan-ketermpilan dasar IPS membantu untuk melihat
faktor-faktor penyebab dan timbulnya suatu permasalahan sosial secara interdi-
sipliner/multi disipliner. Dengan mengetahui berbagai faktor-faktor terjadinya
masalah sosial yang ada dimasyarakat maka upaya mengatasi permasalahan
tersebut akan lebih tepat pada sasarannya.
12
badan. Dalam proses belajar mengajar keterampilan motorik tampak dalam
kegiatan menggambar, menggaris, membuat peta, membuat model, dan seba-
gainya. Proses belajar mengajar dalam pembelajaran IPS yang menggali kenya-
taan hidup dengan menggunakan berbagai media pengajaran, merupakan sara-
na yang baik untuk melatih keterampilan motorik siswa. Dalam hal ini guru da-
pat memberi tugas mengumpulkan berbagai artikel, berbagai gambar, berbagai
potret dan bahkan membuat perlengkapan tertentu, misalnya alat peraga yang
dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPS. Semua ini dapat melatih kete-
rampilan motorik atau fisik siswa. Untuk meningkatkan keterampilan motorik,
siswa harus banyak melakukan latihan-latihan. Sebagai contoh guru memberi
tugas kepada siswa melakukan kunjungan ke berbagai instansi untuk mengum-
pulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan IPS. Selain itu siswa juga
dapat dapat diberi tugas untuk menyusun karya tulis tentang gejala, peristiwa,
dan masalah sosial yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.
13
BAB III
INDIVIDU, MASYARAKAT, DALAM PROSES SOSIAL BUDAYA
Latar Belakang
Individu adalah seorang manusia yang khas. Ia mempunyai kemampuan dan
kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain. Dalam mengembangkan kemam-
puan dan memenuhi kebutuhannya, ia tidak bisa berdiri sendiri, ia membutuhkan
orang lain. Karena itulah dia hidup berkelompok membentuk masyarakat.
Untuk mengatur kehidupan berkelompok dibuatlah norma dan aturan-atauran
tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan dengan tujuan untuk
menjaga kestabilan, keamanan dan ketertiban bersama. Setiap individu dalam ma-
syarakat mempunyai kedudukan dan peran yang berbeda, sehingga memungkin-
kan untuk bekerja sama, saling membantu, saling mendukung, untuk mencapai tu-
juan yang sama.
Individu senantiasa berhubungan dengan individu yang lain. Dalam melakukan
hubungan tersebut mereka saling pengaruh mempengaruhi, dan saling menyesuai-
kan diri sehingga timbul proses sosial. Proses sosial yang terus berlanjut dan
teratur akan menyebabkan perubahan sosial budaya.
Tujuan
Tujuan umum yang akan dicapai setelah mempelajari materi ini adalah dapat:
1, Mengetahui peranan individu dalam masyarakat;
2. Memahami kehidupan bermasyarakat;
3. Memahami tentang pranata-pranata sosial budaya yang ada di masyarakat
4. Memahami tentang pentingnya Pancasila sebagai acuan nilai, nilai, moral, dan
norma bagi bangsa Indonesia.
5, Memahami tentang struktur sosial budaya dan
6, Memahami tentang proses sosial budaya.
A, Individu
1. Manusia Selaku Individu
Manusia adalah seseorang manusia secara utuh. Utuh disini diartikan suatu
sifat yang tidak dapat dibagi-bagi. Merupakan kesatuan jasmaniah dan rohaniah
yang melekat pada diri seseorang.
Setiap individu memiliki ciri khas yang berbeda dengan individu yang lain,
seperti bentuk fisik, kecerdasan, bakat, keinginan, dan memiliki tingkat pemaha-
man atau arti tersendiri terhadap suatu obyek. Jadi individu adalah kondisi internal
seorang manusia yang berfungsi sebagai subyek. Manusia sebagai individu memi-
liki 3 naluri yaitu:
1. Naluri untuk mempertahankan kelangsungan hidup
2. Naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan dan
3. Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan.
14
a. Naluri Mempertahankan Kelangsungan Hidup
Naluri untuk mempertahankan hidup telah menimbulkan berbagai kebutuhan.
Salah satu kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan fisiologis yang
terdiri dari makan, minum, dan perlindungan. Semua kebutuhan tersebut didapat
dari lingkungan di mana manusia tinggal, dan dalam memanfaatkan lingkungan
tersebut membutuhkan teknologi. Teknologi dapat diartikan sebagai cara-cara atau
alat yang dipergunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutu-
han manusia sangat beragam dan kebutuhan ini lebih mudah diperoleh kalau indi-
vidu hidup berkelompok dengan individu lainnya.
15
huan dan yang dimiliki individu tidak seluruhnya hasil dari pengalaman sendiri,
tapi lebih banyak dari belajar dan meniru dari orang lain. Karena itu dalam meme-
nuhi naluri ingin tahu dan mencari kepuasan pun tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan kelompok.
B. Masyarakat
1. Pengertian Masyarakat
Kata masyarakat (sosial) maupun society (masyarakat) diambil dari bahasa
Latin yaitu “socius yang berarti teman atau kawan. Arti tersebut menekankan per-
temanan dan persahabatan yang kuat. Dalam kamus Bahasa Indonesia masyarakat
diartikan sejumlah orang dalam kelompok tertentu yang membentuk peri kehidu-
pan berbudaya.
Ralph Linton (1997) masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup
dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka mengatur diri mereka dan
16
menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang
dirumuskan dengan jelas. Herkovits ahli antropologi, memgartikan masyarakat se-
bagai sekelompok individu yang yang tersusun mengikuti cara hidup tertentu.
Selanjutnya Selo Sumarjan mengartikan masyarakat sebagai orang-orang yang
hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Anderson dan Parker (Astrid
Susanto, 1977) menyebutkan secara rinci bahwa masyarakat adalah:
1. Adanya sejumlah orang
2. Tinggal dalam satu daerah tertentu
3. Mengadakan hubungan satu dengan yang lain
4. Saling terikat satu sama lain karena mempunyai kepentingan bersama
5. Merupakan satu kesatuan sehingga mereka mempunyai perasaan solidaritas
6. Adanya saling ketergantungan
7. Masyarakat merupakan suatu sistem yang diatur oleh norma-norma atau
aturan-aturan tertentu
8. Menghasilkan kebudayaan.
Dari pngertian tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan kum-
pulan individu-individu yang cukup lama bergaul mengikuti cara-cara yang sama
dan menghasilkan suatu kebudayaan.
17
Dengan demikian peran dan kedudukan sangat penting untuk keseimbangan dan
integritas sosial.
Kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat ada dua macam yaitu:
1. Ascribed status, yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa melalui perjuangan atau
usaha sendiri. Biasanya diperoleh melalui kelahiran, seperti anak yang bergelar
“raden”, otomatis anaknya juga bergelar raden. Status ini sering pula disebut
status yang tertutup, karena setiap orang tidak bisa menjadi anggota secara
bebas. Perkawinan biasanya adalah cara untuk masuk kedalam status ini.
2. Achived status, yaitu kedudukan yang diperoleh melalui usaha atau perjuangan
sendiri. Seseorang yang menjadi direktur sebuah perusahaan karena ia rajin dan
ulet, Status seseorang menjadi guru karena ia berhasil masuk dan belajar pada
sekolah keguruan. Status ini bersifat terbuka artinya setiap orang dapat men-
capainya atau meraihnya karena kemampuan masing-masing individu dalam
berprestasi.
Setiap status dan kedudukan mempunyai seperangkat simbol atau lambang
yang dapat mencerminkan statusnya. Seperti orang berstatus ekonomi tinggi ter-
cermin dari bentuk dan luas rumah, seorang dari golongan ningrat akan tampak
dari cara berbicara dan sopan santunnya. Dengan demikian status dapat disebab-
kan oleh posisinya dalam pekerjaan, pemilikan kekayaan, agama dan faktor biolo-
gis seperti jenis kelamin.
Seperti kita ketahui bahwa Pancasila adalah dasar negara RI yang ditetapkan
oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Berarti tata kehidupan manusia
Indonesia baik selaku individu, selaku anggota masyarakat dan sebagai rakyat
suatu negara, arus mengacu kepada nilai, norma, kaidah yang terkandung dalam
Pancasila’
Nilai mengandung pengertian sebagai sesuatu yang berguna atau berharga.
Nilai dapat berupabenda atau material dan dapat pula non-material yaitu ide, ga-
gasan atau pemikiran. Nilai benda atau material biasanya diukur dari: (1) nilai
guna yang kegunaannya atau manfaatnya; dan (2) nilai tukar. Semakin tinggi ke-
gunaan suatu barang bagi kehidupan manusia semakin bernilai barang itu. Seperti
cangkul bagi petani, alat penangkap ikan bagi nelayan dan sebagainya. Nilai kegu-
naan suatu barang tergantung kepada peran dan status individu dalam masyarakat.
Sealain itu sesuatu barang pun dapat diukur dari nilai tukarnya yang tinggi. Satu
gram emas dapat ditukar dengan beberatus ribu rupiah.
Nilai non-material dapat berupa nilai kerohanian, seperti nilai keindahan, nilai
kebaikan, nilai keagamaan dan sebagainya. Karena sifatnya yang abstrak, maka
nilai kerohanian hanya dapat diukur oleh budi pekerti manusia yang lahir dari
akal, perasaan, keyakinan dan kehendak manusia.
Manusia selalu mencari sesuatu yang bernilai, nilai ini menjadi dorongan dan
landasan untuk berprilaku. Nilai-nilai ideal yang telah menjadi keyakinan seperti
yang dianggap paling berharga, paling indah, paling benar, paling baik menjadi
acuan atau pedoman dalam berprilaku.
18
Pancasila merupakan dasar prilaku manusia Indonesia, karena nilai yang ter-
kandung dalam Pancasila penuh dengan nilai keagamaan, nilai kebenaran, nilai
kebaikan, nilai kemanusiaan, dan nilai keindahan hidup bermasyarakat. Dalam
Pancasila terkandung nilai sifat hakiki manusia selaku mahluk ciptaan Tuhan,
selaku individu secara pribadi, individu selaku anggota masyarakat dan negara. Di
dalamnya terkandung keserasian, keselarasan dan keseimbangan hidup antara
dunia dan akhirat, antara jasmaniah dan rohaniah. Karena itu sangatlah ideal kalau
Pancasila menjadi tuntunan, pedoman dan pegangan hidup setiap individu dalam
bersikap dan berprilaku sehingga tercipta ketentraman, kenyamanan, dan keama-
nan dalam hidup brmasyarakat dan bernegara.
Norma atau kaidah aturan-aturan tentang prilaku, tentang yang harus dan ti-
dak boleh dilakukan dengan disertai sanksi atau ancaman bila norma tidak dilaku-
kan. Dalam kehidupan manusia ada seperangkat norma agama yaitu separangkat
aturan kelakuan yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh penganutnya. Bagi ang
mengikuti norma agama tersebut akan mendapatkan pahala, sebaliknya bagi yang
tidak akan mendapatkan sanksi keagamaan sesuai dengan kadar penyimpangan
yang dilakukan. Ada norma hukum seperti mencuri dilarang, bila dilakukan akan
akan mendapat sanksi berupa penjara. Ada norma masyarakat yang berupa adat,
misalnya kalau berbicara dengan orang tua tidak boleh kasar, harus sopan, kalau
tidak akan mendapat sanksi berupa celaan atau . Setiap individu harus taat kepada
norma-norma yang berlakupada masyarakat, supaya tercipta keseimbangan, kea-
manan dan ketentraman.
Nilai moral dan norma yang terkandung dalam Pancasila menjembatani per-
bedaan setiap suku, karena nilai moral dan norma yang ada dalam Pancasila bera-
kar dari budaya Bangsa Indonesia yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu
sampai sekarang. Sejak dulu masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang reli-
gius (agamis), percaya terhadap terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa, bersifat
gotong royong, menjunjung, tolong menolong, menjunjung tinggi persatuan dan
kesatuan, berani mengemukakan kebenaran dan keadilan. Pancasila menghasilkan
kepribadian yang khas Indonesia yang dapat membedakan dari bangsa manapun
di dunia. Pancasila memberikan arah dan petunjuk kepada setiap orang untuk ber-
prilaku sesuai dengan kepribadian bangsa.
19
makna dan arti kalau kita hidup secara harmonis denagn individu lain dalam
masyarakat. Semua itu menghasailkan kehidupan masyarat dan negara yang ber-
wibawa, berkualitas, makmur dalam keadilan, dan berdaya juang serta beritikad
tinggi untuk menempatkan diri sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia.
5. Struktur Sosial Budaya, Pranata Sosial Budaya dan Proses Sosial Budaya
A, Proses Sosial Budaya
Masyarakat meupakan suatu sistem budaya, artinya terdiri dari sejumlah
orang yang berhubungan secara timbal balik melalui budaya tertentu. Mereka sa-
ling pengaruh-mempengaruhi dengan mempergunakan norma yang sama pula.
Sistem terdiri dari berbagai unsur, komponen atau perilaku yang saling terkait sa-
tu sama lain sehingga membentuk satu kesatuan.
Pola perilaku dari setiap individu dari masyarakat yang tersusun sebagai satu
sistem disebut struktur social. Truktur asal kata dari structum yang artinya me-
20
nyusun, membagi atau mendirikan. Contoh, di sekolah terdapat struktur sebagai
berikut ada kepala sekolah, guru-guru, siswa, pegawai administrasi, dan penjaga
sekolah, Semua orang yang ada di sekolah tersebut saling berinteraksi, saling
berhubungan dan saling mempengaruhi, sehingga sekolah sebagai lembaga pendi-
dikan dapat berfungsi dangan baik. Kalau salah satu unsur dari sekolah tersebut
tidak ada misalnya guru, maka proses pendidikan tidak dapat berjalan dengan
baik. Di sekolah juga mempunyai norma, misalnya datang pukul 07.00, harus me-
makai sepatu dan seragam dan sebagainya. Kepala sekolah, guru, pegawai admi-
nistrasi, penjaga sekolah juga mempunyai aturan-aturan yang harus dipatuhi,
kalau tidak aka nada sanksi yang mereka terima.
Dalam sistem sosial selalu berhubungan ddngan peran (role) dan kedudukan
(status). Kepala sekolah, guru, murid dan pegawai administrasi masing-masing
mempunyai kedudukan yang berbeda, karena itu tugas dan peran yang dilakukan
pun berbeda pula, tapi merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dalam
memperlancar proses pembelajaran di sekolah.
Setiap individu mempunyai cirri dan kemampuan tersendiri, seperti jenis ke-
lamin, bentuk fisik, perasaan, bakat, minat, kemampuan berpikir dan berkarya.
Perbedaan ini menyebabkan perbedaan sosial (differensiasi social). Perbedaan so-
sial bersifat universal artinya dimiliki setiap masyarakat dimanapun. Hanya ben-
tuk dan derajatnya saja yang berbeda. Contoh pada masyarakat pemburu dan pera-
mu, perbedaan sosial berdasarkan jenis kelamin, usia dan keterampilan berburu.
Berburu dilakukan oleh laki-laki, sedangkan meramu atau mengumpulkan tum-
buhan dilakukan dilakukan oleh kaum wanita.
Pada masyarakat yang teknologinya sudah maju, perbedaan sosial lebih ba-
nyak disebabkan oleh adanya perbedaan keahlian, sehingga timbul keanekaraga-
man pekerjaan atau profesi, seperti dokter, perawat, guru, sopir, petani, pedagang,
dan sebagainya.
Perbedaan bentuk fisik manusia yang meliputi warna kulit, warna rambut,
bentuk kepala dan sebagainya, menyebabkan terjadinya perbedaan ras, ada (1)
Ras Negroid dengan ciri warna kulit hitam, mata hitam, keriting, pendek, hidung
lebar, dan bentuk bibir yang tebal. (2) Ras Mongoloid dengan ciri warna kulit cok-
lat, rambut lurus, tubuh pendek, hidung datar dan tulang pipi menonjol; (3) Ras
Caocasoid dengan cirri kulit dan mata terang, rambut bergelombang, hidung man-
cung, bibir tipis, muka oval, dan badan tinggi.
Selain itu perbedaan sosial dapat pula disebabkan oleh perbedaan agama
sepertiIslam, Kristen, Hindu-Budha, perbedaan suku, seperti Suku Sunda, Batak,
Muna, Buton, Minangkabau, Suku Daya, Bali dan sebagainya. Perbedaan marga
seperti Simatupang, Simalungun dan sebagainya.
Perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat seringkali menimbulkan
lapisan-lapisan yang bertingkat. Lapisan-lapisan yang bertingkat ini disebut
stratifikasi sosial. Ukuran yang dipergunakan untuk menggolong-golongkan pen-
duduk dalam lapisan-lapisan tertentu adalah:
1) Ukuran kekayaan, timbul golongan kaya atau ekonomi kuat, golongan miskin
atau ekonomi lemah, golongan tengah atau sedang. Pada masyarakat petani,
luas pemilikan lahan menjadi ukuran utama hingga timbul tuan tanah, penyewa
21
dan buruh tani. Pada masyrakat industri seringkali timbul dalamkekayaan beru-
pa material seperti bentuk rumah, mobil, pakaian, dan gaya hidup.
2) Ukuran kekuasaan, timbul golongan penguasa dan yang dikuasai, Mereka yang
termasuk kelompok penguasa menjadi kelompok teratas dan biasanya wewe-
nangnyapun menjadi lebih tinggi.
3) Ukuran kehormatan; timbul golongan yang berpengaruh dan dihormati dan
golongan yang terpengaruh. Biasanya ukuran ini umumnya terdapat pada ma-
syarakat tradisional, di mana pimpinan informal masih mendapatkan kedudu-
kan yang tinggi di masyarakat, seperti para kiyai, kapala adat dan sebagainya.
4) Ukuran ilmu pengetahuan, timbul golongan cendekiawan dan masyarakat
biasa. Dalam hal ini yang menjadi ukuran adalah kepintaran atau kemampuan
menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu.
Dasar dari pelapisan sosial di atas dapat timbul dan berkembang secara oto-
matis atau tidak disengaja oleh masyarakat. Selain itu ada pula, pelapisan sosial
yang memang sengaja dibuat. Misalnya dalam organisasi, perusahaan atau instansi
pemerintah dibuat strata-strata. Ada ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara,
ketua seksi dan anggota. Penyusunan ini dibuat dengan maksud:
(1) Mengatur tugas dan wewenang;
(2) Untuk mendorong meningkatkan produktivitas karena setiap individu ditem-
patkan pada posisi yang sesuai dengan keterampilan dan keahliannya;
(3) Lebih memudahkan pencapaian tujuan bersama.
22
1. Pranata ekonomi: untuk memenuhi kebutuhan material, seperti berburu, berta-
ni, beternak, perikanan, industri, koperasi dan jenis mata pencaharian lain.
2. Pranata sosial: untuk memenuhi memenuhi kebutuhan manusia sebagai mahluk
sosial dimana ia selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya, seperti per-
kawinan, kelarga, pengaturan tempat tinggal, pengaturan keturunan, dan sistem
kekerabata.
3. Pranata politik: berhubungan dengan cara, jalan dan alat yang harus ditempu
untuk mencapai tujuan bersama dalam hidup bermasyarakat, yaitu terciptanya
ketentraman, ketenangan, persatuan dan kesatuan, sepert sistem kekuasaan, dan
wewenang, pemerintahan partai, dan sistem hokum.
4. Pranata pendidikan: untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yaitu proses pem-
belajaran berbagai norma, sistem pengetahuan, keterampilan, dan aspek budaya
lain yang berlaku dalam masyarakat kepada seseorang oleh orang yang lebih
dewasa. Pranata pendidikan dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga, perse-
kolahan dengan berbagai jenjang, dan lingkungan masyarakat.
5. Pranata kepercayaan dan agama: untuk memenuhi kebutuhan spiritual seperti
upacara, semadi, tapa, dan beribadah lainnya menurut agama yang dianutnya.
6. Pranata kesenian; u tuk memenuhi kebutuhan manusia akan keindahan,seperti
seni suara, seni lukis, seni tari, seni drama dan sebagainya.
Pranata-pranata tersebut bersifat universal dan selalu berkembang sesuai de-
ngan kebutuhan manusia itu sendiri. Menrut Gillin, pranata sosial budaya selalu
mempunyai ciri:
1. Organisasi dari pola-pola pemikiran dan prilaku yang terwujud dari aktivitas
kemasyarakatan dan hasil-hasilnya;
2. Kekekalan merupakan ciri dari semua pranata sosial budaya;
3. Pranata mempunyai satu atau beberapa tujuan
4. Mempunyai alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan;
5. Mempunyai lambamg-lambang untuk menggambarkan tujuan dan fungsi;
6. Mempunyai tradisi tertulis dan tidak tertulis.
Mengingat setiap pranata mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh
setiap anggotanya, maka di setiap pranata sosial budaya selalu ada kontrol yang
berfungsi sebagai alat agar para anggotanya taat dan patuh terhadap norma yang
telah ditentukan. Kepatuhan ini dapat menciptakan ketertiban, ketentraman, dan
keserasian dalam pranata tersebut. Kontrol sosial dapat dilakukan melalui pence-
gahan (preventif) yaitu dengan meningkatkan pengetahua, pemahaman dan keya-
kinan terhadap kebenaran suatu norma, dan dapat pula melalui penanggulangan
(represif) bila pelanggaran norma sudah terjadi. Penanggulangan ini dapat melalui
ajakan atau bujukan (persuasive) agar kembali kepada norma yang berlaku, atau
dapat melalui paksaan misalnya melalui hukuman (sanksi) tertentu sehingga
seseoran terpaksa patuh.
Proses pengenalan norma yang berlaku di masyarakat disebut enkulturasi
sedangkan proses pembelajaran terhadap norma-norma yang berlaku sehingga ia
dapat berperan dan diakui oleh kelompok masyarakatnya disebut sosialisasi. Pro-
ses di mana norma dan prilaku itu sudah menjadi kebiasaan disebut
institusionalisasi. Bila norma dan prilaku itu sudah menjadi bagian dari dirinya,
sudah mendarah daging maka disebut internalisasi. Contoh mahasiswa baru
23
masuk pranata pendidikan di perguruan tinggi misalnya tentang Sistem Satuan
Kredit Semester (SKS) Satu mata kuliah yang bernilai 2 SKS berarti 2 X 50’ tatap
muka di kelas, 2 X 60’ melaksanakan tugas yang diberikan oleh dosen, dan 2 X
60’ menit mengerjakan tugas mandiri untuk pengayaan materi.
24
BAB IV
MASYARAKAT SEBAGAI UNSUR NEGARA
A. Negara
1. Pengertian Negara
Istilah negara berasal dari kata statum (Latin), staat (Belanda), state
(Inggris) dan etat (Perancis. Negara merupakan organisasi terpenting dan uta-
ma dalam suatu masyarakat tertentu. Artinya, disamping negara terdapat pula
organisasi lain dalam masyarakat. Organisasi lain tersebut antara lain organi-
sasi kepemudaan, organisasi kesenian, organisasi keagamaan dan sebagainya.
Negara merupakan alat atau wewenang yang mengatur/mengendalikan per-
soalan-persoalan bersama atas nama masyarakat. Dalam pengertian mempu-
nyai wewenang yang bersifat memaksa lebih kuat dari individu atau kelompok
yang merupakan bagian dari masyarakat. Negara merupakan integrasi dari
kekuasaan politik. Sekaligus sebagai organisasi pokok dari kekuasaan politik.
Negara sebagai alat untuk mengatur hubungan-hubungan manusia (dalam hal
ini warga negara) dalam masyarakat.
Berikut ini adalah definisi negara menurut beberapa ahli:
1. Hane Kelsen; menyatakan bahwa negara identik dengan hukum; yang ber-
arti bahwa jika terdapat tertib hukum disitu terdapat pula negara. Jadi nega-
ra pada dasarnya adalah suatu tertib hukum yang bersifat memaksa.
2. Harold J. Lawski; menyatakan bahwa negara sebagai suatu peraturan-
peraturan hukum. Negara memiliki kekuasaan memaksa.
3. Mr. Soenarki; mengemukakan bahwa negara adalah organisasi masyarakat
yang memunyai daerah atau territorial tertentu. Negara sebagai organisasi
masyarakat mempunyai kekusaan tertinggi yang dapat memaksakan kehen-
daknya kepada waega negaranya.
4. Prof. R. Jokosoetono, SH, mengemukakan bahwa negara adalah suatu orga-
nisasi manusia atau kumpulan manusia-manusia yang berada di bawah satu
pemerintahan yang sama;
25
Kedua, Mac Iver, melihat negara sebagai organisasi politik. Ini berarti bahwa
“Negara merupakan perkumpulan manusia yang berfungsi untuk memelihara
ketertiban masyarakat atau mengatur kepentingan umum”.
Negara sebagai organisasi politik, dapat mengusahakan kehendak rakyat.
Dengan kekuasaannya dapat memaksa, mengikat semua orang yang menjadi
warga negaranya mematuhi segala peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku. Waarga negara yang melanggar peraturan atau perundang-undangan
tertentu; dikenai sanksi, tindakan, hukuman dan berbagai ketentuan lainnya.
Ketiga, Prof. Dr. Soepomo, SH, melihat negara dari sudut pandang
integritas antara pemerintah dan rakyat. Prof. Dr. Soepomo, SH dalam pida-
tonya di depan sidang pertama BPUPKI tanggal 31 Mei 1945, mengemukakan
beberapa teori yang dikemukakannya adalah teori integralistik atau teori per-
satuan. Menurut teori ini bahwa: “Negara merupakan susunan masyarakat
yang integral di antara semua golongan dari seluruh anggota masyarakat
sebagai satu kesatuan yang organis”. Negara tidak mengutamakan pada satu
golongan karena yang diutamakan adalah kepentingan dan keselamatan bangsa
serta negara sebagai satu kesatuan yang utuh. Negara menurut teori integralis-
tik merupakan negara yang menghendaki persatuan dari seluruh rakyatnya.
Teori yang dikemukakan oleh Soepomo ini sangat sesuai diterapkan di
negara Indonesia yang masyarakatnya Bhinneka Tunggal Ika, merupakan reali-
sasi dari teori integralistik. Teori integralistik menghendaki suatu negara yang
dijiwai oleh semangat kekeluargaan, kebersamaan, dan musyawarah. Serta
disertai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Sifat-sifat inipun
tercermin dalam Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, di mana,
sifat-sifat gotong royong, suka menolong, tenggang rasa, toleransi dan ramah
tamah, membarengi hidup dan kehidupan.
a. Daerah
Mengenai daerah (teritorial), sesungguhnya yang tepat dipakai adalah isti-
lah wilayah. Karena apabila digunakan istilah daerah, hal itu hanya meliputi
26
daratan. Sedangkan bila menggunakan istilah wilayah , hal ini berarti meliputi
daratan, lautan dan udara.
Daerah suatu negara merupakan tempat bermukim secara tetap dari rakyat,
tempat kegiatan pemerintah, serta tempat untuk diadakannya susunan kekua-
saan negara itu. Daerah suat negara tidak tergantung pada luas atau sempitnya
tempat yang didiami secara tetap oleh rakyat. Bahkan daerah itu tidak
tergantung pada banyak atau sedikitnya rakyat yang mendiaminya. Namun
yang penting daerah itu harus memiliki batas-batas tertentu secara tetap dan
jelas, sehingga cukup bermanfaat bagi kehidupan negara serta bagi kepentingan
rakyat dalam daerah itu.
Menurut Huge de Groot (Grotius) bahwa daerah negara itu dominium
eminens, artinya merupakan milik yang tertinggi bagi suatu negara. Batas-batas
daerh itu ditentukan oleh perjuangan bangsa itu, baik dengan paksaan ataupun
engan perjanjian dengan negara tetangga. Dengan demikian negara bukan
hanya daratan, tapi juga mrlputi lautan dan udara.
b. Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang berdiam di dalam suatu negara. Rakyat
merupakan salah satu unsur mutlak bagai bagi terjadinya suatu negara. Jadi
tidak ada negara tanpa rakyat. Rakyat suatu negara adalah kelompok masyara-
kat yang mempunyai cita-cita dan bertekad untuk hidup bersama dalam satu
kesatuan politik yang terbentuk menjadi satu bangs atau nation. Rakyat suatu
negara merupakan penghuni warga negara dan bukan warga negara. Jadi tidak
ada negara tanpa rakyat.
Rakyat suatu negara merupakan penghuni negara dapat dibedakan antara
penduduk dan bukan penduduk, serta antara warga negara dan bukan warga
negara.
27
kepada segala peraturan atau perundang-undangan yang berlaku di negara
yang mereka tempati.
Namun keputusan akhir diserahkan sepenuhnya kepada yang bersangkutan
apakah menerima atau menolaknya. Kalau ia mau menerimanya, maka pergu-
nakanlah hak opsi dan kalau hal sebaliknya maka pergunakanlah hak
repudiasi.
28
(2) Aslinya, yang berarti bahwa kedaulatan itu tidak berasal atau diwariskan
dari kekuasaan lain yang lebih tinngi.
(3) Bulat, yang berarti bahwa kedaulatan itu merupakan satu-satunya kekua-
saan yang tertnggi dalam negara.
(4) Absolut (tak terbatas), yang berarti bahwa kedaulatan itu tidak dibatasi
ataudikurangi oleh siapapun dan berlaku bagi setiap orang serta setiap golo-
ngan.
B, Pemerintahan
Sejak 17 Agustus 1945bbangsa Indonesia merupakan sejarah suatu bangsa
yang masih mudah dalam menyusun pemerintahan, politik, dan administrasi
negaranya. Landasan ber[ijaknya adalah konstitusi dan ideology yang dicip-
takan sendiri sesuai perkembangan budaya masyarakat. Oleh sebab itu pada
keesokan harinya 18 Agustua 1945 PPKI mengadakan sisdang dan berhasil
menetapkan antara lain sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar 1945, yang terdiri dari:
a. Pembukaan, memuat empat alinea antara lain tentang pernyataan kemerde-
kan Indonesia yang terperinci, asas politik dalam dan luar negeri, tujuan
negara kesatuan Republik Indonesia, dasar, ideology dan falsafah
Pancasila.
b. Batang tubuh, merupakan konstitusi tertulis berbentuk singkat dan supel.
Dikatakan singkat karena terdiri dari 37 pasal, 16 bab, 4 pasal aturan pera-
lihan dan 2 pasal aturan tambahan. Dikatakan supel karena dapat menye-
suaikan diri dengan keadaan perkembangan zaman.
c. Penjelasan, merupakan penguraian resmi UUD 1945. Yaitu menjelaskan
tetntang pokok=pokok pikiran (empat pokok pikiran) dan sistem pemerin-
tahan negara (tujuh kunci pokok).
2. Mengangkat Ir. Soekarno dan Drs, Mohammad Hatta sebagai presiden dan
wakil presiden.
3. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Ada empat periode besar sistem pemerintahan, politik, administrasi RI yang
pernah dilalui yaitu:
29
1945, belum dapat diwujudkan sehubungan dengan keadaan darurat tersebut.
Jadi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk segala kekuasaan dijalankan oleh
presiden dengan dibantu oleh Komite Nasional.
30
waktu itu dapat menentukan sikap) saling berebut keuntungan dengan mengor-
bankan yang lain.
Presiden Soekarno ingin melihat bangsa Indonesia yang kuat dan bersatu
padu sebagaimana pada awal-awal kemerdekaan. Dengan dalih seperti itu lalu
presiden Soekarno mencanangkan Demokrasi Terpimpin dalam politik dalam
negara kesatuan Republik Indonesia.
Sejarah Indonesia sejak sepuluh tahu terakhir ini banyak memperlihatkan
pertentangan antara idealism dan realita. Idealisme yang menciptakan suatu pe-
merintahan yang adil dan akan melaksanakan demokrasi sebaik-baiknya serta
kemakmuran rakyat yang sebenarnya bertolak belakang dengan realita peme-
rintahan itu sendiri.
Apalagi sejak tiga tahun terakhir kelihatan benar tindakan-tindakan peme-
rintah yang bertentangan dengan UUD. Presiden yang menurut UUDS 1950
adalah presiden konstitusional yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat
diganggu gugat, mengangkat dirinya sebagai formatur cabinet. Dengan itu ia
melakukan tindakan suatu tindakan yang bertanggung jawab dan tiada memi-
kul tanggung jawab. Pemerintahan yang dibentuk dengan cara yang ganjil
diterima begitu saja oleh parlemen, dengan tiada menyatakan keberatan.
Bahkan ada yang membela bahwa tindakan presiden itu dengan dalil “Keadaan
Darurat”.
Kemudian Presiden Soekarno membubarkan konstituante yang dipilih oleh
rakyat sebelum pekerjaannya membuat undang-undang dasar yang baru selesai.
Kemudian suatu dekrit yang dinyatakan berlakunya kembali UUD 1845.
Dalam periode demokrasi terpimpin pemikiran ala demokrasi barat ditinggal-
kan. Soekarno sebagai pemimpin nasional tertinggi ketika itu menyatakan
bahwa demokrasi liberal tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Prosedur pemungutan suara, dalam lembaga perwakilan rakyat dinyatakan se-
bagai tidak efektif dan kemudian Soekarno memperkenalkan apa yang kemu-
dian disebut dengn “musyawarah untuk mufakat”.
Jadi apa yang dimaksud demokrasi terpimpin ini adalah demokrasi yang
mendasarkan sistem pemerintahannya kepada musyawarah dan mufakat de-
ngan pimpinan satu kekuasaan sentral di tangan satu orang. Dalam mengha-
yati Pancasila pandangan hidup tersebut diperas menjadi tiga unsur utama,
yaitu “Ekasila”. Ekasila inilah yang dimaksud dengan “Nasakom”
Dengan adanya nasakom maka PKI mendapat posisi yang dominan, karena
merupakan salah satu dari tiga unsur utama disamping partai-partai agama
yang ada di Indonesia dan PNI. Begitu pentingnya nasakom sehingga menda-
pat dalam Peraturan Pemerintah Daerah,yaitu UU Nomor 18 Tahun 1965.
Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa bagaimanapun keadaan anggota parle-
men di daerah, unsur nasakom harus diperhatikan dalam penunjukan unsur
pimpinan DPRD. Jadi bila di suatu daerah hanya ada seorang tokoh PKI , ia
harus diikut sertakan sebagai pimpinan.DPRD apabila ia menjadi salah satu
anggota DPR tersebut.
Jendral A.H Nasution sekalipun secara formal masih mendukung demok-
rasi terpimpin, namun sejak tahun 1963 hubungan beliau dengan presiden
Soekarno mulai renggang. Kedua orang kuat di Indonesia ini mulai mempunyai
31
sikap yang bertentangan dalam menghadapi PKI. Soekarno merangkulnya
sedangkan Nasution mencurigainya.
32
a. Dibidang Legislatif
1. Membentuk undang-undang (dengan persetujuan DPR)
2. Menetapkan Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-
undang
3. Menetapkan Peraturan Pemerintah sebagai tata cara untuk menjalan-
kan undang-undang.
b. Dibidang Yudikatif
1. Memberikan grasi
2. Memberikan abolisi
3. Memberikan amnesty
4. Memberikan rehabilitasi
Pengertin grasi, abolisi, amnesti dan rehabilitasi dapat diuraikan
sebagai berikut:
b. Wakil Presiden
Dari 12 pasal UUD 1945 yang berkenaan dengan presiden sebagai pe-
merintahan, hampir separuhnya (5 pasal) berkenaan dan berkaitan dengan
keberadaan wakil presiden, yaitu sebagai berikut:
Dalam melakukan kewajiban presiden dibantu oleh satu orang wakil
presiden. Presiden dipilih rakyat dengan suara terbanyak. Presiden dan
33
wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat
dipilih kembali (batas untuk dipilih kembali hanya sampai periode ke dua).
Jika presiden mangkat, berhenti atau tidak dapat melakukan kewajibannya
dalam masa jabatannya, ia diganti oleh wakil presiden sampai habis waktu-
nya. Sebelum memangku jabatannya, presiden dan wakil presiden bersum-
pah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan
MPR/DPR.
Dengan demikian wakil presiden dalam segala tindakannya sejalan de-
ngan keinginan presiden, karena wakil presiden adalah mitra kerja utama
presiden. Jadi wakil presiden harus dapat bekerja sama dengan presiden
karena wakil presiden bukan merupakan oposisi terhadap presiden. Secara
umum tugas dan wewenang wakil presiden adalah:
a. Membantu presiden dalam melakukan kewajibannya
b. Menggantikan presiden sampai habis waktunya jika presiden mangkat,
atau tidak dapat melakukan kewajibannyadalam masa jabatan yang yang
sudah ditentukan.
c. Memperhatikan secara khusus, menampung masalah-masalah dan meng-
usahakan pemecahan masalah-masalah yang perlu menyangkut bidang
tugas kesejahteraan rakyat.
d. Melakukan pengawasan operasional pembangunan, dengan bantuan
kementerian-kementerian/lembaga-lembaga nondepartemen, dalam hal
ini inspektur jendral dari kementerian yang bersangkutan atau dapat me-
ngawasi dari lembaga nondepartemen yang bersangkutan.
34
d. Mahkamah Agung
Mahkamah agung adalah lembaga tinggi negara yang merupakan pe-
ngadilan tertinggi dari semua lingkungan peradilan, yang dalam melaksana-
kan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah (eksekutif) dan pengaruh-
pengaruh lain.
Sebagai lembaga yudikatif, MA memiliki kekuasaan dalam memutus-
kan permohonan kasasi (tingkat banding terakhir), memeriksa dan memuus-
kan sengketa tentang kewenangan mengadili, serta peninjauan kebali kepu-
tusan pengadilan yang telah memperolehkekuatan hokum tetap.
Ada empat fungsi pokok yang dijalankan oleh MA, yaitu fungsi pera-
dilan, fungsi pengawasan, fungsi pengaturan, dan fungsi pemberian nasehat.
Mahkamah Agung harus memberikan pertimbangan-pertimbangan hokum
baik diminta ataupun tidak, kepada semua lembaga tinggi negara lainnya,
terutama kepada presiden.
35
b. Sistem konstitussional. Pemerintahan berdasarkan sistem konstitusional,
tidak berdasarkan kekuasaan mutlak (absolute);
c. Kekuasaan pemerintahan negara tertinggi di tangan MPR;
d. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara tertinggi di bawah
majelis;
e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR;
f. Menteri-menteri negara adalah pembantu presiden, menteri-menteri ne-
gara tidak bertanggung jawab kepada DPR;
g. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
36
pakan hukum yang harus ditegakan, dan kebebasan rakyat yang dibiarkan
berlebihan akan menimbulkan pelanggaran hukum yang transedental.
37
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi
dan daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing
mempunyai pemerintahan daerah. Pemerintah daerah mengatur dan mengu-
rus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pemban-
tuan. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali uru-
san pemerintah, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pe-
layanan umum, dan daya saing daerah.
Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan me-
miliki hubungan dengan pemerintah dan dengan pemerintahan daerah lain-
nya. Hubungan dimaksud meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelaya-
nan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya.
38
1. Pengertian Hukum
Menurut Utrecht hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup (pe-
rintah dan larangan-larangan larangan) yang mengatur tata tertib dalam sua-
tu masyarakat, dan oleh karena itu seharusnya ditaati oleh anggota masyara-
kat yang bersangkutan. Pelanggaran petunjuk-petunjuk hidup tersebut dapat
menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah masyarakat itu (Utrecht, 9).
Menurut JCT Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto hukum adalah
peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menrntukan tingkah laku
masyarakat dalam yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pe-
langgaran mana terhadap peraturan peraturan tersebut berakibat diambilnya
tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu. Sedangkan menurut Soedirman
Kartohadiprojo hokum adalah pikiran atau anggapan orang, adil atau tidak
adil mebgenai hubungan antar manusia.
Norma hukum berasal dari negara yang mengatur antara hubungan warga
negara. Para ahli hukum berbeda dalam memandang tujuan hokum. Utrecht
misalnya, mengemukakan bahwa hukum bertujuan untuk menjamin kepas-
tian hukum dalam pergaulan manusia. Van Kan menyatakan bahwa tujuan
hukum yaitu untuk menjaga kepentingan tiap manusia supaya kepentingan
itu tidqk dapat adiganggu gugat. Sedangkan menurut Van Apeldorn tujuan
hukum yaitu untuk mengatur tata tertib masyarakat secara adil dan damai.
Jika dikaji lebih lanjut, maka para ahli hukum ada yang menekankan tujuan
hukum pada penciptaan ketertiban masyarakat, ada yang menekankan lebih
jauh lagi dari sekedar ketertiban, yakni untuk mencapai keadilan dalam ke-
hidupan masyarakat. Pendapat yang mengatakan bahwa hukum itu bertujuan
untuk menciptakan keadilan bearalasan bahwa ketertiban saja belum cukup,
karena suatu masyarakat yang tertb belum tentu ada keadilan di dalammnya.
Jadi, keadinlah yang menjadi tujuan akhir dari hukum itu.
2. Sumber Hukum
Sumber hukum dapat dibedakan dalam dua macam, yakni sumber hu-
kum materil dan sumber hukum formal. Sumber hukum materil adalah sum-
ber hokum yang menjadi penyebab adanya hukum, yakni berupa keyakinan
atau perasaan hukum individu dan pendapat umum yang menentukan isi hu-
kum, atau memberi corak atau warna hukum. Jadi sumber hukum materil ini
bisa berupa jiwa bangsa ataupun dari pandangan hidup bangsa (filsafat
bangsa).
Jika sumber hukum materil masih mempunyai sifat mengikat yang
masih samar-samar, maka sumber hukum formal lebih memperjelas agar
hukum itu dapat menjadi peraturan yang berlaku dalam pergaulan manusia.
Jadi sumber hukum formal adalah sumber hukum yang dikenal dari
bentuknya. Karena bentuknya itu hukum diketahui, berlaku umum, dan di-
patuhi.
Yang termasuk sumber hukum fomal adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang (dari arti luas)
2. Yurisprudensi
39
3. Traktat
4. Doktrin
5. Kebiasaan
a. Undang-undang
Undang-undang memiliki pengertian yang luas dan sempit. Dalam arti
luas atau dalam arti materil undang-undang berarti setiap peraturan yang di-
keluarkan oleh pemerintah yang isinya mempunyai kekuatan yang mengikat
umum. Sebagai contoh, Undang-undang dalam arti material (luas) yang ada
di Indonesia misalnya:
1. Undang-Undang Dasar 1945;
2. Ketetapan Majelis permusyawaraan Rakyat;
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Keputusan Presiden;
6. Keputusan Menteri;
7. Peraturan Pelaksanaan lainnya.
Sedangkan undang-undang dalam arti sempit/formal adalah setiap kepu-
tusan yang dikeluarkan lembaga legislatif yang diberi nama secara khusus
sebagai undang-undang. Di Indonesia yang dimaksud undang-undang dalam
arti formal ini adalah setiap produk hukum yang dibuat secara bersama oleh
presiden dan DPR, yang kedukannya berada di dawah ketetapan MPR, dan
di atas Peraturan Pemerintah. Dalam bahasa sehari-hari, jika kita menyebut
undang-undang dalam arti formal (sempit), misalnya UU Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas dan sebagainya.
b. Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah hukum yang bersumber dari keputusan hakim
berikutnya yang mengdili perkara yang sama. Yurisprudensi lahir karena ha-
kim memandang undang-undang yang ada tidak cukup jelas atau kurang
lengkap, sehingga hakim dalam memutuskan suatu perkara melakukan
penafsiran hukum sendiri. Penafsiran hukum oleh hakim itu bisa menjadi
hukum yurisprudensi yang bisa diikuti oleh hakim lainnya.
c. Traktat
Traktat adalah perjanjian antara dua negara atau lebih. Traktat menjadi
sumber hukum bagi negara-negara yang mengadakan perjanjian. Jadi setiap
traktat mengakibatkan pihak-pihak yang mengadakan perjanjian yang dise-
pakati bersama.
Traktat ada dua macam, yaitu bilateral dan multilateral. Apabila
perjanjian itu hanya dilakukan oleh dua negara dinamakan bilateral, sedang-
kan apabila dilakukan oleh lebih dai dua negara disebut multilateral.
40
d. Doktrin
Doktrin adalah pendapat ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar
pertimbangan bagi para hakim dalam mengambil keputusan. Dalam hukum
Islam peranan doktrin ini sangat besar. Misalnya keputusan para hakim
Islam banyak didasarkan pada pendapat ahli hukum seperti: Imam Syafi’i,
Imam Hambali, Imam Hanafi, Imam Maliki dan sebagainya.
e. Kebiasaan
Kebiasaan yang dilakukan oleh manusia atau suatu lembaga yang diteri-
ma oleh masyarakat dan dirasakan sebagai suatu keharusan dipandang seba-
gai hukum yang tidak tertulis. Kebiasaan kadang dapat digunakan hakim da-
lam mengambil suatu keputusan hukum, selama itu tidak bertentangan de-
ngan undang-undang yang ada. Kebiasaan sebagai suatu hukum bisa berlaku
dalam kehidupan masyarakat, tetapi bisa juga berlaku dalam kehidupan ke-
tatanegaraan yang disebut “konvensi”.
3. Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan perundang-undangan di Indonesia memiliki hirarkhi hukum,
artinya memiliki tata urutan atau bertingkat. Peraturan perundang-undangan
yang terletak di atas kedudukannya lebih tinggi dan menjadi sumber hukum
bagi peraturan yang ada di bawahnya.
Di Indonesia tata urutan perundang-undangan diatur dalam ketetapan
MPRS Nomor XX/MPRS/1966 sebagai berikut:
a. Undang-undang Dasar 1945
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
c. Undang-undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
d. Peraturan Pemerintah
e. Keputusan Presiden
f. Peraturan Menteri
g. Keputusan Menteri kedudukan
h. Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya (misalnya, Perda tingkat I,
Perda tingkat II dan sebagainya).
41
a. Yang menjadi warga negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indo-
nesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara.
b. Syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-
undang.
Untuk dapat memperoleh kedudukan sebagai warga negara Indonesia ada
beberapa cara yang dapat ditempuh:
1. Keturunan pertalian darah
Setiap anak yang dari orang tua yang berkewarganegaraan Indonesia
akan mdemperoleh kewarganegaraan Indonesia.
2. Kelahiran
3. Pengangkatan
Anak orang asing di bawah umur lima tahun yang diangkat seorang
warga negara Indonesia, dapat menjadi warga negara Indonesia dengan
disahkan oleh pengadilan di tempat orang tua itu berada.
4. Pewarganegaraan atau naturalisasi
Orang asing yang bukan warga negara Indonesia dapat memperoleh ke-
warganegaraan RI dengan cara naturalisasi/
b. Kewajiban-kewajiban Warganegara
1. Kewajiban menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan (pasal 27 a’1)
2. Kewajiban membela negara (pasal 30)
3. Kewajiban membayar pajak
4. Kewajiban belajar 9 tahun
5. Kewajiban memelihara hasil-hasil pembangunan.
42
BAB V
MANUSIA DAN LINGKUNGANNYA
Latar Belakang
Dalam mata pelajaran di SD, konsep-konsep geogrfi mendapat porsi yang
cukup besar. Geografi memberi pengetahuan kepada siswa tentang dimensi ruang
yang merupakan sesuatu yang akan dialaminya. Ruang lingkup IPS yang bersum-
ber dari geografi antara lain meliputi konsep-konsep fenomena lingkungan fisik
(lingkungan alam), dan konsep tentang fenomena manusia (lingkungan sosial),
serta region.
Tujuan
Setelah mempelajaei materi ini Anda dapat:
1. Menjelaskan proses interaksi antar berbagai unsur yang terjadi di permukaan
bumi;
2. Menjelaskan empat unsur pokok penyebab perubahan permukaan bumi;
3. Mnjelaskan hubungan kehidupan manusia dengan alam pada berbagai kondisi
yang berbeda;
4. Mdenjelaskan kemajemukan rasa dan budaya dari sudut pandang keruangan;
5. Menjelaskan pengertian region;
6. Memberikan contoh-contoh konsep, generalisasi atau teori georafi yang ada
di sekitar kita.
43
b. Gejala atmosfer, yaitu kekuatan yang ditimbulkan oleh udara yang menye-
lubungi permukaan bumi, seperti suhu udara, kecepatan angin, cuaca, hujan,
dan iklim.
c. Gejala hidrosfer, adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh masa air yang ada
di permukaan bumi seperti sungai, dengan cabang-cabangnya, danau-danau
dan lautan. Kekuatan-kekuatan ini mempengaruhi tata air di permukaan
bumi.
d. Gejala biosfer, adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh makhluk hidup
berupa flora, fauna dan manusia. Kekuatan biosfer keberadaannya sangat di-
pengaruhi oleh ketiga kekuatan lainnya tersebut di atas. Manusia menjadi
corak pengaruh yang yang menyebabkan timbulnya perbedaan dalam jum-
lah, jenis, prersebaran tempat tinggal, serta kualits kehidupan di daerah ter-
tentu.
Bentukan-bentukan di bumi maupun di dasar lautan disebabkan oleh te-
naga pembentukan permukaan bumi yang dikenal sebagai tenaga geologi.
Tenaga geologi ini ada yang berasal dari dalam bumi yang disebut proses
endogenik dan tenaga yang berasal dari luar bumi yang disebut proses
eksogenik. Ptoses-proses endogenik berupa gerakan antara lain dibedakan
antara vulkanisme, tektonisme, dan gempa. Ketiga tenaga tersebut merupa-
kan rangkaian proses yang terjadi pada kulit bumi (lithosfera) yang dapat
diterangkan oleh suatu teori tentang dinamika bumi yaitu teori Tektonik
Lempeng yaitu bahwa kulit bumi terdiri atas lempengan-lempengan yang
kaku dengan bentuk tidak beraturan.
A. Proses Endogenik
Proses endogenik terjadi karena adanya gaya atau tenaga yang berasal
dari dalam bumi sebagai akibat dari proses fisika atau kimia di dalam bumi
itu sendiri sehingga permukaan bumi yang tadinya diperkirakan rata menga-
lami perubahan bentuk.
Tenaga endogenik dengan arah vertickl mengakibatkan tonjolan permu-
kaan bumi berupa kubah, sedankan tenaga endogenik yang arahnya lateral
atau horizontal mengakibatkan lipatan-lipatan di bumi, retakan-retakan dan
bahkan patahan.
1. Vulkanisme
Vulkanisme atau kegunung apian dapat diatikan sebagai suatu gejala atau
akibat adanya aktivitas magma di atas lithosfera hingga keluar sampai ke
permukaan bumi. Magma ini berasal dari perut bumi dengan suhu antara
2000 – 3000 derajat Celsius. Ihwal kegunung apian dipelajari oleh salah
satu cabang ilmu yang disebut “vulkanologi”.
Erupsi adalah suatu proses keluarnya magma ke permukaan bumi, baik
retakan-retakan pada gunung api ataupun dengan cara mendesak tubuh
gunung api, sehingga menghancurkan sebagian badan gunung api tersebut.
44
a. Tektonisme
Tektonisme atau tenaga tektonis adalah gerak atau tenaga yang bekerja
dari dalam bumi dan berasal dari proses radio aktif di dalam magma dengan
arah vertical maupun mendatar yang mengakibatkan perubahan lokasi atau
lapisan-lapisan batuan yang membentuk muka bumi.
Berdasarkan bentukan-bentukan yang tampak di permukaan bumi seba-
gai hasil tektonisme tenaga tektonik dibedakan atas tektonik lipatan dan tek-
tonik patahan. Jika dilihat dari kecepatan gerakan dan luasnya permukaan
bumi yang berubah karena aktivitas tersebut, tenaga tektonik dibedakan atas
aktivitas orogenesis (aktivitas pembentukan pegunungan) dan aktivitas
epirogenesis (penurunan atau penaikan benua),
1. Morfologi Lipatan
Morfologi (bentuk muka bumi) lipatan terjadi karena adanya tenaga
endogen yang arahnya lateral (horizontal) dari dua arah yang berlawanan
sehingga lapisan-lapisan batuan di daerah tersebut terlipat dan membentuk
puncak lipatan (antiklinal) dan lembah lipatan (sinklinal).
Contoh jalur pegunungan lipatan antara lain:
45
Sirkum Mediterania ini terbagi menjadi:
1. Busur Luar
Jalur pegunungan yang termasuk dalam busur luar ini bersifat non
vulkanik, artinya tidak menampakan sifat-sifat kegunung apian, tetapi ha-
nya merupakan rankaian pegunungan lipatan saja. Jalur pegunungan busur
luar ini sebagian berada di atas permukaan laut (di daratan) dan sebagian
lagi berada di bawah laut. Busur luar berpangkal di pulau Simule, Pulau
Nias, Keplauan Mentawai, Pulau Enggano, dan kemudian tenggelam (ber-
ada di bawah laut) sepanjang bagian selatan Pulau Jawa dan muncul kem-
bali ke permukaan bumi sebagai Pulau Sawu, Pulau Roti. Pulau Timor.
Pulau Babar, Kepulauan Kai, Pulau Seram, dan berakhir di Pulau Buru.
2. Busur Dalam
Jalur pegunungan busur dalam ini bersifat vulkanis, artinya selai meru-
pakan rangkaian pegunungan lipatan, juga merupakan kegunung apian.
Busur dalam ini membujur sepanjang pegunungan bukit barisan di Pulau
Sumatera, pegunungan yang ada Sumbawa, di Pulau Jawa, Pulau Bali,
Pulau Lombok. Pulau Sumbawa, Pulau Flores, Pulau Alor, Pulau Solor,
Pulau Wetar, Kepulauan Banda, dan berakhir di Pulau Saparua.
2. Morfologi Patahan
Morfologi patahan adalah bentukan-bentukan alam di permukaan bumi
sebagai akibat adanya proses pematahan pada lapisan-lapisan batuan pem-
bentuk kulit bumi (lithosfera). Tenaga endogenik yang bekerja disini, relatif
cepat sehingga lapsan-lapisan batuan yang terkena tekanan tidak sempat
melipat melainkan timbul retak-retak pada bongkah batuan tersebut yang
pada akhirnya terjadi bentuk patahan. Proses pematahan lapisan batuan
pembentuk lithosfera ini disebut sesar.
a. Patahan atau sesar akibat dua buah tekanan yang arahnya horizontal
yang saling menjauh
Karena tenaga tarikan yang arahnya mendatar dan saling menjauh satu
sama lain maka pada bagian tengah blok batuan terjadi retakan-retakan.
Apabila tekanan tersebut terus bekerja sehingga pada bagian yang retak
tersebut timbuk celah yang cukup besar, akibatnya salah satu bongkah batu-
an tersebut akan merosot menyerupai sebuah lembah, sedangkan bagian lain
yanh tidak mengalami penurunan pembentuk sebuah punggunang, sehingga
terbentuklah permukaan morfologi permukaan bumi berupa patahan.
46
b. Patahan *(sesar) sebagai akibat tekanan yang arahnya vertical
Ada kalanya tenaga endogenik yang bekerja pada lapisan batuan pem-
bentuk muka bumi ini mmiliki arah vertical. Bagian kulit bumi yang terkena
tekanan tersebut akan membumbung disertai retakan-retakan . Karena gaya
berat (grafitasi) maka salah satu bongkah batuan akan mengalami pemero-
sotan dan membentuk lemgah patahan atau graben, sedankan bagian lainnya
membentuk puncak patahan.
3. Gempa
Gempa adalah getaran yang dirasakan di permukaan bumi yang berasal
dari lapisan-lapisan bumi. Pusat gempa di dalam bumi desebut hiposentrum,
sedangkan pusat gempa di permukaan bumi tepat di atas hiposentrm disebut
episentrum. Gempa ada bermacam-macam. Berdasarkan terjadinya dapat
dibagi tiga:
(1) Gempa Tektonik, adalah gempa yang disebabkan oleh adanya dislokasi
atau pergeseran lapisan batuan yang panjang di dalam bumi. Di Indone-
sia banyak terjadi di laut sehingga tidak banyak menimbulkan bahaya.
Gempa tektonik seringkali terjadi di daerah pegunugan lipatan mudah,
misalnya daerah rangkaian mediterqniq dan rangkaian Sirkum Pasifik.
(2) Gempa Vulkanik.adalah gempa yang terjadi karena karena letusan gu-
nung berapi.
(3) Gempa runtuhan (guguran) adalah gempa yang disebabkan oleh run-
tuhnya tanah.
Berdasarkan letak episentrumnya gempa dapat dibedakan menjadi
gempa daratan (episentum terletak di darat) dan gempa lautan (episentum
terletak di laut.
Seismograf merupakan alat pencatat getaran gempa. Ada dua macam
seismograf, yaitu Seismograf horizontal, yaitu seismograf yang mencatat
getaran glombang seismik dengan arah mendatar. Seismograf vertikal,
seismograf yang mencatat getaran seismik dengan arah tegak (vetikal).
Skala Rechter lebih dikenal secara umum untuk menentukan kekuatan suatu
gempa.
B. Proses Eksogenik
Tenaga geologi lainnya yang mengakibatkan bentukan-bentukan alam di
permukaan bumi adalah proses eksogenik (tenaga berasal dari luar bumi).
Dengan proses eksogenik ini daerah-daerah di permukaan bumi ini yang
tadinya datar dapat menjadi daerah yang menonjol (pegunungan), cekungan
bahkan menjadi lembah-lembah yang dalam. Sebaliknya daerah yang
47
asalnya bergelombang dan berbukit-bukit dapat menjadi daerah yang rata.
Secara umum proses eksogenik ini dapat dikelompokan menjadi:
a. Pelapukan
Pelapukan adalah proses penghancuran massa batuan baik secara fisika
maupun kimiawi, dan biologis. Dilihat dari prosesnya pelapukan dikelom-
pokan atas:
1. Pelapukan Mekanik, yaitu suatu proses pelapukan batuan tanpa meru-bah
struktur kimiawi batuan tersebut, tetapi merupakan penghancuran bongkah
batuan menjadi bagian-bagian lebih kecil.
2. Pembekuan air menjadi Kristal-kristal es pada celah-celah batuan.
Proses ini biasa terjadi di daerah gurun. Jika di daerah gurun terjadi hu-jan,
ada kemungkinan air hujan masuk ke dalam celah-celah atau reta-kan
batuan, dan suhu pada malam hari sangat rendah sehingga gena-ngan air
dalam celah batuan membeku manjadi Kristal-kristal es yang karena sifat
anomali air berubah menjadi es dan volumenya mungkin meningkat dan
menekan celah batuan dan memecahkannya.
3. Kegiatan Organisme (mahluk hidup). Kita tentu pernah melihat akar
tumbuhan menembus celah-celah bongkah batuan hingga menjadi retak
atau terbelah. Itulah salah satu contoh proses pelapukan mekanis akibat
kegiatan organisme yang secara khusus dinamakan pelapukan biologi.
4. Pelapukan kimiawi atau dekomposisi, yaitu proses pelapukan massa
batuan disertai perubahan struktur kimiawi batuan yang terlapukan. Jadi
dalam dekomposisi ini terjadi reaksi kimia antara materi yang terla-pukan
dengan zat pelapuknya.
b. Erosi
Erosi dapat didefinisikan sebagai suatu proses pelepasan dan peminda-
han batuan (termasuk tanah) secara alamiah dari suatu tempat ke tempat
lainnya oleh suatu zat pengangkut yang bergerak di permukaan bumi. Dari
pengertian tersebut maka ada tiga proses utama dalam erosi, yaitu:
1. Pelepasan massa batuan atau tanah dari induknya yang sering disebut
dengan pengikisan;
2. Proses pengangkutan massa batuan atau tanah hasil pengikisan di suatu
tempat disebut pengendapan atau sedimentasi.
Berdasarkan kecepatannya proses erosi dibedakan atas erosi geologi
dan erosi yang dipercepat (erossi tanah). Erosi geologi adalah suatu bentuk
erosi di mana proses penghancuran tanah relatif seimbang dengan proses
pembentukannya. Jadi, erosi geologi ini tidak menimbulkan kerusakan
alam. Erosi tanah adalah suatu bentuk erosi di mana proses penghancuran
tanah jauh lebih cepat dibandingkan dengan proses pembentukannya.
Proses erosi tanah biasanya dipercepat oleh tindakan manusia yang tidak
menghiraukan aspek-aspek kelestarian lingkungan.
48
Proses pengikisan massa batuan atau tanah, tidak saja disebabkan oleh
air yang mengalir, tetapi juga oleh angin, gletsyer dan sebagainya.
Berdasarkan zat pelarutnya, erosi dapat dibagi menjadi:
a. Erosi Air
Pelaku proses pengikisan dalam hal ini adalah air yang mengalir, baik
di dalam tanah, di sungai-sungai atau air yang mengalir di permukaan
tanah.
b. Erosi Angin
Proses pengikisan batuan atau tanah oleh angin disebut deflasi. Erosi
angin banyak terjadi di daerah gurun. Angin kencang yang banyak me-
ngandung kerikil, jika melintasi bongkah-bongkah batuan mengakibat-
kan batuan tersebut seolah-olah digosok dan dipoles oleh kerikil dan
pasir yang terkandung dalam angin, sedikit-sedikit batuan itu terkikis.
49
seorang individu. Cooley mengemukakan bahwa keluarga termasuk ke-
lompok utama karena mempunyai pengaruh langsung terhadap pemben-
tukan kepribadian seseorang. Kelompok lain yang berpengaruh terhadap
pembentukan kepribadian seseorang yaitu teman sepermainan dan para
tetangga. Sedangkan kelompok yang tidak secara langsung yang mempe-
ngaruhi kepribadian yaitu kelompok sekunder. Yang termasuk kelompok
sekunder yaitu warga kota, perkumpulan, perhimpunan dan sebagainya.
Perkembangan kelompok baik menyangkut kualitas maupun kuantitas
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh individu yang menjadi pendukung-
nya. Perkembangan sosial, ekonomi, budaya kelompok merupakan ungka-
pan pengaruh individu-individu yang mendukung kelompok tadi. Apakah
kelompok itu akan menjadi kelompok ,iberal, sosialis, pancasilais dan se-
bagainya sangat dipengaruhi oleh aktivitas dan kreativitas individu pendu-
kung-pendukungnya. Bahkan bagi pribadi-pribadi tertentu yang memiliki
kekuatan luar biasa (kharismatik) dapat mempengaruhi kelompok sedemi-
kian rupa, sehingga dapat menjadi panutan bagi anggota-anggota kelom-
pok lainnya.
Dengan demikian jelas, bahwa individu dengan kelompok terdapat
hubungan timbal balik yang sangat erat. Antara individu dengan kelom-
pok terjadi interelasi dan interaksi yang fungsional. Di satu pihak individu
dapat dikatakan dapat dibentuk menjadi pribadi oleh kelompok. Di lain
pihak individu itu juga mempengaruhi kehidupan dan perkembangan ke-
lompok. Dalam kehidupan bermasyarakat, hal jnj semua harus menjadi
kesadaran dan penghayatan kita bersama.
3. Perubahan Sosial
Seiring dengan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
maka umat manusia dalam tatanan sistem sosial pun akan mengalami peru-
50
bahan. Perubahan itu sendiri adalah suatu keadaan yang menunjukkan per-
bedaan antara situasi sebelum dan sesudahnya. Misalnya setelah ditemu-
kannya alat-alat transportasi, manusia yang tadinya terikat nilai-nilai tradi-
sional, maka setelah digunakannya alat-alat transportasi dapat memilih
nilai-nilai baru sebagai nilai alternatif yang menguntungkan.
Selo Soemardjan menyatakan bahwa perubahan sosial adalah segala
perubahan dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-
sikap dan polapola perikelakuan di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
Parsudi Suparlan menyatakan bahwa perubahan sosial adalah peruba-
han dalam struktur sosial dan dalam pola-pola hubungan sosial, yang anta-
ra lain mencakup sistem status, hubungan keluarga, sistem politik dan ke-
kuasaan dan penyebaran penduduk.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa peru-
bahan sosial menyangkut perubahan sistem nilai, sikap, pola hubungan so-
sial, penyebaran penduduk, kebudayaan materialistis, dan kondisi georafis.
Selain itu perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat dapat mengenai
nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perikelakuan, organisasi,
susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, ke-
kuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya.
51
modern. Dalam keluarga tradisional status suami adalah status yang sangat
penting dalam satu keluarga. Hal ini berarti peran yang ditampilkan oleh
ayah atau suami sangat menentukan dalam keluarga tradisional. Kalau sua-
mi tidak bekerja akan terancam berantakan sehingga akan menjadi per-
gunjingan. Keluarga tradisional yang memperlihatkan struktur dan sisem
yang berpusat pada suami. Seiring dengan perkembangan waktu sekarang
ini status dan peranan suami dalam keluarga mulai mengalami perubahan.
Keluarga sekarang ini suami tidak lagi mendominai keluarga secara mut-
lak, peran istri semakin kelihatan. Istri ikut memberi keputusan yamg
berkaitan dengan keluarga. Anak juga mulai memberikan andil berupa
masukan-masukan yang dapat digunakan orang tua sebagai bahan pertim-
bangan sebelum mengambil keputusan.
4, Penemuan Baru
Penemuan-penemuan baru atau inovai dapat mendorong terjadinya ter-
jadinya perubahan sosial dan kebudayaam. Inovasi secara luas dapat berar-
ti proeses pembaharuan/penggunaan sumber-sumber alam, energi, modal,
pengaturan baru tenaga kerja, dan penggunaan teknologi baru yang semua-
nya mengakibatkan adanya sistem produk baru dan dibuatnya produk-
produk baru. Dengan demikian inovasi berhubungan dengan perubahan
kebudayaan yang menyangkut sistem ekonomi dan teknologi. Penemuan
baru dapat dibedakan antara discovery dan invention.
Discovery dimaksudkan sebagai sumber penemuan-penemuan baru
unsur-unsur kebudayaan yang baru. Seperti alat, ide baru yang diciptakan
oleh seorang individu atau beberapa individu dalam masyarakat. Sedang-
kan invention adalah penerapan penemuan baru atau proses diterimanya
ide-ide baru tersebut dalam masyarakat. Suatu Discovery akan menjadi
invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima dan menciptakan
penemuan baru.
52
kibatkan perubahan social dan kebudayaan. Revolusi adalah sendi-sendi
pokok kehidupan manusia yang terjadi secara cepat baik yang direncana-
kan ataupun tidak.
2. Peperangan
Peperangan antar negara pun dapat menimbulkan perubahan sosial dan
kebudayaan. Akibat kekalahan perang dunia II, Jerman terpecah menjadi
dua negara yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur. Jerman Timur tadinya
menganut sistem demokrasi liberal berubah menjadi sistem komunis.
53
oleh kelompok sekitarnya. Kondisi fisik di sekitarnya juga besar penga-
ruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang. Kelengkapan dan kesera-
sian anggota tubuh, ketajaman panca indera, susunan jaringan urat saraf, dan
proses kerja hayat lainnya, besar pengaruhnya terhadap pengembangan
potensi-potensi seorang individu. Daya pikir, reaksi emosional, kemauan,
kecerdasan dan ketajaman ingatannya, sangat dipengaruhi oleh keadaan
fisik-biologinya. Faktor dasar biologis ini merupakan dasar perbedaan
antara suatu individu dengan individu lainnya. Tidak ada dua manusia yang
sama sifat dan kepribadiannya.
Dengan semakin majunya peradaban manusia, yaitu dengan ditemukan-
nya alat-alat telekomunikasi dan elektronik memungkinkan dapat merang-
sang perubahan terhadap kepribadian manusia, baik sebagai individu mau
pun sebagai kelompok, bahkan sebagai anggota dari masyarakat.
Manusia lahir ke dunia sebagai suatu individu. Ia merupakan sebagai sua-
tu kesatuan sistem rohani dan jasmani. Dalam diri manusia sebagai individu
terdapat potensi-potensi kejiwaan yang dapat dikembangkan. Sedangkan
untuk perkembangan potensi-potensi itu secara wajar diperlukan partumbu-
han jasmani yang sesuai dan wajar pula. Untuk keperluan pertumbuhan dan
perkembangan tadi, manusia tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan
yang ada di sekitarnya. Manusia tidak dapat melepaskan diri dari kondisi
fisik, kondisi sosial dan kondisi budaya di sekitarnya.
54
BAB VI
PENGARUH KEBUDAYAAN LUAR TERHADAP
KEBUDAYAAN INDONESIA
Pendahuluan
Mempelajari IPS di SD, konsep-konsep sejarah mempunyai porsi yang cukup
besar.Ruang lingkup pengajaran sejarah di SD antara lain meliputi sejarah lokal,
kerajaan-kerajaan di Indonesia, tokoh sejarah, bangunan bersejarah, Indonesia
pada masa penjajahan, dan beberapa peristiwa penting masa kemerdekaan.
Berkaitan dengan hal ini, maka pembahasan tentang sejarah perkembangan kebu-
dayaan di Indonesia tidak dapat diabaikan, karena hal ini merupakan bagian dari
perkembangan bangsa Indonesia sendiri.
Sejarah perkembangan kebudayaan Indonesia dapat dibagi kedalam empat
masa, yaitu masa pra sejarah, masa purba (kuno), masa madya dan masa modern.
Dari keempat masa tersebut, yang akan dibahas pada bagian ini adalah masa
setelah kebudayaan bangsa kita mendapat pengaruh dari kebudayaan luar, yakni
sejak memasuki masa purba (kuno), ketika bangsa Indonesia sudah mengenal
adanya tulisan.
55
Jadi kebudayaan merupakan himpunan segala daya upaya yang dikerjakan
menggunakan hasil pendapat budi untuk memperbaiki sesuatu dengan tujuan
mencapai kesempurnaan.
c. Koentjaraningrat; Kebudayaan adalah keseluruhan dari kelakuan dan hasil
kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatnya de-
ngan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
d. C.B. Taylor; Kebudayaan ialah suatu kesatuan yang terjalin, meliputi penge-
tahuan, kepercayaan, kesenian, kesusilaan, hukum dan tiap kesanggupan yang
diperoleh seseorang sebagai anggota mayarakat.
e. Ashley Montagu; Kebudayaan ditafsirkan sebagai cara hidup suatu bangsa,
lingkungan di mana segolongan manusia mendiami wilayah yang sama sebagai
anggota masyarakat.
Di dalam kebudayaan terdapat unsur-unsur kebaudayaan. Menurut
Koentjaraningrat unsur-unsur kebudayaan adalah:
a. Sistem religi
Semua aktivitas manusia yang bersangkut paut dengan religi berdasarkan
atas suatu getaran jiwa, sehingga suatu benda, suatu perbuatan, atau gagasan
mendapat nilai keramat (sacret value). Misalnya benda-benda pusaka yang
dianggap keramat mendapat tempat tersendiri dalam hatinya.
b. Sistem organisasi kemasyarakatan.
Sistem kemasyarakatan berarti sistem dari hal-hal mengenai masyarakat
atau lebih jelasnya sistetm-sistem dari bagian unsur-unsur masyarakat,
misalnya ssister perkawinan, sistem keluarga batih, sistem kelompok-
kelompok sosial.
c. Sistem pengetahuan, yaitu sistem yang dihasilkan berdasarkan kebudayaan
yang terdapat dalam kelompok masyarakat tertentu, atau antara pengeta-
huan alam sekitar, flora, fauna, sifat dan tingkah laku.
d. Bahasa
e. Kesenian
f. Sistem mata pencaharian
g. Sistem teknologi
3. Kebudayaan Nasional.
Nama Indonesia dikenal umum atau diterima umum pada tahun 1929-an.
Nama Indonesia dikemukakan oleh JR. Higan tahun 1850, sebelum Hegan,
yaitu G.W. Earl mengemukakan kata-kata Indu-Nesians dan Melayu-Nesians
untuk penduduk asli kepulauan. Nama Indonesia baru dierima umum pada
tahun 1920-an berkembang sebagai lambang persatuan nasional. Dengan
demikian nama Indonesia digunakan untuk menyebut nama negara termasuk
rakyat, pemerintah, wilayah dan juga nama-nama kebudayaan yang tumbuh di
wilayah Indonesia.
Kebudayaan nasional dibentuk oleh unsur-unsur kebudayaan suku/ kebuda-
yaan daerah yang masuk ke daerah kebudayaan lain dan diterima daerah lain
tersebut. Di Indonesia, kebudayaan daerah sangat banyak jumlahnya yang ter-
sebar di daerah-daerah. Dalam UUD 1945 pasal 32 beserta penjelasannya
dikemukakan bahwa Kebudayaan Nasional adalah kebudayaan daerah yang
56
ada diseluruh wilayah Indonesia, serta berkembang sepanjang sejarah. Kebuda-
yaan dari luar dapat memperkaya kebudayaan nasional. Pembinaan kebudaya-
an nasiornal harus dilakukan bersama-sama dengan pembinaan bangsa.
Persatuan dan kesatuan bangsa yang terwujud dari sejumlah suku bangsa
yang semula berdiri sendiri dan mendukung kebudayaan yang beraneka ragam
itu perlu didukung oleh kerangka acuan yang bersifat nasional, yaitu
kebudayaan nasional. Suatu kebudayaan yang mampu memberi makna bagi ke-
hidupan berbangsa dan berkepribadian, yang dapat dibanggakan sebagai identi-
tas nasional. Akan tetapi, dalam masyarakat majemuk dengan keragaman latar
belakang kebudayaan, seperti yang terjadi di Indonesia tidaklah mudah untuk
mengembangkan suatu kebudayaan nasional hanya dengan mengandalkan pada
kemampuan dan kemapanan masyarakat semata-mata. Oleh karena itu kebuda-
yaan nasional yang hendak dikembangkan itu telah ditetapkan landasan dan
arah serta tujuannya yang dituangkan dalam penjelasan pasal 32 UUD 1945
yang berbunyi:
“Kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbulsebagai buah usaha budi
rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan-Kebudayaan dan asli yang terdapat
sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia,
terhitung sebagai krbudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke
arah kemajuan adab, budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan-
bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau
memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanu-
siaan bangsa Indonesia”.
Penjelasan pasal 32 UUD 1845 memberikan empat ketentuan arah dan
tujuan pengembangan kebudayaan nasional Indonesia. Pertama, kebudayaan
naaionL yang hendak yang hendak dikembangkan Harus benar-benar
merupakan perwujudan hasil upaya dan tanggapan sifat masyarakat Indonesia
dalam proses adaptasi terhadap lingkungannya dalam arti luas. Kedua,
kebudayaan nasional itu merupakan perpaduan puncak-puncak kebudayaan
daerah sehingga mewujudkan konfigurasi budaya bangsa. Ketiga,
pengembangan kebudayaan nasional harus menuju ke arah kemajuan adab
yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Kempat, Tidak
menutup kemungkinan untuk menyerap unsur-unsur kebudayaan asing yang
dapat mengembangkan dan memperkaya kebudayaan nasional, serta
mempertinggi kemanusiaan bangsa Indonesia
57
mukakan F.D.K Bosch bahwa proses penyebaran kebudayaan Hindu di
Indonesia adalah orang-orang Indonesia mempunyai peranan aktif zejak
menuntut ilmu di perguruan tinggi di India sampai kepada proses penye-
barannya di kalangan masyarakat Indonesia.
Masuknya pengaruh kebudayaan Hindu di Indonesia menimbulkan peru-
bahan besar dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia meliputi kehidu-
pan politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan.
58
Pengaruh yang paling dominan dalam bidang ekonomi adalah sebagai
berikut:
1. Timbulnya golongan pedagang, saudagar yang termasuk Kasta Waisya.
2. Kepulauan Nusantara makin dikenal oleh dunia karena hasil buminya.
3. Perdagangan innatura mulai berkurang, karena mata uang emas dan perak
digunakan sebagai alat pembayara.
1. Bangunan Candi
Candi yaitu bangunan tempat pemujaan. Di dalam candi tersimpan sajian
dan arca pemujaan. Bangunan candi di Indonesia terbagi dalam dua
langgam, yaitu langgam Jawa Tengah yang terdiri dari langgam Jawa
Tengah, Utara, contoh kompleks candi Dieng, Kompleks Candi Gedong
Songo dan Langaan Jawa Tengah Selatan, contoh Kompleks Candi
Borobudur. Lompleks Candi Prambanan, dan Kompleks Candi Sewu
yang bersifat ke-Budha-budhaan juga Mendut, Langgam Jawa Timur,
contoh Candi Panataran, dan Candi Singosari.
3. Seni Sastra
Berbentuk prosa dan puisi. Prosa misalnya cerita Ramayana dan
Mahabharat, sedangkan puisi (tembang) berupa tembang Jawa Kuno,
yang disebut Katawen atau Kidung (di Jawa Tengah).
59
mengenal adanya kasta atau perbedaan status. Prinsip Islam, setiap orang
adalah Khalifah (pemimpin) di muka bumi. Dan mempunyai kedudukan yang
sama di sisi Tuhan. Berarti setiap orang Islam mempunyai peluang yang sama
untuk menyebarkan agama Islam.
Diduga para pedagang muslim datang ke Indonesia pada abad ke-7. Abad
ke-13 masyarakat muslim di Indonesia sudah terbentuk. Pada saat itu kerajaan
bercorak Islam dengan rajanya sebagai orang muslimmulai ber-kembang yaitu
Kerajaan Samudera Pasai.
Pengaruh Islam pertama kali datang ke Indonrsia, diduga berasal dari India,
hal ini dibuktikan dengan adanya unsur-unsur yang sama antara Islam di India
dan di Indonesia. Seperti ceitra-ceritra tentang Nabi dan pengikutnya yang
tersebar di Indonesia adalah versi India, bukan versi Arab. Aliran yang
berkem-bang di India dan Indonesia juga sama, yaitu Mazhab Syafii’, selain itu
hubu-ngan langsung antara Arab dan Indonesia baru terjalin pada abad ke-17.
Dengan adanya hubungan langsung tersebut, maka penyebaran agama Islam di
Indonesia makin meluas, pengikutnya tidak hanya kaum pedagang, tapi juga
petani, para bangsawan dan raja. Peranan perkawinan dan pesantren sebagai
lembaga pendidikan bercorak Islam memegang peranan penting dalam
melusnya pengaruh Isalam.
Tokoh penyebar Islam di Pulau Jawa dikenal dengan Walisongo atau
Sembilan wali. Mereka sangat dihormati dan dikagumi oleh masyarakat dan
bergelar Sunan. Sunan sebenarnya adalah gelar untuk para raja khususya
raja-raja di Surakarta.
Kesembilan Sunan tersebut adalah (1) Maulana Malik Ibrahim tinggal di
Gresik hingga digelar Sunan Gresik, (2) Sunan Ampel atau Raden Rachmat,
tinggal di Ampel dekat Surabaya, (3) Sunan Bonang atau Makdum Ibrahim,
beliau adalah putra Sunan Ampel tinggal di Drajat Sedayu, (4) Sunan Drajat
atau Masih Manat, masih putra Sunan Ampel tinggal di Drajat Sedayu, (5)
Sunan Giri atau Raden Paku tinggal di Gresik, merupakan murid Sunan
Ampel, (6) Sunan Kalijaga atau Jaka Said, tinggal di Kadilangu dekat
Bintara Demak, (7) Sunan Kudus berkedudukan di Kudus dan setelah
meninggal dimakamkan di Gunung Muria karena itu disebut Sunan Muria,
(8) Sunan Gunungjati, penyebar Islam di Jawa Barat di Gunungjati dekat
Cirebon, (9) Syekh Siti Jenar, tetapi beliau tidak diakui sebagai wali karena
ajaran-ajarannya dianggap menyesatkan. Selain kesembilan wali tersebut
banyak lagi tokoh-tokoh penyebar agama Islam lainnya. Raja-raja yang
beragama Islam biasanya bergelar Sultan, seperti Sultan Iskandar Muda dari
Aceh, Sultan Hairun dari Ternate Maluku, Sultan Hasanuddin dari Gowa
Makassar Sulawesi Selatan. Kerajaan yang bercorak Islam di antaranya
Kerajaan Demak, Kerajaan Banten, Kerajaan Pajang, Kerajaan Aceh dan
masih banyak lagi.
Islam yang masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Gujarat
(India), dari Persia dan Arab. Sejak abad ke-7 sudah ada para pedagang
Arab yang bermukim di Indonesia menetap di pantai barat Sumatera, yang
diperkirakan di Barus untuk mendapatkan Kapur Barus.
60
Dari batu nisan yang ditemukan di Sumatera (Pasai) diketahui bahwa
disitu telah dimakamkan Sultan Malik As-Saleh yang wafat tahun 1297 M.
Samudera merupakan kerajaan di daerah Aceh bagian utara. Tentang telah
adanya penganut Islam di daerah tersebut dapat diketahui dari berita
Marcopolo yang singgah disana tahun 1292. Kerajaan Samudera yang ke-
mudian dikenal Samudera Pasai menjalin hubungan dagang Jawa Timur.
Sejalan dengan kegiatan perdagangan, maka Islam masuk ke pelabuhan-
pelabuhan di Pantai Utara Jawa Timur, dari sini kemudian menyebar ke
Maluku sambil mencari rempah-rempah.
Peranan Samudera Pasai sebagai pusat perdagangan dan pusat
penyebaran Islam digantikan oleh Malaka. Tempat-tempat yang sudah
menganut Islam baik melalui Samudra Pasai maupun Malaka, meneruskan
penyebaran ke daerah-daerah lainnya di Indonesia.
Masuknya Agama Islam di Indonesia menimbulkan berdirinya kerajaan-
kerajaan Islam. Kerajaan Islam pertama di Jawa yaitu Kerajaan Demak
(Rajanya Raden Patah), Kerajaan Banten, Kerajaam Mataram. Pengaruh
kebudayaan Islam terlihat dari:
1. Adanya bangunan-bangunan masjid.
2. Bdentuk makam
3. Hasil kesusasteraan, misalnya ceritra tentang Amir Hamzah, Bayan
Budiman 1001 malam, dan hikayat Hang Tuah.
Agama Islam adalah agama yang monotheisme yaitu mengakui hanya
ada satu Tuhan, yaitu Allah dan Nabi Muhammad adalah Rasul utusan
Allah. Dalam agama Islam tidak mengenal dosa warisan dan perantara
dalam mdnyembah Tuhan. Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah
atau suci dan setiap dosa yang dilakukan oleh seseorang ditanggung oleh
orang yang bersangkutan. Dalam Agama Islam pun dilarang menggam-
barkan atau menvisualkan Tuhan dan Nabi Muhammad dalam bentuk
apapun.
Pedoman umat Islam dalam beribadah dan perilaku dalam masyarakat
adalah Al Quran dan Hadis Nabi. Dasar ajaran Agama Islam adalah rukun
Islam, yaitu: (1) Mengucapkan dua kalimat syahadat (Syahadatain), (2)
Shalat lima waktu sehari-semalam, (3) Puasa atau Shaum dalam bulan
Ramadhan, (4) Mengeluarkan zakat, dan (5) Naik Haji bagi orang yang
mampu.
Selain Rukun Islam ada enam dasar kepercayaan (keimanan) yang harus
diyakini oleh setiap orang muslim, yaitu (1) percaya kepada Allah, (2) per-
caya kepada Malaikat-Malaikat, (3) percaya kepada Rasul-rasul, (4) percaya
kepada Kitab-kitab, (5) percaya kepad Hari akhirat (qiyamat), dan (6) per-
caya kepada takdir.
61
berturut-turut bangsa Portugis, Spanyol, Inggeris dan kemudian Belanda.
Pada mulanya mereka datang ke Indonesia hanya untuk kegiatan perda-
gangan. Namun kemudian dari bangsa-bangsa tersebut tidak saja hanya
ingin monopoli perdagangan tetapi ingin berkuasa. Mereka menganggap
dirinya di atas Indonesia dalam segala hal. Beberapa pengruh dari mebuda-
yaan barat antara lain:
1. Perubahan sikap hidup yang semula mementingkan kehidupan
kerohanian, ramah tamah, dan gotong royong menjadi materialistis dan
individualistis.
2. Terbentuknya pusat-pusat pemerintahan: kota, propinsi, kota kabupaten,
kota distrik. Pusat kota adalah alun-alun yang dikelilingi oleh gedung-
gedung penting.
3. Terdapat dua lapisan sosial, yaitu kaum buruh dan pegawai. Kebudayaan
dengan mentalitas pegawai masih mempengaruhi kehidupan masyarakat
Indonesia sampai sekarang.
4. Tersebarnya agama Kristen yang disiarkan oleh organisasi-organisasi pe-
nyiaran agama (Missi dan Zending). Penyiarannya terutama di daerah
yang belum penduduknya belum menganut Hindu, Budha, atau Islam,
antara lain Irian Jaya,Maluku Tengah, Maluku Selatan, Sulawesi Utara
dan Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur dan pedalaman Kalimantan.
5. Bahasa dan kesenian serta ilmu pengetahuan.
.
62
BAB VII
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA DALAM MENCAPAI DAN
MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
1. Faktor Eksternal
Yang dimaksud factor eksternal adalah kondisi yang terjadi di Eropa
sehingga memungkinkan terjadinya penjajahan di Indonesia tidak lepas dari
masuknya bangs Barat ke Asia Tenggara pada abad ke 16 yang secara bertahap
membawa bangsa Indonesia ke lingkup perdagangan Internasional dengan itu
pula tahap demi tahap kekuasaan asing mulai masuk.
Secara berturut-turut bangsa Barat masuk kw Indonesia di awali oleh bangsa
Portugis kemudian disusul oleh Spanyol, Inggeris dan Belanda. Namun pada
periode selanjutnya lebih memusatkan perhatiannya di Philipina, Inggeris
meng-utamakan sasarannya di India,sedangkan di Indonesia berhadapan
dengan ber-macam-macam corak imperialisme seperti Portugis, Spanyol,
Belanda dan Inggris, walau pun yang terakhir ini masa kekuasaannya singkat
saja.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih konkret apa yang menyebabkan
Bangsa Eropa datang ke Indonesia didorong oleh faktor-faktor berikut:
a. Berkembangnya keyakinan kebenaran akan ajaran Copernicus yang
menyata-kan bahwa dunia tidak datar melainkan bulat seperti bola, sehingga
bila seseorang berlayar lurus ke arah barat maka akhirnya akan tiba kembali
pada titik semula.
b. Berlangsungnya zaman Renaesance di Eropa. Sekitar tahun 1500 di Eropa
berkembang zaman kebebasan yaitu lahirnya kembali jiwa bebas dari
berbagai kalangan yang membelenggu kehidupan mereka. Jiwa bebas ini te-
lah mendorong semangat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
sehingga dapat menghasilkan beberapa penemuan baru yang berguna untuk
kepen-tingan penjelajahan seberang lautan, seperti ditemukannya kompas,
peta bumi yang lebih baik, pembuatan kapal-kapal yamng lebih baik serta
penggunaan mesiu.
c. Berkembangnya kekuasaan Islam di daerah Afrika Utara dan pantai timur
Laut Tengah yang pada tahun 1453 berhasil merebut pusat perdagangan dan
ibu kota kerajaan Romawi yakni constantinopel. Jatuhnya Constantinopel
ini mengakibatkan tertutupnya sama sekali jalur hubungan perdagangan
63
antara Eropa dengan Asia. Putusnya hubungan dagang tersebut mendorong
bangsa Barat berusaha mencari sendiri jalan baru ubtuk untuk pergi ke
daerah peng-hasil rempah-rempah di Timur yakni Indonesia.
d. Semangat Reconquesta atau semangat perang Salib yaitu semangat untuk
menaklukkan bangsa-bangsa yang pernah mengalahkan mereka yaitu orang-
orang Islam. Dalam rangka semangat reconsquesta inilah bangsa Portugis
ke-luar dari negerinya untuk memerangi orang-orang Islam merebut jalur
perda-gangan serta pusat-pusat perdagangan dan kekuasaan Islam.
e. Ambisi untuk mencari daerah-daerah baru dalam rangka mengemban tugas
mencarai kekayaan, kejayaan, dan penyebaran gama Nasrani (Gold, Glory,
dan Gospel).
f. Adanya perjanjian Tordessilas (7 Juni 1494)
1. Terjadinya perjanjian ini akibar dari Paus Alexander memberikan
peluang kepada Spanyol dan Portugis untuk meluaskan ekspansinya
dengan me-ngeluarkan keputusan suci yang disebut Bull of Demarcation
yang isi pokoknya adalah Paus memberikan dunia ini kepada kedua
bangsa terse-but dengan batas garis khayal dari utara ke selatan
Samudera Allantik, sebelan barat garis meridian diberikan kepada
Spanyol sedangkan sebelah timurnya diberikan kepada Portugis.
2. Isi perjanjian bahwa garis batas kekuasaan Spanyol dan faktorPortugis
ialah garis neridian melalui sebuah titik berjarak 370 mil di sebelah barat
Kepulauan Tanjung Verde.
3. Dampak dari isi perjanjian Tordessilas:
a. Timbulnya imperialisme dan kolonialisme barat di seluruh dunia,
b. Portugis berhasil menguasai pusat-pusat perdagangan sekaligus me-
nguasai wilayah timur, seperti:
1. Bartomus Diaz menemukan Tanjung Harapan
2. Vasco da Gama menemukan Calikut, India
3. Don Alfonso de Albuquerque, menaklukan Goa yang kemudian
sam-pai ke Maluku.
4. Antonio d’Abreu menguasai Maluku.
c. Spanyol menguasai sepenuhnya seluruh Amerika Latin, Hawai dan
Pili-pina, yang ditandai dengan:
1. Pelayaran Columbus menemukan Benua Amerika;
2. Magelhaens ekspedisi berkeliling dunia hingga sampai ke Pilipina
bahkan sampai ke Maluku akhirnya konflik dengan Portugis.
64
b. Penghasil rempah-rempah terbesar, disamping faktor positif sebagai pengha-
sil rempah-rempah terbesar, terdapat pula faktor negatifnya yakni menjadi
tempat tujuan utama bagi para saudagar Eropa dan setelah tiba di Indonesia
lambat laun dimungkinkan bangsa Barat untuk menguasai pusat
perdagangan tersebut.
c. Belum adanya rasa persatuan antara kerajaan yang satu dengan kerajaan
yang lain, justru sebaliknya mudah terpancing konflik dan dimanfaatkan
oleh kaum penjajah.
65
yang telah diten-tukan oleh Portugis yang cenderung lebih murah, barang siapa
yang menentang diancam dengan kekerasan senjata.
66
melalui Tanjung Harapan. Dalam ekspedisi ini tidak terlalu berhasil karena hanya
satu kapal yang mampu mencapai Selat Malaka di bawah pimpinan James
Lancaster, sedangkan kapal G. Raymond tengelam dan satu kapal lagi kembali
sebelum sampai tujuan. Tetapi ia mengalami kesulitan dan akhirnya ditawan oleh
perompak Perancis.
Berita tentang berhasilnya Cornelis de Houtman sampai di Banten menggugah
pelaut-pelaut Inggris untuk mengadakan pelayaran kembali ke dunia timur,
sesam-painya di wilayah nusantara Inggris diperlakukan sebagai lawan oleh
Belanda pada-hal di Eropa Belanda adalah sekutu Inggris.
Sejak tahun 1610 hubungan antara Inggris dengan Belanda semakin
memburuk. Nampak kekuatan Belanda lebih unggul dibandingkan dengan
kekuatan Inggris. Usaha menyelesaikan perselisihan antara VOC dengan EIC
dengan perdamaian ter-nyata gagal.
Walaupun Inggris berusaha menjelaskan kepada Belanda bahwa kedatangan di
Maluku lebih dahulu dari pada Belanda sehingga lebih berhak untuk mendapatkan
sistem monopoli perdagangan ini setelah mengeluarkan biaya yang cukup besar
dalam persaingan melawan Portugis dan Spanyol
Sementara itu perhatian Inggris terbagi dua, Indonesia dan India. Di antara
pemimpin perdagangan Inggris yang paling membahayakan kedudukan Belanda
di nusantara adalah John Jourdain. Dialah yang palin banyak terlibat permusuhan
dengan JP. Coen Gubernur Jendral VOC. Dengan tegas John Jourdain menandas-
kan bahwa perdagangan di Maluku bebas untuk siapa pun. Perselisihan antara
Belanda dengan Inggris tak dapat dielakkan, dalam perselisihan ini dimenangkan
oleh Inggris, namun setahun kemudian (1616) kapal-kapal Inggris dihadang oleh
lebih unggul dibandingkan Belanda, karena kekuatan Belanda lebih lengkap maka
perselisihan ini dimenangkan oleh Belanda.
Ketika JP. Coen menjadi Gubernur Jendral ia berjanji akan mengusir semua
kekuasaan Portugis, Spanyol, dan Inggris dari Maluku.. Rupanya Inggris tidak
mempersiapkan peperangan untuk kepentingan EIC di kepulauan nusantara, se-
hingga pada akhirnya harus menarik diri dari wilayah nusantara dan memusatkan
perhatiannya di India.
67
pedagang Belanda sampai di Maluku. Karena kehadiran mereka di sana tidak
dikordinasi oleh pemerintah Belanda sehingga di antara mereka persaingan tidak
sehat. Untuk mengatasi persaingan ini maka dibentuklah kongsi dagang Belanda
pada tanggal 20 Maret 1602 dan diberi nama Vereenigde Oost Indische
Compagnie (VOC).
Tujuan dibentuk VOC ini adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan
jalan melawan persaingan baik dari dalam maupun dari luar negeri (Portugis,
Spanyol dan Inggris). VOC mendapat hak Oktroi dari parlemen Belanda sehingga
VOC memegang hak monopoli perdagangan antara Tanjung Harapan dengan
Selat Magelhaen. Hak monopoli ini merupakan hak kedaulatan yang dimiliki
VOC sehingga memiliki:
a. Hak membuat perjanjian dengan raja-raja di kawaan tersebut.
b. Hak untuk menyatakan perang dan mengadakan perdamaian,
c. Hakmmbuat senjata dan mendirikan perentengan,
d. Hak mencetak uang,
e. Hak mengangkat menghentikan para pegawainya,
f. Hak mengadili perkara,
g. Hak Oktroi ini berlaku untuk jangka 21 tahun.
Perkembangan VOC selanjutnya identik dengan imerialisme barat laonnya,
mereka memaksakan monopoli perdagangan sehingga menyulut perlawanan di
mana-mana. Lebih-lebih ketika JP Coen diangkat menjadi Gubernur Jendral yang
semula di Ambon dipindahkan ke Jayakarta pada tanggal 31 Mei 1619.
Setelah VOC bubar bentuk kekuasaan Belanda mengalami perubahan akibat
dari pandangan progresif yang menyatakan pemerintahan harus dipisahkan de-
ngan perdagangan, pegawai bukanlah pedagang, namun pada dasarnya perubahan
sistem ini pun tetap menekan dan membelenggu kebebasan rakyat Indonesia
seperti contoh pelaksanaan Cultuurstelsel atau tanam paksa dan landrente (pada
saat Rafles berkuasa di Indonesia tahun 1811-1816).
68
Sasaran ekspansi pertama adalah semenanjung Korea gugusan kepulauan
Riukiu dan Formosa dapat diperoleh setelah mengalahkan Cina1895. Perang
Dunia I (1914-1918), memberikan kesempatan baru pada Jepang untuk memper-
luas daerah pasaran produksi industrinya menggantikan peranan negara-negara
barat. Dalam perdamaian Versailes 1919 Jepang memperoleh seluruh bekas dae-
rah koloni Jerman di Pasifik.
Setelah perang dunia I adalah tahap permulaan masa generasi baru di Jepang.
Tokoh-tokoh gerakan restorasi Meiji telah tiada. Tenno Meiji sendiri telah wafat
tahun 1912. Genaerasi baru ini mempengaruhi kebijaksanaan politik Jepang. Salah
satu tokoh dan arsitek ekspansi dan imperialism modern Jepang adalah Baron
Tanaka yang mengajukan dokumen rahasia (Tanaka memorial) kepada kaisar
yang berisikan suatu doktrin bahwa Jepang memikul suatu tugas suci untuk me-
mimpin bangsa-bangsa di Asia Timur. Dan akan disusun suatu lingkungan perse-
makmuran bersam di Asia Timur Raya di bawah pimpinan Jepang.
Doktrin ini disebut pula ideologi Hakko Ichiu yang menjadi pedoman pe-
laksanaan politik imperalisme di wilyah Asia dan Pasifik. Untuk menghadapi ba-
haya ekspansi Jepang yang juga disebut bahaya kuning maka negara-negara barat
membentuk front ABCD dengan anggota Amerika, Inggris, Cina dan Belanda).
Sedang pihak Jepang melancarkan ofensifnya dengan doktrin Hakko Ichiu dan
propaganda Pan Asia atau persemakmuran bersama Asia Timur Raya, untuk
menghapus penjajahan dan penindasan imperialisme barat di Asia dan Pasifik.
Dengan program yang dilancarkan oleh Jepang untuk membentuk persemak-
muran bersama Asia Timur Raya mendapat sambutan positif dari rakyat Asia dan
Pasifik umumnya, khususnya Indonesia. Sehingga kedatngan Jepang di Indonesia
tidak mendapat perlawanan bahkan disambut dengan senang hati sebagai saudara
tua yang akan membebaskan rakyat Indonesia dari penindasan dan penjajahan
bangsa Barat.
Sebenarnya apa yang disebut kemakmuran bersama oleh Jepang tidak lain
adalah kemakmuran bagi Jepang sendiri. Pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia
yang semula mengharapkan datangnya kemerdekaan sebagai hdiah dari bala ten-
tara Jepang sipilnya mulai melakukan pemerasan atas segala kekayaan Indone-sia
untuk kepentingan peperangan atau untuk kepentingan Jepang khususnya.
Dalam pada itu penderitaan yang dialami melalui tanam paksa, kerja paksa atau
pun pajak tanah pada masa kekuasaan colonial Belanda, pada masa pemerintahan
Jepang kenyataannya masih tetap berlanjut. Rakyat diwajibkan menanam tanaman
yang dibutuhkan oleh angkatan perang Jepang, sedangkan hasil bumi yang dise-
rahkan rakyat kepada Jepang dibayar dengan harga yang ditentukan pemerintah.
Pajak tanah pun seperti halnya berlaku pada zaman Rafles tetap harus dibayar
rakyat, rakyat dikerahkan untuk membuat pertahanan untuk bagi kepentingan bala
tentara Jepang disamping harus membantu segala sesuatu untuk segala sesuatu
untuk kepentingan umum tanpa mendapat imbalan jasa sesuatu apapun.
69
berbagai bidang kehidupan, khususnya penderitaan akibat penjajahan Jepang ham-
pirtiga setengah abad. Menghasilkan hal-hal antara lain:
1, Bidang Ekonomi
Penjajahan mengakibatkan memporak-porandakan tatanan ekonomi bangsa
Indonesia yang semula tersusun rapi berdasarkan kesepakatan antara penguasa
dengan rakyatnya. Di mana rakyat dengan patuh tanpa ada unsur paksaan malak-
sanakan kegiatan ekonomi dan pihak penguasa pun sangat menaruh perhatian
besar maju mundurnya kegiatan perekonomiannya baik yang dilaksanakan di
daerah pedalaman mau pun di daerah pesisir. Pernyataan ini diungkapkan dengan
asumsi bahwa sebelum kedatangan bangsa barat, bangsa Indonesia hidup dalam
suasana kekeluargan di bawah kepemimpinan seorang raja, pemangku adat dan
lain-lain.
Akibat yang paling nyata adalah setelah diberlakukannya pelaksanaan tanam
paksa bagi bangsa Indonesia menimbulkan kemiskinan, kesengsaraan dan kela-
paran yang menimpa rakyat petani. Hal disebabkan oleh beban pajak, panen yang
gagal, kerja rodi yang jalan terus. Kesengsaraan ini menyebabkan banyak pendu-
duk mengungsi ke tempat lain, mati kelaparan atau terkena wabah penyakit.
Demikian pula bagi petani yang meninggalkan tanahnya mendapat sanksi dari
pemerintah colonial berupa perampasan tanah milik yang semakin menyengsara-
kan petani
70
Inilah sebabnya rakyat petani banyak yang menjadi pengikut perkumpulan kea-
gamaan, mereka mendambakan datangnya Ratu Adil yang akan membebaskan
mereka dari segala bentuk penindasan dan ketidak adilan. Misalnya gerakan
Samin di daerah Rembang yang pada intinya menolak untuk membayar pajak.
Di samping hal di atas terjadi pula diskriminasi rasial di mana masyarakat
Indonesia dibagi menjadi tiga golongan berdasarkan keturunan dan asal usul yang
mengakibatkan terjadinya tiga jenis peraturan hukm yang berbeda dalam satu
negara.
71
b. Perjuangan Nasional Rakyat Philipina 1898
Pada tahun 1898 terjadi pemberontakan terhadap kekuasaan colonial
Spanyol yaitu pemberontakan Katipunan yang dipimpin oleh Joze Risal,
namun pemberontakan ini akhirnya dapat dipadamkan dan pimpinan mereka
dijatuhi hukuman mati. Pimpinan lainnya seperti Ermilio Aquinaldo bwehasil
mendirikan Liga Pembebsan Philipinadan pada tanggal 12 Juni 1898 mempro-
klamasikan kemerdekaan Republik Philipina. Tetapi proklamasi kemerdekaan
ini dihapuskan oleh Amerika Serikat yang setelah Spanyol menderita keka-
lahan maka Amerika Serikat berganti menguasai Philipina (1898-1946).
Kemudian Amerika Serikat berhasil mendekati golongan nasionalis dan
pada tahun 1907 dicapai kesepakatan perdamaian dan Amerika menjanjikan
memberikan kemerdekaan di kemudian hari. Janji ini baru dilaksanakan pada
tanggal 4 Juli 1946, setelah Amerika menguasai Philipina hampir 50 tahun.
72
Pada tahun 1919 meletus revolusi Turki Muda yang dimulai dari kota
Angkara dan pada tahun 1923 kerajaan Turki Usmani yang ortodok dihapuskan
dan diganti dengan Republik Turki yang moderen. Pemeintah Mustafa Kemal
menjalankan politik Westernisasi (politik yang mengarah ke faham Barat). Ia
ingin membaharui masyarakat Turki dengan cara-cara berpikir ala Barat.
Usaha-usaha yang dilakukan adalah:
1. Membentuk UUD negara sesuai dengan konstitusi negara Barat.
2. Mengadakan pemisahan antara agama dengan urusan negara (politik secula-
risasi).
3. Huruf Arab diganti denan huruf Latin
4. Dalam bidang ekonomi dijalankan politik etatisme, segala kegiatan ekonomi
diatur dan diselenggarakan oleh negara.
5. Pembanguna di arahkan pada pembangunan industri dasar dan prasarana
perhubungan (sarana jalan kereta api dan sebagainya)
73
f. Kebangkitan Nasional di Mesir
Pengaruh kekuasaan Inggris di Mesir semakin kuat sejak tahun 1875. Pada
waktu itu raja muda Ismail menjual sebagian besar saham Mesir atas terusan
Suez, yang dibeli oleh psrdana Mentri Inggris bernama Disraeli. Guna menja-
min kepentingannya di Terusan Suez ini, maka Inggris menempatkan pasukan
militernya.
Pada tahun 1881 timbul pemberontakan rayat Mesir yang dipimpin oleh
Arabi Pasya. Pemberontakan ini sangat membahayakan kedudukan dan dan
pengaruh Inggris dan Perancis. Inggris lalu menembaki benteng-benteng Mesir
di Iskandariah, Port Said dan sebagainya, sehingga Arabi Pasya terpaksa me-
nyerah. Sekali pun demikian cita-cita perjuangan Arabi Pasya tetap merupakan
inspirasidan sumber semangat nasionalisme bangsa Mesir. Hal ini terbukti
dengan berkembangnyagerakan pembahauruan Islam yang lazim disebut gera-
kan Salafiah, tang dipelopori oleh para alim ulamaMesir seperti Jamaluddin
Al Afgani, Syeh Muhammad Abduh dan sebagainya.
Peristiwa yang terjadi di negara tesebut di atas turut pula mengilhami para
pemuda Indonesiamenyadari dan menginsyafiakan nasib bangsa tanah airnya,
menyadari akan penderitaan dan kemelaratan rakyatnya serta berusaha untuk
melepaskannya dari lembah kemiskinan dari penindasan dan menyadarkan pula
untuk bangkit secara nasional dalam memperjuangkan harga diri dan lersamaan
hak dan martabat dengan bangsa Barat. Sejak saat ini bangsa Indonesia menga-
tur pergerakannya secara modern untuk mewujudkan kesadarannya. Budi
Utomo-lah yang menjadi pelopornya, dan perhimpunan ini terasa berjasa betul
dalam meletakkan batu pertama pergaulan hidup politik yang modern.
Kehadiran Budi Utomo 20 Mei 1908 adalah cara baru dalam perjuangan
bangsa Indonesia, yaitu cara berjuab dengan kekuatan rasa persatuan dalam
organisasi pergerakan politik. Kelahiran organisasi pergerakan pertama ini
ternyata mampu mengobarkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa terbuk-
ti lahirnya partai-partai politik dan perhimpunan-perhimpunan pemuda yang
menuntut tercapainya Indonesia merdeka.
74
Kebangkitan Nasiunal. Periode kedua dimulai dari tahun 1908 yakni dari
masa Kebangkitan Nasional sampai proklamasi kemetdekaan 1945.
Pembagian perjuangan itu didasari atas pada sifat-sifat atau ciri-ciri
perjuangan antara kedua periode itu sangat berbeda satu dengan yang lain.
75
Tidore, dan Halmahera bersatu melawan Portugis pada tahun 1570-1575. Pada
tanggal 28 Desember 1577 rakyat Ternate berhasil mengusir Portugis dari
Ternate.
76
d. Perjuangan sebelum tahun 1908 dilakukan dengan menggunakan kekerasan
senjata.
e. Para pejuan diadu dombaoleh pihak penjajah.
Beberapa kelemahan ini menjadi pelajaran yang berarti bagi bangsa Indone-
sia dalam dalam menentukan strategi perjuangan pada masa berikutnya.
Bangsa Indonesia sadar bahwa kekuatan penjajah yang terorganisasi yang baik
tidak dapat dengan mudah ditaklukkan oleh perjuangan yang bersifat local dan
tidak terorganisir dengan baik. Oleh karena itu perlu dicari strategi perjuangan
yang baruyang lebih terorganisir dan lebih modern.
1. Budi Utomo
Kelahiran Budi Utomo tidak bisa lepas dari peran dr. Mas Ngabehi
Wahidin Sudirohusodo. Dr. Wahidin sebelumnya memulai kampanye hendak
meningkatkan martabat rakyat, antara lain dengan cara membentuk dana
pelajar. Kampanye dr Wahidin ini sangat menarik Sutomo, pelajar STOVIA
(sekolah kedokteran). Cita-cita untuk meningkatkan kedudukan dan martabat
rakyat itu sebenarnya pada para pelajar STOVIA, karena itu kampanye dr.
Wahidin mendorong dan memberi semangat bagi cita-cita tersebut. Akhirnya
tanggal 20 Mei 1908 para pelajar STOVIA di Jakarta mendirikanorganisasi
yang diberi nama Budi Utomo dan yang diangkat sebagai ketua adalah dr.
Sutomo. Budi Utomo pada mulanya merupakan organisasi pelajar, yang jang-
kauannya terbatas pada penduduk Jawa, Madura, dan kemudian meluas ke
77
penduduk Hindia Belanda seluruhnya. Kemudian Budi Utomo dapat diterima di
kalangan cendekiawan dan priyayi Jawa, sehingga ia bukan organisasi pelajar
lagi.
Karena Budi Utomo tidak pernah mendapat dukungan massa, kedudukannya
secara politik kurang begitu penting. Namun satu hal yang penting dari Budi
Utomo bahwa di dalam tubuhnya telah ada benih semangat nasional yang yang
pertama karena itu ia dapat dipandang induk Pergerakan Nasional, yang kemu-
dian muncul di dalam tubuh Sarekat Islam dan Indische Partij (Pusponegoro
1993: 183).
2. Sarekat Islam
Sarekat Islam semula bernama Sarekat Dagang Islam yang didirikan tahun
1911 di Solo oleh H. Samanhudi. Latar belakang ekonomis organisasi ini me-
ngadakan perlawanan terhadap pedagang Cina dan juga menentang semua
penghinaann terhadap pedagang Bumiputra. Sarekat Islam untuk menentang
program kristenisasi dan melakukan perlawanan terhadap kecurangan para
pejabat Eropa dan Bumiputra. Inti utama perlawanan Sarekat Islam juga dituju-
kan pada setiap bentuk penindasan dan kesombongan rasial.
Gerakan Sarekat Islam berhasil menembus sampai lapisan bawah masyara-
kat. Gerakannya secara berani memperjuangkan kebenaran dan keadilan terha-
dap penindasan penjajah kepada pihak Indonesia. Sarekat Islam lebih revolu-
sioner dalam melakukan gerakannya dibandingkan Budi Utomo, sehingga
Sarekat Islam merupakan organisasi massa yang pertama di Indonesia yang
antara tahun 1917-1920 sangatterasa pengaruhnya di dalam politik Indonesia.
Tokoh-tokoh penggerak Sarekat Islam yang terkenal adalah H. Oemar Said
Tjokroaminoto, H. Agussalim, dan Suryopranoto.
3, Indische Partij
Indische Partij didirikan tanggal 26 Deseber 1912. Pendirinya adalah
Douwes Dekker (seorang Indo) yang kemudian terkenal dengan nama
Danudirja Setyabudhi. Tokoh terkenal Indische Partij lainnya adalah dr.
Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat,
Organisasi ini seratus persen bercorak politik dengan gagasannya revolusio-
ner nasional. Gerakannya yang bersifat revolusioner yang menuju Indonesia
merdeka ini banyak menarik massa.
Indische Partij berpijak pada azas nasionalisme yang mencita-citakan Indo-
nesia merdeka. Oleh karena dasar perjuangan yang tegas, Indische Partij dapat
dikatakan sebagai partai politik yang pertama di Indonesia. Gerakan Indische
Partij yang bersifat radikal mendorong pemerintah Hindia Belanda untuk
bersifat tegas terhadapnya. Gubernur Jendral Belanda menolak member izin
badan hukm bagi Indische Partij karena organisasi ini berdasarkan politik dan
mengancam hendak merusak keamanan umum. Indische Partij dianggap seba-
gai organisasi terlarang.
Karena tokoh-tokoh Indische Partij dianggap berbahaya oleh Belanda maka
mereka kemudian mendapat hukuman buangan. Pada bulan Agustus 1913
78
Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, Suwardi Suryaningrat dibuang ke
negri Belanda. Kepergian ketiga tokoh ini menyebabkan kegiatan Indische
Partij menurun.
4. Gerakan Pemuda
Geraka pemuda sebenarnya sudamulai sejak 20 Mei 1908 dengan mendiri-
kan Budi Utomo, namun kemudian organisasi ini lebih didominasi oleh golo-
ngan tua, sehingga pemudanya tidak merasa puas dan keluar. Geraka pemuda
yang sesungguhnya adalah Tri Koro Darmo berarti tiga tujuan mulia yang
didirikan di Jakarta tanggal 7 Maret 1915 oleh dr. R. Satiman Wiryosandjoyo,
Kadarman dan Sunardi. Tri koro Darmo berarti tiga tujuan mulia: sakti, budhi,
bakti. Tujuan perkumpulan ini adalah mencapi Jawa Raya dengan memperko-
koh rasa persatuan antara pemuda Jwa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok.
Apdapun azaz perkumpulan ini adalah:
a. Menjmbulkan pertalian murid=murid Bumiputra pada sekolah menengah,
dan kursus-kursus perguruan kejuruan dan sekolah rakyat.
b. Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya.
c. Membangkitkan dan mempertajam prrasaan buat semua bahasa dan budaya
Indonesia.
Pada kongres di Solo ditetapkan bahwa bahwa mulai 12 Juni 1918 Tri Koro
Darmo berganti nama menjadi Jong Java. Dalam anggaran dasarnya tahun
1920 ditetapkan bahwa Jong Java bertujuan mendidik para anggotanya agar
kelak memberikan tenaganya untuk pembangunan Jawa Raya dengan cara
mempererat persatuan, menambah pengetahuan anggota serta dan berusaha
menumbuhkan cinta akan budaya sendiri. Gerakan pemuda Indonesia tidak
hanya ada di dalam negeri tetapi juga di luar negri seperti Eropa dan negara-
negara Arab.
Organisasi pemuda di luar negri yang terkenal adalah Perhimpunan Indone-
sia yang berpusat di Belanda. Perhimpunan Indonesia ini mempunyai peranan
dalam menyampaikan informasi tentang perjuangan rakyat bangsa Indonesia.
Perhimpunan pemuda ini gerakannya ke arah politik.ketika dipimpin oleh
Muhammad Hatta dan A. Subardjo.
79
Kaum Betawi, Sumatranenbond, Indonesiache Studieclub, dan Algeemene
Studieclub. Rapat ini sepakat mendirikan suatu federasi yaitu Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPKI).
Dalam kongres pertama PNI di Surabaya Ir. Sukarno terpilih sebagai Ketua
Pengurus Besar PNI. Cita-cita PNI untuk menggalang persatauan bukan
hanyatidak hanya mempengaruhi pikiran organisasi-organisasi politik lainnya,
melainkan juga berpengaruh positif pada organisasi pemuda yang kemudian
mengadakan Sumpah Pemuda dan organisasi wanita yang kemudian memben-
tuk Perserikatan Perempuan Indonesia. Sikap PNI yang tegas dan nonko-
operatif serta memperjuangkan persatuan dan kemerdekaan dengan cepat dapat
menarik massa. Pengaruh Ir. Sukarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin
Indonesia telah meluas dan meresap di seluruh Indonesia dan di seluruh lapisan
masyarakat.
Kemajuan besar PNI dalam membawa rakyat untuk memperjuangkan ke-
merdekaan membuat pemerintah colonial Belanda merasa cemas menghadapi
PNI. Akhirnya pemerintah kolonial Belanda bertindak keras dan menangkap
para tokoh dan anggota PNI tanggal 29 Desember 1929. Empat tokoh PNI
yaitu Ir. Sukarno, Gatot Mangkoepradja, Markoen Soemardiredja, dan
Supriadinatadijatuhi hukuman penjara oleh pengadilan colonial pada tanggal
22 Desember 1930.
80
Faktor yang mendorong mau bekerja sama dengan Jepang antara lain karena
Jepang yang kuat diharapkan dapat membantu Indonesia yang lemah, factor
lain yang menyebabkan rasa simpati rakyat Indonesia kepada Jepang adalah
sikap keras kepala pemerintah Hindia Belanda menjelang akhir kekuasaannya
yang tidak memberikan harapan kemerdekaan kepada para pejuang pergerakan
nasional.
Keinginan Indonesia untuk merdeka memang memunncak pada tahun 1945
itu, terutama disebabkan oleh dorongan kaum muda yang tidak sabar ingin
agar Indonesia segera merdeka. Baik golongan tua maupun golongan muda
sama-sama berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia harus segera diprokla-
mirkan, namun caranya yang berbeda. Golongan tua umumnya menginginkan
proklamasi kemerdekaan itu tanpa pertumpahan darah dan tetap bekerja sama
dengan Jepang. Oleh karena itu golngan tua sangat mengharapkan peran PPKI.
Sementara itu golongan muda menginginkan kemerdekaan itu tidak ada
pengaruh sama sekali dari Jepang.
Ketika Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta kembali ke Jakarta dari Dalat
tanggal 14 Agustus 1945 dan setelah mendengar berita penyerahan Jepang
kepada Sekutu, mereka segera didesak oleh para pemuda untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sukarno dan Moh. Hatta meng-
inginkan masalah proklamasikemerdekaan itu dibicarakan dulu dalam rapat
dengan anggota PPKI.. Sementara itu para pemuda merasa keberatan prokla-
masi kemerdekaan itu melibatkan PPKI, karena para pemuda menganggap
bahwa PPKI itu adalah bentujan Jepang, sehingga nanti kemerdekaan Indone-
sia seolah-olah hadiah dari Jepang. Para pemuda memaksa Ir. Sukarno untuk
memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus 1945, namun
ditolak oleh Ir. Sukarno. Baru pada keesokan harinya tanggal 17 Agustus 1945
pukul 10.00 bertempat di jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta, teks
proklamasi kemerdekaan itu dibacakan oleh Sukarno disaksikan oleh para
tokoh pejuang kemerdekaan. Dengan dibacakannya teks proklamasi kemerde-
kaan itu, maka berarti bangsa Indonesia telah menyatakan diri sebagai bangsa
yang merdeka dan berdaulat dan lepas dari belenggu pemjajahan. Berkat
rahmat Allah yang Maha Kuasa dan hasil perjuangan bangsa Indonesia selama
berbad-abad yang harus ditebus dengan pengorbanan kemerdekaan yang
didambakannya bangsa Indonesia memang bangsa yang mencintai perdamaian,
namun lebih mencintai kemerdekaan.
81
BAB VIII
PEREKONOMIAN INDONESIA
82