Anda di halaman 1dari 13

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN:

TEORI VYGOTSKY

Dosen Pengampu: Dra. Natris Idriyani, M.Si.

Disusun oleh:

Qory Mutia Nursaid 11180700000015

Azkia Dhea Kamila 11180700000025


Muhammad Firdaus Nur R. 11180700000101
Ana Nabila Firdaus 11180700000181
Salma Avia Fahrina 11180700000184
Kelas: 2B

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam
cipataanNya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw
yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempunya
dengan bahasa yang sangat indah
Dengan taufiq dan hidayah Allah SWT. Kami bersyukur, telah menyelesaikan makalah
yang berjudul “Teori Vygotksy”
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Natris Idriyani, M.Si. selaku dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan I

2. Rekan-rekan kelompok yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.


Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami agar lebih
baik dari masa yang akan datang. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Jakarta, 26 Maret 2019

Penyusun
i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………………... . 2
1.3. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………. . 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. BIOGRAFI VYGOTSKY ........................................................................................ 3
2.2. TEORI VYGOTSKY: PERKEMBANGAN KOGNITIF……………………….. 4
2.2.1. Zona Perkembangan Proksimal……………………………………………….. 4
2.2.2. Scaffolding……………………………………………………………………. 6
2.2.3. Bahasa dan Pikiran……………………………………..………………….... 6
2.2.4. Strategi Pembelajaran………………………………………………………… 7
2.2.5. Evaluasi terhadap Teori Vygotsky………………………………………….. 9
2.2.6. Keuntungan dari Teori Belajar Vygotsky…………………………………… 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………11
ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Psikologi perkembangan merupakan salah satu disiplin dari sekian banyak disiplin yang
ada dalam psikologi. Psikologi perkembangan memiliki teori-teori dari berbagai tokoh yang
masih digunakan sampai sekarang dan menjadi acuan untuk memahami perubahan tingkah
laku manusia sesuai dengan perubahan waktu dan zaman. Pada dasarnya, sejumlah ahli
sepakat mengambil kesimpulan bahwa psikologi perkembangan adalah sebuah studi yang
mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia, sepanjang rentang hidupnya
dari mulai masa dalam kandungan hingga menjelang kematian.
Dalam psikologi perkembangan terdapat berbagai teori dari para tokoh terkemuka dan
salah satunya adalah teori kognitif. Teori kognitif yang dibahas adalah mengenai teori
belajar. Teori belajar kognitif terdapat dua tokoh, yaitu Piaget dan Vygotsky yang masing-
masing dari kedua tokoh tersebut memiliki pandangan yang berbeda. Dalam makalah ini,
kami menitikberatkan sesuai dengan judul makalah, “Teori Vygotsky”. Kami membahas
lebih jauh sang tokoh konstruktivis yaitu Vygotsky.
Sumbangan penting dari Vygotsky adalah mengenai penekanan pada hakikat
pembelajaran sosio-kultural. Teori ini menekankan pada interaksi antara aspek internal
dengan aspek eksternal dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial.
Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif berasal dari interaksi sosial masing-masing
individu dalam konsep budaya. Penulis berusaha membahas poin-poin yang ada dalam teori
Vygotsky, diawali dengan biografi kehidupan beliau serta prestasi-prestasi apa yang telah
diperoleh secara singkat. Selanjutnya, mengenai teori perkembangan kognitif sosial-kultural
beserta subbab yang ada.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori perkembangan kognitif menurut sudut pandang
Vygotsky?
2. Apa saja langkah atau strategi pembelajaran menurut Vygotsky?
3. Apa yang dimaksud dengan scaffolding?
4. Apa pandangan Vygotsky mengenai bahasa dan pikiran dalam strategi
pembelajaran?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui teori perkembangan kognitif menurut sudut pandang Vygotsky
2. Mengetahui langkah atau strategi pembelajaran menurut Vygotsky
3. Mengetahui definisi scaffolding
4. Mengetahui pandangan Vygotsky mengenai bahasa dan pikiran dalam strategi
pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. BIOGRAFI VYGOTSKY


Lev Semyonocovich Vygotsky atau yang biasa dikenal dengan Vygotsky. Beliau lahir
pada tahun 1896. Ia lahir di tengah-tengah keluarga berkebangsaan Rusia dan merupakan
keluarga Yahudi yang terpelajar.Vygotsky merupakan seorang psikolog yang berkebangsaan
Rusia dan hidup sezaman dengan Piaget. Pada usia 15 tahun, Vygotsky dikenal dengan
sebutan “Profesor cilik” karena dia selalu mengarahkan percakapan pada topik diskusi,
perbantahan, dan perdebatan.
Vygotsky tumbuh besar di Gomel, sebuah kota pelabuhan di Rusia sebelah barat.
Ayahnya adalah seorang eksekutif bank, dan ibunya seorang guru. Walaupun kehidupan
orang tuanya habis hanya untuk membesarkan kedelapan anaknya, keluarga ini menyukai
percakapan yang menarik. Oleh karena itu, Vygotsky ketika dewasa pintar dalam hal
berdebat.
Pada 6 Januari 1924, Vygotsky melakukan perjalanan ke Leiningrad untuk memberikan
kuliah terbuka tentang psikologi kesadaran. Kejernihan dan kecermelangannya dalam
membawakan kuliah, seorang pemuda tak dikenal dari pelosok menggugah kesadaran para
psikolog muda pendengarnya. Salah satu psikolog mudaini, A.R. Luria (1902-1977),
menawarinya sebuah posisi dosen di Institut Psikologi Moskow yang segera diterimanya.
Selama tahun pertama bekerja di Institut inilah, Vygotsky menyelesaikan disertasinya dan
menerima gelar doktoralnya. Pada tanggal 11 Juni 1934, ia telah menjadi ahli psikologi
perkembangan di Soviet yang memfokuskan pada psikologi cultural historis.
Vygotsky adalah teorisi utama yang sangat menghargai daya-daya developmentalis dan
environmentalis di wilayah teori perkembangan kognitif (area kekuasaan Piaget). Vygotsky
berkeyakinan bahwa perkembangan tergantung pada factor biologis yang menentukan
fungsi-fungsi elementer memori, atensi, persepsi, dan stimulus respon.
Sejalan dengan teori konvergensi yang dipelopori oleh William Stern, ia berpendapat
bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun
pembawaan buruk. Proses pembawaan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor
lingkungan sama sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang dibawa pada
waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai
untuk perkembangan anak itu.
Vygotsky mengemukakan pengetahuan dan perkembangan kogtnitif individu berasal dari
sumber-sumber social diluar dirinya. Hal ini tidak berarti bahwa individu bersikap positif
dalam perkembangan kognitifnya. Tetapi Vygotsky juga menekankan pada peran aktif
seseorang dalam mengkonstruksi pengetahun. Maka, teori Vygotsky sebenarnya lebih tepat
disebut dengan konstrukvisme maksudnya perkembangan kognitif seseorang disamping
ditentukan oleh individu secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan sosial yang aktif pula.
2.2 TEORI VYGOTSKY: PERKEMBANGAN KOGNITIF
Seperti Piaget, Vygotsky menekankan bahwa anak-anak secara aktif menyusun
pengetahuan mereka. Akan tetapi, menurut Vygotsky fungsi-fungsi mental memiliki koneksi-
koneksi sosial. Vygotsky berpendapat bahwa anak-anak mengembangkan konsep-konsep
lebih sistematis, logis, dan rasional sebagai akibat dari percakapn dengan seorang penolong
yang ahli. Jadi, dalam teori Vygotsky orang lain dan bahasa memegang peran penting dalam
perkembangan kognitif anak (Berninger dkk, 2004: Chamilleri, 2005: Fidalgo dan Pereira,
2005:Stansenko dan Arivipch, 2004).
2.2.1. Zona Perkembangan Proksimal
Keyakinan Vygotsky akan pentingnya pengaruh sosial (khususnya pengajaran)
pada perkembangan kognitif anak direfleksikan dalam konsepnya mengenai zona
perkembangan proksimal. Zona perkembangan proksimal adalah istilah Vygotsky untuk
rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat dipelajari
dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Oleh karena
itu, batas bawah dari zona perkembangan proksimal adalah tingkat keahlian yang
dimiliki anak yang bekerja secara mandiri.
Vygotsky telah menggarisbawahi bagaimana pentingnya pembelajaran kooperatif
melalui pernyatannya tentang zona perkembangan proksimal tersebut. Itulah sebabnya
mengapa dalam pembelajaran kooperatif disarankan untuk menggunakan pembagian
kelompok kepada siswa-siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda sehingga mereka
bisa menjadi tutor sebaya (peer tutoring) dalam kelompok tersebut. Ia mengatakan
bahwa ketika anak sedang bekerja sama dengan kelompoknya untuk memecahkan suatu
masalah, maka anak tersebut akan dapat belajar dengan baik.
Konsep zona perkembangan proksimal ini banyak digunakan untuk mempelajari
perkembangan mental anak-anak karena berkaitan dengan pendidikan. Konsep ini
dipandang sebagai “titik pendukung” untuk anak-anak melakukan suatu tindakan.
Perkembangan proksimal dibagi menjadi tiga tahap ;
1. More Dependence to Others Stage, yakni tahapan dimana kinerja anak mendapatkan
banyak bantuan dari pihak lain, seperti teman sebayanya, orangtua, guru,
masyarakat, dan lain-lain. Dari sinilah muncul model pembelajaran kooperatif atau
koleboratif dalam mengembangkan kondisi anak secara konstruktif.
2. Less Dependence External Assistence Stage, dimana kinerja anak sudah tidak lagi
terlalu banyak mengharapkan bantuan dari pihak lain, tetapi lebih kepada self
assistence (lebih banyak dikerjakan oleh dirinya).
3. Internalization and Automatization Stage, dimana kinerja anak sudah lebih
terinternalisasi secara otomatis. Kesadaran akan pentingnya pengembangan diri
dapat muncul dengan sendirinya tanpa paksaan dan arahan yang lebih besar dari
pihak lain. Walaupun demikian, pada tahap ini anak belum mencapai kematangan
yang sesungguhnya dan masih mencari identitas diri dalam upaya mencapai
kapasitas diri yang matang.
4. De Automatization Stage, dimana kinerja anak sudah mampu mengeluarkan perasaan
dari kalbu, jiwa, dan emosinya yang dilakukan secara berulang-ulang. Pada tahap
ini, anak sudah mampu mengeluarkan kinerja sesungguhnya tanpa bantuan dari
orang lain.
2.2.2 Scaffolding
Konsep yang terkait erat dengan konsep zona perkembangan proksimal adalah
konsep scaffolding. Scafolding ialah perubahan tingkat dukungan. Setelah melewati
beberapa kursus dalam sesi pengjaran, orang yang lebih ahli (guru atau teman sebaya
yang lebih mahir) menyesuaikan jumlah pendampingan untuk memantapkan
kemampuan anak saat itu. Ketika murid belajar tugas yang baru, orang yang lebih ahli
menggunakan instruksi lagsung. Setelah kompetensi murid meningkat, pendampingn
dikurangi.

Dialog adalah alat yang penting dalam zona perkembangan proksimal (Tappan,
1998). Vygotsky memandang anak-anak kaya berkonsep tetapi tidak sistematis, acak,
dan spontan. Dalam salah satu dialog, konsep-konsep tersebut dipertemukan dengan
bimbingan yang sistematis, logis, dan rasional. Contohnya, suatu dialog antara guru dan
anak (guru menerapkan scaffolding) akan menolong anak memahami suatu konsep
seperti “transportasi”.

2.2.3 Bahasa Dan Pikiran


Penggunaan dialog sebagai alat scaffolding hanyalah salah satu contoh peran penting
dalam perkembangan anak. Menurut Vygotsky, anak dapat menggunakan bahasa bukan
untuk berkomunikasi saja, tetapi juga untuk membantu mereka menyelesaikan masalah.
Vygotsky juga meyakini bahwa anak pada usia dini menggunakan bahasa untuk
merencanakan, membimbing, dan memantau perilaku mereka. Dalam teori Vygotsky,
penggunaan bahasa untuk kemandirian pribadi disebut private speech, sehingga si anak
menggunakan bahasanya untuk menunjukan kepahaman kepada diri sendiri terlebih
dahulu, sebelum ia bertanya kepada orang lain.
Vygotsky percaya bahwa anak yang menggunakan private speech akan lebih
kompeten secara sosial dibandingkan mereka yang tidak (Santiago-Delefosse dan
Delefosse, 2002). Ia berpendapat bahwa private speech menunjukan transisi awal untuk
menjadi komunikatif secara sosial. Bagi Vygotsky, ketika anak bicara pada diri sendiri,
mereka menggunakan bahasa untuk menata perilaku dan membimbing mereka.
Contohnya, ketika seorang anak sedang bermain puzzle mungkin bicara pada dirinya
sendiri, seperti “Bagaimana dan yang mana ya yang harus aku pasang terlenih dahulu?
Aku coba yang warna hijau dulu deh. Lalu, aku perlu yang warna biru. Oh tidak,
ternyata yang warna biru tidak cocok disini. Aku akan coba di bagian yang lain.”
Para peneliti juga menemukan bukti bahwa pandangan Vygotsky mengenai private
speech memainkan peran positif dalam perkembangan anak (Winsfer, Diaz, dan
Montera, 1997 ; Winsfer, Carlton, dan Barry, 2000). Para peneliti juga menemukan
bahwa anak-anak yang menggunakan private speech lebih sering jika tugas yang mereka
hadapi lebih rumit, rentan dengan kesalahan, dan ketika mereka tidak yakin bagaimana
harus memulai (Berk, 1994). Para peneliti juga menyatakan bahwa anak-anak yang
melakukan private speech lebih penuh perhatian dan kinerjanya lebih baik dibanding
anak-anak yang tidak melakukan private speech (Berk dan Suphl, 1995).
2.2.4 Strategi Pembelajaran
Teori Vygotsky telah diaplikasikan oleh banyak guru dan penerapannya sukses
dalam pendidikan (Bearison dan Dorval, 2002; Rowe dan Wertsch, 2004; Winsler dkk,
2002). Berikut ini beberapa langkah teori Vygotsky yang dapat diterapkan di kelas
sebagai berikut :
1. Nilailah Zona Perkembangan Proksimal anak. Vygotsky tidak percaya bahwa tes-tes
formal yang distandarisasikan adalah cara yang terbaik untuk menilai kemampuan
belajar anak. Vygotsky berpendapat bahwa penilaian sebaiknya difokuskan untuk
menentukan ZPD anak (Meijer dan Elshout, 2002). Pembimbing yang ahli anak
mengenalkan anak pada tugas-tugas yang bervariasi tingkat kesulitannya untuk
menentukan tingkat terbaik dalam memulai pelajaran.
2. Gunakan Zona Perkembangan Proksimal anak dalam mengajar. Pelajaran sebaikan
dimulai dari batas atas sehinnga anak dapat mencapai tujuan akhir dan bergerak ke
tingkat keahlian dan pengetahuan yang lebih tinggi. Cara yang dapat dilakukan adalah
dengan mengawasi, menghargai praktik yang dilakukan anak, dan menawarkan
bantuan kepada anak, serta memberikan dukungan semangat pula.
3. Manfaatkan teman sebaya yang terampil sebagai guru. Tidak hanya orang dewasa
yang mampu membantu anak belajar. Anak juga mendapatkan manfaat dari dukungan
dan bimbingan anak-anak lain yang terampil (John-Steiner dan Mahn, 2003).
4. Awasi dan doronglah anak untuk melakukan private speech. Sadarilah perubahan dari
berbicara pada diri sendiri secara eksternal gua menyelesaikan masalah selama tahun-
tahun prasekolah, hingga berbicara psibadi pada diri sendiri pada tahun-tahun sekolah
dasar. Pada tahun-tahun sekolah dasar, doronglah anak untuk menginternalisasikan
dan mengatur apa yang dibicarakan dengan diri mereka sendiri.
5. Terapkan instruksi pada konteks yang bermakna. Para pendidik saat ini menjauhi
presentasi materi abstrak dan member kesempatan pada murid untuk belajar dari
keadaan dunia nyata. Contohnya, murid menghafalkan rumus matematika dari soal-
soal cerita matematika yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
6. Ubahlah ruang kelas seperti teori Vygotsky. Zona Perkembangan Proksimal adalah
elemen pengajaran penting dalam program ini. Anak-anak akan membaca suatu cerita
dan menginterpretasikan maknanya. Banyak aktivitas-aktivitas pembelajaran
dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil. Semua anak menyediakan waktu
setidaknya 20 menit setiap pagi dalam suatu acara yang disebut “Center One”.
Dalam konteks ini, scaffolding berguna bagi anak untuk meningkatkan keahlian
literature mereka. Instruktur memberikan pertanyaan, merespons keraguan murid, dan
mendukung ide-ide yang dihasilkan para murid.
2.2.5 Evaluasi terhadap tTeori Vygotsky
Teori Vygotsky merupakan teori yang menerapkan pendekatan konstruktivis sosial
yang menekankan pada konteks sosial dalam pembelajaran dan konstruksi pengetahuan
melalui interaksi sosial (Mooney, 2006).
Bagi Vygotsky, poin akhir yang anak-anak dapatkan dari pembelajaran ini akan
berbeda-beda tergantung keahlian yang dianggap paling penting dalam budayanya
(Elkind, 2004). Ia juga mengatakan bahwa anak menyusun pengetahuan dari banyaknya
interaksi sosial yang mereka lakukan. Karena implikasi teori Vygotsky bagi pengajaran
adalah bahwa anak perlu banyak kesempatan belajar dengan guru dan teman sebaya
mereka yang lebih terampil.
2.2.6. Keuntungan dari Teori Belajar Vygotsky
Ada beberapa keuntungan dari teori belajar Vygotsky :
1. Anak diberikan kesempatan yang besar untuk meningkatkan zona perkembangan
proksimalnya melalui belajar dan berkembang
2. Mengingatkan pembelajaran dengan tingkat perkembangan potensial daripada
perkembangan actual
3. Perlunya strategi dalam mengembangkan kemampuan intermentalnya daripada
intramentalnya
4. Kesempatan seluas-luasnya pada anak dalam mengintegrasikan pengetahuan
deklaratif dengan pengetahuan procedural yang dilakukan untuk mengerjakan tugas
dan memecahkan masalah
5. Proses belajar bukan hanya bersifat transfersal, tetapi juga kontruksi dimana
pengetahuan dibangun antar sesama pihak yang terlibat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vygotsky merupakan seorang psikolog perkembangan Rusia yang hidup sejaman
dengan Piaget. Ia merupakan ahli psikologi perkembangan di Soviet dengan terfokus
pada psikologi curtural historis. Vygotsky berkeyakinan bahwa perkembangan
manusia tergantung pada faktor biologis. Vygotsky berpendapat bahwa proses
pembawaan anak dipengaruhi oleh faktor pembawaan itu sendiri dan faktor
lingkungan. Ia mengemukakan pendapat mengenai pengetahuan dan perkembangan
kognitif seorang imdividu yang berasal dari sumber-sumber sosial diluar diri
seseorang. Vygotsky menekankan peranan aktif seseorang. Vygotsky menekankan
peranan aktif seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuan. Hal ini disebut dengan
teori konstruktivisme.
Teori Vygotsky dalam makalah ini terfokus pada perkembangan kognitif. Teori
ini menekankan pentingnya peranan lingkungan kebudayaan dan interaksi sosial
dalam perkembangan sifat dan tipe manusia. Adanya interaksi sosial ini memacu
terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan kognitif (cognitive
apprenticeship). Teori perkembangan kognitif vygotsky memiliki beberapa konsep.
Konsep tersebut antara lain : Zona perkembangan proksimal, scaffolding, bahasa dan
fikiran, serta strategi pembelajaran. Menurut Vygotsky, poin akhir yang anak-anak
dapatkan dari konsep ini akan berbeda-beda tergantung keahlian yang dianggap
paling penting dalam budayanya (Elkind,2004). Keuntungan dari teori belajar
Vygotsky adalah memberikan kesempatan sebesar-besarnya untuk anak untuk dapat
mengembangkan zona perkembangan proksimalnya melalui belajar. Hal ini akan
membantu anak untuk mengeluarkan potensi yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA

Papalia, Diane. 2014. Menyelami Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika.


Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan (Edisi pertama). Jakarta: Prenada.
Crain, William. 2007. Teori Perkembangan dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Santrock, John. 2007. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai