MKDK4002
Tutor Pembimbing
KELOMPOK 6
1. AHMAD EFENDI (858832828)
2. AS’AD WICAKSONO (858839125)
3. AVIN ROHMATI (858840223)
4. BELLA MEI GITA LUCYANA (858833916)
5. DIAN ARTIKA VALENTINA (858841748)
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ MALANG POKJAR JOYOBOYO KEDIRI
2022
0 0
Kegiatan Belajar 1
Menurut Piaget, tahapan kognitif anak dimulai dari tahapan sederhana sampai tahapan
yang paling kompleks. Tahapan kognitif anak meliputi: Pekembangan bahasa ,
Perkembangan intelektual, dan penyerapan bahasa.
Teori kognitif Piaget terbagi melalui tiga proses dan fungsi yang saling berkaitan
digambarkan dalam skema berikut ini
Organisasi
Ekuilibrasi Adaptasi
Dalam mengaplikasikan teori kognitif piaget pada proses belajar siswa adalah dengan guru
melakukan need analisys terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan peserta didiknya .
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertabahnya usia, seorang peserta didik akan
mengerti apa yang deberikan oleh guru. Menurut Piaget (dalam Wadsworth, 1984)
0 0
disebutkan ada empat faktor yang memengaruhi perkembangan kognitif seseorang,
diantaranya : pengalaman, kematangan, tranmisi sosial, dan ekuilibrasi / keseimbangan
internal
Makin bertambah umurnya maka semakin kompleks susunan syarafnya dan semakin
meningkat kemampuannya.
Formal
Konkret 11 tahun -
dewasa
Pra- 7 – 1 tahun
operasional
Sensori
2-7 tahun
motorik
0-2 tahun
Implikasi teori piaget dalam pembelajaran adalah saat kita sebagai pendidik
memperkenalkan informasi yang melibatkan peserta didik daam menggunakan konsep –
konsep, memberikan waktu kepada peserta didik menemukan ide – ide dengan pola berfikir
formal (Trianto, 2011).
Dalam hal ini kita harus menyadari bahwa setiap peserta didik akan tumbuh
sesuai dengan perkembangan kognitifnya akan mendorong guru untuk memilih
materi dan metode ajar yang paling tepat
Berikut adalah aplikasi teori kognitif Piaget yang dapat diterapkan di proses
pembelajaran yang berasal dari beberapa akademis (Gillibrand, 2016)
0 0
berinisiatif dan aktif. Ketika peserta didik terlibat, proses pembelajaran akan terjadi
lebih efektif dan peserta didik melihat sesuatu berdasarkan dirinya sendiri.
0 0
6. Memberikan Asesmen yang Tepat Sasaran
Tujuan dari asesmen adalah untuk membantu guru menentukan apakah
peserta didik siap untuk menerima materi yang baru.
7. Meningkatkan Retensi Peserta Didik
Selain asesmen, pemberian latihan yang berulang juga akan membantu
meningkatkan perkembangan kognitif peserta didik
Vygotsky menambahkan dalam teori dari Piaget bahwa seorang anak tidak
dapat tumbuh berkembang hanya sendirian, tetapi harus juga mendapat
dukungan dari lingkungan sekitarnya, yaitu selain keluarga juga ada dari
lingkungan anak tersebut tumbuh berkembang. Bagi Vygotsky ini disebut
dengan Zona Perkembangan Proksimal.
Dan jarak antara kemampuan aktual dan kemampuan potensial ini lah yang
disebut Zona Prekembangan Proksimal. Dengan kata lain, ini merupakan
fungsi atau kemampuan awal anak yang belum maksimal atau menuju
0 0
maksimal. Kemampuan anak akan lebih terasa maksimal apabila dipicu
adanya interaksi dan kolaborasi dengan orang dewasa atau teman sebaya yang
lebih kompeten dalam bidangnya. Dengan Zona Perkembangan Proksimal ini
kemampuan kognitif anak akan terpicu dengan adanya interaksi sosial dari
lingkungan sekitar.
0 0
1. Guru harus memperhatikan perkembangan siswa. Dengan menggunakan
bahasa lintas kurikulum dan fase pendidikan, maka dapat mengembangkan
fungsi mental yang lebih tinggi.
2. Siswa harus didorong untuk bicara dengan keras dalam proses pemecahan
masalah. Hal ini berdampak pada kemampuan siswa dalam
mengembangkan kognitif mereka sesuai kecepatannya sendiri dengan
bantuan lingkungan sekitar
3. Guru menentukan jenis ketrampilan apa, dukungan apa, kapan dukungan
diberikan dan berapa banyak dukungan yang diberikan. Hal ini sesuai
dengan kurikulum 2013 dimana guru menjadi fasilitator pembelajaran.
4. Mengemas pembelajaran sesuai dengan perkembangan siswa. Di sini, guru
dituntut dapat menguraikan tugas dan menyesuaikan metode presentasi
5. Guru membuat tugas kolaboratif. Ini untuk mendorong pembelajaran yang
kooperatif dengan adanya interaksi antar siswa.
Guru dapat menggunakan kegiatan “saling belajar antar siswa” dengan Guru
menjadi fasilitatornya. Siswa akan saling berpartisipasi dan saling membantu-
dibantu, sehingga dapat membantu siswa dalam mengonstruksi pengetahuan.
Dalam kegiatan ini, peran guru adalah pertama membagi siswa dalam kelompok
yang sama dan adil, kemudian guru menjelaskan tentang aturan dalam kegiatan
ini. Saat kegiatan sudah berlangsung, guru hanya memonitor dan menunjukan
apakah pemikiran siswa telah berjalan atau tidak. Dan pada saat kegiatan selesai,
guru akan mengevalusi pembelajaran.
0 0
F. PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN YANG
SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.
0 0
5. Diskusi, aktifitas yang memerlukan kompetensi kognitif tertentu.
Contoh: anak diberi pertanyaan,kemudian setiap anak diberi kesempatan
menjawab
6. Kolaborasi, mendorong anak untuk bekerjasama agar mereka memiliki
tingkat perkembangan kognitif yang hamper sama.
Contoh: anak dikelompokkan kemudian diberi tugas
7. Penelitian dan penyelidikan, memiliki kesamaan dengan metode bermain,
karena peserta didik diarahkan terlibat aktif, memecah masalah,dan yang
penting siswa bergerak secara fisik.
Contoh: siswa melakukan pengamatan yang berulang ulang tentang
kebiasaan yang dilakukan temannya.
8. Pelaporan, kegiatan yang paling menuntut kemampuan kognitif siswa
karena mereka dituntut melakukan analisis,sintesis,dan interpretasi terhadap
isu isu yang akan mereka laporkan.
Contoh: siswa diminta untuk membuat laporan dari hasil wawancara.
Guru perlu menyesuaikan aturan dan teori dalam kurikulum 2013 sesuai
dengan perkembangan peserta didik dan kondisi masing masing sekolah. Dalam
menggunakan berbagai metode mengajar,sangat penting bagi guru untuk
menggunakan teknik bertanya langsung kepada siswa. Tujuannya adalah anak
dapat berkembang kemampuan berfikir tinggkat tingginya. Tiga jenis teknik
bertanya yaitu:
1. Bertanya dengan rinci, intruksi chalk and talking digunakan oleh guru,
disarankan untuk tidak memberikan pertanyaan yang hanya membutuhkan
jawaban yang sedikit. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengekplorasi
pemikirannya.
2. Pertanyaan tidak mengarahkan, adalah pertanyaan yang mendorong
suatu penemuan. Pembelajaran melalui bentuk pertanyaan yang tidak
terstruktur, dan terbuka,ini mengajak siswa untuk menelusuri suatu masalah
hingga menemukan jawabannya. Fungsi guru adalah bersama siswa
menegosiasi dari mana pembelajaran akan dimulai,untuk menjadi tujuan
pembelajaran akan dicapai siswa. Guru juga memberikan dukungan dan
peluang terhadap rasa ingin tahu siswa.
0 0
3. Membangun hubungan yang interaktif, dengan metode ini guru
memberikan pengalaman belajar yang luas agar siswa belajar tentang
berbagai suatu konsep. Guru harus mampu menarik hubungan antara
pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran baru.
0 0
Hasil penilaiaan juga dapat dimanfaatkan guru untuk menyusun strategi
penilaian yang bervariasa, misalnya berupa observasi,diskusi antar peserta
didik, pemberian umpan balik dari guru,penilaian diri.
Guru dapat memberikan pertanyaan kepada peserta didik untuk mengecek
apakah peserta didik memahami materi yang telah diberikan.
Penilaian formatif memiliki karakteristik berikut:
a. Penilaian memberikan hasil yang objektif
b. Sering dilakukan,tetapi sifatnya informal
c. Memberikan petunjuk pada peserta didik dan guru agar proses
pembelajaran selanjutnya lebih bermakna.
d. Merupakan bagian kecil dari proses pembelajaran yang sedang
berlangsung.
3. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satuan
waktu(akhir semester). Penilaian sumatif mencakup lebih dari satu pokok
bahasan. Tujuan evaluasi sumatif adalah untuk mengetahui sejauh mana
peserta didik dapat melanjutkan belajar ke unit berikutnya.
Penilaian sumatif memiliki karateristik berikut:
a. Penilaiannya bersifat final
b. Biasanya berada di penghujung program belajar
c. Menilai prestasi program
d. Memberikan keterangan tentang pencapaian seorang peserta didik
dalam kurun waktu tertentu.
e. Biasanya bersifat formal
0 0
Kegiatan Belajar 2
0 0
sebenarnya di jenjang perguruan tinggi. Vygotsky menyatakan bahwa setiap
anak yang dilahirkan dengan bakat dan minat yang berbeda – beda. Akan tetapi,
bakat dan minat dipengaruhi juga oleh lingkungan social anak. Pemberian
arahan yang tepat dapat mempermudahkan peserta didik untuk memilih bidang
ilmu yang akan ditekuninya di perguruan tinggi. Penentuan jurusan serta minat
bakat peserta didik dipengaruhi oleh factor internal dan factor eksternal. Factor
internal berhubungan dengan bakat bawaan atau genetic, sedangkan factor
eksternal dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, termask guru dan orang tua.
0 0