Anda di halaman 1dari 2

LEMBAR TUGAS TUTORIAL

UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

TUGAS TUTORIAL KE-2

Kode MK : MKDK4002 NIM : 858914785

Nama MK : Perkembangan Peserta Didik Nama : Yulianingsih

Prodi/Semester : S1 PGSD BI / 2 Pokjar : Lumajang

Kerjakan soal-soal berikut!


1. Mengapa saudara perlu mengenali perbedaan individu peserta didik pada usia sekolah menengah?
2. Mengapa saudara perlu memahami perkembangan intelektual dan emosional peserta didik, berilah contoh!

Jawaban
1. Salah satu segi perkembangan yang cukup pesat dan nampak dari luar adalah perkembangan fisik. Pada masa
remaja, perkembangan fisik mereka sangat cepat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa
remaja awal (usia SLTP) anak-anak ini nampak postur tubuhnya tinggi-tinggi tetapi kurus. Lengan kaki dan
leher mereka panjang-panjang, baru kemudian berat badan mereka mengikuti dan pada akhir masa remaja,
proporsi tinggi dan berat badan mereka seimbang. Pada usia 11-12 tahun tinggi badan anak laki-laki dan wanita
tidak jauh beda, pada usia 12-13 tahun pertambahan tinggi badan anak wanita lebih cepat dibandingkan dengan
anak laki-laki tetapi pada usia 14-15 tahun anak laki-laki akan mengejarnya, sehingga pada usia 18-19 tahun
tinggi badan anak laki-laki jauh dari wanita, lebih tinggi sekitar 7 sampai dengan 10 cm. Rata-rata pertambahan
tinggi badan masih dapat diperkirakan, tetapi pertambahan berat lebih sulit diperkirakan. Hal itu disebabkan
karena besarnya pengaruh faktor luas, seperti kondisi sosial, ekonomi, pengaruh komposisi dan gizi makanan.
Perubahan yang sangat cepat dalam tinggi ini, tidak berjalan sejajar dengan kekuatan dan ketrampilannya.
Keduanya agak tertinggal dibandingkan dengan tinggi badan. Anak yang pada usia SD jagoan dalam olahraga,
pada usia SLTP mengalami sedikit kemuduran karena belum ada penyesuaian dengan perubahan-perubahan
fisik yang dialami, gera-gerik mereka pun nampak kaku dan canggung.

Selain terjadi pertambahan tinggi badan yang sangat cepat, pada masa remaja berlangsung perkembangan
seksual yang cepat pula. Perkembangan ini ditandai dengan munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder.
Ciri-ciri kelamin primer berkenaan dengan perkembangan alat-alat produksi, baik pada pria maupun wanita.
Pengalaman pertama menstruasi pada wanita, sering menimbulkan rasa cemas, takut dan malu. Adakalanya
mereka menutup – nutupi atau menyembunyikan pengalaman tersebut.

2. Pada masa SLTP mulai berkembang kemampuan berpikir abstrak, remaja mampu membayangkan apa yang
akan dialami bila terjadi suatu peristiwa umpamanya perang nuklir, kiamat dan sebagainya. Remaja telah
mampu berpikir jauh melewati kehidupannya baik dalam dimensi ruang maupun waktu. Berpikir abstrak adalah
berpikir tentang ide-ide yang oleh Jean Piaget seorang ahli Psikologi dari Swiss disebutnya sebagai berpikir
formal operasional.
Berkembangnya kemampuan berpikir formal operasional pada remaja ditandai dengan tiga hal penting. Pertama,
anak mulai mampu melihat (berpikir) tentang kemungkinan-kemungkinan. Kalau ada pada usia sekolah dasar
anak hanya mampu melihat kenyataan, maka pada usia remaja mereka telah mampu berpikir tentang
kemungkinan-kemungkinan. Kedua anak telah mampu berpikir ilmiah. Remaja telah mampu mengikuti langkah-
langkah berpikir ilmiah, dari mulai merumuskan masalah, membatasi masalah, menyusun hipotesis,
mengumpulkan dan mengolah data sampai dengan menarik kesimpulan-kesimpulan. Ketiga, remaja telah
mampu memadukan ide-ide secara logis, ide-ide atau pemikiran abstrak yang kompleks telah mampu dipadikan
dalam suatu kesimpulan yang logis.

Kebanyakan remaja merasa dekat dengan orang tuanya, karena memiliki nilai-nilai yang sama dalam banyak gal
dan masih meemrlukan orang tua untuk melakukan hal-hal tertentu. Sebagian remaja memiliki ketegangan
antara dua hal yaitu keinginan untuk melepaskan diri dari orang tua dan adanya ketergantungan kepada orang
tua. Mereka harus dapat melepaskan sebutan “anak mama”. Orang tua pun ada kalanya berada dalam
persimpangan antara melepas anak untuk mandiri atau tetap “melindunginya”.

Konflik remaja lebih sering terjadi dengan ibunya daripada dengan ayahnya. Hal ini sebagian disebabkan karena
ibu lebih dekat hubungannya dengan anak dan merasa sulit untuk melepas anak. Penyebab lain adalah karena
ayah kadang-kadang cenderung untuk melepas hubungan dengan anak-anak remajanya, terutama dari anak-anak
perempuannya karena berlainan kebutuhan ditinjau dari jenis kelaminnya. Dan melepas diri dari anak laki-
lakinya karena mereka sekarang lebih besar dari kedua orang tuanya serta lebih agresif. Walaupun demikian
perkembangan emosional yang menyertai masa transisi ini tidaklah sampai merusak nilai-nilai sosial yang dianut
orang tua.

Anda mungkin juga menyukai