Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DASAR-DASAR PENDIDIKAN

(DEMOKRASI PENDIDIKAN DI INDONESIA)

DI SUSUN OLEH:

NAMA : MAGFIRA

NIM : FTK.11.21.039

DOSEN : DR. NURSYALIM, MA

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AL-MAWADDAH WARAHMAH KOLAKA

TAHUN AKADEMI 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang telah
mengantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah seperti saat ini.
Kemudian tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada bapak Dr.
Nursyalim, MA dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Saya menyadari keterbatasan kemampuan yang dimiliki sehingga makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.

Kolaka, 18 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.......................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………..1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi Pendidikan……………….…………………….......2
B. Prinsip-Prinsip Demokrasi dalam Pendidikan………………..………....…4
C. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia………………………………………5
D. Dasar-dasar Demokrasi Pendidikan menurut Islam..……………….……...9
BAB III : PENUTUP
A.Kesimpulan…………………………………………….………………….13
Daftar Pustaka……………………………………………………………………14

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Manusia diberi kemampuan oleh Allah SWT yaitu daya untuk
menyampaikan pikiran dan perasaannya melalui komunikasi dengan bahasa yang
baik, ini merupakan fitrah dibawa sejak lahir setiap manusia, dari segi kehidupan
individual kebahagiaan baru tercapai bilamana ia dapat hidup berdasarkan
keseimbangan dalam kegiatan fungsional anggota-anggota jasmaniah serta
mewujudkan keserasian hidup dalam masyarakat serta lingkungannya secara
seimbang suatu keserasian tersebut dapat dicapai dengan proses pendidikan agama
uang bisa memandu terbentuknya kepribadian setiap individu sebagai makhluk
individu dan sosial.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap
manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia.
Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan
pendidikan. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan
menjadi mendidik. Mendidik berarti memelihara atau memberi latihan mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat beberapa hal yang
berhubungan dengan Pendidikan.

B.   Rumusan Masalah
1. Apa pengertian demokrasi pendidikan?
2. Apa saja prinsip-prinsip demokrasi dalam pendidikan?
3.   Bagaimana pelaksanaan demokrasi pendidikan di Indonesia?
4. Apa dasar-dasar demokrasi pendidikan menurut islam?

C.   Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian demokrasi pendidikan
2. Menjelaskan prinsip-prinsip demokrasi dalam pendidikan
3. Menjelaskan pelaksanaan demokrasi pendidikan di Indonesia
4.  Menjelaskan dasar-dasar demokrasi pendidikan menurut islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi Pendidikan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai:
“Gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga Negara”.
Demokrasi di samping merupakan pelaksanaan dan prinsip kesamaan social
dan tidak adanya perbedaan yang mencolok, juga menjadi suatu cara hidup,
suatu way of life yang menekankan nilai individu dan intelegensi serta manusia
percaya dalam berbuat bersama serta manusia percaya bahwa dalam berbuat
bersama manusia menunjukkan adanya hubungan social yang mencerminkan
adanya saling menghormati, kerja sama, toleransi, dan fair play. 
Dalam pendidikan, demokrasi ditunjukkan dengan pemusatan perhatian serta
usaha pada si anak dalam keadaan sewajarnya (intelegensi, kesehatan, keadaan
social, dan sebagainya). Di kalangan Taman Siswa dianut sikap tutwuri
handayani, suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak untuk tumbuh dan
berkembang menurut kodratnya.
Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan merupakan pandangan
hidup yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang
sama di dalam berlangsungnya proses pendidikan antara pendidikan dan anak
didik, serta juga dengan pengelola pendidikan.
Proses demokrasi pendidikan lazimnya akan berlangsung antara
pendidik  dengan anak didik dalam pergaulan, baik secara perorangan maupun
secara kolektif. Yang demikian tidak hanya berlangsung dalam tatap muka, tetapi
lebih jauh dapat terjadi dengan penggunaan media cetak ataupun elektronik.
Namun, tidak semua pergaulan tersebut berintikan demokrasi pendidikan, kecuali
ada maksud dari pendidik agar anak didik tidak terpengaruh sehingga anak didik
mampu mengembangkan diri untuk mencapai kedewasaan dan mampu mengubah
tingkah lakunya untuk mencapai sesuatu yang bermanfaat serta tergalinya potensi-
potensi yang dipunyai oleh anak didik.
Oleh karena itulah, demokrasi pendidikan dalam pengertian yang lebih luas,
patut selalu dianalisis sehingga memberikan manfaat dalam praktik kehidupan dan
pendidikan, yang paling tidak mengandung hal-hal sebagai berikut:
1. Rasa Hormat terhadap Harkat Sesama Manusia
Dalam hal ini demokrasi dianggap sebagai pilar pertama untuk menjamin
persamaan persaudaraan manusia dengan tidak memandang jenis kelamin, umur,

2
warna kulit, agama dan bangsa. Dalam pendidikan, nilai-nilai inilah yang
ditanamkan dengan memandang perbedaan antara individu yang satu dengan yang
lainnya, baik hubungan antara sesama peserta didik dengan gurunya yang
saling  menghargai dan menghormati.
2. Setiap Manusia Memiliki Perubahan ke Arah Pikiran yang Sehat
Acuan prinsip inilah yang melahirkan adanya pandangan bahwa manusia
itu haruslah dididik. Dengan pendidikanlah manusia akan berubah dan
berkembangke arah yang lebih sehat dan baik serta sempurna.
Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan anak atau peserta didik untuk berpikir dan
memecahkan persoalan-persoalannya sendiri secara teratur, sistematis, dan
komprehensif serta kritis sehingga anak memiliki wawasan, kemampuan, dan
kesempatan yang luas. Tentunya dalam proses seperti itu diperlukan sikap yang
demokratis dan tidak terjadi pemaksaan pandangan terhadap orang lain. Dari
sinilah akan lahir warga Negara yang demokratis.
3. Rela Berbakti untuk Kepentingan dan Kesejahteraan Bersama
Dalam konteks ini, pengertian demokrasi tidaklah dibatasi oleh
kepentingan individu-individu lain. Dengan kata lain, seseorang menjadi bebas
karena orang lain menghormati kepentingannya.
Oleh sebab itu, idealnya tidak ada seseorang yang kerana kebebasannya
berbuat sesuka hatinya sehingga merusak kebebasan orang lain atau kebebasannya
sendiri. Norma-norma atau aturan serta tata nilai yang terdapat di masyarakat
itulah yang membatasi dan mengendalikan kebebasan setiap orang. Untuk itu,
warga Negara yang demokratis akan dapat menerima pembetasan kebebasan itu
dengan rela hati. Orang lainpun tentu dapat merasakan kebebasan yang didapat
oleh setiap warga Negara tersebut. Artinya, tiap-tiap warga Negara hendaklah
memahami kewajibannya sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga Negara
dari suatu Negara yang bertujuan untuk memberikan kesejahteraan kepada
masyarakatnya.
            Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya tercapai apabila setiap warga
Negara atau anggota masyarakat dapat mengembangkan tenaga atau pikirannya
untuk memajukan kepentingan bersama. Kebersamaan dan kerja sama inilah yang
merupakan pilar penyangga demokrasi. Hal itu dapat dilakukan dengan selalu
menggunakan dialog dan musyawarah sebagai pendekatan social dalam setiap
pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan kesejahteraan dan kebahagiaan
yang dimaksud.
            

3
B. Prinsip-prinsip Demokrasi dalam Pendidikan
Ada beberapa masalah yang senantiasa terkait didalam setiap pelaksanaan
pendidikan, antara lain:
1. Hak asasi setiap warga Negara untuk memperoleh pendidikan;
2. Kesempatan yang sama bagi warga Negara untuk memperoleh
pendidikan;
3. Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka.
Dari kenyataan tersebut dapat dipahami bahwa ide dan nilai demokrasi
pendidikan sangat banyak dipengaruhi oleh alam pikiran, sifat, dan jenis
masyarakat tempat mereka berada. Dalam realitasnya pengembangan demokrasi
pendidikan tersebut akan banyak dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan dan
penghidupan masyarakat. Umpamanya, masyarakat agraris akan berbeda dengan
masyarakat metropolitan, modern dan sebagainya.
Apabila yang dikemukakan tersebut dikaitkan dengan prinsip-prinsip
demokrasi pendidikan yang telah diungkapkan, tampaknya ada beberapa butir
penting yang harus diketahui dan diperhatikan, di antaranya:
1. Keadilan dalam pemerataan kesempatan bagi semua warga Negara dengan
cara adanya pembuktian kesetiaan dan konsisten pada system politik yang
ada;
2. Dalam upaya pembentukan karakter bangsa sebagai bangsa yang baik;
3.  Memiliki suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional.
Dapat dipahami bahwa bagi bangsa Indonesia upaya pengembangan
demokrasi mempunyai sifat dan karakteristik sendiri yang berbeda dengan yang
dilaksanakan oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Hal ini tentu saja sangat
dipengaruhi oleh latar belakang sosial budaya yang telah berakar kepribadian
bangsa. Hal tersebut tampak pada sifat-sifat kekeluargaan yang terus dipupuk dan
dijaga, serta adanya aspek keseimbangan antara aspek kebebasan dengan
tanggung jawab.
Di bidang pendidikan, cita-cita demokrasi yang akan dikembangkan dengan
tidak menanggalkan ciri-ciri dan sifat kondisi masyarakat yang ada, melalui
proses vertikal dan horizontal komunikatif, perlu dirumuskan terlebih dahulu
terutama yang berhubungan dengan nilai demokrasi. Dengan demikian, nantinya
akan tampak bahwa demokrasi pendidikan pancasila berbeda dengan pendidikan
pada bangsa lain.
Jelaslah, dalam demokrasi pendidikan anak tidak saja dipersiapkan sekedar
cerdas dan terampil, tetapi mampu menghargai orang lain, di samping beriman
dan intelektual. Kemampuan demikian memerlukan pengayaan pengalaman-

4
pengalaman menghadapi dan menyelesaikan berbagai masalah kehidupan yang
hanya mungkin diperoleh dan berkembang dalam model pendidikan yang terbuka,
demokratis, dan dialogis.

C. Pelaksanaan Demokrasi Pendidikan di Indonesia


Demokrasi pendidikan merupakan proses memberikan jaminan dan kepastian
adanya persamaan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan di dalam
masyarakat tertentu.
Pelaksanaan demokrasi pendidikan di Indonesia pada dasarnya telah
dikembangkan sedemikian rupa dengan menganut dan mengembangkan asas
demokrasi dalam pendidikaaanya, terutama setelah diproklamasikannya
kemerdekaan hingga sekarang. Pelaksanaan tersebut telah diatur dalam
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia seperti berikut ini.
1) Pasal 31 UUD 1945;
 Ayat (1): tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.
 Ayat (2) pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system
pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.
Dengan demikian, di Negara Indonesia semua warga Negara diberikan
kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan yang penyelenggaraan
pendidikannya diatur oleh suatu undang-undang sistem pendidikan nasional,
dalam hal ini tentu saja UU Nomor 2 tahun 1989.
2) UU Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional
Menurut UU ini, demokrasi pendidikan, cukup banyak dibicarakan terutama
yang berkaitan dengan hak setiap warga Negara untuk memperoleh pendidikan.
Hal itu dapat terlihat dalam pasal-pasal berikut.
 Pasal 5: Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan.
 Pasal 6 : Setiap warga Negara berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya
untuk mengikuti pendidikan agr memperoleh pengetahuan, kemampuan,
dan keterampilan yang sekurang-kurangnya setara dengan pengetahuan,
kemampuan, dan keterampilan, tamatan pendidikan dasar.
 Pasal 8 : Penerimaan seseorang sebagai peserta didik dalam suatu satuan
pendidikan diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin,
agama, suku, ras, kedudukan social, dan tingkat kemampuan sosial
ekonomi, dan dengan tetap mengindahkan kekhususan satuan pendidikan
yang bersangkutan.

5
 Pasal 8 : Warga Negara yang memiliki kelainan fisik dan / atau mental
berhak memperoleh pendidikan luar biasa, Warga Negara yang memiliki
kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian
khusus, Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
(2) ditetapkan dengan peraturan pemerintah,

3) GBHN di Sektor Pendidikan


Dalam beberapa kali GBHN ditetapkan sebagai ketetapan MPR, senantiasa
memuat masalah-masalah pendidikan. Untuk mengetahui sekedar gambaran
pembahasan pendidikan di dalam GBHN tersebut dapat dilihat seperti berikut ini.
 Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas,
dan terampil, serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga
harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada Tanah Air,
mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial.
Sejalan dengan itu dikembangkan iklim belajar dan mengajar yang dapat
menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri serta sikap dan perilaku yang
inovatif dan kreatif. Dengan demikian, pendidikan nasional akan mampu,
mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun
dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa.
 Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Oleh karena itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
 Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, perlu segera
disempurnakan sistem pendidikan nasional yang berpedoman pada
undang-undang mengenai pendidikan nasional. 
 Pendidikan nasional perlu dilakukan secara lebih terpadu dan serasi, baik
antara sektor pendidikan dan sektor-sektor pembangunan lainnya, antara
daerah, maupun antara berbagai jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan,
baik di luar sekolah, perlu di sesuaikan dengan perkembangan tuntutan
pembangunan yang memerlukan berbagai jenis keterampilan dan keahlian

6
di segala bidang serta ditingkatkan mutunya sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
 Titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu
setiap jenjang dan jenis pendidikan serta perluasan kesempatan belajar
pada jenjang pendidikan menengah dalam rangka persiapan perluasan
wajib belajar untuk pendidikan menengah tingkat pertama. Dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan, khususnya untuk memacu penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan
ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika.
 Dalam rangka melaksanakan pendidikan nasional perlu semakin diperluas,
ditingkatkan, dan dimantapkan usaha-usaha penghayatan dan pengamalan
nilai-nilai pancasila sehingga semakin membudaya di seluruh lapisan
masyarakat.
 Pendidikan kewarganegaraan dan unsur-unsur yang dapat meneruskan dan
mengembangkan jiwa, semangat, dan nilai-nilai kejuangan khususnya
nilai-nilai 1945 kepada generasi muda, dilanjutkan dan semakin
ditingkatkan di semua jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK sampai
perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.
 Dalam rangka memperluas kesempatan untuk memperoleh pendidikan,
perlu tetap diperhatikan kesempatan belajar dan kesempatan meningkatkan
ketrampilan bagi anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu,
menyandang cacat, atau bertempat tinggal di daerah terpencil. Anak didik
berbakat istimewa perlu mendapat perhatian khusus agar mereka dapat
mengembangkan kemampuan sesuai tingkat pertumbuhan pribadinya.
 Pembinaan pendidikan nasional secara fungsional perlu lebih dimantapkan
demi terciptanya keterpaduan dan keserasian antara pendidikan umum dan
kejuruan, latihan kerja dan keterampilan, serta pendidikan dan latihan
kedinasan, antara lain dalam persyaratan mutu dan pengelolaannya.
 Pendidikan luar sekolah termasuk pendidikan yang bersifat
kemasyarakatan seperti kepramukaan dan berbagai keterampilan, perlu
ditingkatkan dan diperluas dalam rangka mengembangkan minat, bakat,
dan kemampuan serta memberikan kesempatan yang lebih luas untuk
bekerja dan berusaha bagi anggota masyarakat. 
 Perguruan tinggi terus dikembangkan dan diarahkan untuk mendidik
mahasiswa agar mampu meningkatkan daya penalaran, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa
tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan Negara.

7
Sejalan dengan itu pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
lingkungan perguruan tinggi ditingkatkan melalui penelitian yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan masa depan.
Selanjutnya, tata kehidupan kampus dikembangkan sebagai masyarakat
ilmiah yang berwawasan budaya bangsa, bermoral Pancasila dan
berkepribadian Indonesia.
 Peranan perguruan tinggi dan lembaga penelitiannya dalam menunjang
kegiatan pembangunan semakin ditingkatkan, antara lain dengan
memantapkan iklim yang menjamin penggunaankebebasan mimbar
akademik secara kratif, konstruktif, dan bertanggung jawab sehingga
mampu memberikan hasil pengkajian dan penelitian yang bermutu dan
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
masyarakat yang sedang membangun. Di samping itu, juga dikembangkan
kegiatan mahasiswa dan ilmuan sesuai dengan disiplin ilmu dan
profesinya. Hal itu dapat dilakukan antara lain dengan jalan mendorong
mengembangkan wadah atau organisasi disiplin keilmuan sehingga para
mahasiswa dan ilmuan dapat mengembangkan prestasinya dan
berpartisipasi dalam pembangunan.
 Pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional perlu
terus ditingkatkan dan diperluas sehingga mencakup semua lembaga
pendidikan dan menjangkau masyarakat luas. Pengembangan bahasa
Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan perlu terus ditingkatkan.
 Pendidikan dan pembinaan guru serta tenaga pendidikan lainnya pada
semua jenjang dan jenis pendidikan di dalam dan di luar sekolah perlu
ditingkatkan dan diselenggarakan secara terpadu untuk menghasilkan guru
dan tenaga pendidikan lainnya yang bermutu dan dalam jumlah yang
memadai, serta perlu terus ditingkatkan pengembangan karir dan
kesejahteraannya, termasuk pemberian penghargaan bagi guru dan tenaga
pendidikan lain yang berprestasi.
 Prasarana dan sarana pendidikan seperti gedung sekolah termasuk ruang
perpustakaan, keterampilan, latihan praktik dan laboratorium beserta
peralatannya, dan media pendidikan serta fasilitas lainnya perlu terus
disempurnakan, ditingkatkan, dan lebih didayagunakan.
 Penulisan dan penerjemahan serta pengadaan buku pelajaran, buku ilmiah
pengetahuan dan terbitan pendidikan lainnya perlu ditingkatkan jumlah
dan mutunya dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat sehingga
lebih menunjang kemajuan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

8
Berdasarkan apa yang termuat dalam undang-undang dan GBHN tersebut,
dalam pelaksanaan konteks demokrasi merupakan suatu proses untuk memberikan
jaminan dan kepastian adanya persamaan dan pemerataan kesempatan untuk
memperoleh pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama pada usia sekolah
tertentu.
Oleh karena itu, pelaksanaan demokrasi pendidikan tidak hanya terbatas pada
pemberian kesempatan belajar, tetapi juga melengkapi fasilitas pendidikan sesuai
dengan jenis dan jenjang pendidikan yang dibutuhkan masyarakat dengan tetap
berorientasi pada peningkatan mutu, dan relevensi pendidikan atau keserasian
antara pendidikan dengan lapangan kerja yang tersedia. Dengan begitu, semua
lapisan masyarakat melalui lembaga-lembaga sosial dan keagamaan mungkin
akan menyelenggarakan pendidikan dengan mengikuti petunjuk arah dan
pedoman yang telah dibuat dan disepakati sebagai standar dalam keseragaman
pelaksanaan pendidikan.
 
  

D. Dasar-Dasar Demokrasi Pendidikan menurut Islam


            Pada dasarnya Islam memberikan kebebasan kepada individu untuk
mengembangkan nilai-nilai fitrah yang ada dalam dirinya untuk menyelaraskan
dengan perkembangan zaman. Islam juga memberikan petunjuk kepada para
pendidik, sekaligus menghendaki agar mereka tidak mengekang kebebasan
individu anak dalam mengembangkan potensi-potensinya yang telah dibawanya
sejak lahir.
            Anak didik dipandang sebagai objek yang akan dicapai dari tujuan
pendidikan sebab dalam proses pendidikan yang terlibat langsung adalah anak
didik itu sendiri. Maka secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan
akan tercapai apabila pendidik memberikan porsi yang seimbang dalam
mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri si anak didik, dalam artian
sampai sejauh mana para pendidik menyampaikan pesan-pesan yang terkandung
dalam hakikat pendidikan itu sendiri.
            Sebagai acuan pemahaman demokrasi pendidikan dalam Islam, tampaknya
tercermin pada beberapa hal berikut ini;
1. Islam Mewajibkan Manusia untuk Menuntut Ilmu
Hadis Nabi Muhammad Saw. Yang berbunyi:
‫طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة‬
‘’Menuntut Ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim laki-laki dan perempuan’’.
Hadist tersebut mencerminkan bahwa di dalam Islam terdapat demokrasi
pendidikan, di mana Islam tidak membeda-bedakan antara Muslim laki-laki

9
maupun perempuan dalam hal kewajiban dan hak menuntut ilmu. Oleh karena itu,
pendidikan harus disebarluaskan ke segenap lapisan masyarakat secara adil dan
merata sesuai dengan disparitas yang ada atau sesuai kondisi jumlah penduduk
yang harus dilayani.
            Dalam upaya memberikan pelayanan yang memadai dan cukup, tentunya
diperlukan sarana penunjang, tersedianya tenaga pendidik atau pembina yang
mampu dan terampil untuk mewujudkan tujuan sumber daya manusia yang
berkualitas, dan menghasilkan warga negara yang mampu mengembangkan
dirinya serta masyarakat sekitarnya ke arah terciptanya kesejahteraan jasmani
rohani dan dunia akhirat.
            Dengan demikian, untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin, untuk
kepentingan hidup di dunia serta kehidupan yang kekal di akhirat, tidak boleh
tidak umat Islam harus memperhatikan pendidikan, sebab semua ini sangat
menentukan baginya terutama dalam fungsinya sebagai khalifah di muka bumi
ini.
2. Keharusan Bertanya kepada Ahli Ilmu
Di dalam Alquran Surat Al-Nahl ayat 43 Allah SWT. berfirman, yang
artinya sebagai berikut;
“Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang laki-laki
yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kamu kepada orang –
orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. QS. Al-Nahl;
43”
            Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa apabila pendidik dan anak didik
dalam proses belajar mengajar dan dalam pemahaman ilmu-ilmu tersebut
menghadapi hal-hal yang kurang dipahami, maka perlu bertanya kepada yang ahli
dalam bidang tersebut. Jadi, umat Islam diharuskan memiliki ahli-ahli dalam
bidang-bidang pengetahuan tertentu. Oleh karena itulah umat Islam harus terus
memacu dirinya agar tidak ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan.
            Dalam kaitannya dengan demokrasi pendidikan, ada beberapa pedoman
tata krama dalam pelaksanaan unsur demokrasi tersebut, yang diperuntukkan baik
bagi anak didik ataupun bagi pendidik.
 Saling menghargai merupakan wujud dari perasaan bahwa manusia adalah
makhluk yang dimuliakan Allah SWT. Hal ini terlukis dalam surat Al-Isra
ayat 70 berikut.
“Dan sesungguhnya telah Kmi muliakan anak-anak adam. Kami angkat
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik

10
dan  Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan. QS. Al-Isra; 70.”
 Penyampaian pengajaran harus dengan bahasa dan praktik yang berdasar
atas kebaikan dan kebijaksanaan.
“Suruhlah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. QS. Al-Nahl; 125.”
 Perlakuan adil terhadap anak didik
Pendidik harus memperlakukan semua anak didik secara adil, tidak ada
semacam pilih kasih. Ketidakseimbangan pendidik terhadap anak didik tidak
boleh menghambat untuk berlaku adil.
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang
selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencian terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
tidak berlaku adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan
bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan. QS. Al-Maidah: 8”
 Terjalinnya rasa kasih sayang antara pendidik dan anak didik.
Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam sebuah Hadist Rasulullah Saw. yang
artinya;
‘’Belum dikatakan beriman diantara kamu sehingga kamu menyayangi
saudaranya seperti kamu menyayangi dirimu sendiri’’.

3. Kepentingan kepemimpinan pendidikan yang demokratis untuk masa


yang akan datang
            Tujuan dan tanggung jawab kepemimpinan kependidikan yang demokratis
ialah untuk memperbaiki pengajaran di sekolah. Inti peningkatan pengajaran ialah
memperbesar efektivitas guru dalam kelas. Praktek kepemimpinan yang
demokratis ialah membantu guru-guru untuk memandang dirinya secara positif,
memungkinkan untuk menerima mereka sendiri dan orang-orang lain serta
memberikan keempatan yang luas utuk mengidentifikasikan diri dengan teman-
teman dan sejawatnya. Ikut memiliki kebebasan dan tanggung jawab
memungkinkan guru-guru untuk memberikan kesempatan kepada pelajar-pelajar
untuk memandang dirinya sebagai warga Negara yang bertanggung jawab dan
anggota penyumbang dalam masyarakat.
            Penggunaan metode kepemimpinan yang demokratis oleh personal
pendidikan memungkinkan guru-guru untuk membina kelas secara demokratis
pula dengan meletakkan titik berat pada aktivitas bersama dengan penghargaan

11
akan keperluan, intregitas dan potensi semua anggota kelompok. Kelas yang
demikian menyediakan kesempatan luas untuk memperoleh sukses dan hasil yang
kreatif.
            Pada waktu sekarang keamanan dan keadilan social dirasakan sangat
penting, terutama dengan keinginan baru dalam dunia sebagai akibat revolusi
industry yang mencengkeram pendidikan. Adalah menjadi tanggung jawab kita
untuk mengusahakan agar keseimbangan dalam tujuan tidak mengarah kepada
konformitasdan rasa aman dengan merugikan kemerdekaan dan tanggung jawab
pribadi.
            Pemimpin-pemimpin dalam bidang pendidikan harus memperbarui
kepercayaan dalam melaksanakan ideology demokrasi, sehingga orang-orang
lebih percaya lagi. Adalah menjadi kewajiban kita pula untuk secara terus
menerus mengadakan analisis dan perumusan nilai-nilai demokrasi. Apa yang
terjadi dalam kelas merupakan bagian integral yang penting dalam proses
penentua apakah karya (penemuan) dan kreativitas seseorang akan lebih di
perhitungkan dan d hargai daripada hanya merupakan cambuk untuk kegiatan.
            Apa yang kita ketahui dan manfaatkan dari kepemimpinan yang
demokratis akan banyak membebaskan manusia dari berbagai ikatan, sehingga
dengan demikian akan banyak menentukan bagaimana masa yang akan datang.

12
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai:
“Gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga Negara”
         Prinsip-prinsip Demokrasi dalam Pendidikan
Ada beberapa masalah yang senantiasa terkait didalam setiap pelaksanaan
pendidikan, antara lain:
1.      Hak asasi setiap warga Negara untuk memperoleh pendidikan;
2.      Kesempatan yang sama bagi warga Negara untuk memperoleh pendidikan;
3.      Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka.
         Pelaksanaan demokrasi pendidikan
Pelaksanaan demokrasi pendidikan di Indonesia pada dasarnya telah
dikembangkan sedemikian rupa dengan menganut dan mengembangkan asas
demokrasi dalam pendidikaaanya, terutama setelah diproklamasikannya
kemerdekaan hingga sekarang. Pelaksanaan tersebut telah diatur dalam
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
         Dasar-dasar Demokrasi Pendidikan Menurut Islam
1.      Islam Mewajibkan Manusia untuk Menuntut Ilmu
2.      Adanya Keharusan Bertanya kepada Ahli Ilmu
3.      Kepentingan kepemimpinan pendidikan yang demokratis untuk masa yang
akan datang

13
DAFTAR PUSTAKA

Fuad Ihsan, Drs., 1996. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.


Indar, M. Djumberansyah. 1994. Filsafat Pendidikan. Surabaya : Karya
Abditama.
Kadir, Abdul. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Kharisma Putra
Utama.
Poerkawatja, Soegarda. 1982. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Purwanto, M. Ngalim. 1994. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung:
Remaja Rosda Karya.

14

Anda mungkin juga menyukai