Anda di halaman 1dari 24

Makalah

Belajar dan Pembelajaran


Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ir. Riana T Mangesa, MT.

Kelompok 1:
KATARINA SERI (220204500001)
SRI ASTIKA WAHYUNI (220204500007)
MUHAMMAD FA’IQ RIZQ RANI (220204500011)
RISKA PUSPITA SARI (220204500015)
MUHAMMAD SYARIL (220204501004)
ZULFIKAR (220204501008)
AHMAD ANDI MARUDDANI (220204501015)
IRFAN IRSANDI (220204501024)
MUH. ADI JAYAH (220204501028)

Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang melimpahkan rahmat
dan karunia- Nya disertai selawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta
sahabatnya . Atas petunjuk dan lindungannyalah akhirnya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Memahami Capaian
Pembelajaran”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
dalam mata kuliah Belajar dan Pembelajaran di Fakultas Teknik, Jurusan Pendidikan
Teknik Elektro Universitas Negeri Makassar.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar- besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Makassar, April 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan ...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................2
A. Pengertian Capaian Pembelajaran (CP) ...........................................................2
B. Tujuan Capaian Pembelajaran ..........................................................................3
C. Prinsip Perumusan atau Penyusunan Capaian Pembelajaran (CP) ..................4
D. Mengenal Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka ...................................8
E. Memahami Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka ...............................14
F. Laporan Hasil Kunjungan ke SMK ................................................................18
BAB III PENUTUP .................................................................................................20
A. Kesimpulan .....................................................................................................20
B. Saran ...............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Capaian pembelajaran menunjukkan kemajuan belajar yang digambarkan secara
vertikal dari satu tingkat ke tingkat yang lain serta didokumentasikan dalam
suatu kerangka kualifikasi. Selain itu, capaian pembelajaran juga harus disertai
dengan kriteria penilaian yang tepat yang dapat digunakan untuk menilai bahwa
hasil pembelajaran yang diharapkan telah dicapai. Capaian pembelajaran bersama
dengan kriteria penilaian hal tersebut mengidentifikasi capaian pembelajaran
sebagai tujuan belajar yang terukur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa capaian
pembelajaran kedudukannya sangat penting dalam pelaksanaan dan penilaian.
Pencapaian CP hanya dapat diidentifikasi setelah siswa mengikuti proses
pembelajaran melalui penilaian dan harus dapat didemonstrasikan dalam kehidupan
nyata.
B. Rumusan Masalah
Apa itu capaian pembelajaran? Dan bagaimana cara agar kita dapat lebih dalam
memahami capaian pembelajaran itu?
C. Tujuan
Pada materi ini kami akan membahas secara lengkap apa itu capaian
pembelajaran dan bagaimana cara agar kita dapat lebih dalam memahami capaian
pembelajaran tersebut, sehingga kita dapat mengetahui dan mengenal hal-hal dalam
capaian pembelajaran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Capaian Pembelajaran (CP)

Capaian pembelajaran (CP) bukanlah istilah asing di dunia pendidikan. Di


Indonesia sendiri, istilah CP lebih sering digunakan di dunia pendidikan tinggi.
Meski demikian istilah CP sendiri sebenarnya tidak merujuk pada satuan
pendidikan tertentu. CP dikenal juga dengan istilah learning achievement,
achievement standard atau learning outcomes.
Capaian pembelajaran adalah suatu ungkapan tujuan pendidikan, yang
merupakan suatu pernyataan tentang apa yang diharapkan diketahui, dipahami,
dan dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu periode
belajar (Dikti, 2015: 1). Kondisi ini juga dijalankan oleh sebagian besar negara
di Eropa saat ini yang saat ini menggunakan CP untuk mengungkapkan apa yang
mereka harapkan agar diketahui dan dapat dilakukan oleh peserta didik dan
memahami di akhir program atau urutan pembelajaran.
Capaian pembelajaran biasanya digunakan untuk menentukan tingkat
kerangka kualifikasi, menetapkan standar kualifikasi, menjelaskan program dan
kursus, mengarahkan kurikulum, dan menentukan spesifikasi penilaian. Selain
itu capaian pembelajaran secara tak langsung akan mempengaruhi metode
pengajaran, pembelajaran lingkungan dan praktik penilaian (ECFOP, 2017:14).
CP berfokus apa yang diharapkan pada siswa di akhir pembelajaran, hal
ini sejalan dengan pendekatan student centered dalam dunia pendidikan. Kondisi
ini juga ditegaskan oleh Kennedy et.al (2014:3) yang menyatakan bahwa trend
internasional dalam pendidikan menunjukkan pergeseran dari tradisional
pendekatan "berpusat pada guru" ke pendekatan "berpusat pada siswa". Model
alternatif ini berfokus pada apa yang diharapkan dari siswa yang harus
dilakukan di akhir modul atau program. Oleh karena itu, pendekatan ini biasa
disebut sebagai pendekatan berbasis hasil.
Sejalan dengan hal tersebut menurut Gosling dan Moon (2001) dalam
Mahajan dan Singh (2017: 65) disebutkan bahwa pendekatan berbasis hasil
untuk mengajar menjadi semakin populer di tingkat internasional, bahkan
sejumlah negara pun telah mengadopsinya secara progresif dalam kerangka
kualifikasi nasional seperti QAA (Quality Assurance Agency for Higher
Education) di Inggris, Australia, Selandia Baru dan Afrika Selatan.

2
Dalam Keputusan Menteri Republik Indonesia (Kepmendikbud) Nomor 958
tahun 2020 Tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, Dan Pendidikan Menengah dinyatakan bahwa Capaian
Pembelajaran merupakan bentuk pengintegrasian kompetensi inti dan kompetensi
dasar yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi yang meliputi:
sekumpulan kompetensi dan lingkup materi. Sehingga CP memungkinkan setiap
anak.
Secara sederhana Pengertian CP atau Capaian Pembelajaran bisa didefinisikan
sebagai kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap
tahap perkembangan peserta didik untuk setiap mata pelajaran pada satuan
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Capaian pembelajaran memuat
sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif
dalam bentuk narasi.
Menurut Mahajan dan Singh (2017: 65) CP diibaratkan sebagai alat navigasi
atau GPS. Setelah tujuan diumpankan ke perangkat GPS, selanjutnya pengemudi
akan dipandu sepanjang perjalanan dan membawa pengemudi ke tujuan yang
disebutkan dengan benar tanpa rasa takut kehilangan arah atau salah tujuan.
Ketika pengemudi mengambil rute yang salah, GPS akan memandu
pengemudi dan membantu untuk Kembali pada rute semula yang mengarah ke
tujuan yang hendak dituju. Sehingga CP adalah acuan yang membimbing siswa
untuk hasil yang diinginkan dari kegiatan pembelajaran yang direncanakan. CP
juga menunjukkan dan mengarahkan para guru jalan yang harus diikuti dan
menyadarkan siswa tentang apa yang akan mereka capai di akhir pembelajaran.
Dalam Keputusan Menteri Republik Indonesia atau Kepmendikbud Nomor
958 tahun 2020 Tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, Dan Pendidikan Menengah dinyatakan bahwa capaian
pembelajaran juga menjadi kompetensi pembelajaran minimal yang harus
dicapai peserta didik untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan anak
usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Capaian Pembelajaran
memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup yang disusun secara komprehensif
dalam bentuk narasi. Pada satuan PAUD disebut dengan Capaian Perkembangan
PAUD (CP PAUD).

B. Tujuan Capaian Pembelajaran


Tujuan capaian pembelajaran ini di bagi atas 2 yaitu tujuan capaian pembelajaran
PAUD dan tujuan capaian pembelajaran SD-SMA:

3
1. Tujuan Capaian Pembelajaran PAUD
Pembelajaran di PAUD adalah pembelajaran yang mengintegrasikan semua
aspek perkembangan anak dengan penekanan pada kesejahteraannya. Tujuan
Capaian Pembelajaran di PAUD adalah memberikan arah yang sesuai dengan usia
perkembangan anak (nilai agama, fisik-motorik, emosional, bahasa, dan kognitif)
agar anak siap mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya.
2. Tujuan Capaian Pembelajaran Tingkat SD-SMA
Capaian pembelajaran menunjukkan kemajuan belajar yang digambarkan secara
vertikal dari satu tingkat ke tingkat yang lain serta didokumentasikan dalam
suatu kerangka kualifikasi. Selain itu, capaian pembelajaran juga harus disertai
dengan kriteria penilaian yang tepat yang dapat digunakan untuk menilai bahwa
hasil pembelajaran yang diharapkan telah dicapai. Capaian pembelajaran –bersama
dengan kriteria penilaian– hal tersebut mengidentifikasi capaian pembelajaran
sebagai tujuan belajar yang terukur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa capaian
pembelajaran kedudukannya sangat penting dalam pelaksanaan dan penilaian.
Pencapaian CP hanya dapat diidentifikasi setelah siswa mengikuti proses
pembelajaran melalui penilaian dan harus dapat didemonstrasikan dalam kehidupan
nyata.

C. Prinsip Perumusan atau Penyusunan Capaian Pembelajaran (CP)

Dalam perumusannya, CP memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :


1. Terukur dan spesifik
CP harus dapat diukur dan spesifik, berdasarkan hierarki tahapan
konseptual proses pembelajaran yang hasil belajarnya dapat digunakan untuk
mendeskripsikan kemampuan siswa, seperti yang dinyatakan oleh European
Commission (2011) dalam (ECFOP, 2017:33), bahkan secara spesifik Mahajan
(2017:65) menyebutkan bahwa CP harus ditulis berdasarkan Taksonomi Bloom
karena telah terbukti relevan untuk untuk membantu mengembangkan hasil
belajar. Konsep taksonomi Bloom sangat sederhana, yaitu:
a. Sebelum memahami konsepnya, ingatlah dengan baik,
b. Pahami sebelum anda menerapkannya,
c. Analisis proses sebelum anda mengevaluasinya.

Dalam proses menerapkan prinsip terukur dan spesifik tersebut ada


beberapa aspek yang yang diperhatikan, yaitu :

4
a. Pemahaman dan pengetahuan
Kata pemahaman sering digunakan sebagai salah satu luaran yang
diharapkan dari suatu pembelajaran tetapi maknanya seringkali kurang dipahami.
John Dewey (1933) merangkum ‘Pemahaman’ dalam How We Think
Understanding dengan menyampaikan bahwa (Pemahaman) adalah makna yang
dikembangkan atau diproses dari fakta-fakta. Secara umum, pemahaman
seringkali diidentikkan dengan pengetahuan. Padahal keduanya adalah dua hal yang
sangat berbeda. Perbedaan kedua hal tersebut bisa dilihat dalam contoh berikut ini
:
1) Pengetahuan: Fakta-fakta atau informasi
Pemahaman: Arti dari fakta-fakta atau informasi
2) “Teori” atau kesimpulan yang membantu hubungan dan pemaknaan dari
fakta2 tersebut
Pemahaman: Sekumpulan fakta yang berhubungan
3) Pengetahuan: Pernyataan yang masih dapat diperdebatkan, teori2 masih dapat
diproses
Pemahaman: Pernyataan yang akurat
4) Pengetahuan: Benar atau salah bukan merupakan sesuatu yang sifatnya
absolut, tetapi bisa dianalisis dan disimpulkan tergantung kompleksitas dan
kapasitas
Pemahaman: Benar atau salah
5) Pengetahuan: “Saya tahu mengapa hal tersebut benar”
Pemahaman: “Saya tahu bahwa hal tersebut benar”
6) Pengetahuan: “Saya mampu membuat keputusan kapan perlu memberikan
respon dengan pengetahuan yang saya miliki”
Pemahaman: “Saya merespon petunjuk atau instruksi dengan pengetahuan yang
saya miliki”

b. Praktis
Bagaimana merancang dan melaksanakan eksperimen? Kata-kata yang umum
digunakan adalah menunjukkan, menerapkan dll.
c. Keterampilan Generik
Keterampilan umum mencakup teknik pemecahan masalah, inti pembelajaran.
Yang biasa digunakan kata-kata menganalisis, membandingkan, dll.

5
2. Fleksibel (sesuai proses dan tahap belajar siswa)
Fleksibel ( sesuai proses dan tahap belajar siswa) Seringkali belajar dirasa
sebagai sebuah perlombaan dan bukan proses. Kurikulum disusun sedemikian rupa
sehingga siswa dijejali dengan berbagai materi yang hasil akhirnya berorientasi pada
“sekadar tahu” dan bukan pemahaman atau penguasaan sedangkan siswa
memerlukan waktu dan tahapan untuk mengupas konsep.
Capaian pembelajaran membawa perubahan dalam pendekatan pembelajaran di
kelas dari yang berfokus kepada guru menjadi fokus kepada siswa. Menurut Harden
karakteristik CP sebagai berikut:
• Pengembangan CP jelas mendefinisikan hasil yang harus dicapai siswa pada
akhir program pembelajaran.
• Desain kurikulum, strategi belajar, dan kesempatan belajar dilakukan untuk
menjamin tercapainya CP.
• Proses penilaian disesuaikan dengan CP dan penilaian setiap individu siswa
dilakukan untuk memastikan bahwa siswa mencapai target pembelajaran.

Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai


peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada
satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. CP
memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi dan menyesuaikan tahap perkembangan peserta
didik. Pada kesempatan kali ini kita akan membongkar tentang Analisis Capaian
Pembelajaran (CP) dalam menyusun Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan
Pembelajaran.

3. Analisis Capaian Pembelajaran (CP) dalam menyusun Tujuan Pembelajaran dan


Alur Tujuan Pembelajaran
Tahap perkembangan peserta didik pemetaan capaian pembelajaran dibagi dalam
fase usia peserta didik yaitu :
Untuk menyusun rencana pembelajaran, jabaran kompetensi pada Capaian
Pembelajaran perlu dipetakan ke dalam tujuan pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran. Peta kompetensi tersebut kemudian digunakan sebagai acuan untuk

6
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi dan
pendekatan dalam menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.
Kriteria dalam menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran adalah:
1. Tujuan Pembelajaran yang ideal terdiri dari dari 2 komponen berikut:
• Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang
menunjukkan peserta didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
• Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami
di akhir satu unit pembelajaran.
2. Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran:
• Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik
• Alur tujuan pembelajaran dalam satu fase menggambarkan cakupan dan
tahapan pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.
• Alur tujuan pembelajaran pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan
dan tahapan pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan
kompetensi antarfase dan jenjang.
Merumuskan Alur Tujuan Pembelajaran
Hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan pembelajaran :
• Guru merujuk pada kompetensi yang tercantum pada CP.
• Merumuskan kalimat tujuan pembelajaran dapat mengambil referensi dari
berbagai sumber atau memadukan tujuan pembelajaran dari berbagai
kurikulum.
• Identifikasi dimensi Profil Pelajar Pancasila yang mungkin terkait dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
4. Analisis Capaian Pembelajaran (CP) dalam menyusun Tujuan Pembelajaran dan
Alur Tujuan Pembelajaran
Contoh 1 Prosedur penyusunan alur tujuan pembelajaran
a. Melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) mata pelajaran pada fase yang
akan dipetakan.
b. Identifikasi kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai peserta didik pada
fase tersebut.
c. Rumuskan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan kompetensi yang
akan dicapai, konten yang akan dipelajari dan variasi keterampilan berpikir apa
yang perlu dikuasai peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
d. Identifikasi elemen dan atau subelemen Profil Pelajar Pancasila yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan.

7
e. Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, susun tujuan pembelajaran secara
linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke
hari.
5. Analisis Capaian Pembelajaran (CP) dalam menyusun Tujuan Pembelajaran dan
Alur Tujuan Pembelajaran
Contoh 2 Prosedur penyusunan alur tujuan pembelajaran
a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) dan menyusunnya dalam alur
pembelajaran untuk mencapai kompetensi pada fase tersebut
b. Menganalisis elemen Capaian Pembelajaran (CP) untuk mengidentifikasi
kompetensi pada akhir fase pada elemen tersebut.
c. Tim pendidik berkolaborasi menganalisis naskah Capaian Pembelajaran (CP)
mata pelajaran yang menjadi fokus
Saran :
• Penyusunan alur tujuan pembelajaran dilakukan di tingkat satuan pendidikan
oleh tim pendidik pada mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang sama.
• Alur tujuan pembelajaran yang telah dipetakan, direview bersama di dalam
tim, berdasarkan expert judgment tim pendidik untuk memastikan
kesesuaiannya dengan kriteria alur tujuan pembelajaran.
• Evaluasi pada alur tujuan pembelajaran hendaknya dilakukan sebagai bagian
dari evaluasi proses pembelajaran secara keseluruhan.
• Apabila teridentifikasi kendala atau ketidak efektifan dalam pembelajaran,
perbaikan yang dilakukan bisa pada perangkat ajar, tujuan pembelajaran atau
pada alur tujuan pembelajaran.

D. Mengenal Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Dalam Kurikulum Merdeka, ada istilah yang disebut Capaian Pembelajaran (CP).
Capaian Pembelajaran adalah kompetensi minimum yang harus dicapai siswa pada
setiap mata pelajaran yang diterima di setiap fase perkembangan.
Di dalam Capaian Pembelajaran terdapat sekumpulan kompetensi dan lingkup
materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
Ada enam fase Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, yaitu fase A
hingga fase F, yang meliputi seluruh mata pelajaran di jenjang pendidikan dasar dan
menengah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, SDLB, SMPLB, SMALB,
Paket A, Paket B, dan Paket C).

8
Pembagian fase dalam Capaian Pembelajaran ini ditentukan oleh pemerintah.
Meskipun demikian, sekolah memiliki keleluasan dalam menentukan strategi, cara,
atau alur untuk mencapainya.
Tujuan Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka
• Tujuan Capaian Pembelajaran PAUD
Pada jenjang pendidikan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), Capaian
Pembelajaran bertujuan untuk memberikan arah yang sesuai dengan usia
perkembangan pada semua aspek perkembangan anak sehingga kompetensi
pembelajaran yang diharapkan dicapai anak pada akhir PAUD dapat dipahami
dengan jelas agar anak siap mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya.
Capaian Pembelajaran di jenjang pendidikan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)
juga bertujuan untuk menarasikan kompetensi pembelajaran yang diharapkan
dicapai anak pada akhir PAUD agar anak siap mengikuti jenjang pendidikan
selanjutnya.
• Tujuan Capaian Pembelajaran SD-SMA
Pada jenjang pendidikan SD-SMA, Capaian Pembelajaran bertujuan untuk
menunjukkan kemajuan belajar siswa dari satu tingkat ke tingkat berikutnya.
Capaian Pembelajaran pada jenjang pendidikan ini juga harus disertai dengan
kriteria penilaian yang tepat sehingga dapat digunakan sebagai bukti tercapainya
hasil pembelajaran yang diharapkan.
1. Fase-fase Capaian Pembelajaran
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Capaian Pembelajaran
Kurikulum Merdeka dibagi ke dalam enam fase. Adapun tujuan penyusunan Capaian
Pembelajaran per fase ini adalah untuk memberikan waktu kepada siswa agar dapat
belajar sesuai dengan tingkat pencapaian, kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajar
mereka.
Hal ini dikarenakan, Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
disusun dengan memperhatikan setiap fase perkembangan anak.
Selain bermanfaat untuk siswa, penyusunan Capaian Pembelajaran per fase
juga memberikan guru dan sekolah keleluasaan dalam menyesuaikan pembelajaran
berdasarkan kondisi dan karakteristik siswa.

9
Berikut adalah pembagian fase Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka
berdasarkan satuan pendidikannya.
Fase dalam Satuan Pendidikan Umum
• Fase Fondasi: PAUD
• Fase A: kelas 1–2 SD
• Fase B: kelas 3–4 SD
• Fase C: kelas 5–6 SD
• Fase D: kelas 7–9 SMP
• Fase E: kelas 10 SMA/SMK
• Fase F: kelas 11–12 SMA/SMK
Fase dalam Satuan Pendidikan Khusus
• Fase Fondasi: PAUDLB
• Fase A: usia mental ≤ 7 tahun (kelas 1–2 SDLB)
• Fase B: usia mental ± 8 tahun (kelas 3–4 SDLB)
• Fase C: usia mental ± 8 tahun (kelas 5–6 SDLB)
• Fase D: usia mental ± 9 tahun (kelas 7–9 SMPLB)
• Fase E: usia mental ± 10 tahun (kelas 10 SMALB)
• Fase F: usia mental ± 10 tahun (kelas 11–12 SMALB)
2. Elemen Capaian Pembelajaran
Elemen Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka dibagi berdasarkan
fase perkembangan anak di setiap jenjang pendidikan.
Berikut adalah elemen Capaian Pembelajaran pada fase Fondasi atau PAUD.
Nilai Agama dan Budi Pekerti
Dari segi nilai agama, anak sudah bisa dikatakan berhasil mencapai pembelajaran
jika sudah memenuhi elemen penilaian, seperti:
• Dapat mempercayai Tuhan Yang Maha Esa

10
• Mulai mengenal dan mempraktekkan ajaran pokok dari agama dan
kepercayaannya.
Sementara dari segi budi pekerti, anak sudah bisa dikatakan berhasil mencapai
pembelajaran jika sudah:
• Dapat berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan, kesehatan, dan
keselamatan dirinya sendiri.
• Dapat menghargai sesama manusia dengan berbagai perbedaannya dan
mempraktikkan perilaku baik dan berakhlak mulia.
• Dapat menghargai alam dengan cara merawatnya dan menunjukkan rasa
sayang terhadap makhluk hidup lain, seperti hewan dan tumbuhan yang
merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
3. Jati Diri
Adapun Capaian Pembelajaran PAUD pada elemen jati diri ini adalah:
• Sudah bisa mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi diri serta
membangun hubungan sosial secara sehat
• Mengenali dan memiliki perilaku positif terhadap diri sendiri dan lingkungan.
• Memiliki rasa bangga sebagai anak Indonesia yang berlandaskan Pancasila.
• Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, aturan, dan norma yang
berlaku.
• Mampu menggunakan fungsi gerak (motorik kasar, halus, dan taktil) untuk
mengeksplorasi dan memanipulasi berbagai objek dan lingkungan sekitar
sebagai bentuk pengembangan diri.
Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Seni
Sementara Capaian Pembelajaran PAUD dalam elemen dasar-dasar literasi,
matematika, sains, teknologi, rekayasa, dan seni adalah sebagai berikut:
• Mampu mengenali dan memahami berbagai informasi
• Dapat mengomunikasikan perasaan dan pikiran secara lisan, tulisan, maupun
menggunakan berbagai media lain.
• Dapat membangun percakapan.

11
• Menunjukkan minat, kegemaran, dan berpartisipasi dalam kegiatan
pramembaca dan pramenulis.
• Dapat mengenali dan menggunakan konsep pramatematika untuk
memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari.
• Menunjukkan adanya kemampuan dasar berpikir kritis, kreatif, dan
kolaboratif.
• Menunjukkan rasa ingin tahu melalui observasi, eksplorasi, dan eksperimen
dengan menggunakan lingkungan sekitar dan media sebagai sumber belajar,
untuk mendapatkan gagasan mengenai fenomena alam dan sosial.
• Menunjukkan awal menggunakan dan merekayasa teknologi, serta untuk
mencari informasi, gagasan, dan keterampilan secara aman dan bertanggung
jawab.
• Mampu mengeksplorasi berbagai proses seni, mengekspresikannya serta
mengapresiasi karya seni.
Untuk elemen Capaian Pembelajaran di jenjang pendidikan SD-SMA dibagi
berdasarkan mata pelajaran. Jadi, setiap mata pelajaran memiliki elemen tersendiri
yang menjadi penilaian dalam Capaian Pembelajaran.
Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, elemen Capaian
Pembelajaran di fase A atau kelas I dan kelas II SD adalah menyimak, membaca dan
memirsa, berbicara dan mempresentasikan, menulis.
4. Cara Mengukur Capaian Pembelajaran
Untuk mengukur Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, guru dapat
menggunakan dua jenis asesmen, yaitu asesmen formatif dan sumatif.
Asesmen formatif adalah penilaian yang dilakukan pada awal, pertengahan,
akhir, maupun sepanjang pembelajaran. Asesmen ini bertujuan untuk memberikan
guru informasi atau umpan balik secara cepat mengenai pemahaman siswa terhadap
suatu materi pelajaran.
Sementara itu, asesmen sumatif adalah penilaian yang dilakukan di akhir proses
pembelajaran, seperti di akhir semester, akhir tahun ajaran, atau akhir jenjang
pendidikan. Tujuannya adalah untuk mengetahui berhasil atau tidaknya siswa dalam
suatu Capaian Pembelajaran.

12
Jika Bapak/Ibu guru ingin mendapatkan informasi secara cepat mengenai
pemahaman siswa, mungkin asesmen formatif adalah pilihan yang tepat. Dengan
begitu, Bapak/Ibu guru bisa segera melakukan perbaikan proses belajar apabila
memperoleh hasil asesmen yang kurang baik.
Asesmen formatif ini bisa dilakukan dengan menggunakan tes tertulis, tes lisan,
penilaian diri dan penilaian antarteman (self- dan peer-assessment), penugasan
proyek, dan sebagainya.
5. Cara Meningkatkan Capaian Pembelajaran Siswa
Sebelum membahas cara meningkatkan Capaian Pembelajaran siswa, perlu
diketahui bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi Capaian Pembelajaran, yakni
faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yang mempengaruhi Capaian Pembelajaran terdiri dari minat,
motivasi, perhatian belajar dan kesiapan belajar siswa. Sementara faktor eksternal
yang dapat mempengaruhi Capaian Pembelajaran siswa adalah metode guru
mengajar, ruang kelas (fasilitas), dan teman bergaul.
Sebagai tenaga pendidik, ada beberapa cara yang bisa Bapak/Ibu lakukan untuk
membantu siswa dalam meningkatkan Capaian Pembelajaran. Berikut caranya.
a. Menggunakan metode pembelajaran yang tepat
Saat ini, ada berbagai metode pembelajaran yang bisa guru gunakan. Mulai dari
metode ceramah, diskusi, studi kasus, hingga eksperimen.
Dari berbagai metode pembelajaran yang tersedia tersebut, Bapak/Ibu guru bisa
memilih salah satu atau mengombinasikan beberapa metode pembelajaran. Hal ini
bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan.
Misalnya, untuk menjelaskan materi pelajaran, Bapak/Ibu guru menggunakan
metode ceramah. Setelah menjelaskan materi, Bapak/Ibu guru mengubah metode
lain, misalnya metode tanya jawab atau diskusi.
Menggunakan metode pembelajaran yang sama akan membuat siswa merasa
bosan dan jenuh sehingga mengganggu konsentrasinya dalam belajar. Alhasil,
Capaian Pembelajaran pun menjadi tidak tercapai.
b. Ciptakan kompetisi dalam belajar

13
Persaingan di dalam kelas tidak selalu buruk, apalagi kalau dilakukan dengan
benar dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar karena mereka akan terus
belajar untuk membuktikan bahwa merekalah yang terbaik. Oleh karena itu, tidak
ada salahnya Bapak/Ibu guru mencoba menciptakan kompetisi yang sehat saat
belajar di dalam kelas.
Misalnya, dengan mengadakan lomba cerdas cermat di dalam kelas. Bagi
kelompok yang menang, akan mendapat hadiah atau tambahan nilai. Sementara bagi
kelompok yang kalah, tidak akan mendapat hadiah atau hanya mendapat tambahan
nilai saja.
c. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran
Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar-mengajar juga dapat
meningkatkan motivasi mereka. Hal ini akan membuat mereka merasa bertanggung
jawab dalam pembelajaran dan berusaha untuk memberikan yang terbaik sehingga
Capaian Pembelajaran lebih mudah dicapai.
Untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, Bapak/Ibu guru bisa
memulainya dengan memberikan pertanyaan pemantik yang membutuhkan
keterampilan berpikir kritis atau high order thinking skill.
d. Memberikan pujian atas prestasi dan keberhasilan siswa
Memberikan pujian atas prestasi dan keberhasilan siswa juga dapat meningkatkan
Capaian Pembelajaran mereka. Sebab, ketika Bapak/Ibu guru memberikan pujian,
siswa akan merasa dihargai dan motivasi mereka untuk berusaha memberikan yang
terbaik dalam belajar juga akan meningkat.
Oleh karena itu, cobalah untuk memberikan pujian kepada siswa atas prestasi dan
keberhasilan yang telah dicapainya. Misalnya, saat mereka berhasil menyelesaikan
tugas dengan baik.

E. Memahami Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Dalam kegiatan pembelajaran, pasti terdapat capaian pembelajaran yang harus


dipenuhi oleh siswa, guru, maupun sekolah. Capaian pembelajaran siswa merupakan
kompetensi minimum yang harus dilewati oleh siswa dalam setiap mata pelajaran.
Capaian pembelajaran ini disusun mengacu pada Standar Kompetensi Kelulusan

14
atau SKL serta Standar Isi seperti Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD)
dalam Kurikulum 2013.

Capaian pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan pembaruan dari


Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang dirancang untuk menguatkan fokus
pembelajaran terhadap pengembangan kompetensi. Dalam K13 dan kurikulum
nasional yang terdahulu lainnya ditujukan untuk kompetensi sehingga kurikulum ini
pun meneruskan upaya tersebut.
Capaian pembelajaran setiap peserta didik tentu berbeda sesuai dengan
jenjang atau tingkatannya, mulai dari PAUD, Pendidikan Dasar, menengah pertama,
dan menengah atas.

Kerangka Kurikulum Merdeka


Sebelum mengetahui capaian pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka,
alangkah baiknya jika Anda mengetahui apa saja kerangka Kurikulum Merdeka
yang akan diterapkan oleh sekolah-sekolah di Indonesia.
Kurikulum ini pertama akan diterapkan di sekolah penggerak. Beberapa
pedoman yang sudah disiapkan oleh pemerintah adalah sebagai berikut.
Profil Pelajar Pancasila. Ini merupakan pencapaian kompetensi dan karakter
yang ada pada enam dimensi dengan tujuan untuk menuntun arah yang memandu
kebijakan serta pembaruan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk
pembelajaran dan asesmen.
Struktur kurikulum Ini merupakan jabaran mata pelajaran serta alokasi jam
pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh sekolah.
Capaian pembelajaran atau CP. Kompetensi atau karakter siswa yang harus
dimiliki atau dicapai setelah menyelesaikan pembelajaran berdasarkan kurun waktu
tertentu.
Prinsip pembelajaran serta asesmen. Pedoman ini berisi pedoman nilai yang
mendasari desain pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka.
Selain ada kerangka Kurikulum Merdeka, ada pula komponen yang
membentuk kurikulum ini yang harus dipahami agar kegiatan pembelajaran berjalan
optimal.

1. Capaian Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran pasti ada capaian yang harus dicapai oleh siswa.
Capaian dalam kurikulum sebelumnya dinamakan kompetensi inti (KI) dan

15
kompetensi dasar (KD). Namun, dalam Kurikulum Merdeka dinamakan capaian
pembelajaran. Capaian pembelajaran berisikan kompetensi serta lingkup materi
yang disusun secara komprehensif berbentuk narasi.

2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, yaitu kompetensi yang harus
dicapai oleh siswa. Tujuan pembelajaran ini bisa dilaksanakan di satu atau lebih
kegiatan.

3. Alur Tujuan Pembelajaran


Dalam Kurikulum Merdeka terdapat alur tujuan pembelajaran, yaitu rangkaian
tujuan pembelajaran yang disusun sistematis serta logis dan didesain sesuai dengan
urutan pembelajaran sejak awal sampai akhir fase.

Capaian pembelajaran dalam kurikulum merdeka merupakan keterampilan


belajar yang dimiliki oleh siswa dan harus diselesaikan setiap tahap. Kurikulum
Merdeka sendiri merupakan kurikulum yang dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem
Makarim untuk mengatur kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat student
centered learning atau berpusat pada siswa.
Kurikulum Merdeka mengatur pembelajaran sesuai minat dan bakat anak
dinilai lebih fleksibel dan berkonsentrasi untuk mengembangkan kemampuan atau
kompetensi siswa.
Isi dari capaian pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, yaitu kumpulan
kompetensi dan lingkup materi yang disusun komprehensif berbentuk narasi.
Pemetaan capaian pembelajaran Kurikulum Merdeka sesuai perkembangan siswa
dalam fase usia.
Strategi untuk mencapai capaian pembelajaran yaitu dengan mengurangi
cakupan materi dan mengubah tata cara penyusunan yang lebih fleksibel sehingga
siswa tidak merasa tertekan untuk mencapai pembelajaran tersebut.

Pengurangan Konten
Salah satu karakteristik dari Kurikulum Merdeka adalah fokus terhadap materi
esensial seperti literasi dan numerasi. Hal ini menunjukkan bahwa Kurikulum
Merdeka lebih mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas.

16
Ini juga berhubungan dengan capaian pembelajaran siswa. Konsekuensi
pembelajaran Kurikulum Merdeka berorientasi pada kompetensi sehingga perlu
adanya pengurangan materi pelajaran atau pokok bahasa.
Dengan adanya pengurangan konten, maka guru tidak mengajar dengan
terburu-buru untuk mencapai target yang begitu banyak serta dapat menggunakan
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Jika Guru menyampaikan
pembelajaran secara terburu-buru, siswa tidak punya waktu yang cukup untuk
memahami konsep dengan mendalam. Padahal, hal tersebut penting untuk
menguatkan fondasi kompetensi siswa.
Dengan kata lain, materi pembelajaran yang begitu padat mampu membuat
siswa kehilangan kesempatan untuk lebih mengeksplorasi pengetahuannya dan
mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih baik.

Pembelajaran Konstruktivisme
Untuk bisa mencapai capaian pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, kegiatan
pembelajaran dilakukan secara konstruktivisme. Teori pembelajaran
konstruktivisme merupakan kegiatan pembelajaran yang mengutamakan
perkembangan logika serta konseptual pembelajar. Melalui teori belajar ini, anak
bisa membuat atau mencipta suatu karya dan membangun suatu hal yang sudah
dipelajari.
Kurikulum Merdeka juga menginginkan anak-anak Indonesia untuk tetap aktif,
meningkatkan kecerdasan, kreatif, dan mampu membuat suatu karya.
Teori belajar konstruktivisme memiliki beberapa tujuan seperti untuk membantu
siswa memahami materi pembelajaran lebih mendalam, mengasah kemampuan
siswa dalam bertanya dan mencari solusi, siswa dapat memahami konsep secara
komprehensif serta menjadi pemikir aktif.
Dalam teori belajar konstruktivisme, pengetahuan bukan kumpulan atau
seperangkat fakta, konsep, kaidah untuk diingat. Konstruktivisme merupakan proses
dalam memahami atau mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman nyata.
Dalam Kurikulum Merdeka, pemahaman siswa tidak bersifat statis melainkan
dinamis atau berevolusi secara konstan selama siswa tersebut dapat
mengkonstruksikan pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman sebelumnya.
Untuk memiliki pemahaman ini, sekolah dan guru harus bisa menciptakan suasana
belajar yang berpusat pada siswa dan bukan hanya memberikan siswa informasi
yang kurang bermakna atau sekadar dihafalkan saja.

17
Melalui pembelajaran konstruktivisme, capaian pembelajaran dalam Kurikulum
Merdeka yang mengutamakan kompetensi bisa dicapai tanpa mengikat konteks serta
konten pembelajaran. Dengan demikian, diharapkan sekolah dan para pendidik bisa
mengembangkan pembelajaran konstruktivisme yang terpusat pada siswa, sesuai
dengan konteks sekolah, perkembangan, minat dan bakat siswa.
Supaya lebih siap menghadapi Kurikulum Merdeka dan siswa bisa mencapai
capaian pembelajaran, pendidik harus bisa beradaptasi dengan perubahan dan terus
belajar. Salah satu bentuk belajar yang dapat dilakukan adalah mengikuti pelatihan
guru. Pelatihan guru didesain untuk meningkatkan kompetensi mengajar guru.
Kejarcita merupakan lembaga atau perusahaan yang bergerak di bidang
pendidikan yang memberikan jasa dan layanan berupa support system dan pelatihan
yang didesain sesuai kebutuhan kerja guru. Semua layanan dari kejar cita ini
bertujuan untuk membantu guru dalam hal merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembelajaran di kelas.

F. Laporan Hasil Kunjungan ke SMK

Pada kunjungan kami ke SMK Negeri 10 Makassar, kami mengetahui bahwa


kurikulum yang digunakan SMK Negeri 10 Makassar masih menggunakan
Kurikulum 2013 dan belum menggunakan sistem kurikulum merdeka belajar yang
dimana rata rata sekolah yang kami kunjungi juga sama masih menerapkan
kurikulum 2013.
Pada kurikulum 2013, Capaian Pembelajaran dikenal dengan nama Kompetensi
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum
yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan
kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006
(yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah
berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa
percobaanya pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah
rintisan.
Namun, sekolah yang kami kunjungi ini SMK Negeri 10 Makassar memiliki tujuan
yakni:
a. menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja (dunia usaha dan dunia
industri) dan mengembangkan sikap profesionalisme.
b. meningkatkan potensi siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

18
c. mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
d. meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam
sekitarnya.
e. membekali peserta didik sikap profesionalisme untuk mengembangkan diri dan
mampu berkompetensi di tingkat nasional, regional dan internasional.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Capaian pembelajaran dalam kurikulum merdeka merupakan keterampilan
belajar yang dimiliki oleh siswa dan harus diselesaikan setiap tahap. Kurikulum
Merdeka sendiri merupakan kurikulum yang dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem
Makarim untuk mengatur kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat student
centered learning atau berpusat pada siswa. Kurikulum Merdeka mengatur
pembelajaran sesuai minat dan bakat anak dinilai lebih fleksibel dan berkonsentrasi
untuk mengembangkan kemampuan atau kompetensi siswa. Isi dari capaian
pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, yaitu kumpulan kompetensi dan lingkup
materi yang disusun komprehensif berbentuk narasi. Pemetaan capaian
pembelajaran Kurikulum Merdeka sesuai perkembangan siswa dalam fase usia.

B. Saran

1. Kenapa solusinya harus menawarkan kurikulum alternatif, bukan menata


kembali isi kurikulum, menata muatan materi dan kemudian menyederhanakan
administrasi yang harus dilakukan oleh bapak-ibu guru. Jadi seharusnya
sosialisasi dan pelatihan itu yang diintensifkan bukan merubah kurikulum.
2. Semestinya ketika sudah ada catatan terhadap implementasi sebelumnya, maka
harus sudah diperbaiki dan diujicobakan lagi secara terbatas satu tahun untuk
kemudian diuji kembali, apakah sudah efektif, baru kemudian diterapkan di
dalam skala besar. Tapi yang kami lihat, kurikulum ini diujicobakan secara
terbatas dan hasilnya belum begitu meyakinkan, tapi sudah diterapkan dalam
skala besar.
3. Kalau Efektivitas dinilai dari hasil belajar, maka asesmen tentang hasil belajar
yang berkelanjutan dari proses Kurikulum Merdeka ini belum dilakukan,
sehingga kita sebenarnya belum tahu. Kenapa tiba-tiba ditawarkan Kurikulum
Merdeka secara nasional, ini tentu saja mengkhawatirkan dan patut di
pertanyakan.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://ainamulyana.blogspot.com/2021/05/pengertian-capaian-pembelajaran-
cp.html
https://www.ledsulbar.id/2022/05/capaian-pembelajaran-cp-tujuan-capaian.html
https://smamuh5yk.sch.id/mengenal-kurikulum-2013-sebagai-acuan-pendidikan-
di-indonesia/
https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/PNgwapXN-yuk-kenali-
istilah-istilah-baru-di-kurikulum-
merdeka#:~:text=Capaian%20Pembelajaran%20(CP),ke%20dalam%20satu%20par
agraf%20utuh
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/capaian-pembelajaran/
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.quipper.co
m/id/blog/info-guru/capaian-pembelajaran/amp/&ved=2ahUKEwiJrdO3zsn-
AhV47TgGHWBSCJMQFnoECA0QBQ&usg=AOvVaw2AJztyi5tqfk-
mQOGVzCQe
https://www.google.com/search?q=memahami+cp+pada+kurikulum+2013&rlz=1C
1GCEA_enID936ID936&oq=memahami+cp+pada+kurikulum+2013&aqs=chrom
e..69i57j33i160l2.10222j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-
8#bsht=CgVic2hocBIECAQwAQ
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/capaian-pembelajaran/amp/
https://blog.kejarcita.id/capaian-pembelajaran-kurikulum-merdeka/

21

Anda mungkin juga menyukai