Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi sekarang ini
sangat pesat. Diantara bidang-bidang teknologi, bidang teknologi otomotif
mengalami perkembangan yang sangat luar biasa. Perkembangan teknologi
yang terjadi bermaksud untuk meningkatkan efisiensi mesin sehingga tenaga
yang dihasilkan dapat optimal dengan penggunaan bahan bakar se-efisien
mungkin.
Salah satu perkembangan teknologi otomotif adalah adanya sistem
kontrol elektronik pada mesin. Sistem kontrol elektronik ini biasa disebut
orang sebagai EMS (Engine Management Sistem), EFI (Electronic Fuel
Injection), dll. Hadirnya teknologi ini menggantikan teknologi terdahulu yaitu
teknologi karburator. Teknologi karburator tidak dapat melayani dengan baik
keperluan bahan bakar disetiap putaran sesuai dengan perhitungan teori. Hal
ini yang kemudian menghsilkan tenaga yang kurang optimal dan konsumsi
atau penggunaan bahan bakar yang tidak efisien pula.
Sistem kontrol elektronik diciptakan untuk mengatasi kelemahan sistem
karburator. Sistem kontrol elektronik mampu menakar dengan teliti jumlah
bahan bakar yang dibutuhkan mesin dalam suatu kondisi tertentu. Hal ini
dimaksudkan agar pembakaran tejadi secara sempurna disetiap keadaan
sehingga tenaga yang dihasilkan maksimal disegala kondisi.
Salah satu pengontrolan yang dilakukan adalah dengan menyemprotkan
bahan bakar ke ruang bakar baik secara langsung maupun secara tidak
langsung. Hal tersebut dilakukan oleh sebuah komponen yang mempunyai
takaran penyemprotan yang disesuaikan dengan kondisi mesin. Segala
kondisi mesin di deteksi melalui sensor-sensor yang terpasang dan bahan
bakar disemprotkan sesuai kondisi mesin yang dideteksi oleh sensor tersebut.
Sehingga akan didapatkan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan mesin.
Akibatnya didapatkan hasil yang efisien dengan emisi rendah.
2
Oleh karena itu diperlukannya sebuah konponen yang sangat penting
dalam pengontrolan tersebut. Pengontrolan ini menggunakan konsep waktu
pembukaan dengan prinsip aliran listrik pada elektromagnet yang terdapat
apda injektor.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atat dapat disimpulkan rumusan masalah
antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan injektor dalam sistem Electronic Fuel
Injection ?
2. Bagaimana jens-jenis injektor dalam sistem Electronic Fuel Injection ?
3. Bagaimana pengontrolan injektor dalam Electronic Fuel Injection ?

C. Tujuan
Berdasarkan rmusan masalah, dapat dirumuskan tujuan penulisan yaitu :
1. Mengetahui pengertian Injektor dalam sistem Electronic Fuel Injection.
2. Mengetahui jenis-jenis injektor dalam sistem Electronic Fuel Injection.
3. Mengetahui pengontrolan Injektor dalam sistem Electronic Fuel
Injection.

D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan kemampuan pemahaman komponen sistem kontrol
elektronik.
b. Melatih ketrampilan pemehaman berbagai macam refrensi dalam
pembuatan makalah.
c. Melatih pembuatan makalah yang baik dan benar.
2. Bagi Pembaca
a. Membantu memahami detail mengenai injektor.
b. Meningkatkan kemampuan kognitif mengenai sistem kontrol
elektronik.

3

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Sistem Electronic Fuel I njection (EFI)
EFI adalah sebuah sistem penyemprotan bahan bakar yang dalam
kerjanya dikontrol secara elektronik agar didapatkan nilai campuran udara
dan bahan bakar selalu sesuai dengan kebutuhan motor bakar, maka proses
pembakaran yang terjadi diruang bakar akan terjadi secara sempurna sehingga
didapatkan daya motor yang optimal serta didapatkan gas buang yang ramah
lingkungan. Proses pemberian bahan bakar dari ECU (Electronic Kontrol
Unit) atau ECM (Electronic Kontrol Module) ke injektor yang didasarkan
pada signal-signal dari sensor-sensor antara lain sensor air flow meter,
manifold absolute pressure, sensor putaran mesin, water temperature sensor,
throttle position sensor dll.
EFI dipakai oleh merk Toyota, sedangkan merk lain mempunyai nama
yang berbeda, yakni ; PGMFI/ Honda (Programed Fuel Injection), EPI/
Suzuki (Electronic Petrol Injection), EGI/ Mazda (Electronic Gasoline
Injection), Jetronik (Bosch), Multec/ General Motor (Multi Technology) dan
lain-lain akan tetapi prinsip dari semua sistem tersebut adalah sama.
Sistem yang digunakan pada electronic fuel injection terbagi atas sensor-
sensor dan actuator. Sensor-sensor merupakan informan atau pemberi
informasi tentang kondisi-kondisi yang berkaitan dengan penentuan jumlah
bahan bakar yang harus diinjeksikan. Pemberian informasi dapat berupa
sinyal analog ataupun digital. Sensor-sensor yang mengirim informasi dalam
bentuk analog seperti misalnya TPS (Throttle Position Sensor dan mass air
flow). Sedangkan actuator merupakan bagian/komponen yang akan
diperintah oleh ECU dan perintah dapat berupa analog ataupun digital.
Pemberian perintah berupa analog diberikan pada pompa bensin elektrik dan
lampu engine control. Sedangkan pemberian perintah berupa sinyal digital
4
diberikan pada injektor, koil pengapian, katup pernapasan tangki, pengatur
idle, pemanas sensor lamda dan steeker diagnosa.

Gambar 1. Prinsip Kerja Kontrol EFI
B. Injektor
Injektor bahan bakar adalah sebuah peralatan elektro-mechanical yang
mengukur, mengatur dan secara langsung menyemprotkan bahan bakar ke
dalam intake manifold menurut sinyal yang dikirimkan oleh ECU.
Berdasarkan jumlah udara yang masuk dan putaran mesin, ECM menghitung
dasar waktu injeksi bahan bakar, dan menghitung secara tepat lamanya waktu
injeksi bahan bakar berdasarkan temperatur pendingin mesin, sinyal umpan
balik dari oksogen sensor selama close-loop-kontrol, kondisi laju kendaraan
termasuk akselerasi dan deselerasi, serta status pengisian baterai, dengan
tujuan mengontrol injektor melalui sinyal pulsa yang konstan, dan tekanan
injeksi dikontrol agar tetap konstan. Kemudian jumlah bahan bakar yang
dinjeksikan akan ditentukan berdasarkan lamanya waktu penginjeksian bahan
bakar melalui kerja solenoid yang menahan needle valve agar terbuka,
menggunakan Pulse Width Modulation (PWM) yang dikirim dari ECM.
Semakin lama waktu injeksi bahan bakar (pulse width semakin lama) maka
bahan bakar yang disemprotkan oleh injektor juga akan semakin banyak.
5

Gambar 2. Injektor
BAB III
METODE PENULISAN

Metodologi yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah pengumpulan
data dari berbagai sumber, yaitu literatur serta data-data akurat yang diperoleh
dari media cetak dan elektronik.
A. Pendekatan Penulisan
Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif
kualitatif berdasarkan kajian kepustakaan. Pemilihan pendekatan ini
diharapkan dapat memberikan gambaran secara cermat mengenai keadaan
atau gejala tertentu pada objek kajian. Dalam hal ini penulis berusaha
membuat gambaran mengenai konsep pengembangan media pembelajaran.
B. Output Penulisan
Adapun sasaran dalam penulisan karya tulis ini adalah: Tersusunya
konsep pengertian, jenis, fungsi dan pengontrolan Injektor pada sistem EFI.
C. Data dan Sumber Data
Data dalam penulisan karya tulis ini berasal dari buku-buku yang relevan
dengan topik penulisan, karya tulis ilmiah, ebook dan artikel dari internet.
Sumber kajian ini diharapkan dapat memperkuat dan mempertajam
pembahasan.
D. Prosedur Penyusunan Makalah
6
Penyusunan makalah ini telah melalui tahapan-tahapan atau langkah-
langkah yang sistematis sehingga diperoleh hasil kajian yang lengkap dan
terstruktur. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan karya
tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Menemukan dan merumuskan masalah.
2. Mencari dan menyeleksi sumber-sumber data kepustakaan yang relevan.
3. Menganalisis data-data untuk menjawab permasalahan.
4. Merumuskan alternatif pemecahan masalah.
5. Menarik simpulan dan merekomendasikan saran.
Adapun skema penulisan karya tulis ilmiah ini dapat ditunjukkan sebagai
berikut:







7







BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengertian Injektor
Injektor bahan bakar adalah sebuah peralatan elektro-mechanical yang
mengukur, mengatur dan secara langsung menyemprotkan bahan bakar ke
dalam intake manifold menurut sinyal yang dikirimkan oleh ECU. Hampir
semua mesin Toyota yang digunakan pada mobil, menempatkan injektor pada
masing-masing silinder dan mengabutkan bahan bakar pada intake manifold
sebelum katup masuk.
Injektor dipasang dengan isolator/seal pada ujung yang bersentuhan
dengan manifold yang berfungsi untuk mengisolasi injektor dari panas dan
untuk mencegah tekanan atmosfer bocor ke manifold. Pipa pengiriman bahan
bakar menjamin kedudukan injektor pada tempatnya. Bahan bakar ini
dipasang pada ujung pipa pengiriman oleh O-ring dan grommet.

8
Gambar 3. Penampang Injektor
Untuk mengurangi kemungkinan uap terkunci (vapor lock), yang
cenderung terjadi selama operasi pada suhu tinggi, Mesin 3S-GTE dan 2TZ-
FE (pada Toyota) menggunakan side feed injektor. Jenis injektor ini
dilengkapi dengan O-ring atas dan bawah. Orings dan isolator harus selalu
diganti ketika injektor dilepas, Orings dan isolator tidak boleh digunakan
kembali.

Gambar 4. Side Feed Injektor

B. Jenis Injektor
Terdapat beberapa macam tipe injektor yang paling banyak digunakan, yaitu :
1. Pintle Type Injektor
Ini merupakan desain pertama kali yang digunakan pada mesin
Conventional and EFI/TCCS. Tipe ini mempunyai kelebihan mengenai
atomisasi bahan bakar yang lebih baik, tetapi rentan akan terjadinya
penumpukan (deposit) bahan bakar pada katup pintle. Penumpukan akan
menyebabkan pembatasan aliran bahan bakar serta bahan bakar yang
diinjeksikan akan lebih kurus dan mengubah pola semprotan injeksi
bahan bakar.
2. Hole Type Injektor
Tipe ini merupakan perkembangan dari tipe sebelumnya dan
digunakan pada mesin dengan model EFI/TCCS Engine. Tipe ini dapat
menjadi solusi tentang permasalahan penumpukan (deposit) bahan bakar.
9
Katup injeksi tersembunyi dari ujung injektor (tidak menonjol) dan bahan
bakar dikirim melalui holes drilled pada ujung injektor. Injektor jenis ini
menawarkan atomisasi bahan bakar yang baik dan juga dapat
meminimalisir permasalahan penumpukan bahan bakar (deposit)
dibandingkan dengan Pintle Type.


Gambar 5. Tipe Injektor

C. Pola dan Pengontrolan Injeksi
1. Pola Penginjeksian
Injektor mempunyai persyaratan dasar yang harus dipenuhi agar
bisa bekerja dalam semua kondisi seperti cepat atau lamanya
penginjeksian, start dingin, start panas, dst, persyaratan dasar tersebut
adalah karakteristik pengaliran dan ketahanan. Diantara enam item
dibawah, lima pertama adalah kebutuhan dasar dan item ke 6 merupakan
tambahan yaitu ketahanan.
a. Bahan bakar yang disuplai harus presisi atau tepat
b. Stabil baik untuk range aliran rendah maupun tinggi
c. Daya semprotannya baik
10
d. Tidak bocor
e. Noise rendah
f. Tahan lama
Pengaturan waktu injeksi pada injektor dilakukan dengan jalan
memberikan massa pada masing-masing injektor. Disediakan terminal
massa yang diatur pada ECU (#10 dan #20). Arus dari sumber mengalir
langsung dari switch pengapian atau dari relay utama EFI. Ketika sirkuit
driver ECU bekerja, arus yang mengalir ke massa melalui kumparan
solenoid injektor. Medan magnet yang dihasilkan mengakibatkan injektor
untuk membuka melawan tegangan pegas. Ketika sirkuit driver ECU
dimatikan, pegas menyebabkan katup injektor tertutup kembali.

Gambar 6. Injektor Driver Circuits


Pola injeksi bahan bakar dapat dibagi menjadi beberapa tipe
tergantung dari jenis kendaraan. Diantaranya :
a. Bersamaan/Serentak
11
b. Two groups of two injektors each (untuk 4 silinder)
c. Three groups of two injektors each (mesin 6 silinder)
d. Independent (sequential)
Pada diagram berikut dapat dilihat beberapa pola injeksi bahan
bakar dan timing injeksi. Karena timing injeksi didasarkan pada rpm
mesin. ECU harus menerima sinyal putaran mesin untuk mengoperasikan
sirkuit driver injektor. Pada EFI konvensional, sinyal ini didapat dari koil
dan di identifikasi sebagai sinyal IG. Sedangkan dengan TCCS, sinyal
diterima dari crankshaft position sensor dan sinyal Ne dan G1 yang
berada pada distributor. Jika sinyal ini tidak dihasilkan maka ECU tidak
akan memberikan sinyal pada injektor.

12
Gambar 7. Pola Injeksi Bahan Bakar dan Timing Injeksi.

Gambar 8. Metode Gerak Injektor

2. Karakteristik Pengabutan
Karakteristik semprotannya dapat dianalisa berdasarkan bentuk
semprotannya, pola semprotan, dan karakteristik penyebarannya. Berikut
penjelasan lebih lanjut.

Gambar 9. Perbedaan Pola Semprotan

a. Pencil Beam
Pencil Beam adalah bentuk pola bahan bakar yang diinjeksikan
oleh injektor dengan tipe satu lubang. Umumnya bentuk pola
semprotan ini penggunaannya terbatas dengan tujuan khusus.
b. Conical Spray (Injektor tipe pintle)
13
Ujung katup jarum dibuat membentuk kerucut dengan tingkat
presisi yang tinggi dipasang pada fuel outlet, dapat memenuhi
kebutuhan sudut pengabutan yang berbeda-beda sesuai kebutuhan
mesin. Sebagai catatan bentuk kerucut pada ujung outlet dapat
memberikan suplai bahan bakar dengan baik.
c. Conical Spray (empat lubang injektor)
Empat lubang injektor mempunyai keunggulan ketepatan dan
sudut pengabutan dibandingkan dengan injektor tipe pintle. Masing-
masing pengabutan tipis akan dibentuk oleh ke empat lubang yang
dipasang pada orifice plate dengan sudut tertentu menghadap arah
sumbu injektor. Masing-masing akan membentuk kabut dengan
sudut tertenntu dan memberikan efek pengabutan bahan bakar yang
lebih baik, digunakan secara bersama-sama dengan protective sleeve
(klep pelindung).
d. Two-Spray Injektor
Mesin yang mempunyai dua inlet per cylinder, menggunakan
injektor ini. Garis tengah pengabutan mengarah ke intake valves.
Kemudian injektor menghasilkan dua pengabutan terpisah dengan
sudut pengabutan yang berbeda.
e. Multi-Hole Injector
Lubang-lubang pada orifice plate dapat menghasilkan efek
pengabutan yang lebih baik, dan sudut yang berbeda-beda pada
lubangnya bisa mencegah pengabutan partikel dari confinement
(kurungan) yang kemungkinan timbul oleh penurunan momentum
pengebutan bahan bakar.

3. Drive Circuit (Sirkuit penggerak) Injektor
Penggerak Injektor ke dalam pick and hold type injektor dan voltage
drive type injektor. Dan injektor bisa dikelompokkan menjadi low
resistance injektors dan high resistance injektors tergantung dari tingkat
tahanan injektor-nya. Voltage drive injektors termasuk ke dalam low
resistance injektors dan high resistance injektors, khusus untuk tipe low
14
resistance coil tahanannya adalah sekitar. 0.6 ~ 3 , dan menggunakan
external resistance secara bersama-sama. Penggunaannya ditujukan
untuk meningkatkan respon dan ketahanan injektors, dicapai melalui
mengurangan jumlah waktu kumparan solenoids.
Melalui penurunan kumparan yang ada pada solenoid coils, maka
arus akan naik sehingga kerja injektors menjadi lebih baik. Namun
begitu, arus yang berlebihan bisa mengalir melalui solenoids sehingga
bisa merusak coil atau mengurangi ketahanannya. Karena itulah dipasang
external resistance secara bersamaan untuk menghidari kerusakan
tersebut. High resistance injektors mempunyai tahanan sekitar 12 ~ 17
untuk menambah tahanan solenoid coil agar arus yang lewat bisa
dibatasi. Tipe penggerak tegangan ini mempunyai konfigurasi yang
sederhana, namun mempunyai daya hambat yang tinggi, sehingga arus
pada injektor bisa diturunkan untuk gaya hisap injektor, sehingga batasan
kedinamisannya relatif sedikit. Gambar berikut adalah contoh konfigurasi
sirkuit voltage drive type injektor.

Gambar 10. Konfigurasi Sirkuit Voltage Drive Type Injektor
15

Peak and hold injcktors mempunyai sirkuit peak and hold (ambil
dan tahan) oleh ECM, dan ketika sinyal injeksi dalam keadaan ON, maka
arus yang dihantarkan ke injektor akan barubah. Pada saat stadium
inisilisasi injektor bekerja, maka arus akan mengalir untuk menaikkan
gaya megnetik dan menurunkan inertia pada solenoid agar proses
inisialisai bisa dilakukan, dan menggunakan arus rendah setelah needle
valve terbuka. Tipe Peak and hold ini mempunyai konfigursi sirkuit yang
rumit, namun daya hantar sirkuitnya rendah agar karanteristik ke
dinamisan injektor-nya lebih unggul. Sebagai tambahan Soho circuit
pada injektor drive circuit dapat melindungai power transistor dari gaya
balik electromotive yang dihasilkan dari solenoid coil pada saat sinyal
injeksi mati (OFF), dan menghilangkan arc (loncatan api) untuk
mengurangi waktu penutupan katup injektor.

4. Mengukur grafik injeksi bahan bakar
Gunakan oscilloscope yang ada pada scanner untuk mengamati
grafik, sehingga anda dapat mengecek secara visual status sinyal
penggerak injektor yang keluar dari engine ECM.

Gambar 11. Karakteristik keluaran gelombang
pada terminal Injektor (+)

16
Gambar diatas adalah contoh pengukuran injeksi bahan bakar
menggunalan grafik untuk tipe injeksi penggerak tegangan rendah. Pada
gambar terlihat sinyal tegangan baterai ketika ECM transistor dalam
keadaan OFF, namun bentuk gelombang yang terlihat pada gambar
tersebut akan berbeda apabila transistor dalam keadaan ON karena
pengaruh tahanan external. Ketika transistor dihidupkan ON, maka
tegangan injektor akan turun jika injektor dipengaruhi hanya oleh
tahanan. Namun demikian gaya balik elekromagnet dari injektor koil bisa
membuat tegangan turun sepanjang kurva B. Sebagai tambahan ketika
transistor dipindahkan ke status OFF injektor akan kembali ke
tegangan baterai dan voltage dimatikan. Kemudian arus tersebut di coil
akan terputus, akibatnya tegangan sementara akan naik diatas tegangan
battery dan kembali stabil. Naiknya bagian titik A adalah merupakan
perubahan tegangan yang disebabkan oleh berubahnya pergerakan
plunger, melalui magnetic field yang dibangkitkan oleh solenoid coil.
Artinya, plunger bersinggungan pada stopper atau dihentikan. Jika tidak
ada kenaikan, berarti plunger tersebut tidak bergerak atau macet diposisi
terbuka atau tertutup.

Gambar 12. Grafik output terminal tegangan (-)
Drive Type Injektor

Gambar diatas adalah gelombang output dari grounding injektor
terminal (-). Gelombang injeksi bahan bakar oleh Injektor umumnya
diukur dari terminal (-). Kemudian hasil gelombannya akan berbeda oleh
injektor drive circuit. Gambar 8 adalah gelombang output pada terminal
17
drive type injektor (-). Pada gambar 8, titik A merupakan suplai tegangan
ke injektor. Titik B merupakan injektor drive transistor ECM yang
dihidupkan ON, kemudian injektor plunger akan ditarik ke stopper
sehingga proses injeksi akan dimulai. Titik C adalah periode waktu
injeksi bahan bakar dari injektor. Titik D adalah arus dari injektor yang
secara tiba-tiba diinterupsi sehingga terjadi gaya balik electromotive.
Titik E adalah injektor drive transistor ECM dimatikan OFF sehingga
injeksi bahan bakar dihentikan.

Gambar 13. Gelombang Output PWM Drive Type Injektor

Pada gambar diatas terlihat gelombang output injektor PWM (Pulse
Width Modulated). PWM injektor arusnya akan tinggi pada saat injektor
mulai membuka, dan selama periode injeksi setelah waktu pembukaan,
arus yang diberikan ke injektor akan di on/off-pulse-kontrolled dengan
cara di-grounding. Pada gambar 9 titik A adalah suplai tegangan dari
injektor, Titik B adalah injektor drive transistor ECM yang dihidupkan
ON, kemudian menarik injektor plunger ke arah stopper, selanjutnya
injektor mulai menginjeksikan bahan bakar. Titik C adalah periode waktu
penginjeksian bahan bakar oleh injektor. Titik D artinya adalah periode
dimana arus yang mengalir melalui injektor solenoid coil dibatasi.
Kesimpulannya adalah pada saat mulai pembukaan, arus tinggi akan
18
mengalir untuk mejalankan injektor dengan karakteristik lebih baik, dan
setelah terbuka arus akan dibatasi ke level minimal untuk menjaga status
open/buka . Titik E adalah pembesaran gaya balik electromotive yang
dihasilkan pada solenoid coil ketika arus injektor secara tiba-tiba
diinterupsi. Titik F adalah bersar tegangan kembali seperti semula.

Gambar 14. Pola Output Gelombang Peak and Hold Injektor.

Salah satu injektor yang dipakai pada tipe ini adalah sistem injeksi
bahan bakar TBI (Throttle Body Injection). Pada gambar 14, Titik A
adalah suplai tegangan yang berikan ke injektor, Titik B adalah injektor
drive transistor ECM yang dihidupkan ON sehingga proses injeksi
bahan bakar dimulai. Titik C adalah tegangan tinggi yang mengalir pada
saat awal injektor membuka, kemudian arus akan turun kemudian
injector solenoid coil menghasilkan gaya balik electromotive. Titik D
artinya adalah setelah katup injektor terbuka, maka arus yang mengalir
adalah minimum dengan tujuan menjaga status bukaan. Titik E adalah
periode waktu injeksi. Titik F adalah injektor drive transistor ECM
dimatikan kemudian injeksi bahan bakar akan berhenti, dan tegangan
kembali ke supply voltage.




19


5. Analisa grafik injeksi bahan bakar

Gambar 15. Analisa Grafik Injeksi Bahan Bakar

Pemeriksaan grafik penginjeksian dilakukan apabila ada kelainan
pada mesin, tenaga mesin kurang, mesin susah dihidupkan, geterannya
terlalu tinggi, dsb. Grafik penginjeksian bahan bakar umumnya
menggambarkan suplai arus seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Namun begitu injector drive transistor ECM dihidupkan dan
mengirimkan sinyal injeksi, maka grafiknya akan ON (grounded) dan
akan terus tetap ON. Sebagai tambahan ketika ECM mematikan
transistor, maka solenoid coil akan menghasilkan gaya balik
electromotive akibat tegangan puncak yang kembali ke suplai tegangan.
Karena itulah pemeriksaan gelombang injeksi bahan bakar oleh injektor
harus difokuskan.. Umumnyal nilai maksimal gaya electromotive ini
sekitar 80 Volt. Jika selisihnya lebih dari 5 Volt, maka pastikan apakah
injektor terpasamg dengan benar, kemudian periksa power suplai injektor
dan grounding . Titik B adalah pembesaran tegangan pada wiring antara
terminal injektor (-) dan ECM grounding selama periode waktu
penginjeksian bahan bakar. Nilai tegangan dV adalah sekitar 1 Volt atau
kurang. Jika angkanya lebih tinggi, maka kemungkinan ada elemen
penahan dalam proses pembentukan voltage drop (penurunan tegangan)
yaitu antara terminal injektor (-) dan ECM grounding.

20

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulam
Berdasarkan Makalah di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Injektor bahan bakar adalah sebuah peralatan elektro-mechanical yang
mengukur, mengatur dan secara langsung menyemprotkan bahan bakar
ke dalam intake manifold menurut sinyal yang dikirimkan oleh ECU.
Hampir semua mesin Toyota yang digunakan pada mobil, menempatkan
injektor pada masing-masing silinder dan mengabutkan bahan bakar pada
intake manifold sebelum katup masuk.
2. Jenis-jenis Injektor secara umum terbagi menjadi 2 yaitu pintle type dan
hole type. Pada hole type, dibedakan menjadi beberapa macam yaitu
pencil beam, conical (4H). 2 stream dan multi hole
3. Pengontrolan Injektor dalam sistem Electronic Fuel Injection dibagi
menjadi Pola injeksi bahan bakar :
a. Bersamaan/Serentak
b. Two groups of two injektors each (untuk 4 silinder)
c. Three groups of two injektors each (mesin 6 silinder)
d. Independent (sequential)
Untuk gelombang output injektor PWM (Pulse Width Modulated) dapat
diketahui dengan menggunakan scanner.

B. Saran
1. Pengembangan makalah mengenai sistem kontrol elektronik perlu
ditingkatkan untuk dapat menghasilkan suatu karya yang lebih baik.
2. Perlu adanya optimalisasi media pembelajaran sistem kontrol elektronik
yang lebih interaktif untuk lebih memaksimalkan hasil belajar.

21

DAFTAR PUSTAKA

Juni,Dwi dkk. 2013. Actuator Injector.
Sullivan, Kevin R. 2004. EFI #3 Fuel Delivery & Injection Control. Toyota Motor
Sales. USA. DIakses pada tanggal 22 Maret 2014 di
http://www.autoshop101.com/
Toyota Service Training. TCCS (Toyota Computer-Controlled System) Step 3.
Wiewiet. 2008. Modul 4 Electronic Fuel Injection EFI. Sirampong.

Anda mungkin juga menyukai