Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH MOTOR BAKAR

“TURBOCHARGER, SUPERCHARGER & EMISI GAS BUANG”

DISUSUN OLEH :
Payad Alfajri 40040217060001
Synthia Khaerunnisa 40040217060002
Muhammad Igo Ilham Rizal 40040217060003
Matsna Dearistin V.A 40040217060004
Deo Hermanto .S 40040217060006
Nurul Ummi K.J 40040217060010
Bunga Afriesta W.P 40040217060011

PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga Tugas
Makalah “Turbocharger, Supercharger dan Emisi gas Buang” mata kuliah Motor Bakar ini
bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah bekerja bersama
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Semarang, 28 April 2019

Kelompok I

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................................3

BAB I (PENDAHULUAN)

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................4

BAB II (PEMBAHASAN)

2.1 Turbocharger .........................................................................................................5


2.1.1 Pengertian ....................................................................................................5
2.1.2 Prinsip Kerja ................................................................................................6
2.1.3 Komponen ....................................................................................................6
2.1.4 Jenis-jenis......................................................................................................10
2.1.5 Kelebihan dan kekurangan ...........................................................................11
2.1.6 Pengaruh Turbocharger terhadap Output tenaga..........................................12

2.2 Supercharger ........................................................................................................12


2.2.1 Pengertian ....................................................................................................12
2.2.2 Prinsip Kerja ................................................................................................13
2.2.3 Komponen....................................................................................................14
2.2.4 Jenis-jenis......................................................................................................15
2.2.5 Kelebihan dan kekurangan............................................................................17
2.2.6 Pengaruh Supercharger terhadap Output tenaga...........................................17

2.3 Emisi Gas buang.....................................................................................................17


2.3.1 Pengertian dan uraian....................................................................................17
2.3.2 Komponen Sistem Gas Buang.......................................................................19
2.3.3 Komposisi Emisi Gas buang..........................................................................20
2.3.4 Emisi Gas Buang Menurut Jenis Mesin..........................................................21
2.3.5 Dampak Emisi Gas Buang Bagi Manusia.......................................................23

BAB III (PENUTUP)

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................28

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan berkembangnya Teknologi di bidang industri khususnya otomotif di
perlukan adanya tenaga kerja yang handal dibidangnya. Tenaga kerja yang dibutuhkan
tentunya harus memliki pengalaman dan keterampilan. Tentunya keterampilan dan
pengalaman didapatkan pada saat perkuliahan. Salah satu Teknologi yang telah
dikembangkan adalah sistem Turbocharger pada kendaraan, khusunya roda empat
bermesin diesel yang bertujuan untuk meningkatkan proses induksi udara sebelum masuk
ke mesin dimana udara tersebut akan dikompress dengan sebuah compressor sehingga
mesin mendapatkan lebih banyak
udara, dengan banyak nya massa udara maka semakin banyak juga massa bahan bakar
yang dibutuhkan oleh mesin sehingga tenaga yang dihasilkan sebuah mesin akan menjadi
lebih besar.

Supercharger adalah suatu mekanisme untuk menyuplai udara yang melebihi


kepadatan udara atmosfer kedalam silinder pada langkah hisap, udara yang lebih padat
ini akan tinggal dalam silinder untuk ditekan pada langkah kompresi. Dengan
supercharger jumlah campuran udara dan bahan
bakar yang biasa dimasukan pada langkah pengisapan lebih besar atau efisiensi
volumetrisnya naik dibandingkan dengan proses pengisapan oleh torak pada saat
langkah hisap.
Penambahan tekanan udara pada langkah hisap dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan bahan bakar karena peningkatan kecepatan udara masuk lebih tinggi dimana
kecepatan udara ini menyebabkan aliran turbulen pada ruang bakar, sehingga proses
pencampuran udara dan bahan bakar dapat lebih cepat dan lebih baik mutunya.

Pada dasarnya alat transportasi kendaraan yang biasa kita gunakan sehari-hari sebagai
sarana pendukung mobilitas tidak sepenuhnya memberi harapan yang positif. Dibalik
penggunaan alat transportasi tersebut tersimpan berbagai masalah atau dapat kita sebut
ancaman bagi pengguna dan lingkungan. Ancaman yang ditimbulkan alat transportasi
tersebut cukup beragam dan yang paling menakutkan dan berkepanjangan adalah emisi
gas buang dari knalpot hasil pembakaran pada setiap kendaraan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TURBOCHARGER

2.1.1 Pengertian
Turbocharger merupakan komponen mesin yang digunakan untuk
memperbaiki proses pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar pada mesin
pembakaran dalam.

Turbocharger merupakan sebuah peralatan untuk menambah jumlah asupan


udara yang masuk ke dalam silinder dengan memanfaatkan energi gas buang hasil
dari pembakaran. Turbocharger merupakan peralatan untuk mengubah sistem
pemasukan udara dari konsep natural atau alami menjadi sistem induksi paksa. Jika
sebelumnya udara yang akan dimasukkan ke dalam silinder hanya mengandalkan
kevakuman yang dibentuk dari pergerakan piston saat bergerak dari TMA ke TMB
atau saat langkah hisap, maka dengan turbocharger udara ditekan masuk kedalam
silinder menggunakan kompresor yang diputar oleh turbin yang digerakkan oleh
tenaga dari gas buang hasil pembakaran.

Untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna, maka diperlukan tambahan


udara yang dialirkan ke dalam silinder sejumlah aliran bahan bakar tertentu, Bila
kepekatan udara bertambah sebelum ditambahkan ke dalam silinder, seluruh bahan
bakar terbakar dan daya mesin akan bertambah. Untuk itu mesin diesel yang
dilengkapi dengan turbocharger bertujuan untuk memadatkan udara masuk ke dalam
silinder mesin. Sehingga daya mesin lebih besar dibandingkan mesin dengan dimensi
yang sama.

5
2.1.2 Prinsip kerja
Gas buang dari mesin mengalir menuju ke pembuangan (muffler) dialihkan menuju
sebuah turbin dengan tujuan untuk memutar sudu / baling - baling turbin yang di
hubungkan dengan shaft / poros kompresor. Kompresor berfungsi menghisap udara
dari luar dan meningkatkan tekanan udara kemudian di alirkan menuju intake
manifold sehingga udara dalam ruang pembakaran menjadi bertekanan tinggi
sehingga kadar udara yang masuki dalam ruang silinder menjadi lebih besar dan daya
meningkat.
Seringkali mesin bekerja melebihi kapasitas sehingga kemungkinan terjadi kelebihan
kompresi udara oleh karena itu turbocharger di lengkapi dengan pengatur level udara
yang masuk.

2.1.3 Komponen

a. Turbin
Turbin adalah sebuah komponen mekanik yang
berfungsi untuk mengkonversikan energi panas

6
fluida yang melewatinya menjadi energi mekanis putaran poros turbin. Setiap
turbin selalu melibatkan fluida yang mengandung energi panas yang mengalir
melewati sudu-sudu turbin. Setiap sudu turbin berdesain membentuk nozzle-
nozzle sehingga disaat fluida melewatinya, fluida akan terekspansi diikuti dengan
perubahan energi panas menjadi mekanis. Fluida yang dikonversikan energi
panasnya menjadi tenaga putaran poros pada sistem turbocharger tentu saja
adalah udara gas buang dari hasil pembakaran motor bakar. Gas buang ini masih
menyimpan cadangan energi berbentuk panas dan tekanan yang masih cukup
bermanfaat.
Turbin pada turbocharger tersusun atas rotor dan casing. Turbin ini biasa
bertipe sentrifugal dengan casing berbentuk volute mirip seperti casing pompa
sentrifugal. Gas buang masuk melalui sisi casing, mengalir mengikuti bentuk
"keong" dan masuk ke sudu melalui tepi rotor. Selanjutnya gas buang mengalir
mengikuti bentuk sudu turbin sekaligus mengalami proses penyerapan energi
panas dan tekanan menjadi putaran sudu, dan berakhir ke sisi tengah rotor untuk
keluar ke sisi exhaust.

b. Kompresor
Kompresor pada turbocharger, berfungsi
untuk mengubah energi mekanis putaran
poros turbocharger menjadi energi kinetik
aliran udara. Kompresor berada pada satu
poros dengan turbin, sehingga pada saat gas
buang mesin mulai memutar turbin,
kompresor juga akan ikut berputar dengan
kecepatan putaran yang sama. Energi mekanis yang dihasilkan turbin akan
langsung digunakan sebagai tenaga penggerak kompresor.
Kompresor turbocharger bertipe sentrifugal dan tersusun atas dua bagian
utama yakni sudu-sudu rotor dan casing. Pada saat impeller rotor kompresor mulai
berputar dengan kecepatan tinggi, udara atmosfer akan mulai terhisap dan masuk
ke kompresor melalui sisi inlet. Udara ini akan diakselerasi oleh impeller secara
radial menjauhi poros kompresor. Pada saat udara terakselerasi hingga ke casing
kompresor yang juga berfungsi sebagai diffuser, kecepatan aliran udara akan turun
dan tekanan statiknya akan meningkat. Peningkatan tekanan udara ini akan diikuti
7
dengan kenaikan temperatur juga. Selanjutnya, udara terkompresi ini dikeluarkan
untuk menuju ke intercooler.

c. Center Housing & Rotating Assembly (CHRA)


Masing-masing turbin dan kompresor
pada turbocharger tersusun atas bagian
rotor dan rumah casing. Keduanya berada
pada satu poros yang ditopang oleh
sebuah sistem bearing (bantalan) di
tengah-tengah antara turbin dan
kompresor. Untuk kebutuhan assembly,
casing turbin dan kompresor disatukan
oleh sebuah sistem bernama Center Housing & Rotating Assembly (CHRA).
Karena sistem bearing juga terletak pada CHRA, maka sistem lubrikasi
turbocharge juga berpusat pada CHRA.
CHRA juga menjadi tempat sirkulasi sistem pelumasan oli dan pendinginan.
Turbocharge bekerja pada temperatur yang sangat tinggi. Turbin menggunakan
gas buang motor bakar yang bertemperatur tinggi, kompresor akan menghasilkan
udara terkompresi yang juga bertemperatur tinggi. Maka untuk menunjang
keawetan bearing maka dibutuhkan sistem pelumasan dan pendingan yang baik.

d. Intercooler
Intercooler merupakan sebuah heat exchanger yang umumnya menggunakan
udara atmosfer sebagai media cooler.
Udara terkompresi masuk ke sisi tubing
kecil yang tersusun atas plat-plat tipis
aluminium mirip konstruksi radiator. Udara
atmosfer mengalir dengan bantuan kipas
melewati sela-sela tubing dan menyerap
panas udara terkompresi melalui
permukaan tubing.
Udara yang mengalami kenaikan tekanan di dalam sebuah ruangan dengan
volume konstan, akan diikuti pula dengan kenaikan temperaturnya. Dalam
termodinamika, proses ini disebut dengan proses isokhorik atau isovolumetrik.
8
Setiap kompresor pasti diikuti dengan proses isokhorik ini, tak terkecuali
kompresor pada turbocharger.
Hal ini ditandai dengan naiknya temperatur udara terkompresi yang keluar dari
kompresor turbocharger. Atas dasar inilah dibutuhkan sebuah sistem pendingin
udara bernama intercooler sebelum udara bertekanan tersebut masuk ke intake
manifold.

e. Wastegates
Semakin tinggi putaran mesin, akan
semakin banyak kuantitas gas buang dan
temperatur gas buang pun juga semakin
tinggi. Jika semua gas buang mesin masuk
ke turbin turbocharger, dapat kita
bayangkan putaran turbocharger pasti
menjadi tidak terkontrol. Pada kondisi ini
jika mesin kendaraan terlalu lama pada putaran tinggi, maka hal ini dapat
menyebabkan overheating pada turbin dan kompresor bahkan hingga mencapai
titik lebur komponen-komponen turbocharger. Bahkan pada keadaan ekstrim,
kondisi ini dapat langsung merusak piston motor bakar dengan meninggalkan
lubang meleleh pada piston tersebut.
Wastegates digunakan untuk mengatasi kondisi tersebut. Komponen ini
berfungsi sebagai bypass valve untuk membuang gas buang motor bakar pada
kondisi tertentu untuk tidak masuk ke dalam turbin turbocharger melainkan
langsung menuju exhaust. Pada kondisi mesin stabil, wastegates akan menutup.
Sedangkan pada saat proses akselerasi, dimana tekanan gas buang meningkat,
wastegates akan membuka sehingga putaran turbin turbocharger tidak mengalami
sentakan yang berlebihan. Wastegates bekerja berdasarkan pegas-pegas keong
yang dapat diatur ketegangannya, sehingga mekanik dapat mengatur
ketegangannya untuk mendapatkan kinerja terbaik dari turbocharger.

f. Blow-Off Valve
Blow-off valve sejatinya adalah pressure relief
valve yang berfungsi untuk membuang udara

9
terkompresi ke atmosfer pada saat tekanan udara keluar kompresor turbocharger
terlalu besar. Pada saat sopir sebuah mobil ber-turbocharger mengurangi tekanan
pedal akselerasi, katup intake manifold akan menutup sehingga udara bertekanan
dari turbocharger tidak dapat masuk ke ruang bakar.
Jika turbocharger tidak dilengkapi dengan blow-off valve, maka tekanan udara
terkompresi akan terus naik, dimungkinkan akan bocor keluar, merusak bagian-
bagian intake manifold, atau bahkan dapat menyebabkan surging/stall pada
turbocharger. Tentu saja hal ini dapat merusak berbagai komponen mesin.
Blow-off valve memiliki konstruksi yang mirip dengan wastegates. Pada saat
mesin berakselerasi maupun beroperasi stasioner, katup ini akan menutup. Ia akan
membuka pada saat mesin mengurangi kecepatan putarannya, sehingga tekanan
udara yang berlebih cukup kuat untuk mendorong pegas blow-off valve ini.

g. Saluran Pipa
Saluran pipa turbocharger dapat
dikelompokan menjadi dua bagian, yakni
saluran panas dan saluran dingin. Pipa saluran
panas mengalirkan gas buang dari ruang bakar
ke sisi inlet turbin turbocharger, serta
membuang gas buang keluaran turbin menuju
sistem exhaust (knalpot).
Sedangkan pipa saluran dingin mengalirkan udara atmosfer masuk ke
kompresor, udara bertekanan dari outlet kompresor ke intercooler, serta
mengalirkan udara dingin bertekanan dari intercooler ke intake manifold motor
bakar. Dikarenakan perbedaan tipe fluida yang melewati kedua saluran tersebut,
tentu saja karakteristik material yang digunakan oleh keduanya juga berbeda.
Sisi gas buang harus menggunakan material yang tahan terhadap temperatur,
tekanan tinggi, backpressure, dan tegangan (stress). Sedangkan sisi udara
terkompresi diguanakan material yang kuat untuk tekanan tinggi.

2.1.4 Jenis –jenis


a. VGT (Variable Geometry Turbo)

10
Cara kerja VGT sangat canggih karena saat volume gas buang sedikit dan
kondisi RPM rendah sampai menengah, maka sirip-sirip di dalam VGT secara
otomatis bergerak menutup sehingga lorong gas buang menyempit, yang
menyebabkan gas buang dapat memutar turbin lebih cepat. Sedangkan pada
kondisi RPM tinggi, volume gas buang akan padat. Sehingga sirip-sirip VGT
bergerak membesar. Hal ini akan mengurangi tekanan balik gas buang dan
menjaga kecepatan turbin

b. FGT (Fixed Geometry Turbo)


Lonjakan tenaga terasa hanya padaputaran mesin tertentu saja. Misalkan 2000
rpm. Kekurangannya adalah kekosongan pada turbo menghembus udara padat
kedalam mesin yang disebut turbo lag, dan efeknya adalah efek yang diterima
menjadi lebih lambat.

2.1.5 Kelebihan dan kekurangan


a. Kelebihan
 Meningkatan tenaga mesin
 Lebih hemat bahan bakar
 Menghasilkan tenaga yang besar dengan kapasitas mesin yang lebih kecil
 Tidak perlu tenaga mesin untuk menggerakannya karena turbocharger
memanfaatkan tekanan gas buang.
 Torsi lebih besar
b. Kekurangan
 Udara masuk bersuhu panas sehingga butuh Air Cooler
 Mahal dan rumit menata jalur knalpot untuk terhubung dengan perangkat
turbo membutuhkan perhitungan space di ruang mesin yang tepat.
 Nge-Lag, efek tenaga dari turbo memiliki jeda beberapa saat setelah
pedal gas di tekan.
 Tidak bisa langsung dimatikan, harus menunggu turbin turbo mancapai
putaran idle. Oleh karena itu pada beberapa mobil bermesin Turbo
terdapat timer yang membuat mesin tetap hidup beberapa menit setelah
kontek di putar ke OFF dan mesin akan mati secara otomatis.

11
2.1.6 Pengaruh turbocharger terhadap output tenaga
Penggunaan sistem turbocharger mempunyai keuntungan atau tujuan yang
kurang lebih sama dengan supercharger, untuk memperbaiki efisiensi volumetrik
mesin dengan memecahkan salah satu batasan kardinalnya. Tekanan udara pada
atmosfir tidak lebih dari 1 atm (14,7psi), sehingga dengan adanya sistem
turbocharger akan terdapat atau terjadi batas mutlak antara tekanan dalam katup
masuk dan jumlah aliran udara yg akan memasuki ruang pembakaran.
Turbocharger meningkatkan tekanan pada titik dimana udara akan memasuki
silinder, kadar udara (oksigen) yg besar dipaksakan masuk ketika tekanan pada
inlet manifold meningkat.
Tambahan aliran kadar udara (oksigen) yang memasuki ruang pembakaran
akan membuat mesin mampu mengendalikan tekanan ruang bakar dan
perbandingan bahan bakar dan udara yg seimbang saat mesin berada pada RPM
tinggi. Dengan adanya sistem turbocharger ini ketika RPM tinggi kadar udara
yang akan memasuki ruang pembakaran akan diperbanyak oleh blower yang
berputar akibat hubungan poros blower dengan turbin yang dipasangkan pada
saluran pembuangan motor diesel. Hal ini akan meningkatkan tenaga dan torsi yg
dikeluarkan oleh mesin

2.2 SUPERCHARGER
2.2.1 Pengert ian

Supercharger adalah kompresor udara yag digunakan untuk menginduksi gaya


pada motor bakar torak dengan menggunakan pompa yang menekan udara untuk
masuk ke dalam mesin,dimana pompa tersebut digerakkan oleh mesin itu sendiri.
Kerja supercharger dibangkitkan secara mekanik dengan menggunakan belt, gear,
shaft, atau rantai yang terhubung dengan, crankshaft mesin

12
Penggunaan supercharger dimaksudkan untuk menaikkan tekanan udara
sehingga udara dapatmasuk ke ruang bakar. Hal ini dimaksudka n agar
pembakaran campuran udara dan bahan bakar berjalan sempurna bila diinginkan
suatu peningkatan kecepatan. Supercharger dapatmenambah power rata-rata sebesar
46% dan torsi sebesar 31%.
Untuk dapat meningkatkan tekanan udara, supercharger harus berputar lebih
cepat dari mesintempat diletakannya supercharger. Upaya ini dilakukan dengan
membuat gerigi pemutar lebih besar daripada gerigi kompresor.

2.2.2 Prinsip kerja

Prinsip kerja supercharger sebenarnya sama dengan turbocharger, yaitu


dengan memampatkan udara dan
memasukkannya secara paksa (force
induction) ke ruang bakar. Perbedaan utama
terletak dari sumber daya untuk melakukan
force induction yang dimaksud. Jika
turbocharger menggunakan gas buang pada
exhaust untuk menggerakkan turbin,
supercharger menggunakan daya mesin untuk
menggerakkan turbin yang digunakan untuk memampatkan udara dan
mengalirkannya ke ruang bakar.
Gerakan pada crankshaft mesin disalurkan melalui belt ke pulley pada
supercharger. Putaran pulley yang terhubung pada turbin supercharger akan menyedot
dan memampatkan udara. Kemudian udara yang terkompresi akan dialirkan ke ruang
bakar sehingga meningkatkan tekanan di ruang bakar.

13
2.2.3 Komponen

a. Air intake assembly


Tujuan utama intake adalah untuk
mendistribusikan campuran pembakaran secara
merata (atau hanya udara dengan injeksi
langsung) untuk masing-masing pemberentian
di kepala silinder. & penting untuk
mengoptimalkan efisiensi dan kinerja mesin.
Juga dapat digunakan sebagai tekanan udara untuk karburator, throttle body,
injektor bahan bakar dan komponen mesin lainnya.

b. Belts
Digunakan untuk memutar supercharger, yang
selanjutnya memampatkan udara ke dalam ruang
bakar di dalam silinder.

c. Bypass valve
Fungsinya adalah sebagai output dari ventilasi
tekanan dalam akselerasi cepat ketika Supercharger
menghasilkan dorongan dan melepaskan gas,
menutup plat throttle, penggerak untuk gas keluar
(juga dikenal sebagai kompresor lonjakan)
membantu memperlancar bagian yang berhenti
atau macet, juga membantu dalam membangun
tenaga yang lebih cepat.

d. Discharge tube
tabung pembuangan gas mengalirkan udara setelah
dikompresi.

14
e. Mass airflow sensor
Digunakan untuk menentukan
massa laju aliran udara yang memasuki
injeksi bahan bakar mesin pembakaran
internal

f. oil feed and oil return line assembly


saluran dimana cairan (pelumas) dicampur dengan
udara

g. Supercharger pulleys
Gunanya adalah sebagai pennggerak Supercharger.
Semua bagian digerakan oleh pulley yang
disambungkan dengan belt, kecepatan
supercharger tergantung pada ukuran pulley,
semakin kecil maka kecepatannya semakin tinggi.

2.2.4 Jenis-jenis

a. Menurut metode kompresi


 Positive Displacement
Mendistribusikan volume udara yang relatif sama dengan pada tiap
putaran mesinnya pada setiap
kecepatan. Alat ini mendistribusikan
udara ke dalam mesin sedikit
demisedikit secara mekanik.
 Dynamic Compression.
Jenis kompresi ini dicirikan

15
dengan adanya pemercepatan udara untuk mencapai kecepatan tinggi dan
kemudian menggunakan kecepatan tersebut untuk memperoleh tekanan
dengan difusi atau perlambatan kecepatan. Jenis-jenis dynamic
compressor adalah sentrifugal, multi axial flow pressure wave
supercharge

b. R o o t
Jenis ini merupakan jenis supercharger tertua. Jenis
supercharger ini menggunakanlobus yang saling
bertautan. Jenis supercharger ini memberikan tenaga
yang lebih pada RPM rendah.

c. T w i n S c r e w
Supercharger ini bekerja dengan menarik udara
ke dalam lobus yang saling bertautanyang bentuknya
menyerupai gerigi cacing. Jenis supercharger ini
memberikan tenagayang lebih pada RPM rendah.

d. Centrifugal.

J e n i s s u p e r c h a r g e r i n i m e n g g u na k a n
i m p e l l e r d e ng a n k e c e p a t a n t i ng g i
u nt u k membawa udara ke ruang kompresor. Udara
yang melewati impeler dalam kondisi kecepatan tinggi,
tetapi tekanan udara yang menuju ke diffuser bernilai
rendah. Pada diffuser, udara mengalami perlambatan kecepatan dan kenaikkan
tekanan.

16
2.2.5 Kelebihan dan kekurangan

a. Kelebihan
 Peningkatan tenaga yang besar
 Tidak ada gejala Turbo Lag, seperti yang disebutkan di atas karena
mengandalkan crankshaft, roller dan belt (sabuk pada mesin) yang
akan aktif seketika ketika dibutuhkan tenaga lebih
 Karena kerjanya seketika dan tanpa adanya jeda, maka sangat cocok
pada putaran mesin rendah
b. Kekurangan
 Kurang efisien dibandingkan dengan Turbo dikarenakan untuk
menggerakkan roller dan engine belt (sabuk mesin) juga menggunakan
tenaga dari mesin. Jadi supercharger meminjamkan tenaga dengan
meminjam tenaga dari mesin. Tetapi dengan rasio peningkatan power
lebih tinggi dibanding tenaga yang dipinjamnya.
 Akibat peminjaman tenaga, mesin bekerja lebih berat dan keras, juga
peningkatan suhu yang berdampak pada usia pemakaian mesin.

2.2.6 Pengaruh Supercharger terhadap output tenaga

Pemakaian supercharger sangat bermanfaat terutama pada mesin disesel yang


beroperasi pada ketinggian >1500 mdpl dimana kepadatan udara rendah karena
pemakaian supercharger maka dalam silinder akan tetap tinggi.
Pemakaian supercharger menyebabkan gas buang menjadi relatif lebih bersih,
dan juga menghemat energi yang terkandung dalam gas buang karena masih bisa
dimanfaatkan untuk menambah daya output mesin melalui mekanisme turbocharger.

2.3 EMISI GAS BUANG

2.3.1 Pengertian dan uraian


Emisi gas buang yaitu sisa hasil pembakaran bahan bakar (bensin) dan udara didalam
mesin pembakaran yang di keluarkan melalui sistem pembuangan mesin. Setelah campuran
bahan bakar dengan udaraya n g b e r a d a d i d a l a m s i l i n d e r d i b a k a r d e n g a n n ya l a

17
a p i d a r i b u s i d a n t e l a h menghasilkan tenaga, maka gas tersebut harus
dikeluarkan dari dalam silinder untuk dibuang.
Fungsi Sistem Gas Buang ;
- untuk menyalurkan gas buang hasil pembakaran ke atmosfer
- Meningkatkan tenaga mesin
- Menurunkan panas
- Meredam suara mesin

D e s a i n s a l u r a n p e m b u a ng a n d i r a n c a n g u nt u k m e n y a l u r k a n g a s h a
s i l pembakaran mesin ke tempat yang aman bagi pengguna mesin. Gas hasil pembakaran um
umnya panas, untuk itu saluran pembuangan harus tahan panasdan sangat cepat
melepaskan panas. Saluran pembuangan t idak boleh melewat i atau berdekatan
dengan material yang mudah terbakar atau mudah rusak karena panas.

Ada empat sumber polusi yang berasal dari kendaraan bermotor, yaitu :
 Pipa gas buang (knalpot) adalah sumber yang paling utama (65-85%) dan
mengeluarkan hidrokarbon (HC) yang terbakar maupun tidak terbakar, bermacam-
macam nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO) dan campuran alkohol,
aldehida, keton, penol, asam, ester, ether, epoksida, peroksida dan oksigen yang
lain.
 Bak oli adalah sumber kedua (20%) dan mengeluarkan hidrokarbon yang
terbakar maupun tidak yang dikarenakan blowby.
 Tangki bahan bakar adalah faktor yang disebabkan oleh cuaca panas dengan
kerugian penguapan hidrokarbon mentah (5%).
 Karburator adalah faktor lainnya, terutama saat berkendara pada posisi stop
and go (kondisi macet) dengan cuaca panas, dengan kerugian penguapan dan
bahan bakar mentah (5-10%) (Warju, 2009)

18
2.3.2 Komponen Sistem Gas Buang
a. K a t u p B u a n g
Katup buang hanya ada di motor empat tak, sedangkan motor dua tak
tidak mengguanakan katup buang, tetapi menggunakan kepala piston untuk katup
buang itu sendiri. Katup buang bertugas menahan gas yang sedang terbakar dalam
ruang s e l i n d e r s e h i n g g a t e r b a k a r s e l u r u h n ya d a n p a d a w a k t u
ya n g d it e nt u k a n k a t u p buang membuka dan menyalurkan gas sisa
pembakaran keluar melalui saluran buang.

b. Saluran Pembuangan
Saluran pembuangan adalah saluran yang menghubungkan antara
silinder d e n g a n p i p a g a s bu a ng . S a l u r a n p e m b u a ng a n i n i b i a s a
j u g a d i s e b u t d e ng a n exhaust manifold.
Pipa pada saluran pembuangan biasanya di buat agak berlikuk,
karena bertujuan untuk tekanan balik agar gas baru tidak ikut keluar dari dalam
silinder. S e d a n g k a n s a l u r a n g a s bu a n g ya ng t i d a k b e r l i k u k
t u ju a n n ya a g a r t id a k a d a tekanan balik dan bisa meningkatkan performa
motor, namun bisa membuat bahan bakar menjadi lebih boros, karena gas baru
ada yang ikut keluar. Contohnya seperti knalpot racing.

c. Muffler
Mufler d ipasang antara pipa belakang da n katalit ik
k o n v e r t o r , d a n d i p a s a ng d i b a w a h bo d y d a r i k e n d a r a a n.
M u f l e r i n i b e r f u n g s i u nt u k m e r e d a m s u a r a ya n g t i m b u l a k i b a t
l e d a k a n g a s b u a ng d a r i d a l a m s i l i n d e r d e ng a n
ja la nm e n u r u n k a n t e k a n a n g a s b u a n g t e r s e b u t d e n g a n
p e r l a h a n - l a h a n s e t e l a h meninggalkan silinder motor. Untuk
melakukan peredaman suara ini maka mufler ini terdiri dari lubang-lubang
dan ruang-ruang untuk mengekspansikan tekanangas yang me ndadak
ini pada saat katup buang terbuka.

Peredam suara Muffler biasanya terbagi dua jenis, yaitu

19
 Jenis Lurus (Straight Though)
Je n is in i t e r d ir i d a r i s e b u a h p i p a lu r u s y a n g
d i l i n g k u p i p i p a berdiameter lebih besar. Muffer ini biasanya digunakan
pada knalapot racing, karena tekanan baliknya lebih sedikit dibandingkan
dengan jenis berbelok

 Jenis berbelok (Reverse Flow)

J
sekat-s e k a t p e n a h a n ( b a f f l e s ) , g u n a m e n e k a n g a s b u a n g
m a j u d a n m u n d u r sebelum keluar. Peredam sepert i ini
menciptakan suatu ruang pemuaian yang dapat mengurangi suara gas buang
dan menahan semburan api.

2.3.3 Komposisi Emisi Gas Buang


a. Senyawa Hidrokarbon (HC)

Bensin adalah senyawa hidrokarbon, jadi setiap HC yang didapat di gas buang
kendaraan menunjukkan adanya bensin yang tidak terbakar dengan sempurna dan
terbuang bersama sisa pembakaran. Apabila suatu senyawa hidrokarbon terbakar
sempurna (bereaksi dengan oksigen) maka hasil reaksi pembakaran tersebut adalah
karbondioksida (CO2) dan air (H20).Walaupun desain ruang bakar mesin kendaraan
saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja sebagian dari bensin seolah-olah
tetap dapat "bersembunyi" dari api saat terjadi proses pembakaran dan menyebabkan
emisi HC pada ujung knalpot cukup tinggi. Hidrokarbon (HC) ,dapat menyebabkan
iritasi mata, pusing, batuk, mengantuk, bercak kulit, perubahan kode genetik, memicu
asma dan kanker paru-paru.
b. Carbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) adalah gas yang relative tidak stabil dan
cenderung bereaksi dengan unsur lain. Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas
yang sangat sangat sulit dideteksi karena gas CO tidak memiliki bau, rasa dan bentuk.
Gas CO (Karbon Monoksida), dapat mengurangi kadar oksigen dalam darah, dapat
menimbulkan pusing, gangguan berpikir, penurunan reflek dan gangguan jantung.
c. Senyawa NOx

20
Senyawa NOx adalah ikatan kimia antara unsur nitrogen dan oksigen. Dalam
kondisi normal atmosphere, nitrogen adalah gas inert yang amat stabil yang tidak akan
berikatan dengan unsur lain. Tetapi dalam kondisi suhu tinggi dan tekanan tinggi
dalam ruang bakar, nitrogen akan memecah ikatannya dan berikatan dengan oksigen.
Senyawa NOx ini sangat tidak stabil dan bila terlepas ke udara bebas, akan
berikatan dengan oksigen untuk membentuk NO2. Inilah yang amat berbahaya karena
senyawa ini amat beracun dan bila terkena air akan membentuk asam nitrat.
Tingginya konsentrasi senyawa NOx disebabkan karena tingginya konsentrasi
oksigen ditambah dengan tingginya suhu ruang bakar. Oksida Nitrogen (NO2) dapat
menimbulkan iritasi mata, batuk, meningkatkan kasus asma, menimbulkan infeksi
saluran nafas, memicu kanker paru-paru, serta gangguan jantung dan paru.
d. Timah hitam (debu timah) (Pb)
Kandungan timah hitam (Pb) dalam debu diudara umumnya merupakan hasil
pembakaran bahan bakar minyak yang mengandung Tetra Ethyl Lead (TEL) yang
ditambahkan guna meningkatkan nilai oktan bahan bakar. Dari spesifikasi bahan
bakar minyak yang diproduksi di Indonesia, bensin premium mengandung TEL
maksimal 2,5 ml/gallon atau 0,7 gr Pb/lt. intoksikasi akibat Pb, diklasifikasikan pada
keracunan khronik Pb dimana para penderita yang terpapar secara terus menerus
menyebabkan Pb yang terhirup akan terakumulasi dalam tubuh sampai suatu tingkat
tertentu sehingga memberikan tanda-tanda keracunan.

2.3.4 Emisi Gas Buang Menurut Jenis Mesin


a. Mesin Bensin
Gas buang pada kendaraan motor bensin pada umumnya terdiri dari gas yang
tidak beracun seperti N2 (nitrogen), CO2 (karbon dioksida), H2O (air) serta sebagian
gas beracun seperti Nox, HC, dan CO (karbon monoksida).
Sebagian besar gas buang terdiri dari 72% N2, kemudian 18,1% CO2, lalu
8,2% H2O, lalu 1,2% gas argon, 1,1 % O2, dan 1,1% gas beracun seperti Noc, HC,
dan CO dengan jumlah sebagaimana yang tertera pada gambar di atas. Selain dari gas
buang, unsur HC dan CO dapat juga keluar dari penguapan bahan bakar di dalam
tangki dan blow by gas dari mesin. Maka dari itu perlu diperhatikan juga kondisi tutup
tangki bahan bakar ataupun ketika pengisian bahan bakar jangan sampai terlalu
berlebihan ketika mengisi bahan bakar.

21
Pada mesin bensin, emisi gas buang akan meningkat seiring dengan besarnya
penambahan jumlah campuran udara dan bahan bakar. Sedangkan pada mesin diesel
besarnya emisi bahan bakar dalam bentuk opasitas atau ketebalan asap tergantung
pada berapa banyak jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder.

b. Mesin Diesel

Pada motor diesel, besarnya emisi gas buang dalam bentuk ketebalan asap
tergantung dari banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder. Karena
pada motor bahan bakar diesel yang dikompresikan adalah udara murni. Sehingga
dengan kata lain semakin campurannya kaya maka akan semakin besar juga
konsentrasi Nox, CO, dan asapnya. Begitu juga jika semakin kurus campuran maka
konsentrasi Nox, CO, dan asapnya juga akan semakin kecil. Polusi emisi gas buang
pada mesin diesel dapat digolongkan sebagai; partikulat, residu karbon, pelumas
tidak terbakar, sulfat, dan lainnya.

Gas buang pada mesin diesel sebagian besar berupa partikulat dan berada pada
dua fase yang berbeda namun saling menyatu, fase tersebut adalah fase padat yang
terdiri dari residu atau kotoran, abu, bahan aktif, bahan korosif, keausan metal. Dan
fase cair yang terdiri dari minyak pelumas yang tidak terbakar. Gas buang yang
berbetuk cair akan meresap ke dalam fase padat. Partikel-partikel tersebut berukuran
antara 100 mikron hingga kurang dari 0,01 mikron. Partikulat yang ukurannya
kurang dari 10 mikron memberi dampat pada visibilitas udara karena partikulat
tersebut akan memudarkan cahaya sekeliling.
Berdasarkan ukurannya, partikel dapat dikelompokkan ke dalam 3 kelompok:

 Ukuran 0,01-10 mikron disebut partikel smog atau kabut atau asap
 Ukuran 10-50 mikron disebut debu
 Ukuran 50-100 mikron disebut abu

Partikulat pada gas buang mesin diesel berasal dari partikel susunan bahan
bakar yang masih berisi kotoran kasar (abu dan debu). Hal itu dikarenakan
pemprosesan bahan bakarnya kurang baik. Bahan bakar diesel di Indonesia banyak
yang mengandung kotoran seperti pada solar. Biasanya solar tidak berwarna alias
bening, tapi yang beredar di sini berwarna agak gelap. Hal ini menandakan bahwa

22
dalam solar tersebut ada kotoran. Maka pada saat terjadi pembakaran kotoran
tersebut akan terurai dari susunan partikel yang lain dan tidak terbakar. Dan semakin
banyak residu di dalam bahan bakar diesel akan menghasilkan gas buang dengan
asap hitam berjelaga.
Selain partikulat-partikulat, gas buang motor diesel lain adalah oli yang tidak
terbakar, dan ini penyumbang terbesar pada gas buang. Sebesar 40% berasal dari
minyak pelumas dalam silinder yang tidak terbakar selama proses pembakaran di
ruang bakar, asap yang dihasilkan akibat oli yang tidak terbakar ini adalah berupa
asap keputih-putihan. Semakin banyak minyak pelumas yang terbakar di ruang
bakar, maka semakin banyak pula warna putih dalam gas buang.
Gas buang diesel (sekitar 8%) adalah kumpulan dari bermacam-macam gas
beracun seperti CO, HC, CO2, dan Nox. Gas buang tersebut walaupun jumlahnya
kecil namun tetap memberikan andil dalam pencemaran udara. Gas beracun tersebut
bisa dikurangi dengan cara menyempurnakan proses pembakaran di dalam ruang
bakar, yaitu dengan meningkatkan kemampuan kompresi dan injeksi bahan bakar
yang tepat waktu dengan jumlah bahan bakar yang lebih sesuai. Bahan bakar yang
tidak terbakar setelah proses pembakaran ada sekitar 7% dari seluruh gas buang
diesel. Bahan bakar yang tidak terbakar biasanya berupa karbon yang terpisah dari
HC karena perengkahan selama terjadi pembakaran di dalam ruang bakar. Semakin
banyak bahan bakar yang tidak terbakar dan keluar ke udara luar, maka akan
semakin hitam warna asap gas buang yang dikeluarkan mesin.

2.3.5 Dampak Emisi Gas Buang bagi manusia


a. Dampak karbon monoksida (CO)

Di udara, Karbon Monoksida (CO) terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit,
hanya sekitar 0,1 ppm. Di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat
konsentrasi gas CO berkisar antara 10-15 ppm. Sudah sejak lama diketahui bahwa
gas CO dalam jumlah banyak (konsentrasi tinggi) dapat menyebabkan gangguan
kesehatan bahkan juga dapat menimbulkan kematian.
Karbon monoksida (CO) apabila terhirup ke dalam paru-pari akan ikut
peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh
tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun.

23
Keracunan gas karbon monoksida dapat ditandai dari keadaan ringan, berupa
pusing, rasa tidak enak pada mata, sakit kepala, dan mual. Keadaan yang lebih berat
dapat berupa detak jantung meningkat, rasa tertekan di dada, kesukaran bernafas,
kelemahan otot-otot, gangguan pada sisten kardiovaskuler, serangan jantung sampai
pada kematian.

b. Dampak Nitrogen Oksida

Gas nitrogen oksida (NOx) ada dua macam yaitu gas nitrogen monoksida dan
gas nitrogen dioksida. Kedua macam gas tersebut mempunyai sifat yang sangat
berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Udara yang mengandung
gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak berbahaya, kecuali bila gas NO
berada dalam konsentrasi tinggi.

Sifat racun (toksisitas) gas NO2 empat kali lebih kuat daripada toksisitas gas
NO. Organ tubuh yang paling peka terhadap pencemaran gas NO2 adalah paru-paru.
Paru-paru yang terkontaminasi oleh gas NO2 akan membengkak sehingga penderita
sulit bernafas yang dapat mengakibatkan kematian. Konsentrasi NO 2 lebih tinggi
dari 100 ppm bersifat letal pada hewan percobaan, dan 90% dari kematian tersebut
disebabkan oleh gejala edema pulmonary. Pemberian sebanyak 5 ppm NO 2 selama
10 menit terhadap manusia mengakibatkan sedikit kesukaran dalam bernafas.

c. Sulfur Oksida (SOx)

Udara yang tercemar Sulfur Oksida (SOx) menyebabkan manusia akan


mengalami gangguan pada sistem pernafasannya. Hal ini karena gas SO x yang
mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan,
dan saluran nafas yang lain sampai ke paru-paru. Serangan gas SOx tersebut
menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena.

Pengaruh utama polutan SO x terhadap manusia adalah iritasi sistem


pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi
pada konsentrasi SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang
sensitive iritasi terjadai pada konsentrasi 1-2 ppm. SO2 dianggap polutan yang
berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang
mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan.

24
d. Ozon

Ozon telah menjadi suatu issu aktual karena kaitannya dengan satu efek global
pencemaran udara yaitu penipisan lapisan Ozon di atmosfer atas bumi kita. Ozon
merupakan salah atu pencemar udara yang terus meningkat konsentrasinya.

Dampak ozon terhadap kesehatan manusia yaitu :

 Dengan konsentrasi 0,3 ppm selama 8 jam akan menyebabkan iritasi


pada mata.
 0,3 – 1 ppm selama 3 menit s.d. 2 jam akan memberikan reaksi seperti
tercekik, batuk, kelesuan.
 1,5 – 2 ppm selama 2 jam akan mengakibatkan sakit dada batuk-batuk,
sakit kepala, kehilangan koordinasi serta sulit ekspresi dan gerak.

Ozon pada konsentrasi 0,3 ppm dapat berakibat iritasi terhadap hidung dan
tenggorokan. Kontak dengan ozon pada konsentrasi 1,0 – 3,0 ppm selama 2 jam
mengakibatkan pusing berat dan kehilanan koordinasi pada beberapa orang yang
snsitif. Sedangkan kontak dengan konsentrasi 9,0 ppm selama beberapa waktu dapat
mengakibatkan endema pulmonari pada kebanyakan orang.

Kombinasi ozon dengan SO2 sangat berbahaya karena akan menyebabkan


menurunnya fungsi ventilasi apabila terpajan dalam jumlah yang besar. Kerusakan
fungsi ventilasi dapat kembali baik mendekati fungsi paru-paru normal pada orang
yang terpajan dalam tingkat rendah.

e. Dampak Pb (Timbal)
Dampak dari timbal sendiri sangat mengerikan bagi manusia, utamanya bagi
anak-anak. Di antaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif, kemampuan belajar,
memendekkan tinggi badan, penurunan fungsi pendengaran, mempengaruhi perilaku
dan intelejensia, merusak fungsi organ tubuh, seperti ginjal, sistem syaraf, dan
reproduksi, meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi perkembangan otak.
Dapat pula menimbulkan anemia dan bagi wanita hamil yang terpajan timbal akan
mengenai anak yang disusuinya dan terakumulasi dalam ASI. Pada jaringan atau
organ tubuh logam Pb akan terakumulasi pada tulang. Karena dalam bentuk ion
Pb2+, logam ini mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+ (kalsium) yang
terdapat pada jaringan tulang.
25
Disamping itu pada wanita hamil logam Pb dapat dapat melewati plasenta dan
kemudian akan ikut masuk dalam sistem peredaran darah janin dan selanjutnya
setelah bayi lahir Pb akan dikeluarkan bersama air susu. Meskipun jumlah Pb yang
diserap oleh tubuh hanya sedikit ternyata logam Pb ini sangat berbahaya. Hal itu
disebabkan senyawa-senyawa Pb dapat memberikan efek racun terhadap berbagai
macam fungsi organ tubuh.

26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Turbocharger berfungsi untuk menyuplai udara bertekanan sebanyak-
banyaknya ke ruang bakar. Dengan disuplainya udara ke ruang bakar semakin
banyak, maka kompresi yang dihasilkan akan semakin tinggi, dan tenaga yang
dihasilkan akan menjadi lebih besar.
Supercharger berguna untuk menambah akselerasi (putaran bawah), alat ini
dihubungkan langsung ke crankshaft jadi langsung berfungsi waktu mesin mobil
dinyalakan, dia berfungsi memompa udara ke ruang bakar sehingga pembakaran jadi
lebih baik.
Asap kendaraan bermotor memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
kesehatan masyarakat. Namun, pengaruh dari pencemaran/polusi udara khususnya
akibat kendaraan bermotor tidak sepenuhnya dapat dibuktikan karena sulit dipahami
dan bersifat kumulatif

27
DAFTAR PUSTAKA

Arrasyid, A. (2014, September 2). Scribd. Dipetik April 28, 2019, dari Scribd:
https://www.scribd.com/doc/310363187/sistem-gas-buang-pada-motor-docx

Hadi. (2015, January 15). Supercharger dan Turbocharger. Dipetik April 28, 2019, dari
Scribd: https://www.scribd.com/doc/20704953/Supercharger-Dan-Turbocharger

Motormobil. (2018, November 8). Mengenal Prinsip Kerja Turbo dan Supercharger. Dipetik
April 28, 2019, dari Motormobil:
http://motormobile.net/more.php?id=428.html&fb_comment_id=152509391574190_
766950743463382

Murwanto, A. D. (2014, Mei 14). Turbocharger. Dipetik April 28, 2019, dari Academia:
https://www.academia.edu/9770650/Turbocharger

Unknown. (2016, October 18). Otomotiv Indonesia. Dipetik April 28, 2019, dari blogsopot:
topspeedindonesia.blogspot.com/2016/10/polusi-gas-buang-motor-bensin-dan-
motor.html

Wijaya, H. (2012, July 3). Emisi Gas Buang. Dipetik April 28, 2019, dari Scribd:
https://www.scribd.com/doc/105001931/Pengertian-Emisi-Gas-Buang

28

Anda mungkin juga menyukai