Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

“TURBOCHARGER”

Dosen : Priyanto, ATT –II., SE., MM

Disusun oleh :
Nama : Jupri Mustopa
NIT : 20.56.2055
Jurusan : Teknika Charlie

Politeknik Bumi Akpelni Semarang


Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat serta hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah
”Turbocharger” ini dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, penulis masih menemukan kesulitan-kesulitan
tertentu. Oleh karena itu, apabila terdapat kesalahan, baik dalam penyampaian
materi maupun sistematika penulisan, penulis mohon maaf yang sedalam-
dalamnya.

Semarang, 30 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................5
C. Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. Turbocharger...............................................................................................................6
1. Pengertian Turbocharger..........................................................................................6
2. Teori Penyediaan Udara...........................................................................................8
3. Prinsip Kerja Turbocharger....................................................................................12
4. Komponen Dan Kelengkapan Dari Turbocharger................................................12
5. Sistem Pada Turbocharger.....................................................................................22
B. Jenis-Jenis Turbocharger..........................................................................................24
1. Fixed Geometry Turbocharger...............................................................................24
2. Variable Geometry Turbocharger..........................................................................24
C. Keuntungan Dan Kekurangan Turbocharger............................................................25
1. Keuntungan Turbocharger.....................................................................................25
2. Kekurangan Turbocharger.....................................................................................26
D. Perawatan Turbocharger...........................................................................................28
BAB III PENUTUP...........................................................................................................30
A. Kesimpulan................................................................................................................30
B. Saran..........................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Turbocharger adalah sebuah kompresor sentrifugal yang mendapat daya
dari turbin yang sumber tenaganya berasal dari asap gas buang kendaraan.
Biasanya digunakan di mesin pembakaran dalam untuk meningkatkan keluaran
tenaga dan efisiensi mesin dengan meningkatkan tekanan udara yang memasuki
mesin. Kunci keuntungan dari turbocharger adalah mereka menawarkan sebuah
peningkatan yang lumayan banyak dalam tenaga mesin hanya dengan sedikit
menambah berat.
Turbocharger ditemukan oleh seorang insinyur Swiss Alfred Büchi. Patennya
untuk turbocharger diaplikasikan untuk dipakai tahun 1905. Lokomotif dan kapal
bermesin diesel dengan turbocharger mulai terlihat tahun 1920an. Sebuah
kerugian dalam mesin bensin adalah rasio kompresi harus direndahkan (agar tidak
melewat tekanan kompresi maksimum dan untuk mencegah knocking mesin) yang
menurunkan efisiensi mesin ketika beroperasi pada tenaga rendah. Kerugian ini
tidak ada dalam mesin diesel turbocharger yang dirancang khusus. Namun, untuk
operasi pada ketinggian, pendapatan tenaga dari sebuah turbocharger membuat
perbedaan yang jauh dengan keluaran tenaga total dari kedua jenis mesin. Faktor
terakhir ini membuat mesin pesawat dengan turbocharger sangat menguntungkan
dan merupakan awal pemikiran untuk pengembangan alat ini.
Turbocharger merupakan sebuah peralatan untuk menambah jumlah udara
yang masuk kedalam silinder dengan memanfaatkan energi tekanan gas buang.
Kalau sebelumnya pemasukan udara mengandalkan kevakuman yang dibentuk
karena gerakan piston pada langkah isap, maka dengan turbocharger udara
ditekan masuk kedalam silinder menggunakan kompresor yang diputar oleh turbin
gas buang. Untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna, maka diperlukan
tambahan udara yang dialirkan kedalam ruang silinder mesin pada sejumlah aliran
bahan bakar tertentu. Bila kepekatan udara bertambah sebelum ditambahkan
kedalam silinder, seluruh bahan bakar terbakar dan daya mesin bertambah. Untuk
itu mesin diesel yang dilengkapi dengan turbocharger bertujuan memadatkan
udara
udara masuk ke dalam silinder mesin. Sehingga daya mesin lebih besar dibanding
mesin dengan dimensi yang sama. Kompresor yang digunakan dalam motor
pembakaran dalam untuk meningkatkan keluaran tenaga mesin dengan
meningkatkan massa oksigen yang memasuki motor. Kunci keuntungan dari
turbocharger adalah sebuah peningkatan tenaga mesin. (Sumber : Imare, 2014/07,
turbocharger).

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Seperti apa pembahasan lengkap mengenai turbocharger?
2. Apa saja jenis-jenis dari turbocharger?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari turbocharger?
4. Bagaimana cara perawatan dari turbocharger?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui secara detail
mengenai :
1. Pembahasan lengkap mengenai pengertian, teori penyediaan udara, prinsip
kerja, komponen dan kelengkapan serta sistem yang ada pada turbocharger.
2. Jenis-jenis dari turbocharger dan pembahasannya.
3. Kelebihan dan kekurangan dari turbocharger.
4. Cara perawatan dari turbocharger.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Turbocharger

1. Pengertian Turbocharger
Turbocharger adalah pesawat yang digeraikan oleh gas buang dari
mesin diesel yang berfungsi untuk memompa udara yang digunakan
untuk pembilasan dan pembakaran di dalam silinder. (Motor Diesel
Penggerak Utama. Endrodi, MM. Hal. 24). Berikut adalah pendapat dari
beberapa penulis :
a. Menurut Wiranto Arismunanadar dan Koichi Tsuda
Kerugian pembuangan cukup besar, oleh karena itu perlu ada
usaha untuk menguranginya. Massa jenis udara menentukan massa
bahan bakar yang dapat dibakar pada setiap langkah dalam silinder
dan menentukan daya maksimal dari mesin. Jika massa udara dalam
setiap langkah meningkat maka besar pula massa bahan bakar pada
setiap silinder yang dapat di bakar. Oleh karena itu mesin diesel
dilengkapi dengan Turbocharger yang diharapkan dapat
meningkatkan daya keluaran mesin.
Turbocharger digerakkan oleh energi panas yang berasal dari
gas buang, dari total energi panas di dalam bahan bakar buang
bersamaan gas buang dengan kenaikan massa jenis udara. Salah satu
cara untuk mengurangi kerugian buangan adalah dengan memasang
turbocharger pada saluran gas buang. Dalam hal ini gas buang
dimanfaatkan untuk menggerakan turbin gas yang menggerakan
kompressor. Kompressor tersebut memompa udara masuk kedalam
silinder sehingga menaikkan tekanan dan jumlah udara yang
dimasukan kedalam silinder. Dengan demikian maka jumlah bahan
bakar yang dimasukan kedalam silinder dapat diperbanyak sehingga
daya mesin dapat diperbesar. Dengan turbocharger tersebut, kira-
kira 8 sampai 10% dari jumlah kalor pembakaran bahan bakar dapat
diselamatkan. (Motor Diesel Putaran Tinggi. W. Arismunandar,
Koichi Tsuda. Hal. 29).
b. Menurut J. Trommelmans
Dalam bukunya “Prinsip-prinsip Mesin Diesel Untuk
Otomotif”, hal 4.15, Turbocharger yang terdiri dari kompressor
turbo yang digerakan oleh aliran gas buang di temukan oleh
Dr.A.Buchi (Swiss). Hal ini dilakukannya dengan menyalurkan
tekanan gas hasil pembakaran ke suatu turbin, dan mempergunakan
tenaga turbin ini menggerakan blower. Blower ini dipergunakan
untuk menekan udara ke ruang pembakaran dengan tujuan
mendapatkan oksigen sebanyak-banyaknya untuk proses
pembakaran sehingga daya mesin bertambah. Alat ini kemudian
dinamakan turbocharger. Sebuah kompressor turbo terdiri dari tiga
bagian pokok, kompressor, turbin langkahnya pada poros yang
sama. Poros dan bantalan dilumasi oleh minyak motor. Gas-gas
pembakaran mengalir keluar melalui rumah turbin menggerakan
roda turbin yang dirakit di dalamnya. Jadi, juga poros yang sama
dimana roda kompressor dirakit, keduanya berputar dengan
kecepatan yang sangat tinggi 100.000-140.000 rpm. Udara dalam
rumah diayun ke tepi luar rumah oleh roda kompressor, karena itu di
tengah-tengah roda kompressor timbul kekurangan tekanan sehingga
udara terhisap. Udara yang diayun ke tepi luar didorong karena
bentuk rumah itu ke arah katup-katup masuk. Untuk menghindari
jumlah putaran turbo dan tekanan pengisian yang tinggi, turbo perlu
dilengkapi dengan katup pembebas (wastegate) dan saluran edar.
Katup pembebas itu membuka pada suatu tekanan tertentu dalam
pemasukan atau pengeluaran menurut yang dikehendaki, dilakukan
oleh tekanan masuk atau tekanan keluar. Dengan dibukanya katup
pembebas, aliran gas keluar masih akan mengalir hanya sebagian
melalui rumah turbin itu dan sisinya melalui saluran peredaran. Oleh
sebab itu, jumlah putaran roda turbin dan kompresor berkurang
seperti juga tekanan pengisian.
2. Teori Penyediaan Udara
Udara atau dalam hal ini oksigen sangat dibutuhkan dalam
pembakaran didalam silinder mesin. Untuk itu perlu adanya sistem atau
alat yang digunakan guna memenuhi kebutuhan tersebut. Turbocharger
menjadi salah satu alternatif yang digunakan. Selain dapat memenuhi
kebutuhan akan udara, alat ini juga dapat memperbesar daya mesin
karena tekanan udara yang dihasilkan melebihi satu atmosfer.

a. Menurut P. Van maanen


Fungsi dari turbocharger adalah menghasilkan udara tekanan
dari blower ke ruang pembakaran. Turbocharger juga dipasang
sebagai usaha untuk mengurangi kerugian pembuangan yang cukup
besar dari gas buang melewati saluran buang. Dalam hal ini gas
buang dimanfaatkan untuk menggerakan turbin gas menggerakan
kompressor. Kompressor tersebut memompa udara masuk ke dalam
silinder sehingga menaikan tekanan dan jumlah udara masuk ke
dalam silinder. Dengan demikian maka jumlah bahan bakar yang di
masukan ke dalam silinder dapat diperbanyak sehingga daya mesin
dapat diperbesar. Apabila campuran bahan bakar dengan udara tekan
yang tidak seimbang maka proses pembakaran tidak akan terjadi
dengan sempurna. Hal tersebut akan mengakibatkan terjadinya
pembakaran susulan (detonasi), hal ini jelas menambah beban
mekanisme pada silinder serta panas dari silinder.
Akibat-akibat yang ditimbulkan dari pembakaran yang
kurang sempurna adalah sebagai berikut:
1) Kerugian panas dari dalam motor menjadi lebih besar, sehingga
usaha yang dihasilkan akan turun.
2) Sisa-sisa pembakaran ini yang dapat pula melekat pada lubang
pembuangan antara katup dan dudukannya, terutama pada katup
buang sehingga katup ini tidak dapat menutup rapat.
3) Sisa-sisa pembakaran akan melekat pada kepala torak (Piston
Crown) dan dinding silinder liner proses pelumasan tidak
sempurna.

b. Menurut Endrodi. MM. ATT I


Menurut Endrodi (2004 : 24-26) yang dimaksud dengan
pengisian tekan pada motor diesel adalah memasukan udara
sebanyak-banyaknya ke dalam silinder dengan tekanan lebih dari
satu atmosfer.
Tujuan dari sistem pengisian tekan pada motor diesel adalah
agar dalam proses pembakaran bahan bakar didalam silinder tersedia
cukup oksigen, sehingga terjadi pembakaran yang sempurna dan
berdampak/berakibat pemakaian bahan bakar tiap HP/hour atau
KW/hour akan lebih hemat. Dibandingkan dengan motor diesel
yang tanpa sistem pengisian tekan, maka motor diesel dengan
pengisian tekan mempunyai kelebihan sebagai berikut :
1) Bila sama-sama mempunyai diameter silinder dan jumlah
silinder yang sama akan didapat daya motor yang lebih besar
sampai 30-40%.
2) Bila dikehendaki mempunyai daya motor yang sama, maka baik
diameter maupun jumlah silinder dapat dikurangi sehingga
bobot motor akan lebih ringan atau volume motor lebih kecil.
3) Pembakaran lebih sempurna karena udara didinginkan di
intercooler sehingga udara lebih padat dengan oksigen. Karena
terjadi pembakaran bahan bakar yang lebih sempurna, maka
pemakaian bahan bakar spesifik (tiap Kg/Kw jam) akan lebih
hemat.
4) Meningkatkan kemampuan mesin diesel dan mengurangi biaya
perawatan yang disebabkan kondisi-kondisi lemah (less
exacting) pada silinder.
5) Jumlah udara masuk ke dalam silinder lebih banyak sehingga
tekanan udara masuk lebih tinggi daripada tekanan udara luar.
Pengisian tekan yang dilakukan oleh turbocharger juga
memilki beberapa kerugian seperti di bawah ini:
1) Konsumsi bahan bakar dan pelumasan silinder lebih boros.
2) Harga beli mesin diesel lebih mahal.
3) Perawatan lebih banyak dan kompleks sehingga biaya lebih
besar.
4) Waktu perawatan yang lebih lama.
5) Memerlukan keahlian ekstra pada waktu overhoul
turbocharger.

Pada umumnya pengisian tekan banyak variabel yang terdapat


di setiap mesin diesel dengan berbagai variasi. Pada sistem pengisian
tekan terdiri dari dua sisi, yaitu sisi gas buang dan sisi udara. Berikut
adalah skema gambaran dari pengisian tekan yang di maksud
tersebut.
Sistem Denyut/Pulse
System

Sisi Gas

Sistem Tekanan
Rata/Constant
Pressure System
Pengisian
Tekan

Sistem Seri

Sisi Udara
Sistem Paralel

Sistem Seri
dan
Sistem
Paralel

Gambar 1. Skema Pengisian Tekan Pada Mesin Diesel


Sistem pengisisan tekan pada sisi gas buang terdapat dua
sistem, yaitu sistem denyut (pulse system) dan sistem tekanan rata
(constant pressure system) :
1) Sistem Denyut (Pulse System)
Adalah gas buang yang keluar dari masing-masing silinder
dibagi atas group/kelompok. Pengelompokan pipa gas buang ini
didasarkan dari sususnan firing order dan exhaust manifold-nya.
Diameter pipa gas buang tidak besar, sehingga baik tekanan
maupun kecepatan gas buang keluar dari masing- masing silinder
tidak mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan putaran roda
sudu turbin gas buang menjadi sangat tinggi, yang berarti
putaran udara blower juga sangat tinggi. Udara yang dihasilkan
cukup banyak untuk pembakaran bahan bakar didalam silinder
sehingga pembakaran bahan bakar sempurna dan daya motor
optimal/maksimum.
2) Sistem Tekanan Rata
Gas buang yang keluar dari masing-masing silinder
digabung dalam satu exhaust manifold tanpa
mempertimbangkan firing order-nya. Diameter pipa gas buang
lebih besar sehingga tekanan gas buang menurun dan
putarannya menjadi rendah, hal ini berakibat putaran
turbocharger-nya tidak setinggi sistem denyut dan udara yang
dihasilkan blowernya juga tidak sebnyak sistem denyut. Akibat
masih diperlukan blower udara bantu yang digerakan oleh
motor listrik. Terutama saat mengolah gerak dimana putaran
motor diesel belum stabil.
Sistem pengisian tekan pada sisi udara terdapat tiga
sistem yaitu sistem seri, paralel, campuran:
a) Sistem Seri
Udara hasil turbocharger dipasang seri dengan udara hasil
blower bantu yang digerakkan oleh motor listrik.
b) Sistem Paralel
Udara hasil turbo blower dipasang paralel dengan hasil
blower bantu yang digerakan oleh motor listrik.
c) Sistem Seri dan Paralel
Adalah kombinasi dari kedua sistem seri dan paralel.

3. Prinsip Kerja Turbocharger


Turbocharger mengalami perkembangan dari masa ke masa.
Namun pada dasarnya memiliki prinsip kerja yang sama. Menurut E
Karyanto (2000 : 148) Prinsip kerja turbocharger adalah : proses langkah
pembuangan di dalam silinder mesin dilakukan oleh piston (3)
menyebabkan gas asap hasil pembakaran terdorong keluar, dari katup
buang melalui manifold buang (1) menekan kesuatu roda turbin (6) dan
keluar lewat saluran pembuangan (7), hal ini mengakibatkan roda
kompressor (blower) (5) berputar sehingga menghasilkan tekanan
hembusan, yang menyebabkan terjadi pemadatan udara masuk (4) dan
tekanan diatas satu atmosfer. Selanjutnya udara yang bertekanan
disalurkan ke manifold masuk (2), kemudian masuk kedalam silinder
melalui katup masuk. Untuk itu mesin diesel dilengkapi dengan
turbocharger, dengan tujuan untuk memperbesar tenaga mesin tanpa
menambah terlampau banyak berat dan ukuran mesin.
Adapun penggunaan turbocharger pada mesin diesel 4-tak memiliki
penataan exhaust manifold secara khusus, yaitu sebagai berikut :
a. Mesin 4 dan 6 silinder : Dilengkapi 2 buah saluran gas buang (exhaust
manifold)
b. Mesin 5 dan 9 silinder : Dilengkapi 3 buah saluran gas buang (exhaust
manifold)
c. Mesin 7 dan 8 silinder : Dilengkapi 4 buah saluran gas buang (exhaust
manifold)

4. Komponen Dan Kelengkapan Dari Turbocharger


a. Komponen Turbocharger
Sebelum mengerti cara kerjanya, penting untuk mengetahui apa
saja yang menyusun sebuah turbocharger. Karena sejatinya sebagai
pemasok paksa udara, dibutuhkan komponen yang memasukkan
udara berdasarkan aliran gas buang (exhaust manifold). Komponen
penyusun turbocharger adalah sebagai berikut :
1. Turbin.
Roda turbin yang memulai proses keseluruhan kompresi udara ke
silinder, turbin turbocharger dapat dibuat dari aluminium atau keramik,
dewasa ini penggunaan keramik lebih diutamakan karena ringan dan
tahan panas, semakin ringan turbin akan menghasilkan putaran yang
lebih cepat dan mencegah turbo lag. Turbo lag adalah jeda saat mesin
tidak merespon tekanan udara yang dihasilkan turbocharger, biasanya
terjadi saat mesin masih pada putaran rendah. Roda turbin dapat
berputar antara 80.000 – 150.000 Rpm, untuk itu diperlukan pelumasan
yang sangat baik untuk mencegah kerusakan pada turbin. Turbin
dihubungkan dengan batang turbin (turbine shaft). Bantalan dan
sambungan yang sesuai antara turbin dan batang turbin sangat
dibutuhkan karena mereka bekerja pada putaran yang sangat tinggi.

Gambar 2. Turbocharger
2. Kompresor
Kompresor pada turbocharger, berfungsi untuk mengubah energi
mekanis putaran poros turbocharger menjadi energi kinetik aliran
udara. Kompresor berada pada satu poros dengan turbin, sehingga pada
saat gas buang mesin mulai memutar turbin, kompresor juga akan ikut
berputar dengan kecepatan putaran yang sama. Energi mekanis yang
dihasilkan turbin akan langsung digunakan sebagai tenaga penggerak
kompresor. Saat kompressor berputar, menghisap udara sekitar ke
dalam air inlet yang letaknya berlawanan dengan turbin untuk
mendapatkan udara dingin. Kompressor meningkatkan tekanan udara 6
– 8 psi. Pada tekanan permukaan laut, kepadatan udara 14,7 psi.
Sehingga kompressor dapat meningkat hingga 50%.

Gambar 3. Turbin kompresor


Gambar 4. Aliran Kerja Bagian Kompresor
Sumber : yarabisayanuar.(2012/03).turbo

Kompresor turbocharger tipe sentrifugal dan tersusun atas dua


bagian utama yakni sudu- sudu rotor dan casing. Pada saat impeller
rotor kompresor mulai berputar dengan kecepatan tinggi, udara
atmosfer akan mulai terhisap dan masuk ke kompresor melalui sisi
inlet. Udara ini akan diakselerasi oleh impeller secara radial menjauhi
poros kompresor. Pada saat udara terakselerasi hingga ke casing
kompresor yang juga berfungsi sebagai diffuser, kecepatan aliran udara
akan turun dan tekanan statiknya akan meningkat. Peningkatan tekanan
udara ini akan diikuti dengan kenaikan temperatur juga. Selanjutnya,
udara terkompresi ini dialirkan untuk menuju ke intercooler.

3. Bearing Housing / Center Housing


Masing - masing turbin dan kompresor pada turbocharger
tersusun atas bagian rotor dan rumah casing. Keduanya berada pada
satu poros yang ditopang oleh sebuah sistem bearing (bantalan) di
tengah - tengah antara turbin dan kompresor. Untuk kebutuhan
assembly, casing turbin dan kompresor disatukan oleh sebuah sistem
bernama Center Housing & Rotating Assembly (CHRA). Karena sistem
bearing juga terletak pada CHRA, maka sistem lubrikasi turbocharger
juga berpusat pada CHRA. Putaran poros turbocharger dikapal taruna
praktek mencapai 95.500 Rpm. Dengan putaran secepat itu, dibutuhkan
bearing dengan kualitas baik. Thrustbearing tradisional dari
turbocharger biasanya terbuat dari perunggu. Pada perkembangan
selanjutnya bearing modern turbocharger adalah berupa ball bearing
dengan bahan keramik. Penggunaan ball bearing lebih banyak dipilih
karena life time turbocharger menjadi lebih baik. (Sumber : onny
apriyahanda, 2011, komponen turbocharger).

Gambar 5. Bentuk fisik CHRA


Sumber : onny apriyahanda.(2011).komponen turbocharger.(otomotifonline147
2015/03)

b. Kelengkapan turbocharger
Di samping komponen-komponen yang membentuk suatu
turbocharger, sebagai suatu alat tentu turbocharger juga ditopang
oleh alat kelengkapan lainnya. Dalam rangka untuk memaksimalkan
peran dari turbocharger. Tentunya alat-alat kelengkapan ini sangat
diperlukan turbocharger. Kelengkapan pada turbocharger adalah
sebagai berikut :
1. Intercooler
Intercooler pada mesin diesel adalah sebuah alat pendingin udara
yang berguna untuk mendinginkan udara yang berasal dari perangkat
turbocharger di dalam mesin diesel tersebut. Udara yang disuplai
turbocharger ke mesin merupakan udara yang berasal dari gas buang
dan memiliki suhu yang sangat panas. Oleh karena itu, fungsi
intercooler pada mesin diesel merupakan salah satu hal yang cukup
penting. Selain mendinginkan udara, intercooler juga berfungsi untuk
memadatkan udara pada mesin sehingga mesin memiliki tenaga yang
lebih besar. Intercooler biasanya terletak pada bagian yang mudah
terkena angin atau udara agar mendukung fungsi pendinginan bekerja
secara maksimal.

Gambar 6. Intercooler
Sumber : antonrivai.(2011/12).macam-macam intercooler pada kapal.

Pada saat udara didorong masuk oleh turbocharger, maka tekanan


udara tersebut juga meningkat. Selain itu suhu dari udara yang dipompa
oleh turbocharger juga meningkat dan akan memperburuk mesin jika
udara yang disuplai merupakan udara yang panas. Jika hal tersebut
sampai terjadi maka temperature ruang bakar akan meningkat dan dapat
terjadi over heating serta akan membuat udara memuai sehingga
kepadatan udara berkurang. Hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja
terutama tenaga mesin karena pembakaran tidak terjadi secara
sempurna.
Untuk menghindari hal tersebut, intercooler menjadi solusi yang
cukup ampuh. Intercooler bekerja sebagai penyeimbang serta pelepas
panas yang bekerja mirip seperti radiator namun tidak menggunakan
coolant / air radiator melainkan dengan menggunakan media air laut.
Intercooler merupakan sebuah heat exchanger yang umumnya
menggunakan air sebagai media cooler. Udara terkompresi masuk ke
sisi tubing kecil yang tersusun atas plat - plat tipis aluminium dan pipa -
pipa kecil. Air pendingin mengalir dengan bantuan pompa pendingin
melewati pipa pipa kecil dan menyerap panas udara terkompresi
melalui permukaan pipa. (sumber : Anton Rivai, 2011, macam - macam
intercooler).

Gambar 7. Intercooler
a. Tipe - tipe Intercooler
1) Udara ke udara adalah jenis intercooler yang paling jarang
digunakan pada mesin kapal tetapi banyak digunakan dalam
mesin kendaraan lain saat ini. Yang perlu diperhatikan dalam
intercooler jenis ini adalah lekukan dan perubahan ukuran harus
sesedikit mungkin. Selain itu, sambungan dan selang karet harus
yang berkualitas baik agar mampu menahan tekanan
turbocharger. Tempat pemasangan turbocharger juga perlu
diperhatikan, harus ditempatkan di tempat yang sebanyak
mungkin mendapat aliran udara.
2) Intercooler udara ke air banyak digunakan untuk kapal - kapal
laut. pada jenis ini air bersirkulasi untuk untuk mendinginkan
udara, pada dasarnya prinsip kerjanya sama seperti air radiator.
Komponen terpenting dalam intercooler jenis ini adalah pompa
airnya. Untuk itu biasanya pompa air disambungkan dengan
dipasang seri ataupun paralel.
3) Intercooler One Shot memiliki kemampuan pendingin udara yang
sangat tinggi dan cukup mendinginkan turbocharger dan
udaranya dalam waktu singkat.

b. Perawatan intercooler
1) Menghilangkan debu, deposito karbon dan kotoran lainnya
dengan bantuan udara tekan, lalu merendam intercooler ke
dalam kimia pembesih (chemical cleaner) dan di panasi hingga ±
70ºC, diamkan dalam kondisi ini sekitar 12–16 jam setelah itu
bersihkan dengan air tawar dengan cara menyemprotkanya
sampai semua kotoran hilang. Setelah itu semprotkan udara
terkompresi untuk menghilangkan partikel air dari intercooler dan
keringkan.
2) Untuk menghindari korosi oleh air laut pada sea water side pada
intercooler dipasanglah zink anoda, adapun perawatan zink anoda
yaitu dengan selalu melakukan pengecekan secara berkala.
3) Pembaruan atau penggantian packing, baik packing water side
maupun packing air side sangat dianjurkan untuk meminimalisir
terjadinya kebocoran dan untuk menjaga kekedapan.

2. Saluran pipa turbocharger


Penggunaan turbocharger tidak dapat dipisahkan dengan saluran
pipa yang menghubungkan berbagai komponen mesin. Saluran pipa
turbocharger dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yakni saluran
panas dan saluran dingin. Pipa saluran panas mengalirkan gas buang
dari ruang bakar ke sisi inlet turbin turbocharger, serta membuang gas
buang keluaran turbin menuju sistem exhaust (knalpot). Sedangkan pipa
saluran dingin mengalirkan udara atmosfer masuk ke kompresor, udara
bertekanan dari outlet kompresor ke intercooler, serta mengalirkan
udara dingin bertekanan dari intercooler ke intake manifold motor
bakar. Dikarenakan perbedaan tipe fluida yang melewati kedua saluran
tersebut, tentu saja karakteristik material yang digunakan oleh keduanya
juga berbeda. Sisi gas buang harus menggunakan material yang tahan
terhadap temperatur, tekanan tinggi, back pressure, dan tegangan
(stress). Sedangkan sisi udara terkompresi digunakan material yang
kuat untuk tekanan tinggi.

3. Wastegates
Sebuah mesin kendaraan bermotor selalu berkerja pada rentang
rpm putaran mesin yang bervariasi. Berbagai variasi Rpm tersebut tentu
saja menghasilkan jumlah gas buang yang bervariasi juga. Semakin
tinggi putaran mesin, akan semakin banyak kunatitas gas buang mesin
masuk ke turbin turbocharger, dapat kita bayangkan putaran
turbocharger pasti tidak terkontrol. Pada kondisi ini jika mesin
kendaraan terlalu lama pada putaran tinggi, maka hal ini dapat
menyebabkan over heating pada turbin dan kompresor bahkan hingga
mencapai titik lebur komponen - komponen turbocharger. Bahkan pada
keadaan ekstrim, kondisi ini dapat langsung merusak piston motor
bakar dengan meninggalkan lubang meleleh pada piston tersebut.
Wastegates digunakan untuk mengatasi kondisi di atas. Komponen
ini berfungsi sebagai bypass valve untuk membuang gas buang motor
bakar pada kondisi tertentu untuk tidak masuk kedalam turbin
turbocharger melainkan langsung menuju exhaust. Pada kondisi mesin
stabil, wastegates akan menutup. Sedangkan pada saat proses
akselerasi, dimana tekanan gas buang meningkat, wastegates akan
membuka sehingga putaran turbin turbocharger tidak mengalami
sentakan yang berlebihan. Wastegates bekerja berdasarkan pegas-pegas
keong yang dapat diatur ketegangannya, sehingga mekanik dapat
mengatur ketegangannya untuk mendapatkan kinerja terbaik dari
turbocharger.

4. Blow off valve


Blow-off vlave sejatinya adalah pressure relief valve yang berfungsi
untuk membuang udara terkompresi ke atmosfer pada saat tekanan
udara keluar kompresor turbocharger mengurangi tekanan pedal
akselerasi, katup intake manifold akan menutup sehingga udara
bertekanan dari turbocharger tidak dapat masuk keruang bakar. Jika
turbocharger tidak dilengkapi dengan blow-off vlave, maka tekanan
udara terkompresi akan terus naik, dimungkinkan akan bocor keluar,
merusak bagian-bagian intake manifold, atau bahkan dapat
menyebabkan surging/stall pada turbocharger. Tentu saja hal ini dapat
merusak berbagai komponen mesin.
Blow-off valve memiliki konstruksi yang mirip dengan wastegates.
Pada saat mesin berakselerasi maupun beroperasi stationer, katup ini
akan menutup. Ia akan membuka pada saat mesin mengurangi
kecepatan putarannya, sehingga tekanan udara yang berlebih cukup
kuat untuk mendorong pegas blow-off valve. (sumber : rihard tanjung,
2016/03, sistem dan cara kerja turbocharger).
5. Sistem Pada Turbocharger
Di dalam pengoperasian turbocharger tentu tidak lepas dari sistem
pendukungnya. Hal ini tentu disadari oleh produsen perakit turbocharger
agar turbocharger awet walaupun sering dioperasikan. Sistem ini
bertujuan agar kelancaran operasi juga terpenuhi. Untuk melumasi full-
floating bearing di dalam center housing, oli mesin disalurkan dari oil
inlet pipe dan disirkulasikan di antara bearing. Setelah melumasi bearing,
oli ini mengalir melalui oil outlet pipe dan kembali ke oil pan.
Kelangsungan penyediaan minyak untuk bantalan turbocharger dan
kapasitas harus sedemikian rupa sehingga bantalan tidak akan rusak.
Sistem yang ada di dalam turbocharger adalah sebagai berikut :

a. Sistem pelumasan

Gambar 8. Sistem pelumasan turbocharger


Sumber : ariyantoengineering.(2012/03/01).turbocharger
b. Sistem pendinginan turbocharger
Turbocharger didinginkan oleh air tawar pendingin dari pompa
gandeng mesin induk. Air pendingin dari cooler di hisap oleh pompa
gandeng mesin induk lalu di teruskan ke pipa yang sebagian besar
mengalir ke jacket cooling mesin induk, dan juga ke turbocharger untuk
mendinginkan turbocharger. Kemudian dari turbocharger diteruskan ke
pipa keluaran pendingin mesin induk selanjutnya menuju cooler kembali
untuk didinginkan.

Gambar 9. Diagram aliran sistem pendinginan turbocharger


B. Jenis-Jenis Turbocharger
Sekarang dengan kemajuan teknologi, mesin diesel semakin
berkembang ini dibuktikan dengan bertambahnya teknologi yang disematkan
pada mesin diesel. Pada mesin diesel biasanya juga ditambahkan turbocharger
untuk lebih menambah tenaga dan lebih efisien. Ada dua jenis turbocharger
yang dibedakan dari konstruksi sudu-sudu turbin di antaranya yaitu :

1. Fixed Geometry Turbocharger


Turbocharger adalah perangkat penambah tenaga yang bisa terbilang
instan, dimana terdapat komponen yang terdiri dari dua buah bilah - bilah,
satu yang berputar dikarenakan embusan gas dari saluran exhaust (turbin)
kemudian terhubung dengan bilah lainnya yang berfungsi menghirup
udara dari luar dan menghembuskannya ke saluran intake dalam keadaan
tekanan yang berlipat - lipat. Dikarenakan perbandingan putaran antara
exhaust diputar dalam bilah lebih kecil yang banyak, sehingga putarannya
lebih cepat dan udara yang dimampatkan lebih banyak. Sehingga oksigen
akan lebih banyak masuk kedalam ruang bakar, dan efeknya tenaga pun
akan meningkat jauh. Kekurangannya adalah kekosongan tenaga sebelum
turbocharger menghembus udara padat kedalam mesin yang disebut turbo
lag, dan efeknya respon yang diterima lambat. Ini kemudian disebut
dengan fixed geometry turbocharger atau turbocharger yang bilah -
bilahnya tetap.

2. Variable Geometry Turbocharger


Untuk mengatasi kekurangan dari FGT maka dibuatlah VGT
(Variable Geometry Turbocharger) yaitu bilah - bilah yang kompresinya
dibuat bervariasi. Bilah ini bisa mengatur bentuknya sehingga
pemampatan udara bisa berlangsung pada putaran mesin yang lebih
rendah, fungsinya untuk mengurangi turbo lag. Karakternya pun berubah
dimana range power semakin luas dimana pada FGT lonjakan tenaga
terasa hanya pada putaran mesin tertentu saja, misalkan 2.000 rpm. (sumber:
Rendy, 2012/02/01, bahas otomotif).
C. Keuntungan Dan Kekurangan Turbocharger

1. Keuntungan Turbocharger
Dalam penggunaannya, pemasangan turbocharger pasti ada maksud
dan tujuannya. Pastinya ada keuntungan dan kerugiannya. Disini penulis
mencoba mengulas beberapa keuntungan dalam pemasangan turbocharger
pada mesin penggerak utama di antaranya yaitu :
a) Peningkatan kekuatan untuk rasio berat.
Sebuah turbocharger dapat meningkatkan daya dan torsi mesin diesel
sebesar 30% -40% dari versi konvensional. (Karyanto, 2000).
b) Mengurangi kebisingan mesin.
Turbin casing bertindak sebagai kumpulan penyerapan kebisingan
mesin gas buang. Demikian pula, bagian inlet kompresor mengurangi
kebisingan yang dihasilkan oleh pulsa dalam intake manifold.
Akibatnya, mesin turbocharger biasanya tenang dari pada
konvensional lainnya (Maleev, 1995).
c) Bahan bakar ekonomis.
Sebuah mesin turbocharger memiliki efisiensi volumetrik yang lebih
tinggi dibandingkan konvensional, dengan mencapai pembakaran yang
lebih lengkap, yang menghasilkan konsumsi bahan bakar yang lebih
rendah. (Wiranto Arismunandar, 1988).
d) Pengurangan asap.
Mesin turbocharger menghasilkan fase pembakaran lebih efisien dan
bersih, yang mengurangi produksi asap pada mesin.
e) Membantu dalam meredam gas buang.
Turbocharger dapat meredam bunyi letupan yang dihasilkan oleh gas
buang yang keluar, karena pada turbocharger tersebut dilengkapi
dengan alat peredam suara (silencer). (Maleev, 1995)
f) Efisiensi mekanis motor dapat dinaikkan.
Kerugian-kerugian mekanis akibat terjadinya gesekan mempunyai
hubungan dengan ukuran dan jumlah putaran motor. Pembesaran
kerugian gesekan karena adanya penggunaan turbocharger hanya
disebabkan karena bertambahnya putaran motor saja.
Oleh karena adanya motor diesel yang dilengkapi dengan turbocharger
mempunyai tingkat efisiensi mekanis yang lebih besar, bila
dibandingkan dengan motor diesel yang tanpa turbocharger pada daya
yang sama. Hal ini karena pada motor diesel yang menggunakan
turbocharger tidak perlu memperbesar konstruksi utama motornya
(Maleev, 1995).
g) Dapat bekerja di tempat yang mempunyai ketinggian.
Semakin tinggi letak suatu tempat dari permukaan laut, maka akan
semakin rendah tekanan atmosfirnya. Hal ini berarti kerapatan udara
yang akan masuk kedalam silinder pembakaran motor akan berkurang
dan sebagai akibatnya bahan bakar yang dapat dibakar didalam silinder
akan berkurang juga, sehingga dapat menyebabkan tenaga motor
berkurang dari semula. Penurunan ini akan lebih kecil pada motor yang
dilayani oleh turbocharger (Wiranto Arismunandar, 1988).
h) Harga Mesin Lebih Murah.
Mesin yang menggunakan turbocharger pada umumnya lebih murah
dibanding dengan pengisapan natural dengan tenaga yang sama.(Astu
Pudjanarsa dan Djati Nursuhud, 2000).
i) Sebuah turbocharger tak menyerap tenaga dari poros utama.
Dalam hal turbocharger, tak ada hubungan langsung secara mekanis
sehingga karenanya tenaga blower atau kompresor tidak
mengakibatkan kerugian pada daya poros utama (Yanmar Diesel
Engine,1986).

2. Kekurangan Turbocharger
Setelah membahas keuntungan di atas. Kini saatnya giliran penulis
membahas kekurangan dari penggunaan turbocharger. Beberapa
kekurangan dalam pemasangan turbocharger pada mesin penggerak
utama di antaranya yaitu :
a) Membutuhkan perawatan ekstra terutama pelumasan.
Turbocharger lebih membutuhkan perawatan ekstra dalam pelumasan
untuk kelancaran putaran poros dan karena putaran yang sangat tinggi
dapat menghasilkan panas yang berlebih bahkan tidak terkontrol.
Hal tersebut dapat mengakibatkan keausan terhadap bearing dan
bagian-bagian penting yang lain dari turbocharger.
b) Lebih berisik.
Pemasangan turbocharger membuat kamar mesin lebih bising karena
turbocharger mengeluarkan suara berdenging yang dihasilkan dari
putaran turbin pada turbocharger yang tinggi.
c) Pengawasan yang ekstra dalam pengoperasian.
Menambah pekerjaan bagi operator mesin, karena harus terus
memperhatikan kerja dari turbocharger . Dalam hal ini yang
direpotkan tentu masinis dan oiler jaga. Yang harus melakukan
pengawasan ekstra terhadap turbocharger.
d) Sangat mempengaruhi daya mesin.
Bila turbocharger mengalami gangguan maka dapat berpengaruh
terhadap daya mesin. Ini disebabkan oleh karena turbocharger
berhubungan langsung dengan gas buang yang dihasilkan oleh mesin
induk. Begitu pula sebaliknya apabila turbocharger mengalami
masalah itu juga akan menyebabkan supply udara bilas ke ruang
pembakaran berkurang dan dapat menghambat laju kapal karena
terganggunya kompresi mesin karena kurangnya asupan udara.
(Sumber : Eri Rozidin, 2012, keuntungan dan kekurangan
turbocharger).
D. Perawatan Turbocharger

Menurut Coder (1988). Perawatan merupakan suatu kombinasi dari


tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam dan/atau untuk
memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Sedangkan tujuan
dilakukannya perawatan menurut Corder (1988) adalah antara lain :
a. Memperpanjang kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat
kerja, bangunan dan isinya).
b. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang peralatan
yang dipasang untuk produksi atau jasa untuk mendapatkan laba
investasi semaksimal mungkin.
c. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
d. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.

Turbocharger juga memiliki perawatan sendiri yaitu perawatan periodik,


antara lain :
a. Pengecekan minyak lumas yang dipergunakan harus sesuai untuk
bantalan dan harus diganti selama waktu tertentu yaitu 120 jam.
b. Setelah 100 jam operasi check baut dan kur yang kendor.
c. Setelah 250 jam pembersihan filter.
d. Setelah 500 jam operasi bersihkan kompressor turbocharger, atau
setiap terjadi penurunan tekanan 10% pada beban yang sama, contoh
tekanan yang dihasilkan turbocharger 0,80 kg/cm2pada beban yang
sama terjadi penurunan menjadi 0,72 kg/cm2 maka waktunya untuk
pembersihan kompressor. Pembersihan dapat dilakukan dengan
cara :
1)Pembersihan secara periodik yaitu pada saat
pembongkaran/overhaul turbocharger untuk pembersihan,
pembersihan dapat menggunakan minyak tanah, kerosin, atau
minyak lumas untuk menghindari bahaya. Air tidak effetive untuk
membersihkan kompressor.
2) Pembersihaan saat ada beban yaitu pembersihan kompressor
ketika mesin dipanaskan atau kurang lebih ¾ dari beban penuh.
Jika hal itu tidak dapat dilakukan, pembersihan kompressor
ketika mesin beroperasi pada beban penuh.
e. Setiap 4.000 jam kerja bersihkan elemen filter udara, pembersihan
dapat dilakukan dengan cara menyemprot menggunakan udara
tekan, jika kotoran terlalu tebal dan lengket bersihkan dengan
kerosin dan sebelum dipasang kembali.
f. Setiap 8.000 jam atau 1 tahun lakukan pembersihan Bagian-bagian
kompressor. (impeller, diffuser, exhaust manifold, dll) .
g. Setiap 16.000 jam operasi atau 2 tahun lepaskan semua bagian,
bersihkan data check turbocharger, ganti spare part jika perlu, ganti
oring dengan yang baru.
h. Setiap 32.000 jam atau 4 tahun turbocharger harus di balance dan
pengecekan impeller, turbin rotor dan bagian penting lain yang
diperlukan, dengan menghubungi pusat service-nya.
i. Hal penting pada perawatan dan pengawas turbocharger yaitu pada
penggantian bantalan poros tiap 16.000 jam :
1) Cabut hanya kompressor dan turbin casing saja.
2) Pasang dial gauge spindel pada jari-jari baut poros pada rotor
shaf impeller dan atur posisi dial gauge. Kemudian gerakan
rotor shaft naik turun menggunakan tangan kemudian liat posisi
jarum kemudian catat dan bandingkan dengan toleransi yang
diijinkan yaitu 0,92.
3) Jika toleransi yang ditunjukan melebihi batas yang diijinkan
segera lakukan penggantian bantalan porosnya (bearing).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Turbocharger adalah komponen mesin yang merupakan penyempurnaan
teknologi untuk memperbaiki dari siklus pembakaran pada mesin pembakaran dalam.
Pada sistem turbocharger mempunyai beberapa komponen utama yaitu turbin
penggerak beserta rumah turbin (turbin housing), poros penghubung, blower
(kompresor) beserta compressor housing, dan pada penyempurnaan akhirnya ada pula
yang ditambahken dengan sistem intercooler atau aftercooler.
Dengan adanya turbocharger ini dipastikan
proses pembakaran mesin akan lebih sempurna, karena udara yang memasuki ruang
bakar akan lebih banyak dibandingkan dengan mesin tanpa turbocharger. Dengan
adanya penambahan udara yang memasuki ruang bakar maka
bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder tidak perlu terlalu jauh dalam
mencari oksigen karena otomatis. Jika kadar udara yang masuk ruang bakar lebih
banyak maka oksigen pun juga akan lebih banyak. Dengan adanya penambahan kadar
oksigen tersebut maka proses pembakaran akan lebih sempurna dan meningkatkan
daya atau tenaga yang dihasilkan.
Selain itu dengan adanya sistem turbocharger ini sisa bahan bakar yang tidak
terbakar atau yang biasa disebut HC akan berkurang karena bahan bakar akan mudah
untuk mencari oksigen saat pembakaran sehingga gas buang yang dihasilkan tidak
banyak mengandung asap hitam. Sistem turbocharger ini juga dapat mengurangi daya
panas yang dihasilkan dari pembakaran karena sebagian panas yang dikeluarkan oleh
mesin akan keluar melalui saluran pembuangan dan akan dimanfaatkan untuk
menggerakkan turbin yang terhubung dengan kompresor sehingga dapat pula
meredam bunyi yang timbul akibat ledakan saat pembakaran.

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini penulis berharap supaya kedepannya dapat
dikembangkan dengan metode lain, sehingga dalam menghadapi teknologi secara
nyata dapat lebih mudah untuk dipahami.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). Pengertian dari Turbocharger.


http://pembelajaranmesin.blogspot.in/2012/05/pengertian.dari-turbocharger.html. 
Diakses pada 30 Mei 2021.
Anonim. (2013). Prinsip Kerja Turbocharger Pada Kendaraan.
http://rpmenginestation.blogspot.in/2013/04/prinsip-kerja-turbo-charger-
pada.html. Diakses pada 30 Mei 2021.
Anonim. (2010). Sistem Mesin Diesel.
http://jonpurba.wordpress.com/2010/02/07/sistem-mesin-diesel.html. Diakses
pada 30 Mei 2021.
Dhimas blog. (2013). Tips Merawat Kendaraan Dan Sejarah Singkat Turbocharger.
http://boss-otomotif.blogspot.com/2013/12/turbocharger.html. Diakses pada 30
Mei 2021.
Imam. (2012). Turbocharger. http://berbagi-
pengetahuan-berbagi.blogspot.in/2012/04/turbocharger.html. Diakses pada 30
Mei 2021.
Orianto. (2013). Diktat Perkuliahan Teori Turbocharger. Jurusan Teknik Sistem
Perkapalan-FTK-ITS. Surabaya.
Sukoco & Arifin, Zainal. (2008). Teknologi Motor Diesel. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai