DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
1. CHANDA LESTARI
NIM : 190413007
2. ULFA SEPTA ARSEDA
NIM : 190413020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam pendidikan.
Makalah ini dibuat digunakan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen.
Dengan makalah ini juga dapat di buat untuk bahan pembelajaran kesehatan reproduksi
perempuan dan KB.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Sterilisasi
a) Penyinaran
b) Operatif
c) Penyumbatan tuba secara mekanis
d) Penyumbatan tuba secara kimiawi
a) Operatif
b) Penyumbatan vas deferens secara mekanis
c) Penyumbatan vas deferens secara kimiawi
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Alat Kontrasepsi Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan
usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil bahagia sejahtera salah satunya dengan adanya alat kontrasepsi (Arum, 2009).
Kontrasepsi merupakan suatu usaha untuk mencegah kehamilan (Handayani, 2010). Menurut
Wiknjosastro (2007) kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah kehamilan, usaha tersebut itu
dapat bersifat sementara, dan juga dapat bersifat permanen (Wiknjosastro, 2007).
1. Sterilisasi adalah?
2. Sterililasi pada wanita (MOW) adalah?
3. Apa saja jenis MOW?
4. Sterililasi pada pria (MOP) adalah?
5. Apa saja jenis MOP?
1.3 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
MOW adalah mengoklusi tuba falopii (mengikat, memotong atau memasang cincin) sehingga sperma
tidak dapat bertemu dengan uvum (Arum, 2009). Sedangkan MOP adalah pemotongan sebagian
(0,5cm-1cm) pada vasa deferensia atau tindakan operasi ringan dengan cara mengikat dan
memotong vas deferen sehingga sperma tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung
spermatozoa, sehingga tidak terjadi pembuahan, operasi berlangsung kurang lebih 15 menit dan
pasien tak perlu dirawat. Sperma yang sudah dibentuk tidak akan dikeluarkan oleh tubuh, tetapi
diserap dan dihancurkan oleh tubuh (Mulyani dan Rinawati, 2013).
a) Syarat sukarela
Calon peserta secara sukarela, tetap memilih kontap setelah diberi konseling mengenai
jenis-jenis kontrasepsi, efek samping, keefektifan, indikasi, kontraindiksi, serta waktu
pelaksanaan.
b) Syarat bahagia
Setelah syarat sukarela terpenuhi, maka perlu dinalai pula syarat kebahagiaan kluarga.
Meliputi terkait dalam perkawinan yang syah dan harmonis, memiliki sekurang-kurangnya
dua anak yang hidup sehat baik fisik maupun mental, dan kematangan kepribadian.
c) Syarat sehat
Setelah syarat bahagia terpenuhi, maka syarat kesehatan perlu dilakukan pemeriksaan
(Handayani, 2010)
1) Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).
2) Tidak mempengaruhi peroses menyusui (breastfeeding).
3) Tidak bergantung pada faktor sanggama.
4) Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko yang sangat serius.
5) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anastesi lokal.
6) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.
7) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium).
8) Berkurangnya resiko kangker ovarium (Anggraini, 2011).
a) Penyinaran
Merupakan tindakan penutupan yang dilakukan pada kedua tuba falopii wanita
mengakibatkan yang bersangkutan tidak hamil atau tidak menyebabkan kehamilan lagi.
b) Operatif
Menurut Handayani (2010) metode operatif terdapat berbagai macam cara, cara-cara
tersebut dapat dilakukan dengan:
a. Abdominal
- Laparatomi
Laparatomi sudah tidak digunakan karena diperlukan insisi yang panjang. Kontrasepsi ini
diperlukan bila cara kontap yang lain gagal.
- Mini-laparatomi
Sayatan dibuat garis tengah diatas simpisis panjang 3 cm sampai menembus peritonium.
Untuk mencapai tuba diperlukan alat khusus (elevator uterus) ke dalam kavum uteri.
Dengan bantuan alat tersebut uterus dalam keadaan retrifleksi dijadikan letak antefleksi
kemudian didorong daerah lubang sayatan, lalu dilakukan penutupan tuba.
- Laparoskopi
Cunam serviks dipasang pada bibir depan posio uteri, supaya dapat menggerakan uterus
jika hal tersebut diperlukan saat laparaskopi. Sayatan dibuat dibawah pusat kurang lebih
1 cm. Kemudian ditempat luka dilakukan pungsi sepanjang rongga peritonium dengan
jarum khusus. Melalui jarum dibuat pneumo peritoneum dengan memesukkan CO2
sebanyak 1 sampai 3 liter kecepatan kira- kira 1 liter permenit. Setelah jarum beres
dikeluarkan, troika dimasukan laparoskop melalui tabung dengan cunam yang
dimasukan dalam rongga peritonium bersama laparoskop, tuba dijepit dan dilakukan
penutupan dengan kauterisasi.
b. Vaginal
- Kolpotomi
Sering dipakai adalah kolpotomi poterior. Insisis dilakukan di dinding vagina transvesal 3-
5 cm, kavum douglas yang terletak antara dinding depan rektumdam dinding belakang
uterus dibuka melalui vagina untuk sampai dituba.
- Kuldoskopi
Rongga pelvis dapat dilihat melalui alat koldoskup yang dimasukan kedalam cavum
douglas. Adanya laparoskopi trans-abdominal, maka kuldoskopi kurang mendapat
perhatian atau minat dan sekarang sudah jarang dikerjakan. Dalam posisi lutut dada
kedua paha tegak lurus dan kedua lutut terbuka, suatu rektraktor perineal dimasukan
kedalam vagina. Bila fornik posterior terlihat seperti bagian kubah yang kecil, maka
cavum douglas bebas diperlekatkan, lalu dilakukan oklusi tuba .
c. Transcervikal
- Histereskopi
Prinsipnya seperti laparoskopi hanya pada histereskopi tidak dipakai trokar, tetepi
suatu vakum servikal adaptor untuk mencegah keluarnya gas saat dilatasi serviks
atau cavum uteri.
- Tanpa melihat langsung
Pada cara ini operator tidak melihat langsung cavum uteri untuk melikalisir orivisuim
tubae.
c) Penyumbatan tuba secara mekanis
Tubal clip penyubatan tuba mekanis dipasang pada isthimus tuba falopii, 2-3 cm dari uterus,
melalui laparatomi, laparoskopi, kolpotomi dan kuldoskopi. Tuba clips menyebabkan
kerusakan lebih sedikit pada tuba falopii dari pada oklusi tuba falopii lainya. Tuba ring dapat
dipakai pada mini- laparatomi, laparoskopi dan cara trans- veaginal, dan dipasang pada
ampula 2-3 cm dari uterus.
d) Penyumbatan tuba kimiawi
Zat-zat kimia dalam cair, pasta, padat dimasukan ke dalam melalui serviks ke dalam uteri-
tubal junction, dapat dengan fisualisasi langsung atau tidak. Cara kerjanya adalah zat kimia
akan mendapat tissue padat sehingga terbentuk sumbatan dalam tuba falopii (tissue
adhesive), zat kimia akan merisak tuba falopii dan menumbulkan fibrosis (sclerosing agent)
(Handayani, 2010).
Waktu dilakukan operasi MOW (Medis Operasi Wanita) menurut Arum (2009), yaitu:
1) Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut tida
hamil.
2) Hari ke-6 hingga hari ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi).
3) Pasca persalinan
- Minilap : di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu.
- Laparoskopi : tidak tepat untuk klien-klien pasca persalinan.
4) Pasca keguguran
- Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik
(minilap atau laparoskopi).
- Triwulan kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap
saja) (Arum, 2009).
Sterilisasi pada pria atau yang sering disebut Vasektomi adalah istilah dalam ilmu bedah yang
terbentuk dari dua kata yaitu vas dan ektomi. Vasektomi adalah pemotongan sebagian (0,5cm-1cm)
pada vasa deferensia atau tindakan operasi ringan dengan cara mengikat dan memotong vas
deferen sehingga sperma tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa, sehingga
tidak terjadi pembuahan, operasi berlangsung kurang lebih 15 menit dan pasien tak perlu dirawat.
Sperma yang sudah dibentuk tidak akan dikeluarkan oleh tubuh, tetapi diserap dan dihancurkan oleh
tubuh (Mulyani dan Rinawati, 2013). Jenis-jenis sterilisasi pada pria (MOP) adalah :
a) Operatif
Metode sterilisasi pada pria atau Vasektomi dengan pisau setelah anastesi lokal yaitu
dengan larutan prokain lidokain atau lignokain tanpa memakai adrendin muka dilakukan
irisan pada kulit skrotum kutil dan otat2bdi sayat maka tampak vas deferens dengan sarung
nya. Irisan dapat dilakukan pada garis tengah antara dua buah skrotum atau pada dua
tempat diatasi masing2 vas deferens kedua vas tampak sebagai saluran yang putih dan agak
kenyal pada perabaan. Vas dapat dibedakan dari pembuluh darah karena tidak berdenyut,
identivikasi vas terutama sukar apabila kulit skrotum tebal.
e) Efektifitas MOP
3.2 SARAN
Dalam Makalah ini terdapat penjelasan tentang “STERILISASI PRIA DAN WANITA” berharap agar
mahasiswi dapat mengetahui kontrasepsi yang baik sesuai dengn keinginan dan tidak diinginkan
dalam membina rumah tangga yang baik. Selain itu dapat sebagai pedoman dalam kehidupan yang
baru kelak.