Wanita)
(Metode
Operasi
BAB I
PENDAHULUAN
c.
BAB II
ISI
2.1 Definisi
Kontrasepsi mantap adalah satu metode kontrasepsi yang dilakukan
dengan cara mengikat atau memotong saluran telur (pada perempuan)
atau saluran sperma (pada lelaki). Kontrasepsi mantap ( Kontap ) dikenal
ada dua macam, yaitu Kontap Pria dan Kontap Wanita. Kontap Wanita atau
merupakan metode sterilisasi pada wanita dikenal dengan MOW atau
tubektomi.
Kontrasepsi ini bisa di sebut juga kontrasepsi mantap pada wanita disebut
tubektomi,yaitu tindakan memotong tuba fallopii/tuba uterina. (Pelayanan
Keluarga Berencana, 2010 : 157)
Tubektomi merupakan tindakan medis berupa penutupan tuba uterine
dengan penutupan tuba uterine dengan maksud tertentu untuk tidak
mendapatkan keturunan dalam jangka panjang sampai seumur hidup.
(Pelayanan Keluarga Berencana, 2010 : 157)
Tubektomi ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba falloppi wanita
yang mengakibatkan seseorang tidak dapat hamil atau tidak
menyebabkan kehamilan lagi. ( Ilmu Kandungan, 2008 : 563 )
Sterilisasi
adalah metode kontrasepsi permanen
yang
hanya
diperuntukkan bagi mereka yang memang tidak ingin atau boleh memiliki
anak (karena alasan kesehatan).
MOW ( Metode operasi wanita) / tubektomi adalah tindakan penutupan
terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri, yang menyebabkan sel telur
tidak dapat melewati sel telur, dengan demikian sel telur tidak dapat
bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak terjadi kahamilan.
1.
3.
)
Kegagalan dari pihak pasien tidak ada. ( Ilmu Kandungan, 2008 : 564
3.
4.
Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan
yang serius.
5.
6.
7.
Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada afek pada
produksi hormon ovarium ). ( Pelayanan Keluarga Berencana, 2010 : 158 )
Adapun kelebihan dari Kontap dibandingkan kontrasepsi yang lain adalah:
1.
2.
3.
3.
4.
Karena
metode
tubektomi
merupakan
kontrasepsi
permanen,sebelum mengambil keputusan untuk tubektomi,istri dan suami
terlebih dahulu harus mempertimbangkannya secara matang. Meskipun
saluran telur yang tadinya di potong atau diikat dapat disambung
kembal,namun tingkat keberhasilan untuk hamil lagi sangat kecil.
( Pelayanan Keluarga Berencana, 2010 : 158 )
2.
3.
Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup. ( Ilmu Kandungan,
2008 : 564-565 )
Pada konferensi khusus Perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela Indonesia
di Medan (3-5 juni 1976) di anjurkan pada umur antara 25- 40 tahun
dengan jumlah anak sebagai berikut:
1.
2.
4.
Umur antara 35 40 tahun dengan 1 anak atau lebih. ( Ilmu
Kandungan, 2008 : 565 )
2.4.2 Kontraindikasi
Hamil.
2.
3.
4.
5.
6.
Usia di bawah 30 tahun yang belum dan masih ingin memiliki anak.
3.
Pascapersalinan.
4.
Pascakeguguran.
1.
2.
Setelah abortus
3.
Setelah bersalin
Tubektomi post partum dilakukan satu hari setelah partus.
4.
Istirahat secukupnya
2.
4.
Perawatan luka , bekas luka operasi harus selalu bersih dan kering
5. Kalau ada keluhan, muntah yang hebat, nyeri perut, sesak napas,
pendarahan, demam, segera kembali ke tempat pelayanan terdekat
6.
)
a. Laparatomi
Tindakan ini tidak dilakukan lagi sebagai tindakan khusus guna tubektomi.
Disini penutupan tuba di jalankan sebagai tindakan tambahan apabila
wanita yang bersangkutan perlu dibedah untuk keperluan lain. Misalnya
pada wanita yang perlu di seksio sesarea, kadang- kadang tuba kanan dan
kiri di tutup apabila tidak diinginkan bahwa ia hamil lagi.
b. Laparatomi post partum
Laparatomi ini dilakukan satu hari postpartum. Keuntungannya
ialah waktu perawatan perawatan nifas sekaligus dapat digunakan untuk
perawatan pascaoperasi, dan karna uterus masih besar, cukup dilakukan
sayatan kecil dekat fundus uteri untuk mencapai tuba kanan dan kiri.
Sayatan yang dilakukan dengan panjang sayatan semi lunar ( bulan sabit)
digaris tengah distal dari pusat dengan panjang kurang lebih 3 cm dan
penutupan tuba biasanya diselenggarakan dengan cara Pomeroy.
c.
Minilaparotomi
e.
Kuldoskopi
Cara madlener
Cara Pomeroy
Cara irving
Pada cara ini tuba dipotong di antara dua ikatan benang yang dapat
di serap, ujung proksimal dari tuba di tanamkan ke dalam miometrium,
sedangkan ujung distal di tanamkan ke dalam ligamentum latum.
Cara aldrige
Cara uchida
Pada cara ini tuba di tarik keluar abdomen melalui suatu insisi kecil
(minilaparatomi) di atas simpisis pubis. Kemudian di daerah ampula tuba
di lakukan suntikan dengan larutan adrenalin dalam air garam dibawah
serosa tuba. Akibat suntikan ini, mesosapling di daerah tersebut
mengembung. Lalu, dibuat sayatan kecil di daerah yang kembung
tersebut,. Serosa di bebaskan dari tuba sepanjang kira- kira 4- 5 cm,
tubadi cari dan setelah di temukan di jepit, diikat, lalu di gunting. Ujung
tuba yang proksimal akan tertanam dengan sendirinya di bawah serosa,
sedangkan ujung tuba yang distal di biarkan berada di luar serosa. Luka
sayatan di jahit secara kantong tembakau. Angka kegagalan cara ini
adalah 0.
Cara kroener
Pemasangan Klip
Minilaparotomi Interval :
Konseling prabedah
Persiapan prabedah
Pakai pakaian kama operasi topi dan masker,pakai sarung tangan steril
Mencapai tuba
Memotong tuba
Dekontaminasi
b.
Minilaparotomi Pascapersalinan :
Konseling Prabedah
Menjelaskan proses operasi.
Persiapan Prabedah
Mencapai Tuba
Tindakan Pascabedah
Dekontaminasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kontrasepsi mantap adalah satu metode kontrasepsi yang dilakukan
dengan cara mengikat atau memotong saluran telur (pada perempuan)
atau saluran sperma (pada lelaki). Kontrasepsi mantap ( Kontap ) dikenal
ada dua macam, yaitu Kontap Pria dan Kontap Wanita. Kontap Wanita atau
merupakan metode sterilisasi pada wanita dikenal dengan MOW atau
tubektomi.
MOW ( Metode Operasi Wanita ) atau tubektomi merupakan tindakan
medis berupa penutupan tuba uterine yang menyebabkan sel telur tidak
dapat melewati sel telur, dengan demikian sel telur tidak dapat bertemu
dengan sperma laki-laki sehingga tidak terjadi kahamilan dalamjangka
panjang sampai seumur hidup. Ada dua langkah tindakan penting dalam
tubektomi yaitu tindakan pendahuluan mencapai tuba fallopi dan
penutupan tuba fallopi.
Adapun keuntungan tubektomi adalah lebih aman, efektifitas hampir
100%, tidak mempengaruhi libido seksualis dan kegagalan dari pihak
pasien tidak ada.
3.2 Saran
Dengan pembuatan makalah ini, sebaiknya kita semua bisa
memahami dan mengaplikasikan teori yang ada didalam kehidupan
sehari-hari serta terampil dalam memberi pelayanan kepada klien dengan
tindakan langsung berupa praktik kebidanan sehingga kelak kita mampu
menjadi bidan yang professional serta mampu meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan dengan melakukan pelayananan KB yang benar
khususnya dalam metode sterilisasi pada wanita ( tubektomi ).
DAFTAR PUSTAKA
Pelayanan