Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN MASSAGE

BAYI DENGAN KONSTIPASI

Dosen Pengampu : Dyah Ayu W, S.SiT, M.Kes

Disusun oleh:
Nama : Dina Pahilafi Roziq
NIM : 1904063

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KARYA HUSADA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan kasihnya, sehingga penyusun akhirnya dapat menyelesaikan laporan
pendahuluan “Massage Bayi dengan Konstipasi”.
Laporan pendahuluan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Praktik
Klinik Kebidanan II (PKK II). Penyusun menyadari masih banyak kekurangan
dan hal-hal yang perlu ditambahkan pada tugas makalah ini, kesempurnaan hanya
milik Tuhan yang Maha Esa, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan
oleh penyusun dari pembaca.
Akhirnya, penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada semua
pihak yang membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan penyusun,
semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan menambah pengetahuan tentang
masalah kesehatan.

Semarang, Juni 2020

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Buang air besar adalah proses dikeluarkannya sisa pencernaan makanan
yang tidak digunakan lagi dan harus dikeluarkan karena dapat menyebabkan
penyakit. Frekuensi buang air besar setiap orang berbeda-beda. Penelitian Tunc,
Weafer, Corazziari, dan Myo-khin ditemukan bahwa semakin bertambah usia,
frekuensi buang air besar semakin berkurang. Hal ini dapat terjadi karena proses
kematangan saluran cerna dan asupan makanan. Frekuensi buang air besar yang
kurang dari normal merupakan salah satu gejala konstipasi.[1]
Prevalensi konstipasi pada anak diperkirakan o,3%-8%.3 Hal ini sesuai
dengan penelitian studi retrospektif oleh LeoningBaucke pada tahun 2005
didapatkan 2,9% prevalensi konstipasi pada usia anak sampai 1 tahun dan
meningkat pada tahun kedua, yaiu sekitar 10,1%.4 Data prevalensi konstipasi di
Indonesia belum tersedia. Namun, terdapat penelitian tentang prevalensi
konstipasi pada anak usia sekolah taman kanak-kanak di wilayah Senen, Jakarta
sebesar 4,4% dan Denpasar, Bali sebesar 15%..[5]
Pada banyak kasus, konstipasi pada anak dimulai dari rasa nyeri saat
buang air besar. Karena nyeri saat buang air besar biasanya anak mulai
menahan-nahan tinja agar tidak dikeluarkan untuk menghindari rasa tidak
nyaman atau nyeri tersebut. Jika menahannahan buang air besar terus berlanjut,
maka keinginan buang air besar akan berangsur hilang yang akan
mengakibatkan penumpukan tinja. Proses buang air besar yang tidak lancer
akan menyebabkan tinja menumpuk hingga menjadi lebih banyak dari biasanya
dan dapat menyebabkan feses mengeras yang kemudian dapat berakibat pada
spasme sfingter anus. Distensi rectal kronik menyebabkan kehilangan
sensitifitas rektal, keinginan defekasi yang dapat berdampak pada inkontinensi
afekal. [10]

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana definisi bayi konstipasi?
2. Bagaimana etiologi bayi konstipasi?
3. Apa saja tanda dan gejala dari bayi konstipasi?
4. Apa komplikasi bayi konstipasi?
5. Bagaimana penatalaksanaan bayi konstipasi ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui definisi, etiologi, tanda gejala, komplikasi dan
penatalaksanaan pada bayi konstipasi?
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pijat pada bayi konstipasi
b. Melihat keefektifan dari pijat untuk mengatasi konstipasi pada bayi

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Konstipasi merupakan keadaan yang sering ditemukan pada anak.
Konstipasi adalah suatu gejala sulit buang air besar yang ditandai dengan
konsistensi feses keras, ukuran besar, dan penurunan frekuensi buang air
besar. Berdasarkan patofisiologi, konstipasi diklasifikasikan atas konstipasi
akibat kelainan organik dan konstipasi fungsional. [2]
2.2 Etiologi Konstipasi
a. Tidak cukup material di dalam usus
b. Kontrol neurologis abnormal
c. Obstruksi Tumor
d. Metabolik
e. Obat-Obatan
f. Penyalahgunaan laksatif
g. Lingkungan
h. Imobilitas
2.3 Tanda dan Gejala
a. Neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium (Kotoran atau feses yang
dihasilkan bayi selama di dalam rahim) dalam 36 jam pertama, pada bayi
tidak mengeluarkan 3 hari atau lebih
b. Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan mekonium yang
menyemprot
c. Feses besar dan tidak dapat digerakkan dalam rectum
d. Bising usus yang janggal
e. Merasa tidak enak badan, anoreksia dan sakit kepala
f. Terdapat luka pada anus
2.4 Komplikasi

5
a. Perdarahan
b. Ulcerasi
c. Obstruksi parsial
d. Diare intermitten
e. Distensi kolon menghilang sensasi regangan rectum yang mengawali
proses defekasi
2.5 Penatalaksanaan
Penanganan konstipasi fungsional dilakukan dengan terapi
farmakologi dan nonfarmakologi. Terapi farmakologi dengan obat laksatif
[6]
sedangkan terapi non-farmakologi dengan diet dan perubahan perilaku.
Terapi pijat merupakan bagian dari terapi nonfarmakologi Terapi pijat telah
dilakukan sejak zaman dahulu sebelum adanya obat-obatan. Beberapa
penelitian tentang pijat telah dilakukan dan didapatkan terapi pijat memiliki
dampak baik yang dihubungkan dengan kondisi dan penyakit pada anak.
Diantara manfaat terapi pijat adalah melancarkan peredaran darah,
pencernaan, dan pertumbuhan.[6]
a. Mencari penyebab
b. Kebiasan BAB yang baik(toilet training)
c. Makanan tingi serat
d. Laksatif
e. Supositoria
f. Anema
g. Irigasi Kolon
h. Terapi pijat
i. Kolaborasi untuk intervensi bedah jika ada indikasi

BAB III

6
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI FISIOLOGIS PADA BAYI.D


UMUR 5 BULAN DI PMB DINA PAHILAFI ROZIQ, A.Md.Keb

I. PENGKAJIAN
Pengkajian tanggal : 24 September 2019
Pukul : 10.00 WIB
A. Data Subjektif
1. Identitas
a. Bayi
Nama : bayi”D”
Tanggal lahir : Selasa 20 Maret 2019
Umur : 6 Bulan
Nama orang tua : Ny. D
Pekerjaan orang tua : IRT
b. Orang Tua
Ibu Ayah
Nama : Ny.D Nama :Tn.H
Umur : 24 thn umur :26 thn
pendidikan :SMP pendidikan : SMA
Pekejaan : IRT pekerjaan : Swasta
Alamat : Semarang alamat : Semarang
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayinya sudah 2 hari mengalami gangguan BAB
3. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin anaknya dipijat agar BAB nya lancar
4. Riwayat Kesehatan

7
a. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1) Ibu mengatakan anak tidak pernah menderita penyakit kronis.
2) Ibu mengatakan anak tidak pernah dirawat di Rumah Sakit.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Ibu mengatakan anak tidak sedang sakit.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Ibu mengatakan di keluarga anak tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti Hepatitis, TBC, dll.
2) Ibu mengatakan di keluarga anak tidak ada yang menderita penyakit
keturunan seperti DM, Tekanan darah tinggi, Jantung, Asma, dll.
3) Ibu mengatakan di keluarga anak tidak ada riwayat kembar.
4) Ibu mengatakan di keluarga anak tidak ada yang mengalami
kecacatan.
5. Riwayat Kelahiran
a. Tanggal lahir : 21April 2019
b. Jenis kelamin : Laki-laki
c. BB lahir : 3100 gram
d. PB lahir : 51 cm
e. LK lahir : 35 cm
6. Riwayat Perkembangan
a. Tengkurap : 3-4 bulan
b. Mengangkat kepala : 3-4 bulan
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan
a. Pola Nutrisi : Minum ASI on demand
b. Pola Eliminasi : BAB 2 – 3 kali/ hari
Konsistensi lembek, warna kuning, bau
khas, tidak ada keluhan
BAK 7 – 8 kali/ hari
Cair, bening kekuningan, bau khas, tidak

8
ada keluhan
c. Pola aktivitas : Anak aktif mengoceh dan bermain
d. Pola istirahat : Tidur siang 2-3 jam
Tidur malam 8 – 12 jam
e. Personal hygiene : Mandi 2 kali/ hari
Ganti baju 2 kali/ hari, ganti diapers
setiap kali penuh

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum: Baik
b. Antopometri
1) BB : 6700 gram
2) PB : 61 cm
3) LK : 39 cm
4) LD : 44 cm
c. Tanda-tanda vital
1) Suhu : 36,5oC
2) RR : 30 kali/menit
3) Nadi : 80 kali/menit
2. Kemampuan Motorik Halus
a. Anak sudah bisa balas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.
b. Tertawa.
3. Kemampuan Motorik Kasar
Anak dapat mengangkat kepala tegak ketika tengkurap.
4. Kemampuan Bahasa dan Penggunaan
Anak mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
5. Status present
a. Kepala : Mesochepal
b. Mata : Simetris, sklera putih/ tidak ikterik,

9
konjungtiva tidak anemis/ merah muda
c. Hidung : Bersih, tidak ada polip
d. Mulut : Bibir tidak kering, lidak tidak kotor, gigi
belum tumbuh
e. Telinga : Simetris, tidak ada serumen
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
g. Dada : Simetris, tidak ada bunyi ronchi, tidak ada
retraksi dinding dada
h. Abdomen : Bentuk bulat simetris, ada bising usus,
perut kembung, teraba massa diatas
simphisis
i. Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan
j. Anus : Tidak ada kelainan, ada lubang anus
K Ekstremitas : Simetris, terkoordinasi, tidak oedema,
kuku bersih, jari-jari lengkap
l. Kulit : Turgor baik
6. Pemeriksaan Penunjang
Tidak Ada
II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
By. D usia 5 bulan dengan konstipasi
B. Dasar
Data Subyektif :
1. Ibu mengatakan anak berusia 5 bulan.
2. Ibu mengatakan anaknya sudah 2 hari mengalami gangguan BAB
Data Objektif :
1. Pemeriksaan umum : keadaan baik
BB : 6700 kg
Suhu : 36,50C
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : Bentuk bulat simetris, ada bising usus, perut kembung, teraba
massa diatas simphisis

10
C. Masalah
Bayi tidak BAB selama 2 hari
Dasar :
Data Objektif : Ibu mengatakan bayinya sudah 2 hari tidak BAB
D. Kebutuhan
Pijat bayi konstipasi
III. IDENTIFIKASI MASALAH/ DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV. ANTISIPASI KEBUTUHAN SEGARA
Tidak ada
V. INTERVENSI
Tanggal : 24 Sptember 2019
Pukul : 10.30 WIB
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaannya.
2. Jelaskan pada ibu untuk dipijat
3. Anjurkan ibu dan keluarga untuk melihat pijat yang dilakukan
4. Lakukan stimulasi senam pada bayi.
5. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayi dan memberikan ASI eksklusif
kepada bayi.
6. Beritahu ibu jadwal untuk dilakukan pijat bayi konstipasi
7. Anjurkan ibu untuk melakukan gerakan sesuai yang diajarkan.
8. Dokumentasikan hasil tindakan
VI. IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaannya bayinya :

11
KU : Baik
BB : 6700 gram
PB : 61 cm
LK/LD : 39 cm / 44 cm
Suhu : 36,50C
2. Menjelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan pemijatan pada bayinya.
Manipulasi secara manual pada jaringan lunak untuk meningkatkan
kesehatan & kesejahteraan bayi dan anak dg tekanan, kecepatan, & teknik
yg bervariasi sesuai dg kebutuhan

3. Menganjurkan ibu untuk melihat pijat yang akan diterapkan ke bayi,


karena pijat ini bisa dilakukan di rumah dan dapat diperankan oleh
orangtua dengan tidak memaksa atau membangunkan bayi ketika tidur.
4. Melakukan pijat dengan gerakan sebagai berikut :
a. Menjelaskan maksud dan tujuan massage
Teknik pijatan ini menimbulkan efek
Memperkuat dinding usus besar
Memperlancar gerakan peristaltic
Pijatan harus dilakukan teratur satu atau dua minggu agar terlihat
hasilnya
b. Mempersiapkan alat
Minyak
Ruangan yang hangat dan tenang
Music
c. Menginstruksikan pada ibu bayi untuk melepas baju bayinya
d. Memposisikan bayi terlentang dengan kaki dekat pemijat
e. Melakukan gerakan resting hands
f. Melakukan gerakan water wheel (lakukan 6-12 kali)
g. Melakukan gerakan knees up (pertahankan 15-20 detik)
h. Melakukan gerakan Sun-Moon (lakukan 6-12 kali)
i. Melakukan gerakan I Love U (lakukan 6-12 kali)
j. Melakukan gerakan walking (lakukan 6-12 kali)
k. Melakukan gerakan knees up (pertahankan 15-20 detik)
l. Melakukan gerakan relaksasi

1
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayi sampai berusia 6 bulan
tanpa memberikan makanan tambahan apapun.
6. Memberitahu ibu jadwal untuk melakukan pijat berikutnya.
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan gerakan sesuai yang diajarkan.
8. Mendokumentasikan hasil tindakan.
VII. EVALUASI
1. Ibu dan keluarga merasa senang bahwa anak dalam keadaan sehat.
2. Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
3. Ibu memperhatikan langkah-langkah pijat dengan baik.
4. Telah dilakukan pijat pada bayi.
5. Ibu bersedia untuk tetap menyusui bayinya sampai usia 6 bulan tanpa
memberikan makanan pendamping ASI.
6. Ibu telah mengetahui jadwal dilakukan tindakan pijat berikutnya.
7. Ibu bersedia untuk melakukan gerakan yang telah diajarkan dan akan
diterapkan di rumah.
8. Telah dilakukan pendokumentasian.

BAB IV

2
PEMBAHASAN

Konstipasi merupakan keadaan yang sering ditemukan pada anak.


Konstipasi adalah suatu gejala sulit buang air besar yang ditandai dengan
konsistensi feses keras, ukuran besar, dan penurunan frekuensi buang air besar.
Berdasarkan patofisiologi, konstipasi diklasifikasikan atas konstipasi akibat
kelainan organik dan konstipasi fungsional.[2]
Penanganan konstipasi fungsional dilakukan dengan terapi farmakologi
dan nonfarmakologi. Terapi farmakologi dengan obat laksatif sedangkan terapi
non-farmakologi dengan diet dan perubahan perilaku. [6] Terapi pijat merupakan
bagian dari terapi nonfarmakologi Terapi pijat telah dilakukan sejak zaman
dahulu sebelum adanya obat-obatan. Beberapa penelitian tentang pijat telah
dilakukan dan didapatkan terapi pijat memiliki dampak baik yang dihubungkan
dengan kondisi dan penyakit pada anak. Diantara manfaat terapi pijat adalah
melancarkan peredaran darah, pencernaan, dan pertumbuhan.[6]
Melakukan pijat dengan gerakan sebagai berikut :
1. Menjelaskan maksud dan tujuan massage
Teknik pijatan ini menimbulkan efek
Memperkuat dinding usus besar
Memperlancar gerakan peristaltic
Pijatan harus dilakukan teratur satu atau dua minggu agar terlihat hasilnya
2. Mempersiapkan alat
Minyak
Ruangan yang hangat dan tenang
Music
3. Menginstruksikan pada ibu bayi untuk melepas baju bayinya
4. Memposisikan bayi terlentang dengan kaki dekat pemijat
5. Melakukan gerakan resting hands
6. Melakukan gerakan water wheel (lakukan 6-12 kali)
7. Melakukan gerakan knees up (pertahankan 15-20 detik)
8. Melakukan gerakan Sun-Moon (lakukan 6-12 kali)

3
9. Melakukan gerakan I Love U (lakukan 6-12 kali)
10. Melakukan gerakan walking (lakukan 6-12 kali)
11. Melakukan gerakan knees up (pertahankan 15-20 detik)
12. Melakukan gerakan relaksasi

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

4
Manipulasi secara manual pada jaringan lunak untuk meningkatkan
kesehatan & kesejahteraan bayi dan anak dg tekanan, kecepatan, & teknik
yg bervariasi sesuai dg kebutuhan.[2]
Konstipasi merupakan keadaan yang sering ditemukan pada anak.
Konstipasi adalah suatu gejala sulit buang air besar yang ditandai dengan
konsistensi feses keras, ukuran besar, dan penurunan frekuensi buang air
besar. Berdasarkan patofisiologi, konstipasi diklasifikasikan atas konstipasi
akibat kelainan organik dan konstipasi fungsional.[2]
B. Saran
Pijat bayi konstipasi aman digunakan untuk terapi bayi dengan konstipasi
namun harus tetap dalam pengawasan tenaga kesehatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

5
MASSAGE BAYI KONSTIPASI

Pengertian Manipulasi secara manual pada jaringan lunak untuk


meningkatkan kesehatan & kesejahteraan bayi dan anak dg
tekanan, kecepatan, & teknik yg bervariasi sesuai dg
kebutuhan
Tujuan  Memperkuat dinding usus besar
 Memperlancar gerakan peristaltic
 Pijatan harus dilakukan teratur satu atau dua minggu agar
terlihat hasilnya
Alat dan bahan 1. Minyak
2. Ruangan yang nyaman
3. Musik
Indikasi Bayi dengan konstipasi
Sikap dan prilaku 1. Menyambut pasien
2. Memperkenalkan diri.
3. Merespon reaksi client
4. Percaya diri
5. Menjaga privasi
Prosedur kerja 1. Mempersiapkan alat berupa minyak , ruangan yang
nyaman dan musik
2. Mencuci tangan
3. Menginstruksikan pada ibu bayi untuk melepas baju
bayinya
4. Memposisikan bayi terlentang dengan kaki dekat pemijat
5. Melakukan gerakan resting hands
6. Melakukan gerakan water wheel (lakukan 6-12 kali)
7. Melakukan gerakan knees up (pertahankan 15-20 detik)
8. Melakukan gerakan Sun-Moon (lakukan 6-12 kali)
9. Melakukan gerakan I Love U (lakukan 6-12 kali)
10. Melakukan gerakan walking (lakukan 6-12 kali)
11. Melakukan gerakan knees up (pertahankan 15-20 detik)
13. Melakukan gerakan relaksasi
Teknik 1. Teruji melakukan tindakan dengan sistematic dan
berurutan.
2. Teruji tanggap terhadap reaksi pasien dan melakukan
kontak mata dengan pasien.
3. Teruji percaya diri dan tidak ragu-ragu.
4. Teruji sabar dan teliti.
5. Dokumentasi.

6
LEAFLET MASSAGE PADA BAYI KONSTIPASI

FORMAT PENILAIAN PRAKTIK (ASKEB DAN VIDEO)


Nama Mahasiswa : Dina Pahilafi Roziq
NIM : 1904063

7
Ruang :

BOBO
TX
N BOBO SCOR
ASPEK YANG DINILAI
O T SCORE E

1 2 3 4

  PERSIAPAN 10%  

1 Menyiapkan pasien 2            

Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman


2 untuk klien 3            

3 Jenis alat disesuaikan dengan kebutuhan 3            

4 Modifikasi alat dan lingkungan 2            

  SIKAP 10%  

5 Melakukan kontrak awal 2            

6 Komunikatif dan dapat bekerjasama 2            

7 Tanggap terhadap kebutuhan 2            

8 Empati 2            

9 Menjaga privasi klien 2            

  KOMUNIKASI 15%  

10 Salam pembuka 1            

11 Menjelaskan tujuan tindakan 2            

12 Menjelaskan prosedur tindakan 2            

13 Komunikatif selama tindakan 3            

14 Membuat kontrak yang akan dating 2            

15 Menggunakan bahasa yang dipahami klien 2            

16 Sikap non verbal baik 2            

17 Kesesuaian waktu kontrak pada klien 1            

8
BOBO
TX
N BOBO SCOR
ASPEK YANG DINILAI
O T SCORE E

1 2 3 4

PELAKSANAAN 35%  

18 Cuci tangan 3            

19 Penempatan alat tepat 2

20 Penggunaan alat sesuai fungsi dan kebutuhan 3            

21 Ketepatan prinsip steril/bersih 12            

22 Sistematis dan efisien 10            

23 Merapikan kembali alat-alat 2            

24 Cuci tangan 3            

EVALUASI 5%  

26 Melakukan evaluasi 5            

  DOKUMENTASI 25%  

Pengkajian
a. Ketepatan penggunaan alat pengkajian
27 b. Validitas data 5            
c. Kelengkapan data kajian (data fokus)
Diagnosa
a. Ketepatan menganalisa data
28 b. Ketepatan merumuskan diagnosa 5            
c. Ketepatan menyusun prioritas masalah
Perencanaan
a. Ketepatan pembuatan tujuan
b. Ketepatan pembuatan kriteria hasil
29 Relevansi intervensi dengan diagnosa 5

30 Implementasi 5            
a. Tindakan sesuai dengan prioritas intervensi
b. Waktu pelaksanaan tepat

9
BOBO
TX
N BOBO SCOR
ASPEK YANG DINILAI
O T SCORE E

1 2 3 4

c. Teknik pelaksanaannya sistematis


d. Kerjasama/ kolaborasi
e. Memperhatikan respon klien
Evaluasi
a. Melakukan evaluasi SOAP dengan benar
31 b. Validitas evaluasi 5            
c. Penampilan klien setelah dirawat
  JUMLAH              

NILAI = Jumlah Score x bobot


100

Pembimbing

( )

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Rochsitasari N, Santosa B, Puruhita N. Perbedaan Frekuensi Defekasi dan


Konsistensi Tinja Bayi Sehat Usia 0-4 Bulan yang Mendapat ASI
Eksklusif, Non Eksklusif, dan Susu Formula. Sari Pediatri. 2011; 13(3):
191-9. 2. Kadim M, Endyarni B. Manfaat Terapi Pijat pada Konstipasi
Kronis Anak. Sari Pediatri. 2011; 12(5): 342-6. 3. Croffie JM, Fitzgerald
JF. Constipation and irritable bowel syndrome. In: Liacouras CA, Piccoli
DA. Pediatric gastroenterology.
2. Greenleaf JE. Physiological responses to prolonged bed rest and fluid
immersion in humans. J Appl Physiol 1984;57:619 –33.
3. Katz VL, McMurray R, Berry MJ, Cefalo RC. Fetal and uterine responses
to immersion and exercise. Obstet Gynecol 1988;72:225–30Philadelphia:
Mosby Elsevier, 2008; p.3040.
4. Loening-Baucke, V. Prevalence, symptoms and out come of constipation
in infants and toddlers. J Pediatr.2005; 146(3):35963.
5. Eva F. Prevalensi Konstipasi dan Faktor Risiko Konstipasi pada Anak.
Universitas Udayana; 2015.
6. Ferius S, Efar P, Mansur S, Gunardi H. Pengaruh Pijat Bayi Menggunakan
Minyak Mineral atau Minyak Kelapa terhadap Kenaikan Berat Badan pada
Neonatus Aterm. Sari Pediatri. 2008; 10(4):219-24.
7. Tehuteru ES, Hegar B, Firmansyah A. Pola Defekasi pada Anak. Sari
Pediatri. 2001;3(3): 129-33.
8. Jufri M, Soenarto YS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani SN.
GastroenterologiHepatologi. CetakanPertama. Jakarta: IDAI; 2010.
9. Biggs WS, Dery WH. Evaluation and treatment of constipation in infants
and children. Am Fam Physician. 2006; 73(3):469-77.
10. Wyllie R. Constipation. Nelson Text Book of Pediatrics. Edisi 18.
Philadelphia: Saunders Elsevier, 2007; p.1525-65.

11
12

Anda mungkin juga menyukai