Anda di halaman 1dari 10

ALAT KONTRASEPSI MANTAP / MOP

Pembimbing
Cut Rahmi Muharrina,S.ST, M.K.M

Disusun oleh kelompok 4 :


1. Nurul Hikmah ( 17173008 )
2. Cut Novi Indriani ( 20173001)
3. Maulida ( 20173006 )

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN, FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS ABULYATAMA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Metode Operasi Pria (MOP) merupakan) Proses operasi vasektomi pemotongan
vas deferens (saluran berbentuk tabung kecil didalam scrotum yang membawa sperma
dari testikel menuju penis ) metode ini bersifat permane,tnamun tidak akan
mempengaruhi kemampuan laki-laki dalam ejakulasi dan organisme. MOP atau
vasektomi adalah metode sterilisasi dengan cara mengikat saluran sperma (vasdeferens)
pria. MOP merupakan tindakan pada kedua saluran bibit pria yang mengakibatkan orang
atau pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapatkan keturunan lagi Vasektomi
merupakan salah satu jenis metode kontrasepsi pada laki-laki dengan melakukan
pemotongan atau penyumbatan vasdeferens untuk mencegah jalannya sperma dari testis
ke penis, sehingga mencegah kehamilan. Vasektomi alat kontrasepsi yang di peruntukan
untuk pria yang tidak ingin lagi memerlukan prosedur pembedahan dan diperlukan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainya.
Di Indonesia peserta aktif pada bulan Januari tahun 2010 menunjukkan bahwa
prevalensi KB di Indonesia adalah 75,8%. Diantaranya akseptor wanita sebanyak 74,3%
dan akseptor pria sebanyak 1,6%. Rendahnya penggunaan kontrasepsi dikalangan pria di
perparah oleh persepsi selama ini, bahwa program KB hanya di peruntukkan bagi wanita,
sehingga pria lebih kecenderungan pengguna tenaga perempuan sebagai petugas dan
promotor untuk kesuksesan program KB. Praktek KB merupakan permasalahan sosial
yang berarti juga merupakan permasalahan pria dan wanita. Data cakupan di Indonesia
peserta KB aktif 60,9 % pada Tahun 2016. Peserta KB aktif menurut metode kontrasepsi
Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak 0,64%. Dengan data cakupan peserta KB aktif
59,7% Tahun 2017 peserta KB aktif seluruh metode kontrasepsi di Indonesia lalu jumlah
Metoda Operasi Pria (MOP) sebanyak 0,1%. Dari hasil pencapaian ada kenaikan hanya
sedikit karena merasa enggan untuk konsultasi dan mendapat pelayanan demikian pula
terbatasnya jumlah sarana pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pria serta waktu
buka sarana pelayanan tersebut.
Data cakupan yang diperoleh dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) 2016 jumlah akseptor aktif sebanyak 410.94 peserta akseptor, MOP
1,374 peserta. 8 dan pada tahun 2017 akseptor aktif sebanyak 201,744 lalu akseptor
peserta MOP adalah sebanyak 1.374. Masih belum menunjukkan hasil yang
menggembirakan, hal ini di sebabkan karena sinergitas Pemerintah Daerah itu sendiri dan
mitra kerja di semua tingkatan wilayah belum optimal dalam pengolahan dan
pelaksanaan.
B. Rumusan masalah
Apa yang dimaksud dengan metode operasi pria (MOP) ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan tentang MOP
2. Untuk mengetahui jenis;jenis MOP
3. Untuk mngetahui keuntungan dan kerugian MOP
4. Untuk mengetahui efek samping MOP
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi MOP
6. Untuk mengetahui indikadi dan kontra indikasi MOP
7. Untuk mengetahui komplikasi MOP
8. Untuk mengetahui syarat melakukan MOP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian MOP
Metode Operasi Pria (MOP) Vasektomi adalah istilah dalam ilmu bedah yang
terbentuk dari dua kata yaitu vas dan ektomi. Vasektomi adalah pemotongan sebagian
(0,5cm-1cm) pada vasa deferensia atau tindakan operasi ringan dengan cara mengikat dan
memotong vas deferen sehingga sperma tidak dapat lewat dan air mani tidak
mengandung spermatozoa, sehingga tidak terjadi pembuahan, operasi berlangsung kurang
lebih 15 menit dan pasien tak perlu dirawat. Sperma yang sudah dibentuk tidak akan
dikeluarkan oleh tubuh, tetapi diserap dan dihancurkan oleh tubuh (Mulyani dan
Rinawati, 2013).
B. Jenis-jenis (MOP)
1. Vasektomi Tanpa Pisau (VTP atau No-scalpel Vasectomy)
Vasektomi tanpa pisau (diciptakan Key-Hole), di mana hemostat tajam, untuk
menusuk skrotum, sehingga mampu mengurangi waktu penyembuhan serta
menurunkan kesempatan infeksi (sayatan).
2. Vasektomi dengan insisi skrotum (tradisional)
Vasektomi dengan insisi skrotum, dimana dilakukan pembedahan kecil pada
deferensia vasa manusia yang terputus, dan kemudian diikat / ditutup dengan cara
seperti itu untuk mencegah sperma dari memasuki aliran mani (ejakulasi).
3. Vasektomi semi permanen Vasektomi
Semi Permanen yakni vas deferen yang diikat dan bisa dibuka kembali untuk
berfungsi secara normal kembali dan tergantung dengan lama tidaknya pengikatan
vas deferen, karena semakin lama vasektomi diikat, maka keberhasilan semakin
kecil, sebab vas deferen yang sudah lama tidak dilewati sperma akan menganggap
sperma adalah benda asing dan akan menghancurkan benda asing (Mulyani dan
Rinawati, 2013).
C. Keuntungan dan kerugian menggunakan (MOP)
1. Keuntungan MOP
a. Efektif untuk jangka panjang
b. Teknik operasi yang sederhana dapat dikerjakan kapan saja.
c. Vasektomi lebih murah dan lebih sedikit komplikasi
d. Tidak mempengaruhi kemampuan dalam berhubungan seksual
2. Kekurangan MOP
a. Merasa takut jika mempengaruhi kemampuan seks atau menyebabkan masalah
ereksi pada laki-laki
b. Sedikit rasa sakit dan rasa ketidak nyamanan
c. Vasektomi tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual
termasuk HIV.
D. Efek samping (MOP)
Efek samping pada pengguna vasektomi tidak memiliki efek yang bersifat
merugikan, sperma yang diproduksi akan kembali diserap tubuh tanpa menyebab
gangguan metabolisme, rasa nyeri atau ketidaknyamanan akibat pembedahan yang
biasanya hanya berlangsung beberapi hari, infeksi akibat perawat bekas operasi yang
tidak bagus atau disebabkan karena dari lingkungan luar bukan dari vasektomi dan
vasektomi tidak berpengaruh terhadap kemampuan laki-laki untuk melakukan hubungan
seksual (Mulyani dan Rinawati, 2013).
E. Indikasi dan kontraindikasi (MOP)
1. Indikasi MOP yaitu menunda kehamilan, mengakhiri kesuburan, membatasi
kehamilan dan setiap pria, suami dari suatu pasangan usia subur yang telah memiliki
jumlah anak cukup dan tidak ingin menambah anak (Saifudin,2010).
2. Kontra indikasi MOP yaitu infeksi kulit lokal misalnya scabies, infeksi traktus
genetalia, kelainan skrotum atau sekitarnya (varicocele,hydrocele besar, filariasis,
hernia inguinalis, orchiopexy, luka parut bekas operasi hernia, skrotum yang sangat
tebal), penyakit sistemik (penyakit-penyakit perdarahan, diabetes mellitus, penyakit
jantung koroner yang baru) dan riwayat perkawinan, psikologi atau seksual yang
tidak stabil ( Hartanto dalam Ambarawati, 2012).
F. Komplikasi (MOP)
1. Komplikasi minor : 5% dan 10% pria mengalami masalah lokal minor setelah
prosedur. Setelah efek anestesia lokal hilang (sekitar dua jam), pasien akan merasa
sedikit tidak nyaman yang biasanya dibantu dengan mengkonsumsi penghilang rasa
sakit ringan (paracetamol atau aspirin). Sebagian besar pria menyadari adanya
pembengkakan dan memar ringan di sekitar area operasi yang berlangsung selama
beberapa hari. Terkadang terjadi infeksi dan membutuhkan antibiotik. Apabila
merasakan adanya nyeri, bengkak atau kemerahan yang menetap, segera hubungi
dokter umum (Glasier, 2012).
2. Komplikasi mayor : hematoma (terjadi masa bekuan darah dalam kantong skrotum
yang berasal dari pembuluh darah yang pecah), terapi untuk hematoma kecil adalah
kompres es dan istirahat beberapa hari, untuk hematoma besar skrotum kembali
dibuka, ikat pembuluh darah dan lakukan drainase. Komplikasi lainnya yaitu infeksi,
sperm granuloma (bocornya spermatozoa kedalam jaringan sekitarnya).
komplikasi awal vasektomi meliputi hematoma dan infeksi, dengan kejadian rata-
rata pada laporan yang dipublikasikan yaitu sekitar 2% dan 3,4%. Nyeri testis kronis
atau sindrom nyeri post vasektomi adalah salah satu komplikasi vasektomi
postoperatif yang paling sering dialami oleh pasien post vasektomi.
G. Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan KB MOP
1. Faktor Internal
a. Faktor Biaya
Biaya ditanggung oleh Asuransi Kesehatan, merupakan salah satu layanan
promotif dan preventif yang diberikan kepada masyarakat untuk melakukan
program KB dengan biaya rendah. Bagi akseptor KB dengan membayar sendiri
biaya yang dikeluarkan relatif mahal.
b. Faktor Efektifitas Efektifitas Metode Operasi Pria (MOP) adalah 99 % lebih.
H. Syarat melakukan MOP
syarat untuk melakukan vasektomi antara lain:
1. Syarat sukarela yaitu klien benar-benar bersedia memakai kontrasepsi mantap secara
sukarela, tidak ada paksaan dan klien telah mengetahui semua yang berhubungan
dengan kontrasepsi mantap.
2. Syarat bahagia yaitu perkawinan sah dan harmonis, memiliki anak hidup dua orang,
umur anak terkecil > 2 tahun, keadaan fisik dan mental anak sehat, mendapat
persetujuan istri dan umur istri
3. Syarat sehat yaitu dilakukan melalui pemeriksaan pra-bedah oleh dokter.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi adalah prosedur klinik untuk
menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferens
sehingga mengambat perjalanan spermatozoa dan tidak di dapatkan spermatozoa didalam
semen/ejakulasi (tidakk ada penghantaran spermatozoa dari testis ke penis), sangat aman,
sederhana dan sangat efektif, memakan waktu yang singkat dan tidak memerlukan
anestisi umum.
B. Saran
1. Bagi pemerintah untuk meningkatkan penyuluhan program KB yang profesional atau
yang lebih menyukai agar masyarakat betul-betul mengetahui tentang program KB
serta mengadakan penyuluhan – penyuluhan secara rutin pada masyarakat.
2. Bagi petugas Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, BPMPKB diharapkan
untuk mendalami tentang program KB agar dapat dirasakan guna dan manfaat dari
program ini.
3. Bagi peneliti banyak wawasan yang didapatkan lapangan semoga peneliti
mendapatkan bermacam wawasan untuk selanjutnya. 4. Bagi peneliti selanjutnya agar
dapat menjadi pedoman untuk yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Glasier A . 2012. Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.


Mulyani S.N, dan Rinawati M. 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Ambarwati, , Hartanto. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Abdul Bari Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan, edisi4. Jakarta: Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai