Anda di halaman 1dari 20

RESUME

ALAT KONTRASEPSI

DOSEN PENGAMPUH :

ADRIANA NARA, S.Si., T., M.Kes

DISUSUN OLEH :

NAMA : JULIA KRISDAYANTI KOMBA

NIM : PO5303203200726

TINGKAT : 2B

MATA KULIAH : MATERNITAS

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU

TAHUN 2021/2022
A. Implant
1. Pengertian
Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan
dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga sampai lima tahun. Kontrasepsi
implant ini memiliki cara kerja menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan
selaput lendir endometrium tidak siap untuk menerima pembuahan (nidasi),
mengentalkan lendir dan menipiskan lapisan endometrium dengan efektivitas
keberhasilan kontrasepsi implant sebesar 97-99% (BKKBN, 2013).

2. Cara Kerja Dan Efektifitas

Cara kerja implant ditanamkan di bawah kulit, biasanya dilengan atas. Implant
mengandung progesteron yang efektifitasnya adalah membuat lendir seviks
menjadi kental, mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi, mengurangi transportasi sperma, menekan ovulasi, dan 99
sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan (Mega dan
Wijayanegara, 2017).

3. Keuntungan

Keuntungan dari kontrasepsi implant adalah perlindungannya dalam jangka


panjang, pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, bebas
dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu kegiatan senggama, tidak mengganggu
produksi ASI, klien hanya perlu kembali ke klinik apabila ada keluhan, dan dapat
dicabut sesuai dengan waktu yang diinginkan. Waktu yang baik untuk penggunaan
implant adalah setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7 (Bangun,
2017).

4. Kelemahan

Tidak dianjurkan untuk penderita penyakit hati, kanker payudara, perdarahan tanpa
sebab, penggumpalan darah, penderita tekanan darah tinggi, kolesterol tinggo,
penyakit jantung (Mega dan Wijayanegara, 2017).

5. Efek Samping

Pada kebanyakan pasien yang menggunakan KB Implant dapat menyebabkan


perubahan pola haid berupa perdarahan bercak(spotting), hipermenorea, atau
meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea, hingga timbul-timbulnya
keluhan sakit kepala, peningkatan atau penurunan berat badan, nyeri payudara serta
perasaan mual (Mulyani dan Rinawati, 2013).

6. Indikasi Implant

Pada wanita reproduksi yang berusia 20-35 tahun yang telah memiliki anak sesuai
dengan yang diinginkan, menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi
dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang, pasca persalinan dan
sedang menyusui bayinya yang berusia 6 minggu atau lebih (Mulyani dan
Rinawati, 2013).

7. Kontraindikasi Implant

a) Hamil atau didugahamil

b) Perdarahan pervaginam yang belum jelaspenyebabnya

c) Benjolan/kanker payudara atau riwayat kankerpayudara

d) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yangterjadi

e) Miomauterus

f) Gangguan toleransi glukosa (Arum dan Sujiyati, 2011).

B. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / Intra Uterine Devices (IUD)

1. Pengertian

IUD (Intra Uterin Device) atau nama lain adalah AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastic yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke
dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN, 2014). Sangat
efektif yaitu 0,5-1 kehamilan per 100 perempuan selama satu tahun pertama
penggunaan (Arum dan Sujiyati, 2011).

2. Jenis

Saat ini IUD (Intra Uterin Device) yang umum beredar dan digunakan adalah :

a) IUD (Intra Uterin Device) terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan pada
lengan dan batang IUD (Intra Uterin Device) terdapat tembaga.
b) IUD (Intra Uterin Device) Nova T, terbentuk dari rangka plastik dan tembaga.
Pada ujung lengan bentuk agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga
hanay ada di batangnya.

c) IUD (Intra Uterin Device) Mirena, terbentuk dari rangka plastic yang
dikelilingi oleh silinderpelepas hormone progesteron yang bisa dipakai oleh
ibu menyusui karena tidak menghambat ASI (Mulyani dan Rinawati, 2013).

3. Cara Kerja

Cara kerja IUD (Intra Uterin Device) adalah mencegah terjadinya pembuahan
dan mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopi (Mulyani dan
Rinawati, 2013).

4. Keuntungan

Keuntungan penggunaan MKJP jenis IUD yakni hanya memerlukan satu kali
pemasangan untuk jangka waktu yang lama dengan biaya yang relatif murah,
aman karena tidak mempunyai pengaruh sistemik yang beredar ke seluruh tubuh,
tidak mempengaruhi produksi ASI dan kesuburan (Azijah et al., 2020).
Pemasangan Kontrasepsi IUD dapat dilakukan pada saat sedang haid yang
berlangsung saat hari pertama atau terakhir, sewaktu postpartum secara dini,
secara langsung dan tidak langsung (Triyanto dan Indriani, 2019).

5. Indikasi IUD (Intra Uterin Device)

IUD (Intra Uterin Device) dapat digunakan pada wanita usia reproduksi,
menginginkan kontrasepsi jangka panjang, setelah melahirkan, ibu yang
menyusui, risko rendah IMS (Infeksi Menular Seksual), dan tidak menghendaki
metode hormonal (Mega dan Wijayanegara, 2017).

6. Kontraindikasi IUD (Intra Uterin Device)

a) Hamil atau diduga hamil

b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

c) Sedang menderita penyakit genetalia

d) Sering ganti pasangan

e) Kanker genetalia atau payudara (Arum dan Sujiyati, 2011)


C. Metode Operasi Wanita (MOW)

1. Pengertian

Kontrasepsi metode operasi wanita (MOW) atau tubektomi atau juga dapat
disebut sterilisasi adalah tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur
sehingga sel telur tidak dapat melewati saluran telur sehingga sel telur tidak
bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak terjadi kehamilan. Sangat
efektif (0,5 kehamilan per 100 prempuan selama tahun pertama penggunaan)
dan efektif 6-10 minggu setelah operasi (Triyanto dan Indriani, 2019).

2. Cara Kerja

Cara kerja tubektomi adalah dengan mengikat tuba falopi sehingga sperma
tidak dapat bertemu dengan ovum (Mega dan Wijayanegara, 2017).

3. Indikasi tubektomi

a) Umur lebih dari 26 tahun

b) Anak lebih dari 2 orang

c) Yakin telah mempunyai keluarga dengan jumlah yang diinginkan

d) Ibu pasca persalinan

e) Pasien paham dan setuju dengan prosedur tubektomi terutama


pengetahuan pasangan tentang cara-cara kontrasepsi ini dengan risiko dan
sifat permanennya kontrasepsi ini (Mulyani dan Rinawati, 2013).

4. Kontraindikasi tubektomi

a) Hamil atau diduga hamil

b) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya

c) Belum memberikan persetujuan tertulis

d) Tidak boleh menjalani prosespembedahan

e) Usia di bawah 30 tahun yang belum dan masih ingin memiliki anak (Mega
dan Wijayanegara, 2017).
5. Keterbatasan

Harus dipertimbangkan sifat permanenya metode kontrasepsi ini yang mana


pasien dapat menyesal dikemudian hari, resiko komplikasi kecil, tetapi disisi
lain hal yang utama yang harus disiapkan adalah persetujuan suami bahwa bagi
calon akseptor tidak akan bisa menambah lagi keturunan (Mulyani dan
Rinawati, 2013).

D. Metode Operasi Pria (MOP)

1. Pengertian

Metode operasi pria yang dikenal dengan nama vasektomi merupakan operasi
kecil yang lebih ringan dari pada sunat/khitanan pada pria. Bekas operasi hanya
berupa satu luka di tengah atau luka kecil di kanan kiri kantong zakar (kantung
buah pelir) atau scrotum. Vasektomi berguna untuk menghalangi transport
spermatozoa (sel mani) di pipa-pipa sel mani pria (saluran mani pria) (Mega dan
Wijayanegara, 2017).

B. Keuntungan

a) Tidak ada kematian

b) Pasien tidak perlu dirawat di Rumah Sakit

c) Dilakukan anatesi lokal

d) Tidak mengganggu hubungan sex

e) Tidak memerlukan biaya banyak

C. Kekurangan

a) Harus dilakukan pembedahan

b) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak

c) Masih memungkinkan terjadi komplikasi (misal perdarahan, nyeri, dan


infeksi).

d) Tidak melindungi pasangan dari penyakit menular seksual termasuk


HIV/AIDS (Mulyani dan Rinawati, 2013).
D. Kontraindikasi

a) Jika ada peradangan pada kulit sekitar skrotum sebaiknya disembuhkan


terlebih dahulu

b) Penderita Hernia

c) Perdarahan

d) Hematoma

e) Keadaan jiwa tidak stabil (Mega dan Wijayanegara, 2017).

E. Suntik

1. Pengertian

KB suntik adalah salah satu pilihan alat kontrasepsi yang bisa Anda gunakan
jika ingin mencegah kehamilan. Lama waktu penggunaan KB ini yakni sekitar 8-
13 minggu. Biasanya, lama waktu ini tergantung dari jenis KB suntik yang Anda
gunakan. Jadi, Anda tidak perlu khawatir jika tidak menggunakan alat kontrasepsi
lain, seperti kondom, saat melakukan aktivitas seksual dengan pasangan dalam
kurun waktu tersebut.

2. Mekanisme kerja

KB suntik diberikan dengan cara menyuntikkan hormon progestin ke dalam


aliran darah. Sebelum pakai, Anda perlu tahu bahwa macam-macam atau jenis
KB suntik biasanya dibedakan dari dosis dan jangka waktu pemberiannya.

3. Jenis-jenis KB Suntik

Berikut adalah 2 jenis KB suntik yang paling sering digunakan:

a. Suntikan KB 1 bulan, merek dagang Cyclofem atau Mesigyna.

b. Suntikan KB 3 bulan, merek dagang Depo-Provera.

4. Indikasi

Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki


pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak
sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien
yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat
melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan
klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau
sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.

5. Kontraindikasi

Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi


pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika
ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung,
varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau
organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan
perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak
jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan
yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.

6. Kelebihan

a. KB suntik efektif mencegah kehamilan

b. Tidak mengganggu aktivitas seks

c. KB suntik tergolong aman

d. Bermanfaat untuk kondisi kesehatan

7. Kekurangan

a. Menstruasi jadi tidak teratur

b. Timbul berbagai masalah kesehatan

c. Butuh waktu lama hingga masa subur kembali normal

d. Peningkatan berat badan

e. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual

F. Kondom

1. Pengetian

Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi yang banyak dipilih karena
praktis, murah, dan mudah diperoleh. Penggunaan kondom secara benar dapat
membantu mencegah kehamilan sekaligus melindungi tubuh dari penyakit
menular seksual (PMS).

2. Cara Penggunaan

a. Perhatikan kemasan dan tanggal kedaluwarsa kondom. Jangan gunakan


kondom yang kemasannya rusak atau telah melewati tanggal kedaluwarsa.

b. Buka kemasan kondom dengan hati-hati agar kondom tidak robek.


Kondom rentan untuk sobek jika terkena benda tajam, seperti perhiasan
atau kuku.

c. Jika kondom yang digunakan tidak dilapisi pelumas, oleskan pelumas ke


kondom sebelum digunakan.

d. Pasang kondom pada penis yang ereksi. Sisakan sekitar 1 cm pada ujung
kondom yang tidak memiliki penampung sperma.

e. Tekan dengan telunjuk dan ibu jari untuk mengeluarkan udara yang
kemungkinan terperangkap pada ujung kondom.

f. Gulung kondom ke arah bawah penis, Pastikan kondom yang dikenakan


menutupi seluruh penis

g. Jika kondom sulit digulirkan, tandanya Anda menggunakannya dalam


posisi terbalik. Segera ganti dengan kondom yang baru apabila sisi yang
salah dari kondom sudah menempel pada ujung penis.

h. Lepas kondom segera setelah ejakulasi. Pegang bagian bawah kondom


yang berada di bagian dasar penis untuk melepasnya.

i. Lepas kondom secara perlahan agar sperma tidak tercecer.

j. Ikat pangkal kondom dan buang kondom bekas pakai ke tempat sampah.

k. Gunakan kondom baru setiap kali akan melanjutkan hubungan seks


setelah ejakulasi.

3. Indikasi

Indikasi penggunaan kondom adalah semua pasangan usia subur yang ingin
berhubungan seksual namun belum menginginkan kehamilan, serta untuk
perlindungan maksimal terhadap IMS
4. Kontraindikasi

Kontraindikasi penggunaan kondom adalah apabila secara psikologis pasangan


tidak dapat menerima metode ini, malformasi penis, apabila salah satu pasangan
alergi terhadap karet lateks

5. Kelebihan

Keuntungan menggunaan kondom adalah sangat efektif sebagai alat


kontrasepsi bila digunakan secara benar, tidak mengganggu produksi air susu ibu
(ASI) bagi ibu yang menyusui, memberi perlindungan terhadap penyakit-penyakit
akibat hubungan seksual termasuk infeksi HIV, tidak memerlukan pemeriksaan
medis atau pengawasan ketat, murah dan dapat dibeli secara umum (tidak
memerlukan resep), metode sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus
ditunda.

6. Kekurangan

Kerugian penggunaan kondom adalah angka kegagalan relatif tinggi, perlu


menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seksual guna
memasang kondom, perlu digunakan secara konsisten hati-hati dan terus-menerus
pada setiap berhubungan seksual, beberapa orang dapat alergi terhadap bahan
karet kondom sehingga menimbulkan iritasi.

G. Pil

1. Pengertian

Pil KB merupakan jenis alat kontrasepsi hormonal yang perlu dikonsumsi


secara teratur pada waktu yang sama setiap harinya agar efektif. Perlu diketahui
bahwa pil KB tidak bisa mencegah penularan penyakit menular seksual termasuk
HIV/AIDS

2. Jenis-jenis pil

a. Pil kombinasi

1) Pil KB monofasik

2) Pil KB bifasik
3) Pil KB trifasik

4) Pil KB tetrafasik

b. Pil khusus

Pil KB khusus progestin (progesteron sintetis) ini biasanya dikenal dengan


nama pil mini. Pil KB ini hanya terdiri dari pil aktif, yang di dalamnya
terdapat progestin dengan jumlah yang konstan

3. Efek samping

a. Mual

b. Flek atau perdarahan vagina di luar siklus menstruasi

c. Volume darah menstruasi lebih sedikit dari biasanya

d. Penurunan gairah seksual (libido)

e. Perubahan suasana hati

f. Sakit kepala ringan

g. Payudara bengkak atau sakit ketika disentuh

4. Indikasi

Menurut Saifuddin (2006; h. MK-50) indikasi kontrasepsi pil antara lain :

a. Usia reproduksi

b. Tidak memiliki anak, atau belum memiliki anak

c. Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode


menysui

d. Mempunyai tekanan darah tinggi (selama <180/110 mmHg) atau memiliki


masalah dengan pembekuan darah

e. Pasca persalinan dan tidak menyusu

f. Pasca keguguran

g. Perokok segala usia

h. Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan


estrogen
5. Kontraindikasi

a. Hamil (diketahui atau dicurigai);

b. Perdarahan saluran genitalia yang tidak terdiagnosis;

c. Penyakit arteri berta pada masa lalu atau saat ini;

d. Kelainan lipid berat;

e. Menderita penyakit

f. trofoblastik; f) Kehamilan ektopik sebelumnya; g) menderita penyakit hati,

g. adenoma atau kanker hati saat ini

6. Kelebihan

a. Mampu mengurangi gejala PMS (sindrom pramenstruasi).

b. Melindungi Anda dari penyakit radang panggul.

c. Mengurangi risiko fibrosis, kista ovarium, dan penyakit payudara nonkanker.

d. Sama sekali tidak mengganggu seks karena dikonsumsi dengan cara


diminum.

e. Periode menstruasi lebih teratur, ringan, dan tidak terlalu menyakitkan.

f. Mengurangi risiko kanker indung telur, rahim, dan usus besar.

g. Bisa langsung program hamil setelah berhenti mengonsumsi pil KB.

7. Kekurangan

a. Tidak melindungi Anda dari penyakit kelamin.

b. Harus diminum setiap hari di jam yang sama dan tidak boleh terlewat jika
ingin mendapatkan perlindungan penuh.

c. Bisa meningkatkan tekanan darah.

d. Menyebabkan berbagai efek samping seperti sakit kepala, mual, nyeri pada
payudara, dan perubahan mood yang drastis di awal-awal pemakaian.

e. Terkadang mengakibatkan adanya perdarahan di luar haid pada bulan-bulan


pertama pemakaian.
f. Dalam beberapa kasus dapat meningkatkan risiko pembekuan darah dan
kanker payudara.

H. Senggama terputus

1. Pengertian

Senggama terputus atau coitus interuptus merupakan metode kontrasepsi


zaman dahulu ketika obat dan peralatan medis belum banyak berkembang. Tanpa
menggunakan alat atau obat tertentu, senggama terputus dilakukan dengan
menarik penis keluar sebelum ejakuasi terjadi.

2. Kelebihan

a. Tidak membutuhkan biaya

b. Tidak ada efek samping apa pun,

3. Kekurangan

Efektivitas senggama terputus terbilang cukup rendah, yaitu sebesar 70 persen.


Artinya, dari 100 pasangan yang melakukan praktik kontrasepsi ini, 30 pasangan
tetap mengalami kehamilan. Oleh karena itu, kontrasepsi ini tak terlalu dianjurkan
oleh kalangan medis.

I. Kontrasepsi kalender

1. Pengertian

Sistem KB kalender adalah salah satu metode mencegah kehamilan dengan


memanfaatkan kalender sebagai alat pemantau siklus masa subur.

Saat menggunakan metode ini perempuan harus mencatat kapan siklus


menstruasi yang mereka jalani dan dijadikan sebagai penghitungan masa subur di
siklus berikutnya

2. Kelebihan

a. Murah dan butuh biaya yang sangat sedikit

b. Aman digunakan
c. Tidak memerlukan konsumsi obat-obatan yang mungkin bisa berdampak
pada kesehatan

d. Tidak memiliki efek samping

e. Dapat dihentikan dengan mudah dan segera jika kamu dan pasangan
memutuskan ingin hamil

3. Kekurangan

a. Harus secara konsisten mencatat siklus menstruasi setidaknya 6 bulan


sebelum benar-benar mengaplikasikannya

b. Tidak boleh berhubungan seks saat masa subur apalagi tanpa pengaman

c. Kedua anggota pasangan harus terlibat dalam proses tersebut

d. Tingkat kegagalan sistem KB kalender lebih tinggi ketimbang kontrasepsi


lain seperti pil KB, suntik KB susuk KB, atau kontrasepsi lain

e. KB kalender tidak melindungi dari infeksi menular seksual, seperti klamidia,


herpes, atau HIV

f. Membatasi hubungan seksual yang dilakukan secara spontan

J. Memeriksa lendir serviks

1. Pengertian

Pada masa subur, tubuh wanita dapat memberikan beberapa sinyal, salah
satunya adalah perubahan pada lendir serviks. Memperhatikan perubahan tekstur
dan warna lendir serviks ini dapat dimanfaatkan sebagai metode kontrasepsi
alami.

Serviks atau leher rahim berada di bagian bawah rahim dan memiliki bentuk
seperti silinder dengan panjang sekitar 4 sentimeter. Bagian rahim ini memiliki
peran penting dalam proses kehamilan. Hal ini karena serviks merupakan saluran
penghasil lendir yang bertugas untuk membawa sperma menuju sel telur.
2. Cara memeriksa

Untuk mengambil lendir serviks, Anda dapat memasukkan jari yang bersih
ke dalam vagina hingga mencapai serviks atau mengusap area intim dengan tisu
toilet. Setelah itu, tekstur lendir serviks dapat diperiksa dengan cara
merentangkan lendir yang telah diambil di antara dua jari.

Anda mungkin juga menyukai